Anda di halaman 1dari 15

Jenis, Sifat dan Kegunaan Logam Non Ferro

Jenis, Sifat dan Kegunaan Logam NonFerro


Logam non ferro dapat digolongkan ke dalam logam non ferro berat dan logamnon
ferro ringan. Sifat mekanik logamnon ferro pada umumnya kurang baik, akan tetapi dapat
diperbaiki dengan memadukannya.Kebanyakan dari logam non ferro adalah tahan korosi
karena adanya lapisanoksida yang kuat. Sedangkan beberapa logam non ferro mempunyai
dayapenghantar listrik dan daya penghantar panas yang baik.
(a). Logam berat dan logam ringan
Logam dapat diklasifikasikan sebagai logam berat dan logam ringan. Logamberat dengan
berat jenis lebih dari 5 kg/dm 3. Sedangkan logam ringandengan berat jenis kurang dari
5 kg/dm3. Logam berat dan logamringan menurut keberadaannya terdapat dalam dua bentuk
yaitu logam murnidan logam paduan.
Logam murni yaitu logam dengan sifat-sifat :
1). Kadar kemurnian 99,9 %.
2). Kekuatan tarik rendah
3). Titik lebur tinggi
4). Daya hantar listrik baik
5). Daya tahan terhadap karat baik.
Logam paduan yaitu logam campuran dari dua macam logam atau lebih yangdicampur
satu sama lain dalam keadaan cair, sehingga mempunyai sifat-sifat :
1). Kekerasan dapat ditingkatkan dari kekerasan logam asalnya.
2). Kekuatan tarik dapat diperbesar
3). Daya pemuaian dapat dikurangkan
4). Titik lebur dapat diturunkan atau dinaikkan dibanding logam-logamasalnya.
Macam-macam logam paduan yaitu;
1). Paduan tuang
2). Paduan tempa Dalam logam paduan dikenal perbedaan antara paduan logamberat dan
paduan logam ringan.
Diantara paduan logam berat yang kita kenal antara lain sebagai berikut.
a). Kuningan atau loyang yaitu paduan antara tembaga dengan seng dansedikit tambahan
timbal.
b). Perunggu yaitu campuran antara tembaga, timah, sedikit seng dan timbal.

c). Paduan nikel untuk logam-logam tahan karat, misalnya monel, metal dansebagainya.
d). Paduan seng untuk alat-alat ukur dan bagian-bagian mesin.
Logam-logam untuk paduan berat lainnya dan kegunaan dapat dilihat dalamtabel berikut.
Tabel 1.Macam-macam Paduan dan kegunaannya.

No
1.

Nama paduan
Wolfram/tungsten

Kegunaan
Untuk paduan baja, kawat pijar, dan bahan

(W)
campuran elektoda las TIG/WIG.
2.

Molibdenum (Mo)

Paduan baja, pipa-pipa, dan alat rontgen.

3.

Tantalum (Ta)

Untuk alat-alat kedokteran dan paduan lainnya.

4.

Kromium (Cr)

Paduan baja tahan karat, pelapis logam dan


pelindung tahan karat.

5.

Mangan (Mn)

Paduan baja.

6.

Vanadium (V)

paduan baja tahan karat.

7.

Kobalt (Co)

Paduan baja perkakas potong.

8.

Kadmium (Cd)

Paduan

logam-logam

bantalan,

pelapis

baja

tahan karat, tahan uap racun dan sebagainya.


9.

Bismut (Bi)

Paduan bahan yang digunakan dalam sekeringSekering.

Sedangkanuntuk paduan logam ringan kita kenal antara lain sebagai berikut.
1).Aluminium dan paduannya yang banyak digunakan untuk paduanlogam ringan, misalnya
duralumin yang biasa digunakan untuk badan pesawatterbang, kendaraan bermotor, kapal
pesiar, alat-alat rumah tangga dansebagainya.
2).Paduan magnesium digunakan hanya bila dalam konstruksi mesinyang factor berat
menjadi pertimbangan utama. Sebab magnesium mempunyai dayagabung yang tinggi
terhadap oksigen dan mudah terbakar.
3).Paduan titanium banyak digunakan untuk paduan aluminium sebagailogam ringan yang
banyak dipakai pada konstruksi pesawat terbang.
(b). Logammulia
Logam muliaadalah logam yang dalam keadaan tunggal sudah dapat dipakai sebagai
bahanteknik, artinya dalam keadaan murni tanpa dicampur dengan bahan logam
lainsudah dapat diproses menjadi barang jadi atau setengah jadi, dengan sifat-sifatyang

baik sesuai dengan yang diinginkan. Pada umumnya bahan logam belummemiliki sifatsifat yang baik apabila tidak dicampur dengan bahan lain nya dantidak memenuhi syarat
sebagai bahan teknik, kecuali logam mulia tersebut. Diantara logam mulia yang kita kenal
adalah emas, perakdan platina.
(c). Logam radioaktif
Logamradioaktif adalah bahan yang menunjukkan gejala radioaktif karena
radionuklida. Radioaktif adalah radiasi elektromagnetik dan penyebaranpartikel pada saat
terjadi perubahan spontan suatu inti atom atau disebabkanpembelahan inti secara spontan.
Diantara logam radioaktif yang kita kenaladalah uranium, radium dan plutonium.
http://tenlijunaidi.blogspot.co.id/2012/03/jenis-sifat-dan-kegunaan-logamnon.html

Logam Ferro
Logam ferro adalah adalah logam besi(Fe).
Besi merupakan logam yang penting dalam bidang teknik, tetapi besi murni terlalu lunak dan
rapuh sebagai bahan kerja, bahan konstruksi dlln. Oleh karena itu besi selalu bercampur
dengan unsur lain, terutama zat arang/karbon (C). Sebutan besi dapat berarti :
1. Besi murni dengan simbol kimia Fe yang hanya dapat diperoleh dengan jalan reaksi
kimia.
2. Besi teknik adalah yang sudah atau selalu bercampur dengan unsur lain.
Besi teknik terbagi atas tiga macam yaitu :
1. Besi mentah atau besi kasar yang kadar karbonnya lebih besar dari 3,7%.
2. Besi tuang yang kadar karbonnya antara 2,3 sampai 3,6 % dan tidak dapat ditempa.
Disebut besi tuang kelabu karena karbon tidak bersenyawa secara kimia dengan besi
melainkan sebagai karbon yang lepas yang memberikan warna abu-abu kehitaman,
dan disebut besi tuang putih karena karbon mampu bersenyawa dengan besi.
3. Baja atau besi tempa yaitu kadar karbonnya kurang dari 1,7 % dan dapat ditempa.
Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan dasarnya adalah unsur besi
(Fe) dan karbon ( C) , tetapi sebenarnya juga mengandung unsur lain seperti : silisium,
mangan, fosfor, belerang dan sebagainya yang kadarnya relatif rendah. Unsur-unsur dalam
campuran itulah yang mempengaruhi sifat-sifat besi atau baja pada umumnya, tetapi unsur
zat arang (karbon) yang paling besar pengaruhnya terhadap besi atau baja terutama
kekerasannya.
Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan mengolah bijih besi di dalam dapur tinggi yang
akan menghasilkan besi kasar atau besi mentah. Besi kasar belum dapat digunakan sebagai
bahan untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi, oleh karena itu, besi kasar itu masih
harus diolah kembali di dalam dapur-dapur baja. Logam yang dihasilkan oleh dapur baja
itulah yang dikatakan sebagai besi atau baja karbon, yaitu bahan untuk membuat benda jadi
maupun setengah jadi.
contoh logam ferro diantaranya :
a. Besi Tuang
Komposisinya yaitu campuran besi dan karbon. Kadar karbon sekitar 4%, sifatnya rapuh
tidak dapat ditempa, baik untuk dituang, liat dalam pemadatan, lemah dalam tegangan.
Digunakan untuk membuat alas mesin, meja perata, badan ragum, bagian-bagian mesin
bubut, blok silinder, dan cincin torak.

b. Besi Tempa
Komposisi besi tempa terdiri dari 99% besi murni, sifat dapat ditempa, liat, dan tidak dapat
dituang. Besi tempa antara lain dapat digunakan untuk membuat rantai jangkar, kait keran,
dan landasan kerja pelat.

c. Baja Lunak
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,1%-0,3%, mempunyai sifat dapat
ditempa dan liat. Digunakan untuk membuat mur, sekrup, pipa, dan keperluan umum dalam
pembangunan.
d. Baja Karbon Sedang
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,4%-0,6%. Sifat lebih kenyal daripada
yang keras. Digunakan untuk membuat benda kerja tempa berat, poros, dan rel baja.
e. Baja Karbon Tinggi
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,7%-1,5%. Sifat dapat ditempa,
dapat disepuh keras, dan dimudakan. Digunakan untuk membuat kikir, pahat, gergaji, tap,
stempel, dan alat mesin bubut.
f. Baja Karbon Tinggi dengan Campuran
Komposisi baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobalt, khrom, atau tungsten. Sifat

rapuh, tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan, dapat disepuh keras, dan dimudakan.
Digunakan untuk membuat mesin bubut dan alat-alat mesin.
Logam Non Ferro
Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung
unsur besi (Fe).
Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan
logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang diinginkan. Kecuali
logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena sudah memiliki sifat
yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik serta cukup kuat,
sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni. Tetapi karena harganya mahal, ketiga jenis
logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik proses dan
laboratorium di samping keperluan tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.
Logam non fero juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan tujuan memperbaiki
sifat-sifat bajja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering digunakan uintuk paduan baja
antara lain, nekel, kromium, molebdenum, wllfram dan sebagainya. Sedangkan dari logam
non ferro ringan antara lain: magnesium, titanium, kalsium dan sebagainya.
sebagai contoh logam non ferro adalah :
a. Tembaga (Cu)
Warna cokelat kemerah-merahan, sifatnya dapat ditempa, liat, baik untuk penghantar panas,
listrik, dan kukuh. Tembaga digunakan untuk membuat suku cadang bagian listrik, radio
penerangan, dan alat-alat dekorasi.

b. Alumunium (Al)
Alumunium memiliki ciri warna biru putih, sifatnya dapat ditempa, liat, bobot ringan,
penghantar panas dan listrik yang baik, mampu dituang. Alumunium digunakan untuk
membuat peralatan masak, elektronik, industri mobil, dan pesawat terbang.

c. Timbal (Pb)

Warna biru kelabu, sifatnya dapat ditempa, sangat liat, tahan korosi, air asam, dan bobot
sangat berat. Timbel digunakan sebagai bahan pembuat kabel, baterai, bubungan atap, dan
bahan pengisi.

d. Timah (Sn)
Warna bening keperak-perakan, sifatnya dapat ditempa, liat, dan tahan korosi. Timah
digunakan sebagai pelapis lembaran baja lunak (pelat timah) dan industri pengawetan

2.2. SIFAT-SIFAT LOGAM BUKAN BESI


Kebanyakan logam bukan besi tahan terhadap korosi (air atau kelembaban), misalnya: zat
magnesium, tahan terhadap korosi dalam lingkungan udara biasa, akan tetapi di dalam air
laut, ketahan terhadap korosinya dibawah ketahanan baja biasa.
Secara umum dapat dikatakan, bahwa makin berat suatu logam bukan besi, maka makin baik
daya tahan nya terhadap korosi dan salah satu sifat atau ciri khas logam bukan besi
adalah: berat jenis nya, oleh karena itu, dibawah ini dapat dilihat tabel yang menunjukkan
berat jenis & titik cair logam.
Pemilihan paduan tertentu tergantung pada banyak hal, antara lain kekuatan, kemudahan
dalam pemberian bentuk, berat jenis, harga bahan baku, upah pembuatan dan penampilannya.
Dari table 2.1. diperlihatkan perbandingan berat jenis berbagai logam bukan besi.
Kebanyakan logam bukan besi tahan terhadap korosi (air atau kelembaban). Secara umum
semakin berat suatu logam bukan besi semakin baik daya tahan korosinya. Pengecualian pada
aluminium, pada permukaan nya terbentuk suatu lapisan oksida yang dapat melindungi logam
aluminium tersebut dari korosi selanjutnya.
Warna asli dari logam bukan besi, yaitu kuning, abu-abu, perak, dan lain sebagainya,
termasuk teknik pewarnaan, seperti: anodisasi pada aluminium, dapat menambah nilai
estetika logam-logam tersebut.
Pada umum nya, logam non-besi mempunyai daya hantar listrik lebih baik dibandingkan
dengan besi, sebagai contoh: tembaga, mempunyai daya hantar listrik 5,3 kali lebih baik
dibandingkan besi, sedang kan aluminium, 3,2 kali lebih baik. Demikian juga hal nya
dengan titik cair, titik cair logam bukan besi berkisar antara 327 0C s/d 1800 0C, namun untuk
penuangan, biasanya suhu nya dinaik kan antara 200 0C s/d 315 0C diatas suhu titik cair nya.
Umum nya logam bukan besi, agak sulit untuk dilas, sedangkan kemampuan terhadap
pengecoran, permesinan dan pembentukan, berbeda-beda, misalnya: ada logam yang dapat
mengalami pembentukan dengan pengerjaan dingin, namun ada pula yang tidak mungkin
untuk dibentuk dalam keadaan dingin

2.4. PEMBUATAN ALUMINIUM (Al)


Bijih bauksit merupakan salah satu sumber pembentukan aluminium yang cukup
ekonomis, yang bila di Indonesia, banyak terdapat di daerah Bintan dan Kalimantan. Untuk
menambang bauksit, dilakukan dengan penambangan terbuka, setelah bauksit di haluskan,
kemudian di cuci dan dilakukan pengeringan, baru kemudian bauksit mengalami pemurnian
menjadi oksida aluminium atau alumina.
Untuk memperoleh aluminium murni, biasanya digunakan Proses Bayern (Karl Josef
Bayer), yaitu: bauksit halus dan kering, dimasukkan ke dalam pencampur (mixer), diolah
dengan NaOH yang bila bereaksi dengan bauksitdibawah pengaruh tekanan dan suhu diatas
titik didih nya, akan menghasilkanAluminat Natrium yang dapat larut. Biasanya setelah
proses selesai, tekanan di dalam dapur dikurangi dan ampas yang terdiri dari oksida besi tak
larut, silikon, titanium dan kotoran-kotoran lain nya, ditekan melalui saringan dan
dikumpulkan agak disamping. Kemudian, cairan yang mengandung alumina dalam bentuk
aluminat natrium, dipompakan ke luar dan dimasukkan kedalam sebuah tangki pengendapan.
Didalam tangki tersebut, diberi tambahan kristal hidroksida aluminium yang halus, yang
kemudian berubah menjadi inti kristalisasi, sementara itu kristal hidroksida aluminium akan
terpisah dari larutan, kemudian dilakukan penyaringan dan dipanaskan sampai suhu nya
mencapai 980 C.
Proses Bayern
Melalui proses elektrolisa, alumina akan berubah menjadi oksigen dan logam aluminium.
Jalan nya proses elektrolisa adalah: alumina murni dilarutkan pada cairan criolit (natrium
aluminium fluorida) di dalam dapur elektrolit yang besar atau disebut sel reduksi. Arus listrik
kemudian dialirkan pada campuran melalui elektroda karbon, logam aluminium di endapkan
pada katoda karbon yang berada di dasar sel.
Panas akibat aliran listrik digunakan untuk memanaskan isi sel, sehingga akan selalu cair,
dengan demikian alumina dapat ditambahkan secara terus menerus (disebut: proses kontinu).
Pada saat-saat tertentu, aluminium cair di keluarkan dari sel dan dipindah kan ke dalam dapur
penampung untuk kemudian di murnikan atau bisa juga digunakan untuk keperluan paduan,
setelah itu baru di tuangkan ke dalam cetakan ingot, untuk kemudian diolah lebih lanjut.
Biasanya, untuk menghasilkan 1 kg aluminium, dibutuhkan 2 kg alumina, sedangkan
untuk mendapat kan 2 kg alumina, diperlukan 4 kg bauksit, 0,6 kg karbon, criolit dan bahanbahan lain nya serta sekitar 8 kWh energi listrik (berlaku secara linier).

2.5. PEMBUATAN MAGNESIUM (Mg)


Air laut yang biasanya mengandung 1300 ppm magnesium, direaksikan dengan kapur (kulit
kerang yang dibakar pada suhu 1320 0C). Hasil reaksi kimia antara kapur dengan air laut,
akan menghasilkan endapan Mg(OH)2 .Endapan kental yang mengandung sekitar 12
% Mg(OH)2 ini kemudian di saring, sehingga akan bertambah pekat, baru kemudian di
reaksikan dengan CHCl dan menghasilkan MgCl2. Setelah melalui tahapan filtrasi dan
pengeringan, konsentrasi MgCl2 akan meningkat menjadi sekitar 68 %, yang berbentuk
butiran-butiran kemudian dipindahkan ke dalam sel elektrolisa yang berukuran 100
m3

dan beroperasi pada suhu sekitar 700 0C. Elektroda grafit akan berfungsi sebagai

anoda dan pot nya sendiri berfungsi sebagai katoda. Akibat di aplikasikan nya arus listrik
sebesar 60.000 Amp, maka MgCl2 akan terurai, dan logam magnesium terapung diatas
larutan. Setiap pot akan dapat menghasilkan sekitar 550 kg logam Mg dalam satu hari yang
kemudian dituang kedalam cetakan ingot, dimana setiap ingot mempunyai berat 8 kg.
Hasil sampingan dari proses ini adalah: gas klorida yang kemudian dapat digunakan untuk
mengubah Mg(OH)2 menjadi MgCl2.

2.6. PEMBUATAN TEMBAGA


Chalcopirit adalah bijih tembaga, merupakan campuran antara Cu2S dan CuFeS2

yang di

peroleh dari hasil tambang di bawah permukaan tanah. Gambar berikut adalah proses
mebuat nya:
Alur proses yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah dimulai dari bijih chalcopirit,
digiling dan dicampur dengan batu kapur serta bahan fluks silika. Setelah tepung bijih
dipekatkan, lalu dipanggang, sehingga terbentuk campuran FeS, FeO, SiO2, dan CuS.
Campuran inilah yang disebut: Kalsin. Kalsin kemudian di lebur dengan batu kapur sebagai
fluks nya di dalam Dapur Reverberatory, tujuan nya untuk melarutkan besi (Fe) di dalam
terak, sisanya adalah Tembaga-Besi yang disebut matte di tuangkan kedalam konverter.
Dengan menghembuskan udara kedalam konverter untuk selama 4 s/d 5 jam, maka kotorankotoran teroksida dan besi akan membetuk terak yang pada saat-saat tertentu, dikeluarkan
dari konverter.
Karena panas oksidasi cukup tinggi, maka muatan akan tetap cair yang akhir nya dapat
merubah

sulfida-tembaga

menjadi

oksida-tembaga

atau

yang

dikenal

dengan

nama: sulfat. Bila kemudian aliran udara dihentikan, maka oksida kupro akan bereaksi

dengan sulfida kupro yang akan membentuk tembaga blisterdan dioksida belerang. Tembaga
blister dengan tingkat kemurnian

antara 98 % s/d 99 % ini kemudian dicor

menjadi slab untuk kemudian di olah secara elektolitik menjadi tembaga murni.
2.7. PEMBUATAN TIMAH HITAM
Gambar diatas menunjukkan kompleksitas dari pembuatan timah hitam, dimana konsentrat
timah hitam yang hanya mengandung (65 s/d 80) % Pb, harus di panggang terlabih dahulu
untuk menghilangkan sulfida-sulfida. Sebelum dilakukan proses sintering, maka batu kapur,
bijih besi, pasir dan terak dicampur dengan konsentrat timah, akibat sinter, oksida sulfur akan
menguap dan di tampung untuk diolah menjadi asam sulfat

, kemudian

dimasukkan kedalam tanur tinggi dengan bahan bakar kokas. Gas dan debu tanur tinggi ini
masih mengandung klorida kadmium yang kelak dapat diolah tersendir untuk menjadi
kadmium murni. Muatan yang ada di dalam tanur tinggi di sebut: bullion yang kemudian
di dros, menghasilkan dross tembaga yang akan terapung dan mengikat belerang, sehingga
memudahkan pemisahan tembaga dan dross. Setelah diperoleh timah cair, maka kemudian di
alirkan ke dalam dapur pelunakan (ketel desilverisasi) agar timah cair teroksidasi. Didalam
dapur pelunakan, akan terjadi terak yang mengandungantimon dan arsen. Kedalam ketel
yang berisi timah cair tersebut, di tambahkan seng dan emas, tujuan nya, agar bila perak
masih ada, maka akan bisa larut bersama-sama dengan seng, dimana kemudian uap nya
ditampung untuk menghasilkan seng padat. Cairan yang tersisa, diolah secara elektrolisa
untuk menghasilkan emas dan perak. Timah cair yang ada didalam ketel dimurnikan terlebih
dahulu, baru kemudian dicampur dengan soda api, sehingga seng akan terpisah. Hal ini
dilakukan dengan cara menginjeksikan pancaran timah panas kedalam ruang vakum, akibat
nya seng akan menguap. Pada akhirnya, kotoran-kotoran yang masih ada bercampur dengan
timah, dipisahkan secara kimia, sehingga diperoleh timah cair murni, yang kemudian dicor
menjadi timah ingot dengan berat standard 25 kg atau 90 kg.
2.8. PENGECORAN LOGAM BUKAN BESI
Terdapat sedikit perbedaan antara pengecoran logam bukan besi dan pengecoran besi,
walau pun cetakan nya secara umum, alat-alat perkakas yang digunakan praktis sama. Pasir
yang digunakan biasanya lebih halus, sebab benda kerja yang akan di cetak, umum nya lebih
kecil dan selalu diingin kan suatu permukaan yang rata. Untuk pengecoran besi, maka syarat

pasir cetak nya harus yang tahan panas, tetapi pada logam bukan besi, tidak perlu terlalu
tahan panas, sebab suhu pengecoran nya lebih rendah. Dapu kowi dengan sumber panas
minyak atau kokas ataupun gas, sering digunakan untuk melebur logam bukan besi.
Bila diperlukan pengendalian suhu yang lebih akurat, maka dapat menggunakan beberapa
jenis dapur, antara lain: dapur tahanan listrik, busur tak langsung atau dapur induksi.
Dengan menggunakan dapur listrik, biasanya sangat sesuai untuk tujuan penelitian ataupun
untuk suatu instalasi yang berkapasitas relatif tidak besar.
Paduan tembaga yang banyak digunakan atau pemakaian nya adalah: kuningan dan
perunggu. Kuningan adalah merupakan paduan antara tembaga danseng dengan kadar seng
nya bervariasi anatara 10 % sampai dengan 40 %. Sifat-sifat mekanik paduan, seperti:
kekuatan, kekerasan dan ke uletan, akan meningkat se iring dengan meningkatnya persentase
seng, namun bila kadar seng nya melebihi 40 %, maka umum nya akan terjadi penurunan
kekuatan, dan pada saat peleburan, seng akan sangat mudah menguap.
Dengan menambah unsur timah sebanyak 0,5 % sampai dengan 5 %, maka akan menjadikan
paduan lebih mampu untuk di mesin (machinability yang baik).
Kuningan sebagai bahan hasil paduan tembaga dan seng, banyak sekali dugunakan di
industri, sebab selain kuat, penampilan nya bagus, daya tahan terhadap korosi sangat tinggi
serta bila diperlukan, relatif mudah untuk di rol, di tuang dan bahkan di ekstrusi.
Perunggu adalah paduan antara tembaga dengan unsur-unsur lain nya, seperti: timah putih,
mangan dan beberapa elemen-elemen lain nya sebagai unsur-unsur tambahan. Unsur-unsur
tambahan ini, dapat meningkatkan kekerasan, kekuatan dan daya tahan terhadap korosi dari
perunggu.
Tembaga, sering digunakan sebagai salah satu unsur dasar paduan, sebab bila tembaga diatas
8%, dapat menambah kekuatan dan kekerasan bahan.
Paduan aluminium yang mengandung unsur silikon, akan memiliki sifat cor yang baik sekali,
sekaligus menambah daya tahan terhadap korosi yang lebih baik.
Magnesium sebagai unsur paduan dasar, akan meningkatkan sifat mampu mesin yang lebih
baik, hasil pengecoran yang lebih halus dan juga dapat meningkatkan daya tahan terhadap
korosi. Keistimewaan yang lain dari magnesium ini adalah: massa jenis nya yang rendah
(kurang lebih dua per tiga massa jenis aluminium atau seper empat dari massa jenis logam
ferrous).
Mangan, bila digunakan dalam jumlah yang kecil, akan meningkatkan ketahanan logam
ferrous terhadap air garam.

Bahan yang menggunakan magnesium sebagai paduan nya, banyak diguakan untuk membuat
peralatan-peralatan portabel, di industri-industri pesawat terbang dan konstruksi-konstruksi
lain yang mengutamakan material ringan (teknologi ruang angkasa).
http://munabarakati.blogspot.co.id/2014/10/makalah-logam-bukan-besi.html

Anda mungkin juga menyukai