MODUL
DESMARITA LENI.D,.MT
TEKNIK MESIN
2022
Pengelompokan Bahan Logam
Tidak semua bahan di sekitar kita ini dapat disebut bahan teknik, karena
bahan teknik harus memenuhi syarat mekanis, kimia, teknologis dan ekonomis.
Selain itu juga harus dipertimbangkan mengenai kemampuan bahan, daya tahan
bahan, dan yang lebih penting dapat digunakan dalam bidang teknik dan teknik
proses.
Bahan teknik dapat digolongkan dalam kelompok logam dan bukan logam,
selain dua kelompok tersebut ada kelompok lain yang dikenal dengan nama
metalloid (artinya menyerupai logam) yang sebenarnya termasuk bahan bukan
logam. Logam dapat digolongkan pula dalam kelompok logam ferro yaitu logam
yang mengandung besi, dan logam non ferro atau logam bukan besi. Dari semua
jenis logam dapat digolongkan menjadi logam murni dan logam paduan. Logam
paduan artinya logam yang dicampur dengan logam lain atau bahkan dicampur
dengan bukan logam.
Dari semua golongan logam, dapat dibedakan menjadi lima bagian:
3
Logam berat, apabila berat jenisnya lebih besar dari 5 kg/dm . Misalnya: nikel,
kromium, tembaga, timah, seng dan besi.
3
Logam ringan, apabila berat jenisnya kurang dari 5 kg/dm . Misalnya:
alumunium, magnesium, natrium, titanium dan lain-lain.
Logam mulia, dengan pengertian walaupun logam itu tidak dicampur dengan
logam lain atau unsur lain sudah dapat dipakai sebagai bahan teknik. Misalnya
emas, perak dan platina.
Logam refraktori yaitu logam tahan api.
Logam radioaktif, misalnya uranium dan radium.
Dalam penggunaan dan pemakaian pada umumnya, logam tidak
merupakan logam murni melainkan logam paduan. Logam murni dalam pengertian
ini adalah logam yang tidak dicampur dengan unsur lainnya, atau yang diperoleh
dari alam (tambang) dalam keadaan murni dengan kadar kemurnian 99.99%.
Dengan memadukan dua logam atau lebih dapat diperoleh sifat-sifat yang
lebih baik daripada logam-logam aslinya. Dengan memadukan dua logam yang
lemah dapat diperoleh logam paduan yang kuat dan keras. Misalnya tembaga dan
timah, keduanya adalah logam yang lunak dan lemah, bila dipadukan menjadi
logam yang keras dan kuat dengan nama perunggu. Besi murni adalah bahan
yang lunak, sedangkan karbon (bukan logam) adalah bahan yang rapuh. Paduan
besi dengan zat arang menjadi baja yang keras dan liat.
Logam pada umumnya terdapat di alam (tambang) dalam bentuk bijih-
bijih berupa batuan atau mineral. Bijih logam tersebut masih terikat dengan unsur-
unsur lain sebagai oksida, sulfida atau karbonat. Ada beberapa jenis logam yang
terdapat di alam dalam keadan murni, artinya sebagai logam asal secara kimiawi
terdapat murni atau paling tidak kadar kemurniannya 99,99%. Perhatikan bagan
berikut!
Besi mentah atau besi kasar, kadar zat arangnya lebih besar dari 3,71%
Besi tuang, kadar zat arangnya antara 2,3 hingga 3,6% dan tidak dapat
ditempa. Dikatakan besi tuang kelabu, apabila zat arang tidak bersenyawa
secara kimiawi dengan besi melainkan sebagai zat arang lepas, yang
memberikan warna abu-abu kehitaman. Dikatakan besi tuang putih, karena
zat arang mampu bersenyawa dengan besi
Baja atau besi tempa, kadar zat arangnya kurang dari 1,7% dan dapat
ditempa.
Sifat-sifat besi teknik terutama ditentukan oleh kadar zat arangnya. Jika
tidak ada unsur lain yang mengubah sifat-sifat itu, besi tuang (mengandung
kadar zat arang di atas 1,7) tidak dapat ditempa karena pada perubahan tingkat
wujud bila dipanaskan, besi berubah dari keadaan padat langsung ke dalam
keadaan cair. Tetapi untuk besi atau baja yang mengandung zat arang kurang
dari 1,7% dapat ditempa, karena pada perubahan tingkat wujud bila
dipanaskan, baja mengalami fase plastis atau lembek sebelum keadaan cair.
Dalam keadaan plastis itulah baja mampu menerima gaya tekan dalam
penempaan untuk berubah bentuk.
Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan dasarnya
adalah unsur besi (Fe) dan karbon (C), tetapi sebenarnya juga mengandung unsur
lain seperti: silium, mangan, fosfor, belerang dan sebagainya yang kadarnya relatif
rendah. Unsur-unsur dalam campuran itulah yang mempengaruhi sifat-sifat besi
atau baja pada umumnya, tetapi unsur zat arang (karbon) yang paling besar
pengaruhnya terhadap besi atau baja terutama kekerasannya.
Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan mengolah bijih besi di dalam
dapur tinggi yang akan menghasilkan besi kasar atau besi mentah. Besi kasar
belum dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat benda jadi maupun
setengah jadi, oleh karena itu besi kasar masih harus diolah kembali di dalam
dapur-dapur baja. Logam yang dihasilkan oleh dapur baja itulah yang dikatakan
sebagai besi atau baja karbon, yaitu bahan untuk membuat benda jadi maupun
setengah jadi.
2) Logam Non Ferro dan Paduannya
Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak
mengandung unsur Fe (besi). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan
begitu saja tanpa dipadukan dengan logam yang lain, karena biasanya sifat-sifatnya
belum memenuhi syarat yang diinginkan. Kecuali logam non ferro murni, platina,
emas dan perak tidak dipadukan karena sudah memiliki sifat yang baik, misalnya
ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik serta cukup kuat, sehingga dapat
digunakan dalam keadaan murni. Tetapi karena harganya yang mahal, ketiga jenis
logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus, misalnya dalam teknik proses
dan laboratorium di samping keperluan tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.
Logam non ferro juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan tujuan
memperbaiki sifat-sifat baja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering digunakan
untuk paduan baja antara lain: nikel, kromium, molybdenum, wolfram dan
sebagainya. Sedangkan dari logam non ferro ringan antara lain: magnesium,
titanium, kalsium dan sebagainya.
Bukan Logam
Bahan bukan logam ternyata selalu dibutuhkan, baik dalam teknik
bangunan dan mesin, bangunan umum, teknik proses, maupun keperluan lainnya.
Bukan logam selain digunakan sebagai bahan utama sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki dan sifat-sifatnya yang khas untuk berbagai keperluan :
Bahan bukan logam yang penting untuk bahan teknik antara lain dapat kita
golongkan sebagai berikut :
Bahan pelumas: minyak dan gemuk
Bahan bakar: padat, cair an gas
Bahan paking untuk perapat cairan perapat gas
Bahan isolasi: isolasi panas, insolasi listrik dan isolasi getar
Bahan asah
Bahan las
Karet
Plastik (Polymers)
Keramik (Ceramic)
Berikut ini ikhtisar bahan teknik secara umum :
Gambar 2.2. Ikhtisar bahan teknik
Macam-Macam Sifat Logam
Dalam pemakaiannya, semua partikel dan struktur logam akan terkena
pengaruh gaya luar yang dapat menimbulkan tegangan-tegangan sehingga
menimbulkan deformasi atau perubahan bentuk. Untuk menjaga terhadap akibat
yang timbul dari adanya tegangan-tegangan tersebut serta mempertahankannya
pada batas-batas yang diperbolehkan bagi suatu pembebanan, maka diperlukan
pemahaman tentang bahan-bahan yang cocok untuk suatu keperluan dari
berbagai perencanaan.
Pembuatan barang jadi atau setengah jadi, mestinya sudah didasarkan
atas sifat-sifat yang khas dari bahan, baik kekerasannya, keuletannya,
kekokohannya dan sebagainya. Pengetahuan yang mendalam dari sifat-sifat yang
khas tersebut didasarkan pada hasil percobaan yang diselenggarakan dalam
berbagai keadaan beban, arah beban, besarnya beban, serta dalam waktu
pembebanan.
Percobaan bahan untuk mengetahui sifat-sifat yang dimiliki itu dapat
dilakukan dengan beban statis, dinamis, atau kedua-duanya. Percobaan dengan
beban statis ialah apabila beban ditingkatkan secara teratur sedikit demi sedikit.
Misalnya pada percobaan tarik, percobaan puntir, percobaan bengkok, dan
kompresi. Percobaan dengan beban dinamis ialah apabila beban ditingkatkan
secara cepat dan mendadak. Percobaan berulang-ulang atau fatique (gabungan
antara beban statis dan beban dinamis), ialah apabila bebannya diberikan secara
berulang-ulang dan berubah-ubah arahnya maupun besarnya beban.
Dalam pembahasan ini kita akan membicarakan tentang beberapa sifat
logam yang erat kaitannya dengan pemakaiannya, tanpa menjelaskan percobaan
yang dilakukan. Beberapa sifat logam yang erat kaitannya dengan pemakaian
tersebut dapat dibedakan menjadi : sifat mekanis, sifat fisis, sifat kemis dan sifat
teknologis.
1) Sifat Mekanis
Sifat mekanis suatu logam adalah kemampuan bahan atau kelakuan
logam itu untuk menahan beban yang dikenakan kepadanya, baik beban statis,
dinamis atau berubah-ubah pada berbagai keadaan, dengan suhu tinggi
maupun di bawah nol derajat. Sifat mekanis dari logam tersebut berupa
kekenyalan, batas penjalaran, dan kekuatan tekan. Ketentuan mengenai sifat
mekanis itu menyangkut lamanya menerima beban, keadaan lingkungan,
frekuensi pembebanan dan kecepatannya, keadaan suhu pada waktu
pembebanan, besarnya beban dan kekuatan menekan bahan percobaan.
2) Sifat Fisis
Sifat fisis suatu logam adalah bagaimana keadaan logam itu apabila
mengalami peristiwa fisika, misalnya keadaan pada waktu terkena pengaruh
panas dan pengaruh listrik. Karena pengaruh panas yang diterimanya pada
suhu tertentu, bahan akan mencair atau hanya mengalami perubahan bentuk
dan ukurannya. Dari sifat fisis ini, dapat ditentukan titik cair, suatu bahan dan
titik didihnya, sifat menghantarkan panas, keadaan pemuaian pada waktu
menerima panas, perubahan bentuknya karena panas dan sebagainya.
Pengaruh panas yang diterima oleh suatu bahan dengan sendirinya dapat
berhubungan dengan sifat mekanis bahan tersebut, bahkan karena panas yang
diterima oleh suatu bahan dapat merubah sifat mekanis dari bahan tersebut.
Misalnya dalam proses penyepuhan, bahan yang dipanaskan pada suhu
tertentu dan kemudian didinginkan dengan mendadak, bahan tersebut akan
menjadi keras atau apabila bahan yang dipanaskan kemudian didinginkan
dengan perlahan-lahan bahan tersebut menjadi lebih lunak.
Sifat fisis karena pengaruh listrik adalah berhubungan dengan
kekuatan bahan itu menghantarkan listrik, ataupun kemampuan bahan tersebut
menghambat mengalirnya listrik.
3) Sifat Kimia
Sifat kemis atau sifat kimia adalah bagaimana kondisi bahan tersebut
mampu menahan adanya zat kimia yang dikenakan pada bahan tersebut. Misalnya
apakah bahan itu larut atau terjadi reaksi apabila terkena larutan asam, basa dan
garam. Apakah terjadi oksidasi bila terkena larutan atau bahan lain.
Kelarutan bahan tersebut terhadap zat kimia berhubungan erat dengan
ketahanan bahan terhadap pencernaan logam oleh keadaan sekitar.
Pencernaan logam oleh keadaan sekitar dinamakan korosi. Apabila logam
berkorosi, logam akan berubah ke dalam garamnya, oksida atau hidroksidanya.
Karena peristiwa korosi disebabkan oleh reaksi kimia langsung dan elektro
kimia, maka sifat kimia dari suatu logam sangat perlu diketahui dalam hal
pemilihan bahan untuk suatu konstruksi.
4) Sifat Teknologis
Sifat teknologis merupakan kemampuan suatu bahan dalam proses
pengerjannya secara teknis. Sifat-sifat itu meliputi : kemampuan bahan untuk di
las, kemampuan untuk dikerjakan dengan mesin, kemampuan untuk bahan
tuangan dan kemampuan untuk penempaan. Sifat-sifat teknologis dari suatu
bahan itu perlu diketahui sebelum pengolahan bahan dilakukan, misalnya
mampukah bahan itu dikerjakan dengan mesin bubut dengan hasil yang baik,
dapatkan bahan itu dituang atau dicor tanpa penyusutan ukuran yang berarti
dan sebagainya.
Pembuatan Besi Kasar
Besi kasar adalah hasil pengolahan dari bijih besi dengan melalui
beberapa proses. Proses awal adalah dengan mengurangi senyawa-senyawa dan
zat- zat lain yang terkandung dalam bijih besi dengan tahap sebagai berikut :
Dibersihkan.
Dipecah-pecah dan digiling sampai menjadi halus, sehingga partikel besi dapat
dipisahkan dari bahan yang tidak diperlukan dengan menggunakan magnit.
Dibentuk menjadi “pellet” (bulatan-bulatan kecil) dengan diameter + 14 mm.
Bentuk Struktur
Pengerolan bentuk struktur/profiil adalah lanjutan pengerjaan dari pelat
lembaran tebal (hasil pengerolan awal) yang kemudian secara paksa
melewati beberapa tingkat pengerolan untuk mendapatkan bentuk dan
ukuran yang diperlukan.
Baja Paduan
Baja paduan adalah baja yang mengandung paduan satu atau lebih
unsur campuran yang ditambahkan untuk mendapatkan sifat-sifat yang tidak
dimiliki oleh baja karbon atau besi tuang.
Unsur-unsur yang ditambahkan pada baja adalah untuk :
Menambah kemampuan baja untuk dikeraskan.
Meningkatkan keliatan
Meningkatkan ketahanan terhadap aus.
Meningkatkan ketahanan terhadap korosi.
Unsur-unsur yang biasa ditambahkan pada baja paduan antara lain adalah
Karbon (C)
Chromium ( Cr )
Nikel ( Ni )
Molibdenum ( Mo )
Tembaga ( Cu )
Vanadium ( V )
Mangan ( Mn )
Jenis baja paduan yang banyak dipakai di industri-industri atau untuk kebutuhan
fabrikasi adalah :
Baja sepuhan dan temper rendah
Baja “ weathering “
Baja “ creep resistant “
Baja tahan karat ( Stainless Steel )
Adapun komposisi baja paduan seraca umum adalah sebagai berikut :
Timah Putih ( Sn )
Biji timah masih banyak bersenyawa dengan biji yang lainnya dan biasanya
menjadi sangat kotor. Timah gunung didapat di Inggris, Australia, Jepang
dan pasir timah yang bercampur dengan pasir terdapat di Malaysia, Bangka
(Indonesia) serta Bolivia. Di Indonesia biji timah mengandung ± 78 % kadar
timah yang bercampur dengan pasir.
Sifat-sifat dan Penggunaannya:
) Dapat dikembangkan / ditarik pada temperatur kurang dari 100°C
sehingga dapat dibuat menjadi lembaran-lembaran tipis.
) Pada pemanasan kurang dari 200°C menjadi sangat rapuh, sedang
diatas 228°C timah menjadi sangat cair.
) Terhadap belerang akan cepat rusak dan larut dalam asam garam.
) Digunakan sebagai lapisan tahan karat pada logam-logam lain,
menyolder (patri), untuk campuran logam lain, dll
Timbal / Timah Hitam ( Pb )
Timbal sering dijumpai bersama didalam satu endapan dan kadang- kadang
bersenyawa dengan belerang, perak, kwarsa dan kapur. Penghasil utama
timah hitam adalah Mexico, USA dan Birma.
Sifat-sifat dan Penggunaannya:
Lunak, berat jenisnya 11,4 dan titik cairnya antara 274 -330°C.
Tidak tahan terhadap kekuatan tarik dan tekan.
Mudah dipotong dengan pisau, tidak dapat dikikir dan sukar dibubut.
Bekas-bekas patahannya agak licin dan mudah ditekuk.
Tahan terhadap asam garam dan asam belerang, mudah mengoksida
pada suhu tinggi, serta sukar untuk dipatri.
Digunakan untuk sekat-sekat saluran air, pelapis kabel Aluminium,
sebagai campuran timah patri, campuran cat, untuk membuat batere, dll.
Seng ( Zn )
Bijih-bijih seng didapatnya tidak pernah dalam keadaan bebas, melainkan
selalu bersenyawa dengan belerang. Bijih-bijih seng umumnya diketemukan
di Amerika, Australia, Bergia, Inggris dan di Jerman.
Sifat-sifat dan Penggunaannya:
Berwarna kelabu muda, berat jenis 7,1.
Pada suhu 130 - 150°C dapat dipecah-pecah dan kenyal sehingga
dapat dijadikan lempeng-lempeng dengan jalan dirol.
Bila dipanaskan sampai suhu 200°C akan rapuh, mudah ditumbuk
menjadi bubuk, akan mencair pada suhu ± 419°C dan titik didihnya ±
906°C.
Hampir tak terjadi oksidasi, tetapi cepat rusak oleh pengaruh asam.
Penggunaanya adalah untuk melapisi logam lain agar tahan terhadap
korosi, sebagai anoda pada lambung kapal, untuk pencampur logam
lain, dll.
Nikel ( Ni )
Bijih nikel diketemukan di Rusia, Kanada, Amerika, Finlandia, Norwegia dan
Indonesia ( Sulawesi tenggara/Soroako dan Pomala ).
Sifat-sifat dan Penggunaannya:
Berwarna putih keabu-abuan, sangat keras dan padat, dapat menahan
pengaruh atmosfir dengan baik, oleh karena itu dapat dipakai untuk
melapis baja agar terhindar dari karat.
Berat jenisnya 8,9; dan titik cairnya 1455°C, kekuatannya hampir sama
dengan tembaga, sedangkan regangannya antara 15 - 20 %. Sampai
dengan suhu 300°C, kepadatannya tidak berubah, tetapi di atas suhu
tersebut baru berubah turun dengan cepat.
Pengaruh nikel terhadap paduannya adalah menambah keawetan, keliatan,
kekuatan, keringanan, anti korosi, tahan suhu tinggi.
Logam Ringan
Aluminium ( Al )
Logam aluminium hampir ditemukan diseluruh dunia dalam keadaan masih
bersenyawa dengan unsur-unsur lain. Bijih aluminium didapat pada bahan
bijih tambang bauksit yang diketemukan di Amerika Serikat, Italia, Indonesia,
Perancis dan Rusia.
Sifat-sifat dan Penggunaannya :
Meskipun aluminium mempunyai daya gabung yang tinggi terhadap oksigen
(mudah sekali mengoksidasi), namun dalam kenyataannya mempunyai :
) Daya tahan karat yang sangat baik
) Sifat penghantar listrik yang baik
) Mudah ditempa (malleable) yang memungkinkan untuk menghasilkan
bentuk lembaran yang tipis
) Berat jenis relatif kecil dibandingkan dengan logam-logam lainnya (2,6 -
2,7 )
) Angka reflextifitas panas matahari sebesar 70 + 90 %, sehingga tidak
menyerap panas matahari sehingga sangat tepat digunakan sebagai
bahan penutup atap
) Dalam dunia perdagangan berupa tuangan/cetakan, pelat, profil dan
batangan. Bentuk-bentuk ini digunakan disegala bidang, baik untuk
pembangunan, konstruksi atau keperluan rumah tangga. Yang
berbentuk pelat (pelat rata, pelat gelombang, dan pelat beralur)
digunakan untuk atap, tangga, plafond dan dinding.
) Yang berbentuk profil (profil siku, T, U atau parit, I dan profil khusus)
digunakan untuk kusen-kusen pintu dan lain-lain. Sedangkan dalam
bentuk cetakkan/tuangan banyak dipergunakan untuk konstruksi kapal
terbang, mobil (setelah melalui proses khusus), alat-alat rumah tangga
dan lain-lain.
Magnesium ( Mg )
Magnesium didapat masih dalam bentuk persenyawaan. Bijih-bijih yang
menghasilkan magnesium adalah dolomit, magnesit, epsomit, bruci dan
mineral- mineral sekunder dan biasanya berasosisasi dengan batuan
sedimen.
Sifat-sifat dan Penggunaannya :
Merupakan logam teringan dengan berat jenis 1,74 dan mencair pada
suhu 650 °C, serta mendidihnya pada suhu 1107°C.
Mudah terbakar pada suhu rendah
Cukup kuat/mempunyai kekuatan tarik ± 8,5 Kg/mm², dan dalam bentuk
paduan tahan terhadap korosi diudara tetapi tidak tahan terhadap air laut.
Magnesium dipergunakan sebagai bahan paduan untuk alat-alat mobil,
kapal terbang dan gerbong kereta api. Dapat pula dipergunakan untuk
bom pembakar, mercon, bagian alat-alat optik, alat musik dan peralatan
geodesi.
Logam Mulia
Perak ( Ag )
Pada umumnya masih bersenyawa dengan sulfida-sulfida timbal, tembaga,
arsen, kobalt dan nikel dan mineral-mineral logam non ferro. Terdapat di
negara Amerika serikat, Mexico, Bolvia dan Jerman.
Sifat-sifat dan Penggunaannya:
) Dalam bentuk mineral mempunyai kristal-kristal berkelompok tersusun
sejajar, dan kadang-kadang bersisik.
) Warna putih perak, abu-abu, coklat, kuning, hitam, cerah, putih.
) Berat jenis antara 10 - 12 dan tergantung dari pada logam yang
terkandung di dalamnya.
) Mempunyai daya hantar panas dan listrik yang baik.
) Garamnya merupakan dasar fotografi; apabila terkena cahaya perak
bromida mengalami perubahan kimia yang kemudian akan terjadi
tampak setelah dicuci.
Perak dengan ± 70 % dibuat untuk keperluan uang logam, selebihnya
digunakan dalam fotografi, kerajinan perak, dan industri listrik. Juga
untuk perhiasan dan solder perak.
Platina ( Pt )
Di alam sebenarnya unsur platina tidak berdiri sendiri, tetapi bergabung
dengan unsur-unsur lain seperti osmium, iridium, palladium, rhodium.
Sedangkan beberapa bijih kadang-kadang juga mengandung besi, tembaga,
timah hitam dan zirconium. Bijih-bijih ini diketemukan dipegunungan Ural,
Kolombia, Brazilia dan Indonesia ( Kalimantan ).
Sifat-sifat dan Penggunaannya :
Berat jenis sangat besar, antara 14 - 19 dan dalam keadaan murni dapat
mencapai 21,23; titik cairnya pada ± 1770°C.
Berwarna putih keperak-perakkan.
Baik untuk ditempa dan diregang, disamping itu pula dapat dikerjakan
dengan sempurna dan tidak akan mengoksidasi dalam udara walaupun
dalam keadaan pijar putih.
Tidak dapat dirusak oleh asam-asam yang kuat dan alkali.
Logam ini sangat mahal harganya, oleh karenanya tidak banyak
digunakan.
Penggunaanya :
Untuk alat-alat laboratorium alat-alat kedokteran dan lain-lain.
Untuk keperluan lainnya dipakai sebagai : perhiasan, industri sinar-x,
industri listrik, peralatan telekomunikasi, anak timbangan, salutan gigi,
peralatan halus serta juga dipakai sebagai ujung-ujung kontak pada
magnit-magnit.
Emas ( Au )
Hampir semua bijih emas mengandung perak. Logam emas ini banyak
diketemukan di Kanada, Australia, Amerika Utara, Rusia dan juga di
Indonesia.
Sifat-sifat dan Penggunaannya :
Berat jenisnya 19,2; berwarna kilau kuning.
Dapat larut dalam air raksa, asam sendawa dan asam garam.
Logam paling mudah ditempa dan mahal harganya.
Penggunaanya :
Kemurnian emas dinyatakan dalam karat. Logam emas murni sama
dengan 24 karat, sedangkan emas 18 karat adalah suatu campuran yang
terdapat 18 bagian emas dari campuran logam yang terdiri dari 24 bagian,
atau 6 bagian adalah kandungan perak.
Sebagian besar emas dipergunakan dalam bidang moneter dan untuk
perhiasan-perhiasan, uang logam, bahkan menjadi jaminan standard nilai
uang.
Dalam jumlah kecil adalah untuk menyepuh, membuat huruf emas,
photografi, kedokteran gigi dan perkakas-perkakas laboratorium , dl
Jenis-Jenis Bahan Bukan Logam
Bahan bukan logam ternyata selalu dibutuhkan, baik dalam teknik
bangunan dan mesin, bangunan umum, teknik proses, maupun keperluan lainya.
Bukan logam selain digunakan sebagai bahan pengganti logam untuk beberapa
keperluan juga sangat dibutuhkan sebagai bahan utama sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki dan sifat-sifatnya yang khas untuk berbagai keperluan.
Bahan bukan logam yang penting untuk bahan teknik antara lain dapat
digolongkan sebagai berikut.
Bahan pelumas : minyak dan gemuk
Bahan bakar : padat, cair, dan gas.
Bahan paking : perapat cairan dan perapat gas.
Bahan isolasi : isolasi panas, isolasi listrik, dan isolasi getar
Bahan asah.
Bahan las.
Karet.
Plastik.
Bahan bukan logam digunakan dalam bidang teknik, karena memiliki sifat-
sifat yang dibutuhkan dari suatu bagian konstruksi yang tidak dimiliki oleh bahan
lain. Selain itu bahan bukan logam digunakan untuk menggantikan pemakaian
logam pada beberapa alat dan bagian konstruksi, karena bahan bukan logam
memiliki sifat yang mirip dengan logam.
Bahan sintetis banyak digunakan digunakan pada industri permesinan, dari
industri kecil sampai industri besar. Pengolahan bahan-bahan sintetis lebih murah
dibandingkan dengan bahan yang didapat dari pertambangan. Sehingga kalau
ditinjau dari segi ekonomi dan proses, bahan sintetis lebih murah dan lebih cepat
dari pada bahan tambang.
1. Plastik/Polymers
Plastik merupakan bahan yang sangat penting dalam dunia permesinan
dan industri modern. Plastik adalah bahan sintetis berasal dari minyak mineral,
gas alam, atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga
dari binatang dan tumbuh-tumbuhan. Pengolahannya dapat dikerjakan pada
proses panas dan tekanan.
Sifat-sifat plastik pada umumnya adalah sebagai berikut :
Tahan korosi oleh atmosfer ataupun oleh beberapa zat kimia.
Berat jenisnya cukup rendah, sebagian dapat mengapung dalam air
Cukup ulet dan kuat, tetapi kekuatannya di bawah logam.
Bahan termoplastik mulai melunak pada suhu yang rendah, sedikit
mempunyai wujud yang menarik dan dapat diberi warna, ada yang
Transparan
Sifat mekanik dari plastik adalah tidak mudah pecah dan rapuh.
Beberapa bahan plastik koefisien geseknya sangat rendah sehingga sering
digunakan sebagai bantalan kering.
Keburukan-keburukan dari plastik adalah sebagai berikut.
Kecenderungan memuai yaitu menjadi lebih panjang dengan adanya beban.
Suhu diatas 2000 C sifatnya menjadi kurang baik.
Terjadi perubahan polimer selama pemakaian yang kemungkinan
Sekali karena aksi dari sinar ultra violet.
Bahan plastik dibagi dalam dua golongan yaitu plastik termoseting dan
thermoplastik.
a) Termoseting
Bahan ini keras dan mempunyai daya tahan panas yang tinggi.
Proses pengerjaan plastik termoseting adalah sebagai berikut. Bahan baku
(resin) berbentuk biji-biji kering dan bahan tambahan dimasukkan kedalam
cetakan lalu dipanaskan hingga 1500 C, kemudian ditekan dengan gaya kira-
kira 150 atm. Bahan ini akan mencair dan memenuhi model. Selanjutnya
dipanasi lagi hingga bahan tersebut mengeras, lalu tutup cetakan dibuka dan
benda tersebut diangkat. Proses itu berlangsung pada temperatur tinggi.
Untuk mendapatkan permukaan benda yang halus cetakan harus dipoles,
terutama digunakan dalam pembuatan alat-alat listrik, tread bushing, dan
bearing bushing.
b) Termoplastik
Termoplastik tersusun dari molekul-molekul panjang. Jikalau
molekul panjang itu diumpakan sebagai sebuah garis yang ditarik dan kita
letakkan dua buah molekul panjang berdampingan maka memperlihatkan
suatu gambaran dari suatu termoplas dalam keadaan padat.
Jika termolas dipanaskan untuk menjaga keseimbangan maka
molekul panjang akan bergerak lebih banyak. Suhu pemanasan yang
menyebabkan proses ini dinamakan suhu pelunak. Bila termoplastik
dipanaskan lebih lama, molekul panjang akan bergerak keluar dari
keseimbangannya dan berpindah tempat terhadap satu sama lain. suhu
pada saat tersebut dinamakan suhu lumer dan bahan menjadi cair.
Antara fasa padat dan cair terdapat fasa antara tambahan, saat itu
bahan berada dalam keadaan lunak. Dalam keadaan itu bahan dikatakan
plastik. Jadi termoplastik adalah bahan yang menjadi plastis karena
pemanasan dan bentuknya dapat diubah dalam keadaan plastis itu. Bahan-
bahan termoplastik adalah polietilen, polivinil khlorida, polistiren, poliamide
dan poliester.
Metode pembentukan termoplastik yaitu.
Proses pembentukan vakum, pembentukan cara ini dilakukan untuk
komponen yang relatif besar, dalam metode ini tidak dibutuhkan cetakan
yang mahal ataupun mesin yang mahal.
Pembentukan dengan injeksi, pembentukan injeksi khususnya dilakukan
untuk polistiren, politilen, poliamide. Resin tersebut pertama- tama
dipanaskan pada silinder pemanas kemudian ditekan melalui lubang
laluan menuju ke cetakan yang mana dengan pendinginan akan menjadi
cepat padat.
Pembentukan dengan proses ekstrusi, mesin extruder dapat juga
digunakan untuk pembentukan injeksi tetapi terutama untuk menghasilkan
bahan-bahan yang panjang seperti lembaran plastik, pelapis kabel, pipa
plastik, dan film. Ekstrusi adalah proses yang menggunakan panas dan
tekanan untuk melelehkan polietilen dan polivinil klorida yang didorong
melewati cetakan dengan ukuran yang sangat teliti pada produksi
bersambung.
2. Bahan Isolasi
Bahan isolasi adalah bahan yang menyekat, artinya yang tidak
menghantarkan. Bahan isolasi dibedakan atas bahan penyekat listrik, penyekat
suara, penyekat getaran, penyekat panas, penyekat bangunan, dan bahan
penyekat konstruksi bangunan mesin.
Bahan penyekat listrik, bahan ini harus tahan terhadap tegangan, arus
listrik dan tidak boleh menghantarkan listrik, walaupun lembabnya udara
dan buruknya keadaan suhu. Bahan-bahan penyekat listrik yaitu sebagai
berikut: Produk alam yaitu mika (kolektor) dan asbes (oven listrik). Bahan
keramik yaitu porselen dan steatif (isolator) dan kaca (lampu dan pipa). Zat
cair yaitu minyak isolasi (transformator dan kabel) dan lak isolasi (kawat).
Lapisan tekstil dan kertas yang diintgrasikan yaitu prespan (isolasi alur),
kertas isolasi (kondensator), dan tekstil isolasi (kumparan).Produk organik
sintetis yaitu polieten, polivinil klorida, polisterin dan karet (kawat dan
kabel), dan formaldehid (bahan penghubung).
Bahan penyekat suara, bahan ini harus sedikit mungkin dapat ditembus
suara dan bahan ini sangat penting dalam konstruksi bangunan kapal. Zat
penyekat suara yang paling baik ialah udara dinding. Sifat ini digunakan
pada konstruksi dinding berganda yaitu terdiri dari dua dinding terpisah
sama sekali. Bahan penyekat suara yang lain adalah pelat serat kayu, pelat
kumparan lunak (soft brand plate), dan pelat jerami.
Bahan penyekat getaran, bahan ini harus dapat meredam getaran dalam
konstruksi bangunan-bangunan mesin dan kendaraan. Bahan penyekat
getaran yang terpenting adalah kulit dan karet.
Bahan penyekat panas, bahan ini tidak boleh menghantarkan panas dari
konstruksi bangunan gedung dan konstruksi bangunan mesin. Bahan
penyekat panas harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut. Koefisien
panas harus rendah, Daya tahan lembab yang baik, Daya tahan suhu yang
tinggi, Masa jenis yang rendah
Bahan penyekat bangunan, yang baik adalah udara diam mempunyai
koefisien daya hantar yang paling rendah yaitu 0,02 J/det 0Cm. Konstruksi
dinding berlaois dimana udara diam terdapat suara yang baik, juga bekerja
sebagai isolasi panas yang sempurna. Bahan penyekat panas yang lain
ialah, kayu, pelat serat kayu, pelat gabus, pelat damar buatan, pelat beton
batu apung, pelat semen asbes, dan kertas yang dipreparasikan.
Bahan Paking
Bahan paking ialah bahan yang digunakan untuk perapat ruangan yang berisi
zat cair atau gas. Sifat perapatannya dibedakan atas dua jenis yaitu;
Perapat statis, adalah perapatan bagian yang tidak bergerak terhadap satu
sama lain, seperti paking tutup silinder head, karter, dan lain-lainnya.
Perapat dinamis, adalah perapatan bagian-bagian yang bergerak terhadap
satu sama lain. perapatan dinamis ini dapat dibedakan dalam dua
kelompok, yaitu perapatan bagian-bagian yang bergerak bolak-balik
terhadap satu sama lain dan perapatan bagian-bagian yang berputar
terhadap satu sama lain.
Bahan paking dibedakan dalam kelompok bukan metalik, setengah metalik dan
metalik.
Bahan paking bukan metalik.
Alat perapat statis
Kertas dan karton, bahan yang terbuat dari campuran serat yang
ditambah dengan perekat dan bahan pengisi. Sebagai serat digunakan
serat kayu, serat kain tua, serat jerami dan serat kertas tua.
Fiber, bahan terdiri dari lapisan-lapisan kertas yang diimpregnasikan
(dijenuhkan) dengan damar buatan, fiber ini biasanya digunakan
sebagai paking pelat.
Gabus, bahan ini berasal dari kulit pohon gabus. Gabus ini diikat
berupa pelat dan digunakan sebagai paking pelat.
Alat perapat statis dan dinamis
Kulit, adalah bahan kulit binatang yang disamak dengan asam krom
mineral dinamakan kulit krom. Kulit selain dipakai dalam bentuk
gelang juga paking pelat-pelat, terutama digunakan dalam bentuk
manset sebagai paking perapat untuk batang.
Karet, bahan ini terbuat dari karet alam dan jenis karet sintetis karena
kekenyalanya yang besar termasuk bahan paking yang terbaik. Akan
tetapi bahan paking ini hanya sesuai untuk media tertentu yaitu pada
suhu, tekanan, dan kecepatan yang tidak terlampau tinggi. Paking
karet digunakan untuk perapat pipapipa air, dan lain-lain.
Asbes, adalah silikat magnesium yang ditemukan di alam dalam
bentuk serat. Dalam bentuk itu daya tahan suhunya kira-kira 500 0C,
akan tetapi, asbes biasanya diberi campuran karet dan grafit. Asbes
digunkan sebagai paking pelat dan paking sumbat tabung, paking ini
dibuat dalam berbagai bentuk.
Politetrafluoreten, ialah plastik termoplastis dalam keadaan murni daya
tahan kimianya baik dan daya tahan suhunya kira-kira 260 0C akan
tetapi, bahan ini sering juga ditambahkan kepada asbes sebagai bahan
impegnasi. Politetrafluoereten digunakan sebagai paking pelat dan
paking sumbat tabung dan terseia dalam berbagai macam bentuk.
Bahan paking metalik
Alat perapat statis, terbuat dari baja, tembaga, loyang, timbel, aluminium,
dan nikel. Bahan ini digunakan dalam bentuk gelang persegi panjang,
bulat, bulat telur, bentuk lensa, atau bentuk lain yang diinginkan.
Alat perapat dinamis terbuat dari bahan logam putih yang digunakan
sebagai paking sumbang tabung dalam berbagai bentuk.
Tempering
Setelah proses hardening biasanya baja akan sangat keras dan bersifat rapuh,
untuk itu perlu proses lanjutan yaitu proses tempering. Tempering ini bertujuan
untuk :
Mengurangi kekerasan
Mengurangi tegangan dalam
Memperbaiki susunan struktur Baja
Prinsip dari tempering adalah baja dikeraskan sampai temperatur
dibawah A1(diagram FeC) ditahan selama 1 jam/ 25 mm tebal baja, lalu
didinginkan di udara dan pada suhu 300-400 ºC dapat di quenching dengan
media oli atau dapat juga didinginkan di udara.
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah
proses hardening terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses
pemanasan tempering atom C mendapat kesempatan untuk melakukan diffuse
yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali menjadi
Zementit. Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang
bercampur dengan zementit, dan diperoleh struktur yang ulet.
Soft Annealing
Proses soft anneling bertujuan untuk melunakkan besi atau baja
sehingga dapat dengan mudah dilakukan proses permesinan dan dapat
dengan mudah dilakukan pengerasan lagi dengan resiko keretakan yang kecil.
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara :
Benda kerja dipanaskan secara merata sampai temperatur titik ubah A1
(diatas 721 ºC) ditahan sebentar supaya suhu pada inti benda kerja sama
dengan suhu pada permukaan benda kerja, lalu didinginkan di oven agar
pendinginan dapat berlangsung secara teratur.
Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik
ubah lalu ditahan dengan waktu yang lama 2 sampai 20 jam, baru
didinginkan secara teratur. Tidak seperti cara pertama, pada cara kedua
ini kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun.
Normalizing
Proses normalizing bertujuan untuk memperbaiki dan menghilangkan
struktur butiran kasar dan ketidak seragaman struktur dalam baja menjadi
berstrukrur yang normal kembali yang otomatis mengembalikan keuletan baja
lagi.
Struktur butiran kasar terbentuk karena waktu pemanasan dengan
temperatur tinggi atau di daerah austenit yang menyebabkan baja berstruktur
butiran kasar.
Sedangkan penyebab dari ketidak seragaman struktur karena :
Pengerjaan rol atau tempa
Pengerjaan las atau potong las
Temperatur pengerasan yang terlalu tinggi
Menahan terlalu lama di daerah austenit
Pengepresan, penglubangan dengan punch, penarikan
Pelapisan Logam
Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan
sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).
Secara sederhana, electroplating dapat diartikan sebagai proses
pelapisan logam, dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia
tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke material yang hendak
dilapis. Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas,
brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan dan kegunaan masing-masing material. Perbedaan utama dari
pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan adalah larutan elektrolisisnya.
Dalam penelitian yang baru belakangan ini (tahun 2004), dilakukan oleh Tadashi
Doi dan Kazunari Mizumoto, mereka menemukan larutan baru (elektrolisis) yang
dinamakan larutan citrate (kekerasan deposit mencapai 440 VHN).
Proses electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi
suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis dengan
nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta
bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi
perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami
pelapisan dibandingkan sebelumnya.
Karena itu tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk
meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi logam
dari korosi dan ketiga memperindah tampilan (decorative).
Reaksi kimia yang terjadi pada proses electroplating seperti yang terlihat:
Pada KATODA Pembentukan lapisan Nikel
+
Ni2 (aq) + 2e →Ni (s)
Pembentukan gas Hidrogen
+
2H (aq) + 2e →H2 (g)
Reduksi oksigen terlarut
½ O2 (g) + 2H + →H2O (l)
Pada ANODA
Pembentukan gas oksigen
+
H2O (l) →4H (aq) + O2 (g) + 4e
Oksidasi gas Hidrogen
+
H2 (g) →2H (aq) + 2e-
Pelapisan Tembaga
Dalam pelapisan tembaga digunakan bermacam-macan larutan elektrolit yaitu:
Larutan asam
Larutan sianida
Larutan fluoborat
Larutan pyrophosphat
Diantara empat macam larutan di atas yang paling banyak digunakan adalah
larutan asam dan larutan sianida
c) Pelapisan Seng
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi,
murah harganya, dan mempunyai tampak permukaan yang cukup baik.
Pelapisan seng pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara seperti
galvanizing, sherardizing, atau metal spraying. Namun pelapisan secara listrik
(elektroplating) lebih disukai karena mempunyai beberapa keuntungan bila
dibandingkan dengan cara- cara pelapisan yang lain, diantaranya :
Lapisan lebih merata
Daya rekat lapisan lebih baik
Tampak permukaan lebih baik
Karena beberapa keuntungan itulah maka lebih banyak
dilaksanakan pelapisan secara listrik daripada cara-cara lainnya. Pelapisan
seng secara listrik kadang juga disebut elektro-galvanizing. Larutan
elektrolit yang sering digunakan ada dua macam yaitu larutan asam dan
larutan sianida. Bila kedua larutan tersebut dibandingkan maka permukaan
lapisan hasil dari penggunaan larutan sianida adalah lebih baik jika
dibandingkan dengan larutan asam. Namun larutan asam digunakan bila
dikehendaki kecepatan pelapisan yang tinggi dan biaya yang lebih murah.
Larutan lain yang sering digunakan pada pelapisan adalah larutan alkali
zincat dan larutan pyrophosphat.
d) Pelapisan Nikel
Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan
baik untuk tujuan pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan.
Dengan hasil lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah yang
paling banyak diinginkan untuk melapis permukaan. Dalam pelapisan nikel
selain dikenal lapisan mengkilap, terdapat juga jenis pelapisan yang buram
hasilnya. Akan tetapi tampak permukaan yang buram inipun dapat juga
digosok hingga halus dan mengkilap. Jenis lain dari pelapisan nikel adalah
pelapisan yang berwarna hitam.
Warna hitam inipun tampak menarik dan digunakan biasanya
untuk melapis laras senapan dan lainnya.
Pelapisan Khrom
Selain nikel, maka pelapisan khrom banyak dilaksanakan untuk
mendapatkan permukaan yang menarik. Karena sifat khas khrom yang
sangat tahan karat maka pelapisan khrom mempunyai kelebihaan
tersendiri bila dibandingkan dengan pelapisan lainnya. Selain sifat
dekoratif dan atraktif dari pelapisan khrom, keuntungan lain dari pelapisan
khrom adalah dapat dicapainya hasil pelapisan yang keras. Sumber logam
khrom didapat dari asam khrom, tapi dalam perdagangan yang tersedia
adalah khrom oksida (Cr2O3) sehingga terdapatnya asam khrom adalah
pada waktu khrom oksida bercampur dengan air.
2.3.3. Rangkuman
Golongan logam dapat dibedakan menjadi : logam berat, logam ringan,
logam mulia, logam refraktori dan logam radioaktif
Bahan bukan logam yang penting untuk bahan teknik antara lain dapat
digolongkan sebagai berikut : bahan pelumas, bahan bakar, bahan
paking, bahan isolasi, bahan asah, bahan las, karet dan plastic
Ada beberapa proses yang dilakukan untuk merubah besi kasar menjadi
baja : dapur baja oksigen (proses bassemer), dapur baja terbuka
(siemens martin), dapur baja listrik.
Logam-logam Ferro adalah logam dimana unsur utamanya adalah besi
(Fe), Logam Ferro secara umum terdiri dari tiga jenis, yaitu baja karbon,
besi tuang dan baja paduan (campuran).
Logam Non Ferro dikelompokkan atas : logam berat, logam ringan, logam
mulia dan logam radio aktif.
Logam berat : tembaga, timah putih, timah hitam (timbal), seng, nikel
Logam ringan : alumunium, magnesium
Logam mulia : perak, platina, emas
2.3.4. Tugas
Buat ringkasan dengan singkat terkait materi pengetahuan bahan teknik !
Identifikasi dan jelaskan jenis-jenis bahan teknik yang sering digunakan
dalam kegiatan praktek pemesinan di bengkel !
Menanya:
Apabila anda mengalami kesulitan dalam menjawab tugas diatas,
bertanyalah/ berdiskusi/ berkomentar kepada sasama teman atau guru yang
sedang membimbing anda
.
a. Jenis-jenis Pengujian Logam
Pemeriksaan bahan logam adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat logam, kemampuannya terhadap
pembebanan tertentu, struktur mikro dan cacat yang ada pada bahan logam.
Dengan diketahui sifat-sifat logam maka dapatlah dilakukan pemilihan
bahan yang sesuai untuk pemakaian. Demikian pula bahan-bahan dalam
kontruksi misalnya pelat ketel yang sudah lama dipakai memerlukan pemeriksaan
pada waktu tertentu untuk mendapatkan data tentang sifat-sifatnya sehubungan
dengan proses penuaan, sehingga dapatlah diambil keputusan apakah ketel
dapat dilakukan dengan cara visual, yaitu dengan mengamati objek.
Hal-hal yang dapat diketahui dengan cara ini antara lain: adanya karat,
retakan yang relatif besar, kelurusan pada sambungan las dan keadaan- keadaan
lainnya yang dapat dilihat oleh pemeriksa.
Selanjutnya untuk pemeriksaan yang lebih teliti dilakukan dengan cara
menggunakan alat tertentu, misalnya untuk mengetahui kekuatan tarik, maka
bahan dengan ukuran tertentu diuji pada mesin uji tarik. Struktur mikro dari logam
dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskopis, adanya cacat/retakan di dalam
logam dapat diperiksa dengan ultrasonic detector.
Jenis- Jenis Pengujian Logam
Macam-macam pengujian logam dapat dikelompokkan ke dalam pengujian
destruktif dan pengujian non-destruktif.
Pengujian Destruktif (Destructive Test = DT)
Yang dimaksud dengan pengujian destruktif ialah pengujian yang
dilakukan sehingga menimbulkan perubahan/kerusakan pada bahan uji
(test piece).
yang termasuk kelompok ini ialah:
Macam-macam pengujian
Pengujian Tarik
Pengujian Tekan
Pengujian Pukul-Takik
Pengujian Kekerasan
Pengujian Lengkung
Pengujian Geser
Pengujian Puntir
Pengujian Kelelahan
Pengujian Mikroskopis
b. Pengujian Kekerasan
Pengertian Dasar
Kekerasan suatu bahan adalah ketahanan bahan tersebut terhadap
penetrasi. Bahan yang lebih keras akan dapat mengadakan penetrasi pada
bahan yang lebih lunak.
Dalam hal ini penetrasi adalah: apabila suatu bahan yang keras
dibentuk dengan suatu bentuk tertentu kemudian ditekankan pada bahan
yang lebih lunak maka bahan yang keras akan masuk (penetrasi) ke dalam
bahan yang lebih lunak
Kekerasan suatu bahan tidak ditentukan oleh komposisinya saja
tetapi faktor-faktor lain seperti heat treatment, strain hardening dan lain-lain.
Faktor mekanis juga memegang peranan yang penting pada kekerasan
bahan tersebut. Kekerasan suatu bahan dapat dipakai suatu dasar penentuan
sifat-sifat mekanis bahan tersebut seperti: ketahanan terhadap deformasi
elastis, goresan, keausan, kikisan dan lain-lain.
Kekerasan suatu bahan dapat ditentukan menurut sifat
pembebanannya yaitu:
Kekerasan karena pembebanan statis
Kekerasan karena pembebanan dinamis
Pada umumnya kekerasan pembebanan statislah yang paling
banyak digunakan. Penentuan angka kekerasan suatu bahan sebelum
digunakan pada saat-saat tertentu perlu diadakan, karena sebagai indikasi
ketahanan bahan tersebut dalam pemakaian. Dalam hal-hal tertentu tidak
seluruh benda kerja harus mempunyai kekerasan yang merata bahkan
seringkali hanya dibutuhkan permukaan benda kerja saja yang keras.
Sebagai contoh: roda gigi dikeraskan hanya pada pahat-pahat potong
dikeraskan secara merata sampai mencapai seluruh bagian dalamnya.
Logam-logam tertentu masih dapat dinaikkan kekerasannya dengan
cara heat treatment dengan atau tanpa membubuhkan unsur-unsur tertentu
pada permukaan logam tersebut. Biasanya cara ini digunakan terbatas pada
pengerasan permukaan saja. Pada heat treatment bahan-bahan tertentu
kenaikan kekerasan bukan saja terbatas pada permukaannya tetapi juga
akan terjadi pada bagian dalamnya, hanya kenaikan kekerasan bagian dalam
lebih kecil dibandingkan dengan kekerasan bagian luar. Sedangkan
penambahan elemen-elemen tertentu pada komposisi bahan dapat
mengakibatkan penambahan kekerasan yang merata.
Dalam memilih bahan bukan saja kekuatan yang menentukan
pilihannya tetapi seringkali kekerasan bahan juga memegang peranan
penting. Harga (angka) kekerasan suatu bahan adalah angka yang relatif,
misalnya bahan A mempunyai angka kekerasan 50 sedang B adalah 100, ini
bukan berarti bahwa B dua kali lebih keras dari A.
Untuk menentukan angka kekerasan suatu bahan, terhadap bahan
tersebut kita lakukan test kekerasan. Hardness test/test kekerasan bertujuan
untuk mengetahui harga kekerasan dari suatu bahan yang akan digunakan di
dalam lapangan teknik. Tes kekerasan termasuk percobaan statis karena
bertambahnya beban/pembebanannya bertambah dengan perlahan-lahan.
Percobaan kekerasan yang dapat dilaksanakan di laboratorium Material Test
adalah: Brinell, Vickers dan Rockwell.
Hal-hal berikut yang harus diperhatikan dalam melakukan pengujian
kekerasan:
Penekan dan landasan harus bersih dan terpasang dengan baik.
Permukaan yang diuji harus bersih dan kering, halus dan bebas dari
kotoran.
Permukaan harus datar dan tegak lurus terhadap penekan.
Tebal benda uji harus tepat sedemikian rupa hingga tidak terjadi
gembung pada permukaan dibaliknya. Dianjurkan agar tebal benda uji
harus sedemikian rupa minimal 10 kali kedalaman bekas kedalaman
bekas penekanan. Pengujian dilakukan pada bahan yang tebalnya satu
jenis.
Jarak antara 1 pengujian dengan pengujian berikut harus 3 hingga 5 x
diameter bekas penekan.
Kecepatan penerapan beban harus sama dengan waktu pemberian
beban, baik pada pengujian ke-1 maupun pada pengujian selanjutnya.
Bila pengontrolan beban tidak dilakukan secara hati-hati dan teratur, maka
dapat terjadi variasi harga kekerasan yang cukup besar, terutama pada
bahan-bahan lunak. Untuk bahan-bahan demikian pengembalian tuas
beban benar-benar dikembalikan pada posisi yang standar setelah setiap
pengujian dilakukan.
Mesin ini mempunyai dua skala penunjuk yang satu berwarna merah
dan yang lain berwarna hitam. Skala merah dimulai dari 0 sampai 130
sedangkan skala hitam dimulai dari 0 sampai 100. Selain hal tersebut mesin
dilengkapi dengan suatu dial untuk menentukan free loading.
Hardness Testing Machine (Mesin Penguji Kekerasan) digunakan
untuk mengukur kekerasan dari pada logam atau campuran dari semua jenis
logam yang keras atau lunak, baik yang permukaannya rata (pelat), bundar
(silinder) atau tak teratur bentuknya. Mesin ini sangat sederhana dan mudah
untuk di operasikan, namun sangat peka dan teliti. Mesin penguji kekerasan
ini terdiri dari bermacam-macam model yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan individual.
Secara ideal alat ini dipergunakan pada laboratorium, bengkel
peralatan, bidang inspeksi, pengecoran logam, lembaga-lembaga pendidikan
dsb. Mesin penguji kekerasan ini dilengkapi dengan rangka badan besi tuang,
untuk melindungi “mekanisme” di dalamnya demikian rupa dari debu dan
unsur-unsur dari luar lainnya. Sebagai sistim dasarnya ialah : “ Penekanan
dengan gaya berat dan pengumpil.
Beban standar diatur sedemikian rupa melalui sistim suatu
pengumpil, pada satu tumpuan yang ujungnya seperti pisau/tongkat aduk
yang bebas dari gesekan (terapung) serta tak dapat pecah. Mesin ini
disesuaikan dengan British Standard – BS: 891 bagian 1 dan 2 tahun 1964
dan Indian Stadard – IS: 3804 tahun 1966.
Tabel 3.2. Data-Data Teknik
Precision Scientific Equipment
Pabrikan
Corporation India.
Type Model – S M T – 3B
Ketinggian Test maximum 216 mm
Kedalaman ulir 133 mm
Tinggi Ulir maximum dari 229 mm
alas
Tabel 3.3 Pemilihan beban dan indentor untuk berbagai macam percobaan
kekerasan
Beban total
dalam Kg (Beban 60 100 150
awal 10 kg)
Berat yang 60 kg 60 kg
menjadi patokan 60 kg + 100 kg + 100 kg
/ yang +150 kg
diterapkan
Peralatan Standar
Satu set beban mayor yang terdiri dari 60 kg, 100 kg dan 150 kg.
Satu buah skala jarum pengukur, diameter kira-kira 80 mm.
M
m
O
R
U
N
DS
aK
lA
A
gA
P
A
B
E
B
A
T
aL
e
n
g
u
u
L
kJ
r
BEBANMAJO
BEBANMINO
Standard
Dalam
Dalamkg
kg
Skala
R
PENETRATOR
(Indentor)
A Diamond Kerucut 10 50 60 Hitam
B 120° 10 90 100 Merah
C 1/16”(1.588mm) 10 140 150 Hitam
bola baja
Diamond Kerucut
120°
−(ℎ1−ℎ)
dimana:
RB = angka kekerasan Rockwell skala B
k = konstante = 0,26 untuk bola baja
h1 = dalamnya penetrasi setelah beban penambah dibebaskan (mm)
= dalamnya penetrasi ketika pembebanan awal atau Po (mm)
c= harga dipisi skala (0,002 mm)
Prosedur Test
Test yang dilakukan berdasarkan DIN 50103
Sesuai dengan standard ini maka harus dipenuhi persyaratan-
persyaratan tersebut di bawah ini
Gambar 3.3. Proses Pembebanan Pengujian Rockwell B (indentor bola baja)
Persyaratan Test
Semua variable-variable yang bersangkutan dengan test ini harus di atur
sehingga memenuhi persyaratan DIN 50103.
Diameter Bola penekan
Diameter bola penekan menurut standard DIN 50103:
1
D 0,0001 in
16
Beban
Beban awal Po = 10 kg ± 0,15 kg
Beban penambah P1 = 90 kg
Beban total P = P1 + Po = 100 kg ± 0,5 kg
Waktu
Lamanya penekanan bola pada test piece oleh beban penambah (P1) ialah
3 sampai 6 detik.
Jarak
Jarak antara tepi indentasi yang satu dengan yang lain serta jarak tepi
indentasi dengan tepi test piece tidak bolehkurang dari 3mm.
Pembatasan kekerasan HRB
Kekerasan HRB dinyatakan berlaku bila HRB terletak antara 0 – 130. Di
luar batas-batas tersebut hasil test dinyatakan tidak berlaku.
Cara menulis kekerasan Rockwell skala B
HRB = …………………...
Catatan : angka kekerasan Rockwell tanpa dimensi
Test Kekerasan Rockwell Skala C
Test kekerasan Rockwell C (indentor kerucut intan) ini hampir sama dengan
test kekerasan Rockwell B (indentor bola baja). Bedanya hanya pada
indentornya. Pada Rockwell B indentornya dari bola baja, sedang Rockwell
skala C indentornya dari diamond yang berbentuk kerucut. Angka kekerasan
Rockwell skala C ialah:
−(ℎ1−ℎ)
=
Dimana:
Rc = angka kekerasan Rockwell skala C
k = konstante = 0,2 untuk diamond cone
h1 = dalamnya penetrasi setelah beban penambah dibebaskan (mm)
= dalamnya
penetrasi
ketika
pembeban
awal atau Po
(mm)
= harga dipisi
skala (0,002
mm) ± 0,001
mm
Gambar 3.4. Pengujian Rockwell Skala C
Prosedure Test
Test yang dilakukan berdasarkan DIN 50103
Sesuai dengan standard ini maka harus dipenuhi persyaratan-persyaratan
tersebut di bawah ini.
Persyaratan Test
Semua variable-variable yang bersangkutan dengan test ini harus diatur
sehingga memenuhi persyaratan DIN 50103.
Sudut puncak diamond Cone
Sudut puncak diamond cone menurut DIN 50103 adalah 120° ± 20’ dan jari-
jari lengkungan ujung kerucut r = 0,2 mm ± 0,01 mm (lihat gambar di atas).
Beban
Beban mal Po = 10 kg ± 0,15
kg Beban penambah P1 = 140
kg
Beban total P = Po + P1 = 10 +140 = 150 kg ± 0,75 kg
Waktu
Lamanya penekanan kerucut intan (diamond cone) oleh beban penambah
(P1 ) pada test piece ialah 3 sampai 6 detik. Jarak antara tepi identansi
yang satu dengan yang lainnya serta jarak tepi indentasi dengan tepi test
piece tidak boleh kurang dari 3 mm.
Pembatasan kekerasan
Kekerasan H R C dinyatakan berlaku bila H R C terletak antara 0 – 100.
Di luar batas-batas tersebut hasil test dinyatakan tidak berlaku. Cara
menulis kekerasan Rockwell skala C
H R C = ……………………….
(√ 2− )
dimana :
HB = angka kekerasan Brinell ( kg/mm² )
F = beban ( kg )
D = diameter bola penekan ( mm )
d = diameter rata-rata indentasi ( mm )
Prosedur Tes
Test yang dilakukan berdasarkan DIN 50351
Sesuai dengan standard ini maka harus dipenuhi persyaratan- persyaratan
tersebut di bawah:
Persyaratan Test
Semua variable-variable yang bersangkutan dengan test ini diatur sehingga
memenuhi persyaratan DIN 50351 seperti di bawah ini :
Beban dan diameter
bola Toleransi:
Diameter bola D ± 0,0025 mm
Beban = P ± 0,5 percent
Pada umumnya diameter bola yang dipakai 10 mm , bila dipakai ukuran bola
lain maka diameter bola harus dicantumkan pada angka kekerasannya.
Langkah-langkah percobaan
Specimen dibersihkan permukaannya
Tabel 3.8. Keuntungan dan Kerugian antara Vickers dengan Rockwell Cone :
VICKERS : ROCKWELL CONE :
Keuntungan: Keuntungan
Kerugian Kerugian
4(d ² d1²) x100%
d ²
4
Hubungan antara gaya tarik (P) yang bekerja pada suatu logam dengan
perpanjangan. (∆1) yang diakibatkannya biasanya digambarkan dalam bentuk
grafik. Grafik ini menggambarkan pula hubungan tegangan tarik/tensile stress
dengan persentase perpanjangan/regangan/strain. Hubungan antara gaya tarik
dan tegangan tarik adalah :
P
A
Dimana : P = gaya tarik/tensile force (kg)
A = luas penampang (mm²)
= tegangan tarik/tensile stress (kg/mm²)
: l l1 l0
Sedangkan
l x100% l x100%
0 0
Tegangan ultimate (u) ialah besarnya gaya tarik maksimal dibagi luas penampang
mula-mula.
Persentasi perpanjangan ialah :
l l
l% a 0 x100%
l0
Dimana : la = panjang batangsetelah patah.
Persentasi kontraksi ialah :
2 2
( 0 − )
ᵟ %= 100%
Dimana : = sudut kemiringan grafik percobaan tarik pada daerah elastis Modulus
elastis ( E ) juga dikenal sebagai young modulus atau modulus kekenyalan.
Titik y (yield point) sulit ditentukan pada grafik, maka titik dapat digambarkan
dengan cara mencari titik potong grafik dengan garis yang sejajar dengan garis
elastis pada grafik. Garis mana ditarik melalui titik ᵋ = 0,2 % (lihat gambar di bawah)
Batang uji untuk besi tuang (tidak mampu tempa), kawat dan bahan tipis adalah
yang tidak proporsional. Ukuran-ukurannya dapat dilihat pada table 5 dan 6.
Pelaksanaan pengujian
Persiapan
Sebelum batang uji ditarik, terlebih dahulu diberi tanda pada kedua ujung
panjang ukurnya. Kemudian panjang ukur dibagi dalam beberapa bagian yang
sama misalnya 10 atau 20 bagian. Tanda-tanda pembagian itu dibuat dengan
penitik, tetapi tidak terlalu dalam. Selanjutnya batang uji dipasang/dijepit pada
mesin tarik dan kertas grafik serta alat pencatat untuk pembuatan diagram
dipasang pada tempat yang tersedia pada mesin.
Penarikan batang uji
Penarikan batang uji dilakukan dengan penambahan gaya tarik secara merata
dan perlahan-lahan. Kecepatan pernarikan diatur sehingga naiknya tegangan
tarik tidak melebihi 1kg/mm² tiap detik.
Selama penarikan diperhatikan jalannya penarikan dan dicatat:
β beban ulur (bila ada)
β beban patah
β beban maksimum
Pengukuran batang uji sesudah patah
Panjang ukur
Bila batang uji patah pada sekitar pertengahan panjang ukurnya, maka
panjang ukur sesudah patah langsung diukur dari titik ujung yang satu ke titik
ujung yang lainnya (lihat gambar 3.5)
Gambar 3.14. Bidang patah pada batang uji bulat dan segi empat
Diagram Tarik
Diagram tarik yang dihasilkan dari pengujian tarik menunjukkan hubungan
antara beban (gaya tarik) dan perpanjangan atau antara tegangan dan regangan,
sehingga diagram ini dapat dinyatakan sebagai: “diagram beban-perpanjangan”
atau “diagram tegangan-regangan”.
a) Diagram beban-perpanjangan baja lunak
Pada gambar ditunjukkan bentuk diagram tarik dari bahan baja lunak,
pada mulanya perpanjangan sangat kecil sebanding dengan meningkatnya
beban. Apabila beban dihilangkan sebelum A tercapai, batang uji akan kembali
pada panjang semula. Jadi perpanjangan antara 0 dan A adalah elastis dan
menurut hukum Hooke:
Tegangan sebanding dengan regangan
∶ = ( )
Dimana : E = modulus elastisitet (Young’s Modulus)
0,2%.1
Jadi batas regang 0,2%
Perhitungan
Berdasarkan hasil pencatatan selama penarikan dan pengukuran batang uji setelah
patah, maka dapat diadakan perhitungan dengan rumus-rumus sebagai berikut:
=
0,2% = 0,2
=
−
= 100%
−
= 100%
d D g b m n r dp.5. dp.10
min min min
Lo+ Lt Lo+ Lt
Lo 2m min Lo 2m min
6 7.5 11 6 11 3 2 3 30 36 74 60 66 104
8 10 14 8 13 4 3 4 40 48 96 80 88 136
10 12 18 10 15 5 3 5 50 60 116 100 110 166
12 14.5 21 12 17 6 4 6 60 72 138 120 132 198
14 17 25 14 19 7 4.5 7 70 84 159 140 154 229
16 19 28 16 21 8 5 8 80 96 180 160 176 260
18 22 31 18 23 9 6 9 90 108 202 180 198 292
20 24 35 20 25 10 6 10 100 120 222 200 220 322
25 30 44 25 30 12.5 7.5 12.5 125 150 275 250 275 400
Tabel 3.14. Batang uji bundar untuk besi tuang yang dapat ditempa.
Ukuran dalam mm
h
d D min. m r Lo Lo + 2m Lt min.
6 22 30 1 6 16 20 90
9 19 40 1.5 6 27 30 120
12 16 50 2 8 36 40 150
15 13 60 2.5 8 45 50 190
18 10 70 3 10 54 60 250
Nama : dg
Type :M
Bentuk : Batang uji bundar untuk besi tuang
0.565√
Persegi Dp 10 Tidak
11,3 √ Hingga
ditentukan *)
1,12√
D1
Min 22,5√ Min 2,5√
*) Penjepitan batang coba pada mesin tarik hanya dimulai pada ujung- ujung dari
Lo + 2 m.
Perhitungan Energi
Energi yang dipakai untuk mematahkan test piece adalah sama dengan
perbedaan antara energi dalam pendulum sebelum dan setelah impact.
Energi untuk mematahkan test piece dihitung berdasarkan berat dan
ketinggian ayunan pendulum sebelum dan setelah impact. Tanpa
memperhatikan kehilangan energi. Energi yang dipakai untuk mematahkan
test piece dapat dihitung sebagai berikut:
=
ℎ
ℎ ℎ
= ( / 2)
dimana : A = luas penampang test piece pada bagian yang bertakik (mm²)
2
IS = Impact Strength (kgm/mm )
Bila pemukul dilepas dari ketinggian awal H (tanpa batang uji) maka
ketinggian akhir dari pemukul akan sama dengan H. Dalam hal ini penunjuk
pada skala akan menunjukkan angka nol. Setelah batang uji dipasang, maka
ketinggian akhir pemukul akan menjadi lebih rendah, yakni h selisih ketinggian
tersebut adalah menyatakan usaha yang diserap oleh batang uji, Jadi usaha =
H – h.
e. Pengujian Puntir
Bila pada kedua ujung suatu batang bekerja gaya-gaya yang berlawanan
arah yang cenderung memutar/memilin batang tersebut maka disebut batang itu
dibebani pada puntiran. Gaya-gaya yang menyebabkan puntiran itu disebut juga
gaya puntir. Tegangan yang terjadi pada batang yang ditimbulkan oleh puntiran
disebut tegangan puntir.
Di dalam pelaksanaan konstruksi, tegangan puntir banyak terjadi pada
bagian berputar seperti pada roda sabuk dan poros transmisi.
1) Pengujian dan perhitungan
Pengujian puntir biasanya dilakukan pada mesin yang didesain khusus
untuk pengujian ini. Mesin ini dilengkapi dengan peralatan untuk memutar,
pencatat putaran (Tevolution counter) dan kadang-kadang dilengkapi dengan
Torsiometer.
Bahan yang diuji biasanya bahan liat dengan diameter relative kecil,
salah satu ujung batang dijepit tetap dan ujung lainnya diputar sehingga terjadi
puntiran pada batang uji. Pada waktu dipuntir, batang uji juga mengalami
perpanjangan. Perpanjangan ini disebut dengan Torsiometer.
f. Pengujian Metallography
2.4.3. Rangkuman
Pengujian logam dapat dikelompokkan dalam : pengujian destruktif dan
pengujian non-destruktif
Pengujian destruktif ialah pengujian yang dilakukan sehingga
menimbulkan perubahan/kerusakan pada bahan uji ( Test piece )
Pengujian non destruktif ialah pengujian tanpa merusak bahan uji