Disusun Oleh :
Nama : Nur Ain
NIM : 732322201052
Jurusan : Teknik sipil (B)
PEMBAHASAN
Keras (tahan terhadap goresan, potongan atau keausan), kenyal (tahan patah bila
dibentang), kuat (tahan terhadap benturan, pukulan martil), dan liat (dapat ditarik).
Yang dimaksud besi dalam bidang keteknisan adalah besi teknis, bukan besi murni,
karena besi murni (Fe) tidak memenuhi pernyataan teknik, persyaratan teknik adalah
kekuatan bahan, keuletan, dan ketertahanan terhadap pengaruh luar (korosi, aus, bahan
kimia, suhu tinggi dan sebagainya).
Besi teknis selalu tercampur dengan unsure-unsur lain misalnya karbon (C), silicon
(Si), mangan (Mn), Fosfor (P), dan belerang (S).
Pengertian dari bahan bukan logam atau non logam adalah unsure kimia yang
mempunyai sifat-sifat, yaitu :
Elastis (karet), cair (bahan pelumas, dan tidak dapat menghantarkan arus listrik
(bahan isolasi)).
Peka terhadap api (bahan baker, tidak dapat terbakar (Asbes) dan mudah pecah
2.1.3 Klasifikasi Logam
Klasifikasi ikatan logam menurut golongannya adalah:
1. Ikatan Logam pada Unsur Transisi
Logam transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Alasannya adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam kondisi
delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang dapat terlibat,
kecenderungan daya tarik akan semakin lebih kuat. Contoh ikatan logam pada unsur
transisi transisi adalah Ag, Fe, Cu dan lain-lain.
2. Ikatan logam pada unsur golongan utama
Ikatan logam pada unsur golongan utama relatif lebih lemah dibandingkan
dengan dengan unsur golongan transisi. Contohnya kristal besi lebih kuat dibandingkan
dengan kristal logam magnesium.
Berdasarkan unsur penyusunnya dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Ikatan logam antar unsur sejenis
Misalnya Ikatan antara unsur litium dengan unsur litium yang lainnya.
2. Ikatan logam antar unsur yang berbeda jenis (alloy).
Bahan-bahan logam yang bukan hanya dibuat dari satu jenis unsur logam tetapi
telah dicampur atau ditambah dengan unsur-unsur lain disebut alloy atau sering disebut
lakur atau paduan. Alloy terbentuk apabila leburan dua atau lebih macam logam
dicampur atau leburan suatu logam dicampur dengan unsur-unsur nonlogam yang
campuran tersebut tidak saling bereaksi serta masih menunjukan sifat sebagai logam
setelah didinginkan.
Alloy dibagi menjadi dua macam yaitu alloy selitan dan alloy substitusi. Disebut
alloy selitan bila jari-jari atom unsur yang dipadukan sama atau lebih kecil dari jari-jari
atom logam. Sedangkan alloy substitusi terbentuk apabila jari-jari unsur yang dipadukan
lebih besar dari jari-jari atom logam.