Disusun oleh :
Adam
muhammmad
khatami
NIM :
16012300079
Kelas 1F-TKI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung unsur
besi (Fe). Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin banyak orang sering mendengar tntang yang
namanya logam non ferro. Namun pemahaman yang lebih dalam tentang logam ini, masih
banyak juga yang belum mengenal, baik berupa jenis-jenisnya, cirri-ciri atau sifatnya, dan yang
Kurang lebih 20% dari logam yang diolah menjadi produk industry merupakan logam
bukan besi. Indonesia merupakan Negara penghasil logam bukan besi yang meliputi timah
putih, tembaga, nikel, dan aluminium. Dalam keadaan murni, logam bukan besi memiliki sifat
yang sangat baik, namun untuk meningkatkan kekuatannya umumnya dicampur dengan logam
lain membentuk paduan. Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih dalam lagi tantang proses-
proses dalam pembentukan serta bagaimana membuat paduan-paduan logam non ferro
sehingga menjadi benda yang lebih tahan dan berkualitas lebih baik.
B. Rumusan Masalah
3. Apa saja jenis-jenis logam non ferro dan bagaimana sifat mekanik dan fisik nya?
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dari Ilmu
bahan 1, juga agar pembaca dapat lebih mengenal dan memahami tentang :
3. Jenis-jenis logam non ferro dan sifat-sifatnya secara mekanik dan fisik
PEMBAHASAN
Logam Non-Ferro (Non-Ferrous Metal) ialah jenis logam yang secara kimiawi tidak
memiliki unsur besi atau Ferro (Fe), oleh karena itu logam jenis ini disebut sebagai logam
bukan Besi (non Ferro). Beberapa dari jenis logam ini telah disebutkan dimana termasuk logam
yang banyak dan umum digunakan baik secara murni maupun sebagai unsur paduan.
pengolahan bahan logam, menjadikan semua jenis logam digunakan secara luas dengan
berbagai alasan, mutu produk yang semakin ditingkatkan, kebutuhan berbagai peralatan
pendukung teknologi serta keterbatasan dari ketersediaan bahan-bahan yang secara umum
Kebanyakan logam bukan besi tahan terhadap korosi (air atau kelembaban), misalnya:
zat magnesium, tahan terhadap korosi dalam lingkungan udara biasa, akan tetapi di dalam air
Secara umum dapat dikatakan, bahwa makin berat suatu logam bukan besi, maka makin
baik daya tahan nya terhadap korosi dan salah satu sifat atau ciri khas logam bukan besi adalah:
berat jenis nya. Pemilihan paduan tertentu tergantung pada banyak hal, antara lain kekuatan,
kemudahan dalam pemberian bentuk, berat jenis, harga bahan baku, upah pembuatan dan
penampilannya. Kebanyakan logam bukan besi tahan terhadap korosi (air atau kelembaban).
Secara umum semakin berat suatu logam bukan besi semakin baik daya tahan korosinya.
Pengecualian pada aluminium, pada permukaan nya terbentuk suatu lapisan oksida yang dapat
termasuk teknik pewarnaan, seperti: anodisasi pada aluminium, dapat menambah nilai estetika
logam-logam tersebut.
Pada umum nya, logam non-besi mempunyai daya hantar listrik lebih baik
dibandingkan dengan besi, sebagai contoh: tembaga, mempunyai daya hantar listrik 5,3 kali
lebih baik dibandingkan besi, sedang kan aluminium, 3,2 kali lebih baik. Demikian juga hal
nya dengan titik cair, titik cair logam bukan besi berkisar antara 327 C s/d 1800 C, namun
untuk penuangan, biasanya suhu nya dinaik kan antara 200 C s/d 315 C diatas suhu titik cair
nya. Umum nya logam bukan besi, agak sulit untuk dilas, sedangkan kemampuan terhadap
pengecoran, permesinan dan pembentukan, berbeda-beda, misalnya: ada logam yang dapat
mengalami pembentukan dengan pengerjaan dingin, namun ada pula yang tidak mungkin untuk
Logam non Ferro ini terdapat dalam berbagai jenis dan masing-masing memiliki sifat
dan karakteristik yang berbeda secara spesifik antara logam yang satu dengan logam yang
lainnya.
Keberagaman sifat dan karakteristik dari logam Non Ferro ini memungkinkan
pemakaian secara luas baik digunakan secara murni atau pun dipadukan antara logam non ferro
bahkan dengan logam Ferro untuk mendapatkan suatu sifat yang baru yang berbeda dari sifat
asalnya. Untuk mengetahui macam-macam logam non ferro dan sifat-sifatnya dapat disebutkan
sebagai berikut:
Timah hitam sangat sangat lunak, lembek tetapi ulet, memiliki warna putih
terang yang sangat jelas terlihat pada patahan atau pecahannya. Timah Hitam memiliki
berat jenis (ρ) yang sangat tinggi yaitu =11,3 kg/dm³ dengan titik cair 327ºC, digunakan
sebagai isolator anti radiasi Nuclear. Timah hitam diperoleh dari senyawa Plumbum-
Sulphur (PbS) yang disebut “Gelena” dengan kadar yang sangat kecil.
proses pencairan untuk menghilangkan oxides serta unsur lainnya. Selain untuk
pemakaian sebagai isolator radiasi, Timah hitam digunakan juga sebagai bahan pelapis
pada bantalan luncur, bahan timah pateri serta sebagai unsur paduan dengan baja atau
logam Non Ferro lainnya yang menghasilkan logam dengan sifat Free Cutting atau yang
2. Titanium (Ti)
Titanium (Ti) memiliki warna putih kelabu, sifatnya yang kuat seperti baja dan
stabil hingga temperature 400ºC, tahan korosi dan memiliki berat jenis (ρ) = 4,5 kg/dm³.
Titanium (Ti) digunakan sebagai unsur pemurni pada baja serta sebagai bahan paduan
dengan Aluminium dan logam lainnya. Titanium (Ti) memiliki titik cair 1660ºC dan
dilakukan pada tahun 1949, karena sebenarnya Titanium (Ti) telah terdeteksi sejak
tahun 1789 dalam bentuk Oxide Silicon, karena pengaruh oxygen maka pada saat itu
tidak memungkinkan untuk dilakukan extraction, dimana Titanium (Ti) merupakan
bagian penting dari Oxygen, namun pada akhirnya ditemukan metoda pemurnian
Titanium (Ti) ini melalui pemanasan dengan Carbon dan Clorine, kemudian dengan
Magnesium dan denganSodium pada suhu pemanasan antara 800ºC hingga 900ºC yang
menghasilkan Titanium Tetraclorite sebagai produk awal dari Titanium (Ti) yang
Nickel, Nickolium merupakan unsur penting yang terdapat pada endapan terak
bumi yang biasanya tercampur dengan bijih tembaga. Oleh karena itu diperlukan proses
pemisahan dan pemurnian dari berbagai unsur yang akan merugikan sifat Nickel
tersebut.
lain yang sebagian besar terdiri atas besi dan silica serta hampir 4 % Tembaga dan
Tembaga, besi dan Nicel berada pada bijih itu sebagai Sulfida.
Setelah proses penambangan bijih itu dipecah dan dilakukan pemisahan dari
berbagai unsur yang mengandung batuan yang mengapung. Kemudian sulfide Nickel
pemurnian baja.
memperoleh larutan Tembaga Nickel dan Sulfide Besi, kemudian dituangkan kedalam
mengapung keatas dan ketika terjadi pemadatan Nickel dan Tembaga akan terpisah oleh
disinter sehingga berbentuk Briket, atau dapat juga dengan proses ‘carbonil’ jika
tresedia cukup daya listrik dimana serbuk Nickel dipanggang untuk menhilangkan sisa-
Dengan demikian maka oxide logam akan keluar dan membentuk uap, akan terbang
dan membentuk gas Nickel carbonil yang kemudian mencair karena pengaruk
terutama untuk peralatan-peralatan yang menuntut ketahanan korosi yang tinggi, seperti
mampu tempa, mampu mesin dengan pemotong HSS. Dapat dikerjakan dengan
Timah putih, Tin, Stannum (Sn) ialah logam yang berwarna putih mengkilap,
Logam ini memiliki sifat ketahanan korosi yang tinggi sehingga banyak digunakan
sebagai bahan pelapis pada plat baja, digunakan sebagai kemasan pada berbagai produk
makanan karena Timah putih ini sangat tahan terhadap asam buah dan Juice.
Fungsi kegunaan yang lain ialah sebagai bahan pelapis pada bantalan luncur serta
sebagai unsur paduan pada bahan-bahan yang memiliki titik cair rendah.
Timah putih, Tin, Stannum (Sn) paling banyak digunakan sebagai timah pateri serta
paduan pada logam-logam bantalan seperti Bronzes dan gunmetal atau ditambahkan
sedikit pada paduan Tembaga Seng (Kuningan, Brasses) untuk memperoleh ketahanan
korosi.
Timah putih, Tin, Stannum (Sn) diproses dari bijih timah (Tinstone),
Seng, Zincum (Zn) ialah logam yang berwarna putih kebiruan memiliki titik
cair 419ºC, sangat lunak dan lembek tetapi akan menjadi rapuh ketika dilakukan
pembentukan dengan temperature pengerjaan antara 100ºC sampai 150ºC tetapi sampai
Seng memiliki sifat tahan terhadap korosi sehingga banyak digunakan dalam pelapisan
plat baja sebagai pelindung baja tersebut dari pengaruh gangguan korosi, selain itu Seng
juga digunakan sebagai unsur paduan dan sebagai bahan dasar paduan logam yang
Sekalipun Seng merupakan bahan yang lembek akan tetapi peranannya sangat
penting sekali sebagai salah satu bahan Teknik yang memilki berbagai keunggulan,
baik digunakan sebagai bahan pelapis pada baja yang tahan terhadap korosi, misalnya
untuk atap bangunan, dinding serta container yang juga harus tahan terhadap pengaruh
Seng juga merupakan unsur paduan untuk bahan pengecoran. Bahan baku Seng
adalah Sulfida Carbonate, biasanya berada berdekatan dengan Lead atau Timah Hitam
Proses produksi awal dilakukan dengan mengurangi kadar Asam sulfat yang
proses ini akan diperolah 1 hingga 2 % Lead yang diketahui sebagai Spelter atau Seng
kasar dengan 99,99 % yang akan diproses lanjut dengan cara elektrolisa serta proses
penggarangan, dan melalui proses ini bijih Seng akan melarut didalam Asam Sulphuric
sesuai dengan kebutuhannya. Proses berikutnya ialah penggarangan agar unsur Carbon
Manganese (Mn) logam yang memiliki titik cair 1260ºC Unsur Manganese
(Mn) ini diperoleh melalui proses reduksi pada bijih Manganese sebagaimana proses
Manganese digunakan pada hampir semua jenis baja dan besi tuang sebagai
memperbaiki sifat baja tetapi tidak berpengaruh buruk karena didalam baja memiliki
7. Chromium (Cr)
Chromium ialah logam berwarna kelabu, sangat keras dengan titik cair yang
tinggi yakni 1890ºC , Chromium diperoleh dari unsur Chromite, yaitu senyawa
memiliki sifat yang keras serta tahan terhadap korosi jika digunakan sebagai unsur
paduan pada baja dan besi tuang dan dengan penambahan unsur Nickel maka akan
diperoleh sifat baja yang keras dan tahan panas (Heat resistance- Alloy).
8. Aluminium (Al)
Aluminium ialah logam yang berwarna putih terang dan sangat mengkilap
dengan titik cair 660ºC sangat tahan terhadap pengaruh Atmosphere juga bersifat
Aluminium non paduan kekuatan tariknya ialah 60 N/mm2 dan dikembangkan melalui
proses pengerjaan dingin dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhannya hingga 140
N/mm2.
Tembaga memilki kekuatan Tarik 150 N/mm2 sebagai Tembaga Cor dan
dengan proses pengerjaan dingin kekuatan tarik Tembaga dapat ditingkatkan hingga
390 N/mm2 demikian pula dengan angka kekerasannya dimana Tembaga Cor memiliki
dengan demikian juga akan diperoleh sifat Tembaga yang ulet serta dapat
Tempering. Sifat listrik dan sebagai penghantar panas yang baik dari Tembaga
(Electrical and Thermal Conductor) Tembaga dan menduduki urutan kedua setelah
Silver namun untuk ini Tembaga dipersyaratkan memiliki kemurnian hingga 99,9 %.
Salah satu sifat yang baik dari tembaga ini juga adalah ketahanannya terhadap korosi
Magnesium ialah logam yang berwarna putih perak dan sangat mengkilap
dengan titik cair 651ºC yang dapat digunakan sebagai bahan paduan ringan, sifat dan
Magnesium hanya cukup melindunginya dari pengaruh udara kering, sedangkan udara
lembab dengan Magnesium memiliki kekuatan tarik hingga 110 N/mm2 dan dapat
sifat yang lembut walaupun dengan elastisitas yang rendah. Kegunaan Sebagai bahan
Antimony, Stibium (Sb) ialah logam yang berwarna putih kelabu terang,
Antimony, Stibium memiliki titik cair 630ºC. Logam ini diperoleh dari mineral Stibnite
(Sb2S3), Tetrahednite (Cu3SbS3) dan Famantinite (Cu3SbS4) dan dari kedua bahan
mineral inilah Antimony, Stibium (Sb) dibuat melalui penguapan, akan tetapi karena
tidak mencukupi maka terpaksa dilakukan extracsi pada Stibinite. Antimony, Stibium
(Sb) digunakan dalam pemenuhan kebutuhan bahan yang digunakan pada temperature
rendah, sebagai logam-logam bantalan yang dipadu dengan lead (timah hitam) dan akan
Bismuth ialah logam berwarna putih kelabu kemilau, sifat Bismuth sangat keras
dan rapuh dan tidak dapat ditempa. Titik Cairnya 271ºC dan keadaannya relative murni.
Bismuth diperoleh dari campuran berbagai unsur dalam kondisi alami. Proses
Bismuth digunakan sebagai unsur paduan dengan logam lain yang memiliki titik cair
rendah.
Boron (B) memiliki titik cair 2300ºC dan Boron-Carbide sangat keras dan tahan
terhadap pengaruh kimia. Proses pemurnian Boron termasuk sangat sulit akan tetapi
kerap kali Boron ditemukan dalam keadaan murni sehingga disebut sebagai logam
Murni atau logam langka (rare-metal). Boron tidak digunakan sebagai element akan
tetapi Boron digunakan sebagai bahan pembuatan Dies, Nozle untuk Injection
moulding, pivot serta permukaan bearing. Boron dibuat dalam bentuk bubukan
Cadmium (Cd) ialah logam yang berwarna putih kebiruan sifatnya sangat lunak
dan lembek dengan titik cair hanya 321ºC. sebagai bahan dasar dari Cadmium ini ialah
endapan Seng. Endapan pekat dari Cadmium terdapat dibagian tertentu dari instalasi
pengolahan Seng (Zn), Cadmium digunakan dalam paduan yang memiliki titik cair
rendah serta bahan tambah pada Tembaga. Yang penting dalam pemakaian Cadmium
ini ialah sebagai lapisan pelindung pada Baja atau Kuningan (Brasses).
Gambar. Cadmium (Cd)
Cerium (Ce) disebut sebagai logam langka (rare earth-metal), memiliki titik cair
640ºC dapat ditambahkan kedalam besi tuang untuk pembuatan electrode, pembuatan
Cobalt (Co) ialah LOgam yang brwarna putih silver ini memilki titik cair
1490ºC dan bersifat magnetic tinggi. Cobalt diperoleh bersama unsur Nickel serta
element-element mineral tertentu dan dipisahkan selama proses pemurnian pada unsur
Nickel. Cobalt digunakan sebagai unsur paduan pada baja paduan sebagai alat potong
(Tool Steel) dan sebagai unsur paduan dengan unsur Nickel sebagai baja paduan yang
Iridium (Ir) ini disebut sebagai baja putih ini adalah logam dari kelompok
Platinum yang memiliki titik cair 2454ºC. Penggunaannya sebagai bahan paduan
dengan unsur Platinum-Alloy yang kuat dan keras serta meningkatkan titik cairnya.
Mercury, Hydragirum (Hg) ialah salah satu jenis logam murni yang diperoleh
dalam skala kecil dengan logam murni lainnya serta Sulphide (HgS) yang dapat
destilasi, jika perlu dilakukan penegrjaan lanjut untuk menghilangkan kadar Seng dan
Cadmium. Mercury digunakan dalam Thermometer dan Barrometer serta saklar atau
electrical Switches.
Molybdenum (Mo) ialah Logam yang berwarna putih Silver dengan titik Cair
2620ºC. Terdapat dalam bentuk Sulphide serta berbagai Oxid pada berbagai jenis
Logam. Molybdenum (Mo) digunakan sebagai unsur paduan pada baja dan Besi Tuang
(Cast Iron).
Platinum (Pt) adalah salah satu jenis logam berat yang berwarna putih kelabu
dan sangat mengkilap dengan titik cair 1773ºC dan memiliki sifat yang mudah
dibentuk, ulet dan tidak mengandung Oxide atau tar dalam udara bebas. Platinum (Pt)
sangat cocok digunakan dalam paduan dengan Iridium yang dapat meningkatkan
kekerasannya. Platinum (Pt) terdapat dalam paduan logam mulia serta endapan
Tembaga-Nickel. Platinum (Pt) dapat pula diperoleh melalui proses extraksi pada mas
(gold) dan Nickel. Platinum (Pt) digunakan sebgai bahan pembuatan Contact point pada
system kelistrikan motor bakar, kabel tahanan polymeter serta kawat Thermocouple.
Gambar. Platinum (Pt)
Palladium (Pd) termasuk dalam kelompok Platinum yakni logam yang berwarna
putih dan sangat ulet, mudah dibentuk dan tahan terhadap oxidasi.
Palladium (Pd) memiliki titik cair 1555ºC. Palladium (Pd) sering dipadukan dengan
Silver yang dapat menggantikan Platinum dalam pembuatan Contact Point dan akan
memiliki sifat kekerasan yang tinggi dengan ketahanan korosi yang berbeda dengan
Silver.
Rhodium (Rh) juga merupakan salah satu dari logam dalam kelompok
Platinum, Rhodium (Rh) memiliki titik cair 1985ºC sangat tahan terhadap berbagai
bentuk pengaruh asam. Digunakan sebagai bahan pelapis logam lain serta sebagai unsur
paduan pada Platinum dalam pembuatan kawat tahanan (Resisitor) pada Thermocouple.
Silver, Argentum (Ag) adalah salah satu logam mulia yang memiliki titik cair
960ºC terdapat dalam skala kecil dan terpadu pada Tembaga dan mas. Silver memiliki
conduktifitas listrik yang paling tinggi dibanding dengan logam lainnya dan digunakan
dalam kontak listrik juga dalam “Siver solders” serta bahan pelapis logam lain.
Selenium (Se) memiliki titik cair 220ºC dan dapat diperoleh melalui proses
extraksi dari logam lain termasuk pada Tembaga. Sifat yang lain dari Selenium ialah
memiliki sifat hantaran listrik yang baik dan menjadi alternative pilihan dalam
pemakaian ringan serta digunakan pula dalam photoscell serta digunakan sebagai unsur
paduan pada Tembaga untuk meningkatkan sifat mampu mesin dari tembaga tersebut.
Tantalum (Ta) logam yang berwarna putih dan dapat dibentuk melalui proses
secara drastic. Tantalum (Ta) memiliki titik cair 3207ºC dan digunakan dalam perkakas
Cementite Carbide dan sebagai tambahan unsur paduan pada logam non-Ferro.
Tellurium (Te) memiliki titik cair 452ºC sedikit ditambahkan pada Timah
Hitam akan meningkatkan kekerasannya, dan jika ditambahkan pada Tembaga akan
Thorium (Th) sangat lunak seperti timah hitam (Lead) dan dapat mencair pada
temperature 1827ºC. Thorium (Th) digunakan sebagai unsur paduan pada Tungsten
dalam pembuatan kawat filament serta digunakan pula dalam paduan Magnesium untuk
Tungten, Wolfram (W) memiliki titik cair 3410ºC berwarna kelabu, sangat
keras dan rapuh pada temperature ruangan, tetapi ulet dan liat pada Temperatur tinggi.
Bahan dasar dari Tungten, Wolfram (W) ini ialah Oxide mineral dan diperoleh melalui
proses reduksi. Tungten, Wolfram (W) digunakan sebagai bahan pembuatan filament,
untuk kawat radio dan lampu serta digunakan pula sebagai unsur paduan pada alat
potong (Tool Steel) yakni sebagai bahan High Speed Steel (HSS) atau baja kecepatan
tinggi, baja Magnet serta dibentuk melalui proses sintering untuk bahan perkakas.
Gambar. Tungten, Wolfram (W)
Vanadium (V) akan mencair pada Temperatur diatas 1900ºC, logam yang
berwarna putih ini sangat keras, jika ditambahkan pada baja sebagai unsur paduan akan
Beryllium (Be) Logam yang berwarna kelabu ini memiliki sifat yang sangat
keras dengan titik cair 1285ºC tetapi lebih ringan dari pada Aluminium. Beryllium
memiliki sifat yang rendah dalam peredaman Neutronnya pada arah memotong
sehingga tidak bereaksi terhadap berbagai bentuk dan derajat Neutron yang dilaluinya.
Beryllium (Be) merupakan logam yang memiliki sifat thermal konduktor serta tegangan
yang baik dan stabil pada Temperatur tinggi namun keuletannya rendah. Oleh karena
itu proses metallurgy bubukan (Powder metallurgy) bukan metoda yang baik dalam
biaya proses dan Teknik yang terpaksa melebihi penghasilan Karen proses yang sangat
sulit terutama dalam proses menetralisir unsur zat beracun. Beryllium kadang-kadang
digunakan sebagai unsur paduan pada Tembaga paduan, namun karena kebutuhan
Beryllium meningkat dalam bentuk Beryllium murni Tempa untuk industri pesawat
terbang dan laras senapan (Guided Missiles), maka fungsiTembaga paduan dengan
Hafnium (Hf) memiliki sifat yang sama dengan Zirconium dan termasuk logam
berat, memiliki kekuatan tarik 340 N/mm², angka kekerasannya 180 HV serta titik
cairnya 2130ºC. Hafnium (Hf) dapat dibentuk dengan mesin pada putaran rendah.
Penyambungan Hafnium akan sangat cocok dengan memberikan arus tinggi, Hafnium
digunakan sebagai bahan pembuatan pengatur tekanan, water cooler reaktror dan lain-
lain. Hal ini karena sifat Hafnium yang dapat meredam Neutron serta bebas pengaruh
Zirconium (Zr) ialah logam yang berwarna putih-silver memiliki titik cair
1852ºC dengan kekuatan tarik 420 N/mm2 dan angka kekerasannya 140
HV. Zirconium memiliki sifat yang sama dengan Titanium terutama dalam proses
dapat meredam unsur Neutron secara melintang dengan kekuatan tarik yang stabil
didalam suhu ruangan, tahan terhadap korosi air, uap serta berbagai media pendingin.
Pemakaian Zirconium juga sebagai unsur paduan dengan bahan-bahan lain seperti
Niobium ialah logam yang sangat ulet (ductile) dan lunak dengan kekuatan tarik
280 N/mm2 dan titik cairnya 2469ºC. Keuletan dari sifat Niobium ini ialah karena
Niobium yang dibentuk menjadi plat tipis dapat dilas dengan resistance-Welding,
logam bukan besi/non ferro ini ditambang dalam bentuk bijih-bijihan, akan tetapi tidak
dalam keadaan murni melainkan bercampur dengan unsur-unsur lain. pada umumnya bijih-
bijih logam ini terdiri atas logam (0,5-20%) dengan batu-batuan (kapur dan pasir) yang secara
Secara umum pengolahan untuk memperoleh suatu logam non ferro adalah sebagai
berikut:
Bijih-bijih logam yang yang diperoleh dari hasil penambangan terlebih dahulu
untuk selanjutnya dicampur dengan minyak dan air diaduk hingga antara tepung, minyak
dan air tercampur dengan baik, kemudian ditenangkan. Minyak akan mengikat logam dan
belerang yang akan berada di bagian atas adonan, sedangkan air akan mengikat lumpur dan
kotoran lain yang berada di bagian bawah adonan. Setelah dipisahkan antara yang ada di
bagian bawah dengan bagian atas, campuran lumpur dan air dibuang. Campuran antara
minyak, logam dan belerang tersebut kemudian dipanasi dengan udara panas untuk
Bijih logam yang sudah diproses menjadi logam oksid dimasukkan ke dalam dapur
api untuk mereduksi oksigennya dalam suatu proses dioksidasi dalam dapur tersebut.
Logam oksid dipanasi hingga cair belerang yang tersisa juga ikut terbakar pada saat yang
sama. Kandungan-kandungan yang lain misalnya silikon dan besi dioksidasikan menjadi
terak yang mengapung di atas cairan logam kemudian teraknya dipisahkan. Maka diperoleh
Proses ini sering juga dikatakan senagai elektro metalurgi. Dalam proses ini dengan
oksid ditenangkan dalalm larutan sulfat/alkali melalui saringan. Bila perliu digabung
dengan reaksi kimia tertentu untuk membebaskannya dari logam-logam yang tidak
mengikutiproses elektrolisa) dengan bntuan dua buah elektrode yang dialiri listrik arus
searah. Larutan yang mengandung logam dipisahkan. Logam-logam sebagai ion positif
bergerak menuju katode negatif dan di sana dibuang. Hasil dari proses elektrolisis ini
4. PROSES KERAMIK
Logam yang bertitik lebur tinggi seperti wolfram dan molibdenium tidak dapat
diproses dengan proses kering maupun basah melainkan dengan proses keramik. Proses
keramik/yang biasa juga disebut proses sinter, terdiri atas pengerjaan sebagai berikut:
c. bentuk yang telah padat tersebut diberi pengerjaan sinter pendahuluan pada
suhu ± 700°C
distorsi bentuk yang kecil dan menjaga komponen agar dalam toleransi yang
dikehendaki.
Berikut ini penejelasan dari pembuatan beberapa jenis logam non ferro :
a. Pembuatan alumanium
b. Pembuatan magnesium
a. Pembuatan alumanium
cukup ekonomis, yang bila di Indonesia, banyak terdapat di daerah Bintan dan
Untuk memperoleh aluminium murni, biasanya digunakan Proses Bayer (Karl Josef
Bayer), yaitu: bauksit halus dan kering, dimasukkan ke dalam pencampur (mixer),
diolah dengan NaOH yang bila bereaksi dengan bauksit dibawah pengaruh tekanan dan
suhu diatas titik didih nya, akan menghasilkan Aluminat Natrium yang dapat larut.
Biasanya setelah proses selesai, tekanan di dalam dapur dikurangi dan ampas yang
terdiri dari oksida besi tak larut, silikon, titanium dan kotoran-kotoran lain nya, ditekan
inti kristalisasi, sementara itu kristal hidroksida aluminium akan terpisah dari larutan,
kemudian dilakukan penyaringan dan dipanaskan sampai suhu nya mencapai 980 C.
Melalui proses elektrolisa, alumina akan berubah menjadi oksigen dan logam
aluminium. Jalan nya proses elektrolisa adalah: alumina murni dilarutkan pada cairan
criolit (natrium aluminium fluorida) di dalam dapur elektrolit yang besar atau disebut
sel reduksi. Arus listrik kemudian dialirkan pada campuran melalui elektroda karbon,
logam aluminium di endapkan pada katoda karbon yang berada di dasar sel.
Panas akibat aliran listrik digunakan untuk memanaskan isi sel, sehingga akan
selalu cair, dengan demikian alumina dapat ditambahkan secara terus menerus (disebut:
proses kontinu). Pada saat-saat tertentu, aluminium cair di keluarkan dari sel dan
dipindah kan ke dalam dapur penampung untuk kemudian di murnikan atau bisa juga
digunakan untuk keperluan paduan, setelah itu baru di tuangkan ke dalam cetakan ingot,
criolit dan bahan-bahan lain nya serta sekitar 8 kWh energi listrik (berlaku secara
linier).
Gambar. Pengolahan alumanium
Air laut yang biasanya mengandung 1300 ppm magnesium, direaksikan dengan
kapur (kulit kerang yang dibakar pada suhu 1320 C). Hasil reaksi kimia antara kapur
dengan air laut, akan menghasilkan endapan. Endapan kental yang mengandung sekitar
reaksikan dengan dan menghasilkan. Setelah melalui tahapan filtrasi dan pengeringan,
kemudian dipindahkan ke dalam sel elektrolisa yang berukuran dan beroperasi pada
suhu sekitar 700 C. Elektroda grafit akan berfungsi sebagai anoda dan pot nya sendiri
berfungsi sebagai katoda. Akibat di aplikasikan nya arus listrik sebesar 60.000 Amp,
maka akan terurai, dan logam magnesium terapung diatas larutan. Setiap pot akan dapat
menghasilkan sekitar 550 kg logam Mg dalam satu hari yang kemudian dituang
Hasil sampingan dari proses ini adalah: gas klorida yang kemudian dapat
Mg(OH)
2 HCl
MgCl2
c. Pembuatan tambaga
peroleh dari hasil tambang di bawah permukaan tanah. Gambar berikut adalah proses
mebuat nya. Alur proses yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah dimulai dari bijih
chalcopirit, digiling dan dicampur dengan batu kapur serta bahan fluks silika. Setelah
tepung bijih dipekatkan, lalu dipanggang, sehingga terbentuk campuran, dan, campuran
inilah yang disebut: “Kalsin”. Kalsin kemudian di lebur dengan batu kapur sebagai
fluks nya di dalam Dapur Reverberatory, tujuan nya untuk melarutkan besi (Fe) di
dalam terak, sisanya adalah Tembaga-Besi yang disebut “matte” di tuangkan kedalam
konverter.
maka kotoran-kotoran teroksida dan besi akan membetuk terak yang pada saat-saat
Karena panas oksidasi cukup tinggi, maka muatan akan tetap cair yang akhir
nya dapat merubah sulfida-tembaga menjadi oksida-tembaga atau yang dikenal dengan
nama: sulfat. Bila kemudian aliran udara dihentikan, maka oksida kupro akan bereaksi
dengan sulfida kupro yang akan membentuk tembaga blister dan dioksida belerang.
Tembaga blister dengan tingkat kemurnian antara 98 % s/d 99 % ini kemudian dicor
menjadi slab untuk kemudian di olah secara elektolitik menjadi tembaga murni.
dimana konsentrat timah hitam yang hanya mengandung (65 s/d 80) % Pb, harus di
proses sintering, maka batu kapur, bijih besi, pasir dan terak dicampur dengan
konsentrat timah, akibat sinter, oksida sulfur akan menguap dan di tampung untuk
diolah menjadi asam sulfat, kemudian dimasukkan kedalam tanur tinggi dengan bahan
bakar kokas. Gas dan debu tanur tinggi ini masih mengandung klorida kadmium yang
kelak dapat diolah tersendir untuk menjadi kadmium murni. Muatan yang ada di dalam
tanur tinggi di sebut: bullion yang kemudian di dros, menghasilkan dross tembaga yang
akan terapung dan mengikat belerang, sehingga memudahkan pemisahan tembaga dan
dross. Setelah diperoleh timah cair, maka kemudian di alirkan ke dalam dapur
Didalam dapur pelunakan, akan terjadi terak yang mengandung antimon dan
arsen. Kedalam ketel yang berisi timah cair tersebut, di tambahkan seng dan emas,
tujuan nya, agar bila perak masih ada, maka akan bisa larut bersama-sama dengan seng,
dimana kemudian uap nya ditampung untuk menghasilkan seng padat. Cairan yang
tersisa, diolah secara elektrolisa untuk menghasilkan emas dan perak. Timah cair yang
ada didalam ketel dimurnikan terlebih dahulu, baru kemudian dicampur dengan soda
api, sehingga seng akan terpisah. Hal ini dilakukan dengan cara menginjeksikan
pancaran timah panas kedalam ruang vakum, akibat nya seng akan menguap. Pada
akhirnya, kotoran-kotoran yang masih ada bercampur dengan timah, dipisahkan secara
kimia, sehingga diperoleh timah cair murni, yang kemudian dicor menjadi timah ingot
Cara pengecoran hampir sama dengan logam besi, dengan sedikit perbedaan:
a. Cetakan umumnya dibuat dengan cara dan alat yang sama dengan logam besi,
d. Pasir tidak perlu tahan panas yang tinggi karena suhu pengecoran lebih rendah;
logam dasar.
7. DAPUR PELEBURAN
Pada mulanya, Dapur Tinggi dengan kapasitas kecil, digunakan untuk melebur
tembaga, timah dan beberapa unsur lain nya. Didalam tanur bahan baku dicampur dengan
kokas, kemudian di tiupkan udara untuk mempercepat proses pembakaran. Karena tiupan udara
nya cukup cepat (kencang), maka ukuran kokas, maupun bijih tidak boleh lebih kecil dari 1
cm. Saat proses peleburan berlangsung, ditambahkanfluks untuk memperoleh logam yang lebih
Dapur-dapur yang umum digunakan untuk melebur logam bukan besi, biasanya dari
jenis reverberasi. Penambahan fluks (pembentuk terak), bertujuan untuk mengurangi oksidasi,
dimana biasanya dapur di lengkapi oleh alat tadah uap maupun tadah debu. Biasanya,
disamping menggunakan dapur peleburan, digunakan juga dapur pemanggang untuk meng-
oksidasi bijih dari mineral sulfida, gas oksidasi dihembuskan melalui kisi dan mengenai bijih,
a. induksi
b. krusibel
Logam paduan yaitu logam campuran dari dua macam logam atau lebih yang
dicampur satu sama lain dalam keadaan cair. Logam dan paduannya adalah salah satu
matrial teknik yang porsinya paling banyak diperlukan dalam kegunaan Teknik. Jika
diperhatikan komponen mesin, maka sebagian besar sekitar 80% dan bahkan lebih terbuat dari
logam. Selebihnya digunakan material non logam seperti keramik, glass, polimer dan bahkan
Tujuan dilakukan paduan logam, baik logam ferro (logam besi) ataupun logam non
ferro(logam bukan besi) adalah untuk menghasilkan material dengan sifat yang baru, misalnya
: lebih kuat, lebih liat, lebih tahan karat, mengkilap, halus, licin, ringan, keras, dll.
temperatur didih (boiling point) 2600° C dengan berat jenis 8,96 gr/cm3 (sedikit lebih
tinggi dari baja (ferro) berat jenis 7,87 gr/cm3). Bersifat lunak, dapat dibengkokkan
Ada dua kelompok besar yaitu : brass dan bronze Brass (kuningan) Paduan
tembaga dan seng dinamakan brass. Penambahan sedikit timah, nikel, mangan,
aluminium, dan unsur-unsur lain dalam paduan tembaga seng dapat mempartinggi
mangan, besi dan beryllium disebut bronze.Dalam prakteknya yang paling banyak
Wrought bronze, terdiri dari paling tinggi 6% Sn dan casting bronze lebih dari
6% Sn.Special bronze, yaitu paduan dengan dasar tembaga dicampur Ni,Al, Mn, Si, Fe,
Be dll.Aluminium bronze, terdiri dari 4 – 11% Al, mempunyai sifat-sifat mekanik yang
Bronze dengan penambahan besi dan nikel memiliki kekuatan mekanik yang
tinggi, tahan panas, digunakan untuk fitting dapur dan bagian-bagian mesin yang
seng.Phosphor bronze terdiri dari – 95% Cu, 5% Sn dan 0,2% P, di gunakan untuk
saringan kawat, koil dan pegas pelat.Silikon bronze, memiliki sifat-sifat mekanik yang
tinggi, tahan aus dan anti korosi dan mudah dituang maupun dilas. Beryllium bronze,
memiliki sifat mekanik yang tinggi tahan koros, tahan aus dan ductil, daya hantar
panas/listrik yang tinggi.Monel, komposisinya 31% Cu, 66% Ni, 1,35% Fe, 0,9% dan
0,12% C sifat tertarik bagus dan ductil, tahan korosi dalam air lautan Iarutan kimia.
Kuningan adalah merupakan paduan antara tembaga dan seng dengan kadar
meningkatnya persentase seng, namun bila kadar seng nya melebihi 40 %, maka
umum nya akan terjadi penurunan kekuatan, dan pada saat peleburan, seng akan
Dengan menambah unsur timah sebanyak 0,5 % sampai dengan 5 %, maka akan
Kuningan sebagai bahan hasil paduan tembaga dan seng, banyak sekali dugunakan di
industri, sebab selain kuat, penampilan nya bagus, daya tahan terhadap korosi sangat
tinggi serta bila diperlukan, relatif mudah untuk di rol, di tuang dan bahkan di
ekstrusi.
2. Perunggu (bronze)
Perunggu adalah paduan antara tembaga dengan unsur-unsur lain nya, seperti:
timah putih, mangan dan beberapa elemen-elemen lain nya sebagai unsur-unsur
Paduan aluminium banyak dipakai dalam industri yang dapat dibagi dalam dua
golongan utama:
Paduan aluminum yang tak dapat di heat treatment yaitu Al – Mn (1,3% Mn) dan Al –
Mg Mn (2,5% Mg dan 0,3% Mn), memiliki kekuatan mekanik yang tinggi, ductil, tahan korosi
dan dapat dilas.Paduan aluminium tuang merupakan paduan yang komplek dari aluminium
(meningkatkan kekuatan, dan ketahanan korosi) dan begitu juga dengan penambahan Si &
Fe.Komposisi ducal : 2,2-5,2% Cu, diatas 1,75 % Mg, di atas 1% Si,diatas 1% Fe, dan diatas
1% Mn. Paduan aluminium yang terdiri dari 8-14% Si disebut silumin. Paduan aluminium
dengan (10 – 13% Si & 0,8% Cu) dan (8 -10% Si, 0,3% Mg & 0,5% Mn)mempunyai sifat-sifat
Logam aluminium mempunyai beberapa sifat yang penting sehingga dipilih dalam
kelompok logam konstruksi, antara lain adalah sifat ringan tahan korosi, penghantaran listrik
dan panas yang sangat baik. Karena berat jenisnya ringan (2,8 gr/cm3) walaupun kekuatannya
termasuk rendah tetapi strength to weight ratio-nya masih lebih tinggi daripada logam baia,
oleh karena itu dipilih untuk suatu konstruksi yang memerlukan persyaratan harus ringan
misalnya alat-alat transportasi, pesawat terbang dan sebagainya. Sifat tahan korosi pada
aluminium, dimana lapisan oksida ini melekat pada permukaan dengan kuat dan rapat serta
sangat stabil (tidak bereaksi dengan kondisi lingkungannya misalnya asam/basa) sehingga
melindungi bagian dalam. Tetapi, oksida aluminium (A12 O3) ini. juga disamping
menyebabkan tahan korosi menyebabkan logam aluminium menjadi sukar dilas (welding) dan
disolder.
Beberapa jenis logam aluminium dan paduannya yang penting, antara lain :
Logam seng (Zn) adalah logam berwarna putih kebiruan kekuatannya rendah,
temperatur leleh (melting point) 419,46°C dan l.,2 temperatur lebur (boiling point) hanya
Lebih dari 75% produk cetak tekan terdiri dari paduan seng. Logam ini mudah
dicetak, permukaan bersih dan rata, daya tahan korosi baik dan biaya murah. Dikenal seng
komersial dengan 99,99% seng, sering disebut “special high grade”. Untuk cetak-tekan
diperlukan logam murni karena unsur-unsur seperti timah, cadmium dan tin dapat
menyebabkan kerusakan pada cetakan dan cacat sepuh (aging defects). Unsure paduan
lainnya aluminium, tembaga, dan magnesium, hanya dapat ditambahkan dalam jumlah
kecil saja.
Susunan dua paduan seng standar untuk cetak-tekan dapat dilihat pada. Kedua
paduan hamper sama (kecuali kadar Cu-nya) dan dapat saling dipertukarkan. Aluminium
dengan kadar 4%, meningkatkan sifat mekanik paduan, selain itu, mencegah larutnya Fe.
Paduan seng banyak digunakan dalam industry otomotif dan untuk mesin cuci,
pembakar minyak, lemari es, radio, gramafon, televise, mesin kantor, meteran parker, alat-
Logam nikel adalah suatu logam yang berwarna putih perak, mempunyai berat
jenis 8,90 dengan titik leleh 1455°C dan titik lebur (boiling point) 2730°C, termasuk nilai
ekonomisnya mahal kira-kira 3 kali lipat nilai ekonomis (harga) logam tembaga.
Memiliki sifat fisis-nekanis yang baik sekali, yaitu tahan korosi, tahan oksidasi,
tahan pada temperatur tinggi, dapat membentuk larutan padat yang ulet, kuat dan tahan
1. Monel, adalah paduan nickel (Ni = 67%) dengan logam tembaga (Cu = 28%) dan
3. Paduan Hastelloy, adalah paduan nickel dengan berbagai logam lain, seperti
Logam Babbit adalah logam paduan empat element logam (quarternary alloy atau
ternary alloys) dari element-element Timah putih (Tin, Sn), Timah hitam (lead, Pb),
Antimony (Stibium, Sb), dan Tembaga (Copper, Cu), Logam paduan ini ditemukan
Logam Babbit dipakai untuk bahan bearing (bearing metal). Bearing (bantalan)
permukaan yang saling bergesekan. Sedangkan bantalan (bearing), yaitu bantalan luncur
(sliding contact bearing) dan bantalan gelinding (rolling contact bearing). Pada umumnya
Logam non fero juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan tujuan
memperbaiki sifat-sifat baja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering digunakan uintuk
paduan baja antara lain, nekel, kromium, molebdenum, wllfram dan sebagainya.
berikut ini adalah beberapa penggunaan logam non ferro yang ada dalam kehidupan sehari-hari
2. Paduan magnesium digunakan hanya bila dalam konstruksi mesinyang factor berat
3. Paduan titanium banyak digunakan untuk paduan aluminium sebagai logam ringan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung unsur
besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan
dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang diinginkan.
Logam bukan besi tidak ditemukan sebagai logam murni di alam bebas. Biasanya
terikat sebagai oksida dengan kotoran-kotoran membentuk bijih-bijih. Pengolahan bijih logam
bukan besi mengikuti beberapa tahap, yaitu tahap penghalusan mineral, tahap pencucian, tahap
Kebanyakan logam bukan besi tahan terhadap korosi (air atau kelembaban).
Magnesium tahan terhadap korosi dalam lingkungan udara biasa akan tetapi dalam air laut
ketahanan korosinya dibawah baja biasa. Secara umum dapat dikatakan, bahwa makin berat
suatu logam bukan besi, maka makin baik daya tahan nya terhadap korosi dan salah satu sifat
atau ciri khas logam bukan besi adalah: berat jenis nya.
B. SARAN
Dengan terselesainya makalah yang berjudul “Logam Non Ferro (logam bukan besi)“
ini, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Penulis sangat berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat
meningkatkan potensi pembaca dalam penggunaan logam non ferro baik di dalam kehidupan
sehari-hari maupun di bidang industri secara lebih efektif dan efisien.sehingga dapat
Jika ada penjelasan yang sulit dimengerti dan terdapat kesalahan kata-kata, kamimohon
maaf, dan kami harapkan saran dan tanggapan yang positif untuk lebih memehami tantang
sumber:http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/sifat-penggunaan-unsur-logam-dan.html
http://sariyusriati.wordpress.com/Pembuatan-Besi«long.road.to.heaven.html
http://trisusetyo12.blogspot.com/proses-pembentukan-logam-metal-forming.html
http://indonesia-mekanikal.blogspot.com/2008/07/teknik-pembentukan-dasar-dasar.html
http://www.akujagoan.com/proses-pembuatan-logam-baja_22.html