A. Deskripsi
Unit ini menggambarkan kegiatan melakukan pengelasan dengan proses las fluk core arc
welding (FCAW) yang meliputi identifikasi logam dasar, proses pengelasan FCAW, perangkat
pengelasan FCAW, alat bantu pengelasan FCAW dan prosedur pengelasan FCAW.
B. Kegiatan Belajar
Melalui pembelajaran tentang identifikasi logam dasar peserta didik dapat memahami
dan meg klasifikasi bahan dasar serta standarisasinya.
Teknologi Las FCAW 8
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras,
penghantar listrik dan panas, mengkilap dan umumnya mempunyal titik cair
tinggi. Contoh dari logam antara lain, besi, timah putih, tembaga, emas, nikel.
Sebenarnya selain logam ada yang kita sebut dengan istilah bukan logam (non
metal) dan unsur metalloid (yang menyerupai logam). Contoh dari unsur yang
bukan logam antara lain oksigen, nitrogen, hidrogen,. neon. Metalloid seperti
karbon, fosfor, silikon, sulfur adalah unsur-unsur yang sifatnya menyerupai sifat-
sifat logam. Dari 102 unsur kimia yang telah diketahui, ada 70 unsur yang
merupakan logam. Semua unsur-unsur kimia tersebut terdapat pada permukaan
bumi. Logam dapat dibagi dalam beberapa golongan, sebagai berikut:
a. Logam berat: ferro, nikel, khrom, tembaga, timah putih, timah hitam, seng;
b. Logam ringan: aluminium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium,
barium;
c. Logam mulia: emas, perak, platina (platinium);
d. Logam refraktori (logam tahan api): wolfarm, molibdin, titanium, zirconium;
e. Logam radio aktif: uranium, radium.
Logam-logam tersebut kita peroleh dengan jalan mengolah bahan baku yang kita
sebut bijih. Bijih adalah bahan galian dimana kandungan logamnya dapat secara
teknis maupun ekonomis ditambang dan diolah. Selain bijih kita mengenal juga
mineral. Mineral adalah bahan berharga yang terjadinya secara alamiah dan
merupakan senyawa atau ikatan kimia antara- beberapa unsur yang tetap dan
bersifat stabil.
Senyawa antara logam dengan bukan logam tidak mempunyai sifat-sifat logam,
antara lain Fe2 03. Contoh paduan logam dengan logam antara lain Cu dengan
Zn yang disebut kuningan, Cu dengan Sn disebut perunggu. Contoh paduan
logam dengan metalloid antara lain, Fe dengan C yang disebut “fero karbon”, Fe
dengan Si yang disebut “fero silikon”.
Teknologi Las FCAW 9
a. Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa
elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja
berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini
selalu ada dalam baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian
kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang
ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja
diantaranya: mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium
dan niobium. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan
lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam
baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser
pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini dikenal sebagai baja
hitam karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian
misalnya sabit dan cangkul.
Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi selama ribuan
tahun, penggunaannya menjadi semakin bertambah ketika metode produksi
yang lebih efisien ditemukan pada abad ke-17. Dengan penemuan proses
Bessemer di pertengahan abad ke-19, baja menjadi material produksi massal
yang membuat harga produksinya menjadi lebih murah. Saat ini, baja
merupakan salah satu material paling umum di dunia, dengan produksi lebih
dari 1,3 miliar ton tiap tahunnya. Baja merupakan komponen utama pada
bangunan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan senjata. Baja
modern secara umum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya oleh beberapa
lembaga-lembaga standar.
Teknologi Las FCAW 10
Klasifikasi baja
Berdasarkan komposisi
Baja karbon
Baja karbon terdiri dari besi dan karbon. Karbon merupakan unsur
pengeras besi yang efektif dan murah dan oleh karena itu umumnya
sebagian besar baja hanya mengandung karbon dengan sedikit unsur
paduan lainnya (Smallman, 1991).
Sifat utama dari baja tahan karat adalah ketahanannya yang tinggi
terhadap korosi, disamping memiliki sifat ketangguhan yang tinggi,
mudah di mesin, mudah dibentuk dan mampu las tinggi.
Dapur listrik
Pelat batangan
Tabung / pipa
Lembaran
Pita
Bentuk struktural
Feritik
Fasa ini disebut alpha (α). Ruang antar atomnya kecil dan rapat
sehingga akan sedikit menampung atom karbon. Batas maksimum
kelarutan karbon 0,025%C pada temperatur 723oC, struktur kristalnya
BCC (Body Center Cubic). Pada suhu ruang, kadar karbonnya 0,008%
sehingga dapat dianggap besi murni. Ferit bersifat magnetik sampai
suhu 768oC. Sifat-sifat ferit adalah ketangguhan rendah, keuletan
tinggi, ketahanan korosi medium dan struktur paling lunak diantara
diagram Fe3C.
Perlitik
Fasa ini merupakan campuran mekanis yang terdiri dari dua fasa, yaitu
ferit dengan kadar karbon 0,025% dan sementit dalam bentuk lamellar
(lapisan) dengan kadar karbon 6,67% yang berselang-seling rapat
terletak bersebelahan. Jadi perlit merupakan struktur mikro dari reaksi
eutektoidlamellar.
Martensitik
Austenitik
Baja Struktural
Baja Non-Struktural
Material ini dipergunakan dalam bidang yang luas, bukan saja untuk peralatan
rumah tangga tapi juga dipakai untuk material pesawat terbang, mobil, kapal
laut, konstruksi dan penggunaan lainnya.
Tembaga dan paduannya merupakan salah satu logam yang paling banyak
dimanfaatkan oleh manusia selain karena kemelimpahannya yang besar di
alam juga disebabkan sifat-sifat yang dimiliki oleh tembaga. Tembaga
mempunyai konduktivitas termal dan efektif yang baik, relatif lunak, mudah
ditempa, memberikan kilau yang indah bila digosok dan mempunyai laju korosi
Teknologi Las FCAW 17
Nikel (Ni) adalah logam perak-putih yang ditemukan pada tahun 1751 dan
unsur paduan utama yang memberikan kekuatan, ketangguhan, dan
ketahanan korosi. Yang biasanya digunakan secara luas pada baja stainless
dan paduan berbasis nikel (yang biasa disebut superalloy). Paduan nikel
digunakan pada aplikasi temperatur tinggi (seperti komponen mesin jet, roket,
dan pembangkit listrik tenaga nuklir), dalam penanganan makanan dan
peralatan pengolahan kimia, koin, dan dalam perangkat kapal laut. Karena
nikel mempunyai sifat magnetik, paduan nikel juga digunakan dalam aplikasi
elektromagnetik, seperti solenoida. Penggunaan utama nikel yaitu sebagai
logam untuk electroplating dari part untuk permukaannya dan untuk
peningkatan ketahanannya terhadap korosi dan keausan. Paduan nikel
memiliki kekuatan tinggi dan tahan korosi pada temperature tinggi. Pemaduan
unsur nikel kromium, kobalt, dan molibdenum. Sifat paduan nikel dalam mesin,
pembentuk, casting, dan pengelasan dapat dimodifikasi dengan berbagai
unsur paduan lainnya.
Timah putih (Sn) adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan
yang rendah, berat jenis 7,3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan
listrik yang tinggi. Logam timah putih bersifat mengkilap dan mudah dibentuk.
Timah diperoleh terutama dari mineral kasiterit yang terbentuk sebagai oksida,
tidak mudah teroksidasi, sehingga tahan karat.
Berikut ini tabel 2.1 adalah daftar unsur-unsur logam, bukan logam dan metalloid
yang umum dipakai dalam keteknikan.
Teknologi Las FCAW 18
Dari sekian banyak bahan logam, maka baja adalah salah satu jenis logam yang
terbanyak dipakai dalam keteknikan, khususnya dalam kaitannya dengan
pengelasan. Baja yang paling banyak dan umum dibuat adalah baja karbon.
Pengaruh dari beberapa unsur paduan terhadap sifat baja paduan sebagai
berikut:
Dalam pemilihan baja yang ekonomis, baja karbon dapat diambil sebagai bahan
pilihan pertama, selama memenuhi persaratan penggunaan. Baja karbon rendah
diperdagangkan dalam bentuk plat, strip, batang atau profil. Baja plat untuk
badan kendaraan biasanya diambil yang mengandung 0,05%C. Baja untuk
konstruksi jembatan, bangunan dan lain-lain, mengandung 0,15 - 0,25% C. Baut
dan paku keling untuk konstruksi tersebut dan SAE 1020 dan 1035.
Baja karbon medium dipakai untuk bahan alat-alat dan bagian-bagian mesin :
baut, poros engkol, batang torak, poros, terbuat dan C 1040 sedangkan roda-
roda gigi dan baja yang mengandung karbon 0,55 - 0,83%. Baja karbon tinggi C
1095 banyak dipakai untuk pegas dan perkakas, pahat, bubut, palu, gergaji.
Sedang kikir, gergaji, pisau cukur, peluru-peluru dan bantalan peluru terbuat dan
baja dengan kadar karbon lebih tinggi lagi (1-1,5%C). Baja tahan karat banyak
digunakan sehubungan dengan sifatnya tahan terhadap korosi dan reaksi kimia
atau reaksi dengan Iingkungan dan tahan terhadap panas.
Teknologi Las FCAW 20
Ketahanan ini tergantung dan unsur Cr dan unsur-unsur lainnya seperti Ni, V, Mo,
Ti dan sebagainya. Baja tahan karat banyak dipakai untuk tangki zat kimia yang
korosif, pendingin dan pemanas, turbin, ketel, tungku pemanas, bagian-bagian
dalam motor bakar dan alat-alat yang dipakai pada suhu-suhu yang lebih tinggi.
Baja yang mengandung mangan terutama baja mangan banyak dipakai karena
sifatnya yang keras dan ulet, karena itu dipakai antara lain untuk mata pemecah
pada mesin pemecah batu dan gilingan. Baja ini sangat keras sehingga sulit
untuk dikerjakan dengan pemesinan, kanenanya harus dibentuk dengan
pengecoran.
Angka-angka pada klasifikasi baja menurut SAE dan AISI sebagian menunjukkan
macam dan komposisinya. Angka pertama menunjukkan tipe baja, umpamanya
angka 1 menunjukkan baja karbon, 2 menunjukkan baja nikel, 3 menunjukkan
baja nikel khrom, dan sebagainya.
Sebagai contoh C 1008 adalah tipe baja karbon dengan sub tipe baja karbon
biasa yang dibuat pada tanur konvertor basa yang mengandung rata-rata
0,08%C.
Ada kalanya huruf B atau BV disisipkan, yaitu untuk menunjukkan golongan baja
boron (51 B 60) atau baja boron vanadium (TS43BV12, TS43BV14). Berikut ini
tabel 2.2 tentang klasifikasi baja dan baja paduan.
Macam Nomor
Baja Karbon 1XXX
Baja karbon biasa IOXX
Baja “Free machining” 11XX
Baja mangan : 1,75%Mn. 13XX
1-1,65Mn 15XX
Baja nikel : 2XXX
3,5%Ni 23XX
5,0%Ni 25XX
Baja nikel khrom : 3XXX
1,25%Ni,0,60%Cr 31X
1,75% Ni, 1,00%Cr 32XX
3,50% Ni, 1,50 % Cr 33XX
Baja molibden: 4XXX
C,Mo 4OXX
Cr,Mo 41XX
Cr, Ni, Mo 43XX
1,75% Ni, Mo 46XX
3,50% Ni, Mo 48XX
Baja Khrom : 5XXX
Cr rendah (0,5% Cr) 5OXX
Cr medium (1,0% Cr) 51XX
Baja khrom vanadium : 6XXX
1%Cr 61XX
BajaNi—Cr—Mo :
0,30% Ni, 0,40% Cr, 0,12% Mo 81XX
0,55% Ni, 0,50% Cr, 0,25% Mo 87XX
3,25% Ni, 1,20% Cr, 0,12%Mo 93XX
Baja silisium — mangan : 9XXX
2%Si 92XX
Baja boron :
0,0005 % B minimum 14BXX
Biasanya, seorang pekerja di bidang las dan fabrikasi logam dapat dengan cepat
mengidentifikasi jenis logam secara umum melalui pengamatan secara visual
atau dengan melakukan tes, walaupun kadangkala elemen utama logam cukup
sulit untuk dikenal.
Teknologi Las FCAW 22
Berat jenis (density) dan “gaya berat spesifik” (specific gravity) dari suatu
bahan berkaitan langsung dengan berat bahan itu sendiri.
Gaya berat spesifik adalah berat suatu bahan bila dibandingkan dengan
berat air dalam volume yang sama. Misalnya, berat jenis spesifik Aluminium
adalah 2,70, maka artinya berat 1 cm3 Aluminium tersebut adalah 2,7 kali
berat air dalam volume yang sama (1 cm3 air). Suatu metoda yang cukup
mudah menentukan gaya berat spesifik adalah dengan mengukur berat suatu
bahan dan dibandingkan dengan kehilangan berat bila dimasukkan ke dalam
air.
Contoh :
20 ( selisih )
b. Tes Fisik/Mekanik
Pengujian/tes fisik atau mekanik adalah tes yang paling sederhana dalam
mengidentifikasi jenis logam. Tes ini hanya dapat memperkirakan kekerasan
suatu logam (membedakan logam yang keras dan yang lunak), sehingga
dengan demikian dapat juga diperkirakan jenis logam tersebut secara umum.
Oleh karena itu, tes ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah memahami
jenis-jenis logam dan karakteristiknya (terutama baja).
Cara yang biasa dilakukan dalam tes fisik adalah dengan menggores,
mengikir, memahat atau memukul dengan benda lain/ palu, sehingga dapat
dilihat dan dirasakan tingkat kekerasannya. Artinya, benda yang tinggi tingkat
kekerasannya akan sulit tergores, dikikir, dipahat, dirusak oleh palu.
Tes bunga api (spark test) barangkali merupakan metode yang paling banyak
digunakan dalam mengidentifikasi jenis logam. Tes bunga api dilakukan
melalui persepsi (mengartikan/ perkiraan ) pada warna, bentuk, panjang rata-
rata, dan gejala bunga api selama tes dilakukan. Tes ini harus dilakukan
dengan menggunakan mesin grinda kecepatan tinggi ( high speed power
grinder ) dan bahan tes harus selalu digrinda pada posisi horizontal dengan
latar belakang gelap
Teknologi Las FCAW 24
Secara umum tipe bunga api dari logam adalah bercabang (dua/tiga), seperti
berujung panah terputus, tajam/runcing, memancar/aliran, berujung embel-
embel, dan garis pendek dengan warna sinar merah, oranye, putih, dan
kuning.
Jika besi dengan unsur paduan tungsten, maka bunga apinya akan berwarna
merah terang; dan jika unsur paduannya nikel, maka warna bunga apinya
akan tergantung pada jumlah kandungan paduannya, yaitu mulai putih
sampai oranye.
Teknologi Las FCAW 25
Adapun untuk bunga api besi tuang adalah berupa pancaran warna merah
dengan sedikit lengkungan-lengkungan berwarna kekuning-kuningan, serta
nikel adalah berwarna oranye berbentuk tajam yang pendek berombak.
Teknologi Las FCAW 26
1.3. Rangkuman
Logam dapat dibagi dalam beberapa golongan sebagai berikut: logam berat: ferro,
nikel, khrom, tembaga, timah putih, timah hitam, seng; logam ringan: aluminium,
magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium, barium; logam mulia: emas, perak,
platina (platinium); logam refraktori (logam tahan api): wolfarm, molibdin, titanium,
zirconium; dan logam radio aktif: uranium, radium.
Penambahan unsur dalam logam bertujuan untuk meningkatkan sifat fisik dan sifat
mekanis sesuai dengan kebutuhan, seperti C, Cr, Mo, W membentuk karbida yang
mempengaruhi kekerasan; Cr membuat logam tahan karat; dan lain-lain.
Klasifikasi baja menurut SAE dan AISI sebagian menunjukkan macam dan
komposisinya. Angka pertama menunjukkan tipe baja, umpamanya angka 1
menunjukkan baja karbon, 2 menunjukkan baja nikel, 3 menunjukkan baja nikel khrom,
dan sebagainya. Angka kedua menunjukkan sub-tipe atau persentase kandungan
unsur paduan utama, umpamanya 0 (nol) menunjukkan unsur karbon yang utama. tak
ada unsur paduan lain yang penting (baja karbon biasa), 1 menunjukkan unsur
belerang yang utama, 2 menunjukkan unsur pospor yang utama, 3 menunjukkan unsur
mangan yang utama, 4 menunjukkan unsur silikon yang utama, dan sebagainya. Dua
angka terakhir menunjukkan persentase karbon rata-rata dalam 1/100%. Di depan
keempat angka tersebut ada huruf yang menyatakan proses pembuatan baja tersebut,
yaitu A adalah baja yang dibuat pada tanur perapian terbuka basa, B adàlah baja yang
dibuat pada dapur konvertor (Bessemer) asam, C adalah baja yang dibuat pada dapur
konvertor (Thomas) basa, D adalah baja yang dibuat pada tanur perapian terbuka asam
dan E adalah baja yang dibuat pada tanur listrik. Selain itu dipakai huruf TS yaitu baja
yang masih dalam penentuan pilihan.
Sebagai contoh C 1008 adalah tipe baja karbon dengan sub tipe baja karbon biasa
yang dibuat pada tanur konvertor basa yang mengandung rata-rata 0,08% C.
Teknik-teknik yang cukup akurat untuk mengidentifikasi jenis logam adalah dengan
“metoda berat jenis”, melalui tes fisik/ mekanik dan pengamatan visual melalui tes
“bunga api” (spark test ).
Teknologi Las FCAW 27
1. .....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
2. .....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
3. .....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
4. .....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Teknologi Las FCAW 30
Melalui pembelajaran tentang perangkat las FCAW peserta didik mampu mengenali
perangkat-perangkat yang digunakan pada proses pengelasan FCAW.
Sekarang kalian telah menjadi siswa SMK/MAK. Saatnya telah tiba untuk
mempelajari lebih dalam lagi tentang pengelasan khususnya proses pengelasan
tingkat lanjut yaitu Fluks Core Arc Welding (FCAW). Fluks Core Arc Welding
(FCAW) adalah proses pengelasan tingkat lanjut yang menggunakan elektroda
terumpan yang menghasilkan busur listrik dan menggunakan gas pelindung
Argon (Ar) atau karbondioksida (CO2) selama terjadi proses pengelasan.
Selanjutnya proses pengelasan ini disebut las Fluks Core Arc Welding (FCAW).
Fluks core arc welding (FCAW) diperkenalkan pada tahun 1950-an. Secara teknis
pengenalan proses ini tidak baru. Hanya jenis elektroda baru yang dapat
digunakan pada mesin las FCAW. Flux Core Arc Welding adalah proses yang
mirip dengan pengelasan MIG. Kedua proses pengelasan menggunakan kawat
kontinue, dan peralatan sejenis. Daya yang digunakan untuk FCAW dan las MIG
adalah mesin yang sama. Kedua proses pengelasan dianggap semi otomatis,
dan memiliki tingkat produksi yang sangat tinggi.
Perbedaan utama antara FCAW dan las MIG adalah elektroda terlindung dari
udara. Flux cored arc welding seperti namanya, memiliki kawat berongga dengan
fluks di tengah, mirip dengan permen yang disebut "pixy sticks". Perbedaan lain
antara pengelasan MIG dan FCAW adalah, FCAW mendapat perisai yang dari inti
fluks, dan ini memungkinkan operator untuk mengelas di luar ruangan yang
berangin.
FCAW adalah pengelasan yang paling produktif dari proses pengelasan manual!
Ketika membandingkan MIG dengan FCAW, ada kesenjangan besar dalam
produksi yaitu dalam jumlah las per jam. Sebuah tukang las MIG biasanya dapat
menghasilkan 5 sampai 8 kilogram las per jam, sedangkan tukang las FCAW
mampu mengelas 25 kilogram per jam. Selain itu, Pengelasan FCAW dapat
mengelas dengan penetrasi penuh di kedua sisi. Pengelasan FCAW terutama
digunakan dalam industri pembangunan kapal. Kapal yang terbuat dari pelat
berat, dan memiliki jumlah tak terbatas pengelasan yang perlu dilakukan. inti Flux
Teknologi Las FCAW 31
Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan
dalam bidang las, ini disebabkan karena belum adanya kesepakatan dalam hal
tersebut. Secara konvensional cara-cara pengklasifikasiaan tersebut pada waktu
ini dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan cara kerja dan
klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan. Klasifikasi pertama membagi las
dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-lainnya, sedangkan
klasifikasi yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las
Teknologi Las FCAW 32
listrik, las kimia, las mekanik dan seterusnya. Bila diadakan klasifikasi yang lebih
terperinci lagi, maka kedua klasifikasi tersebut di atas akan terbaur.
Pengelasan FCAW tergolong pada pengelasan cair dengan bentuk busur. Busur
yang menimbulkan panas di gunakan untuk melelehkan atau melumerkan bidang-
bidang kerja yang akan di sambung, dimana untuk mendapatkan busur nyala
adalah dengan mengontakkan (menggoreskan) elektoda (arus positif) dengan
benda kerja (arus negatif) yang akan di las, setelah arus listrik mengalir dari
elektroda ke benda kerja maka kontak arus-arus diputuskan dengan menarik
Teknologi Las FCAW 34
elektroda sedikit di atas benda kerja, sehingga jarak antara elektroda dengan
benda kerja menimbulkan busur nyala. Pada sebuah mesin (trafo) las mempunyai
arus atau kutub positif yang di hubungkan dengan elektroda (penjepit atau
pemegang elektroda) dan arus negatif dihubungkan dengan tang las yang
digunakan memegang (menjepit) benda kerja.
Untuk melaksanakan pekerjaan las ini diperlukan peralatan utama yang relatif
lebih rumit jika dibandingkan dengan peralatan Las Busur Manual (MMAW), di
mana disamping pembangkit tenaga dan kabel-kabel las juga diperlukan
perangkat pengontrol kawat elektroda, botol gas pelindung serta perangkat
pengatur dan penyuplai gas pelindung. Sedang alat-alat bantu serta keselamatan
dan kesehatan kerja adalah relatif sama dengan alat-alat bantu pada proses
pengelasan dengan MMAW.
Berikut ini gambar 2.19 adalah satu unit perlengkapan Las FCAW yang biasa
digunakan untuk pengerjaan konstruksi sedang sampai berat.
Teknologi Las FCAW 35
a) mesin las
Sebelum mempelajari tentang mesin las, mari kita pahami lebih dahulu
tentang dasar kelistrikannya. Kalimat kuncinya adalah busur las dapat
Teknologi Las FCAW 36
menyala bila ada aliran arus las pada nilai kuat arus tertentu. Hal ini penting
sebagai pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh pelaku bidang
pengetahuan pengelasan.
Transformator las pada prinsipnya merubah tegangan dan kuat arus jaringan
menjadi tegangan dan kuat arus las, tanpa merubah jenis arus. Karena harus
memenuhi persyaratan seperti diatas, maka transformator las bekerja
menurunkan tegangan dan menaikkan arus.
Sistem pembangkit tenaga pada mesin FCAW pada prinsipnya adalah sama
dengan mesin MMAW yang dibagi dalam 2 golongan, yaitu : Mesin las arus
bolak balik (Alternating Current / AC Welding Machine) dan Mesin las arus
searah (Direct Current / DC Welding Machine).
Arus bolak-balik (alternating current/ AC) adalah arus listrik dimana besarnya
dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus
searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu.
Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang
sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling
efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang
lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular
wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave).
Arus searah (direct current/DC) adalah arus listrik yang aliran elektronnya
searah dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi
potensialnya lebih rendah. http://id.wikipedia.org/wiki/Arus_bolak-balik,
10/12/14: 09.25.
Teknologi Las FCAW 38
Arus bolak-balik tiga phase merupakan susunan dari tiga arus bolak-balik
dengan frekuensi 50 Hz, sehingga penampang penghantarnya menjadi lebih
kecil. Arus bolak-balik tiga phase umumnya digunakan untuk peralatan
dengan kebutuhan arus yang besar dengan tegangan 380 Volt.
Setiap frekuensi arus las lebih halus, maka lebih baik untuk pengelasan. Oleh
karena itu penyearah las 3 phase paling banyak digunakan. Namun sesuai
dengan tuntutan pekerjaan dan jenis bahan yang dilas yang kebanyakan
adalah jenis baja, maka secara luas proses pengelasan dengan FCAW
adalah menggunakan mesin las DC.
Alat pengontrol kawat elektroda (wire feeder unit) adalah alat/ perlengkapan
utama pada pengelasan dengan FCAW. Alat ini biasanya tidak menyatu
dengan mesin las, tapi merupakan bagian yang terpisah dan ditempatkan
berdekatan dengan pengelasan. Fungsinya adalah sbb :
Menempatkan rol kawat elektroda
Menempatkan kabel las ( termasuk tang las dan nozzle ) dan sistem
saluran gas pelindung
Mengatur pemakaian kawat elektroda ( sebagian tipe mesin, unit
pengontrolnya terpisah dengan wire feeder unit )
Mempermudah proses/ penanganan pengelasan, di mana wire feeder
tersebut dapat dipindah-pindah sesuai kebutuhan.
Teknologi Las FCAW 41
Keterangan :
1. Kumparan kawat
2. Pengarah kawat
3. Rol pembawa kawat
4. Rol penjepit kawat
5. Nozzle
Pada dsarnya terdapat tiga jenis wire feeder, yaitu jenis dorong, jenis tarik,
dan jenis dorong tarik. Perbedaannya adalah dari cara menggerakkan
elektroda dari spool ke tourch. Kecepatan dari wirefeeder dapat diatur mulai
dari 1 hingga 22 m/menit. Berikut gambar wire feeder.
Teknologi Las FCAW 42
Tang las ini sama fungsinya seperti tang las pada umumnya. Perbedaannya
kawat las melewati bagian dalam dari tang las tersebut secara kontinue.
Pada tang las terdapat beberapa komponen yang memiliki fungsi pendukung
dari tang las tersebut, diantaranya nozzel, pengarah kawat elektroda dan
handel.
Pipa pengarah elektroda biasa juga disebut pipa kontak. Pipa kontak
terbuat dari tembaga, dan berfungsi untuk membawa arus listrik ke
Teknologi Las FCAW 43
Pada mesin las terdapat kabel primer ( primary power cable ) dan kabel
sekunder atau kabel las ( welding cable ). Kabel primer ialah kabel yang
menghubungkan antara sumber tenaga dengan mesin las. Jumlah kawat inti
pada kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa mesin las ditambah
satu kawat sebagai hubungan pentanahan dari mesin las.
Pada ujung kabel las biasanya dipasang sepatu kabel untuk pengikatan
kabel pada terminal mesin las dan pada penjepit elektroda maupun pada
penjepit masa.
Pastikan regulator bekerja dengan baik dan segera ganti bila regulator
rusak.
Ada dua macam regulator gas pelindung untuk mengatur jumlah gas yang
digunakan dalam pengelasan yaitu dengan sistem kapiler (regulator
manometer), batasan debit gas yang dikeluarkan ditunjukkan dengan jarum
pada manometer kerja (analog), dan dengan sistem katup (regulator gelas
pengukur), batasan debit gas yang dikeluarkan ditunjukkan dengan bola
apung.
Teknologi Las FCAW 47
Keterangan :
4. Katup penutup
5. Kapiler
Setelah regulator terpasang pada botol gas, sebelum katup botol dibuka
harus dipastikan bahwa sekrup penyetel aliran gas (4) dalam keadaan
kendor/bebas. Kemudian buka katup botol, maka gas bertekanan dari botol
mengalir ke regulator dan menggerakkan jarum penunjuk pada manometer
tekanan isi yang mengindikasikan berapa tekanan isi botol. Pastikan
kerapatan koneksi regulator dan botol. Selanjutnya setel jumlah debit gas
yang diinginkan melalui sekrup penyetel aliran gas, maka jarum pada
manometer kerja (2) bergerak ke angka yang diinginkan. Untuk ke
pemakaian, buka katup penutup (4) maka gas mengalir ke pembakar las.
Teknologi Las FCAW 48
Keterangan :
3. Katup pengatur
Pada awalnya cara kerja regulator dengan gelas pengukur sama dengan
regulator dengan manometer. Pada regulator jenis ini, penyetelan debit gas
tidak melalui sekrup penyetel, tetapi melalui katup pengatur. Dengan
membuka katup pengatur, gas mengalir mendorong bola apung didalam
gelas pengukur dengan ketinggian bola mengapung berbanding lurus dengan
pembukaan katup pengatur. Dengan demikian debit aliran gas dapat dibaca
dan diatur pada angka berapa bola mengapung.
Teknologi Las FCAW 49
Meskipun peralatan ini sangat kuat tetapi ada bagian yang terbuat dari
gelas yang mudah pecah, dan bagaimanapun memerlukan pemeriksaan
rutin, penjadwalan pemeriksaan sangat tergantung pada intensitas
penggunaan peralatan (sering, normal, atau kadang-kadang).
a. Sikat Baja
Sikat baja digunakan untuk membersihkan hasil las, yaitu pengaruh oksidasi
udara luar sehingga rigi-rigi las benar-benar bebas dari terak, selain itu
digunakan untuk membersihkan bidang benda kerja sebelum dilas.
Sikat Piring
Sikat mangkok
Sikat Kuningan
b. Alat Penjepit
Ada berbagai macam bentuk tang yang digunakan untuk berbagai tujuan,
diantaranya adalah untuk memotong, membengkokkan, memegang dan
sebagainya.
Tang jenis ini digunakan untuk memotong kawat baja, tang jenis ini
mempunyai dua sisi dan rahang yang keras.
Tang jenis ini digunakan untuk memotong kawat dengan rahang terbuka
paralel 900.
Tang jenis ini digunakan untuk memegang benda yang kecil dengan
rahang segi empat tirus dibagian ujung.
Tang jenis ini digunakan untuk memegang benda yang kecil dengan
bentuk rahang bullat tirus.
Tang jenis ini digunakan untuk membengkokkan kawat dan plat yang
tipis.
Combination plier
Tang Grip
Tang Rivet
Ada dua jenis : biasa dan fleksibel , kedua fungsinya sama yaitu untuk
memasang paku keeling. Untuk yang Fleksibel dapat digunakan untuk
bidang lurus dan sudut.
Teknologi Las FCAW 58
Tang KakakTua
Polygrip plier
c. Palu
Palu konde
Palu Pnbentuk
Palu Terak
d. Penggores
Beri pewarna permukaan benda kerja yang akan digores atau diberi
gambar.
Teknologi Las FCAW 62
Pegang alat bantu pada tangan kiri dan penggores pada tangan kanan.
Tempatkan alat bantu (siku atau mistar baja) pada daerah di mana garis
akan dibuat
e. Penitik
Pada bengkel kerja mesin kita mengenal 3 (tiga) jenis penitik, tetapi apabila
ditinjau dari segi fungsinya hanya ada dua jenis, yaitu penitik garis dan penitik
pusat/senter. Kedua jenis penitik tersebut sangat penting artinya dalam
pelaksanaan melukis dan menandai, sebab masing-masing mempunyai sifat-
sifat tersendiri.
Penitik garis
Penitik garis adalah suatu penitik, dimana sudut mata penitiknya adalah
sebesar 60 derajat. Dengan sudut yang kecil ini maka ia dapat
menghasilkan suatu tanda yang sangat kecil. Dengan demikian jenis
penitik ini sangat cocok untuk memberikan tanda-tanda batas pengerjaan
Teknologi Las FCAW 63
pada benda kerja. Tanda-tanda batas pengerjaan pada benda kerja akan
dihilangkan pada waktu finishing (pengerjaan akhir), maka tanda-tanda
yang tipis dan jelas adalah yang sangat diperlukan agar supaya tidak
menimbulkan bekas setelah selesai pekerjaan finishing.
Penitik pusat/center
Penitik pusat ini sudutnya lebih besar dibandingkan dengan sudut pada
penitik garis. Besar sudut penitik pusat adalah sebesar 90 derajat,
sehingga ia akan menimbulkan luka yang lebar pada benda kerja. Penitik
pusat ini digunakan untuk membuat tanda terutama untuk tanda
pengeboran atau tempat di mana tanda tersebut akan dikerjakan lanjutan
dengan menggunakan mesin bor atau dibuat lobang dengan
menggunakan mesin bor. Karena sudut penitik ini besar, maka tanda yang
dibuat dengan menggunakan penitik ini akan dapat mengarahkan mata
bor untuk tetap artinya mata bor tidak akan berpindah tempat pada saat
pengeboran berlangsung. Dan dengan adanya tanda tersebut akan dapat
mengarahkan mata bor tetap pada posisi pengeboran. Dengan demikian
penitik ini sangat berguna sekali dalam pelaksanaan pembuatan benda
kerja pada bengkel kerja mesin.
Penitik otomatis
Tanda-tanda yang dihasilkan oleh penitik adalah sangat penting bagi para
pekerja, untuk itu dalam melakukan pembuatan tanda pengerjaan dengan
menggunakan penitik harus dilakukan secara benar. Langkah-langkah
pelaksanaan pembuatan tanda-tanda pengerjaan dengan menggunakan
penitik adalah sebagai berikut :
f. Siku-Siku
Siku-siku terdiri dari satu blok baja dan satu bilah baja, di mana keduanya
digabungkan sehingga membentuk sudut 90 derajat antara satu dengan
lainnya. Bahan pembuat siku-suku adalah baja perkakas, sehingga ia cukup
kuat dan tahan terhadap keausan dan karat. Peralatan ini belum dapat
dikatakan mempunyai kepresisian yang tinggi, tetapi sebagai alat bantu
dalam melukis dan menandai alat ini adalah mempunyai peranan yang cukup
besar. Siku-siku banyak sekali macamnya dan masing-masing mempunyai
kegunaan yang berbeda, sesuai dengan bentuk atau jenis pemakainnya.
Siku-siku Baja
Jika sudut yang kita ukur tidak siku-siku 90 derajat, maka akan terlihat
adanya cahaya diantara bilah siku dan blok siku seperti gambar di
bawah.
Teknologi Las FCAW 68
Siku-siku kombinasi
Di samping itu peralatan ini dapat digunakan untuk mencari titik senter
suatu benda kerja, karena alat ini dilengkapi dengan alat pencari titik
senter. Dengan siku-siku kombinasi ini kita juga dapat melakukan
pengukuran besaran-besaran sudut yang diinginkan, karena ia dilengkapi
dengan protractor. Bilah baja pada alat ini dapat ditukar-tukar sesuai
dengan kebutuhan pengukur-an dan kebutuhan menggambar/melukis.
Bahan untuk membuat siku-siku kombinasi ialah besi tuang untuk bilah,
protractor dan pencari titik pusat, sedangkan bilah bajanya terbuat dari
baja perkakas.
Untuk mengenal pemakaian dari siku-siku kombinasi ini dapat dilihat pada
gambar-gambar di bawah ini.
Teknologi Las FCAW 70
g. Alat Ukur
Pada bengkel kerja mesin peralatan ukur yang digunakan harus benar-benar
presisi, karena benda kerja yang akan diukur adalah benda kerja presisi.
Biasanya benda kerja yang dihasilkan pada bengkel kerja mesin adalah
benda kerja yang akan digabungkan satu sama lainnya, sehingga
menghasilkan peralatan. Untuk dapat saling digabungkan maka ukuran
masing-masing benda kerja harus benar-benar presisi.
Mistar baja
Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja mesin. Alat ukur ini
dapat dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena ia hanya melakukan
pengukuran paling kecil sebesar 0,5 mm tidak dapat dilayani oleh mistar
baja. Dengan demikian alat ukur ini tidak dapat digunakan untuk
melakukan pengukuran sampai seperseratus milimeter (0,01 mm).
Jenis mistar baja yang dipakai pada bengkel kerja mesin mempunyai
ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya panjang mistar baja
adalah 150 mm sampai 300 mm, dengan skala ukur terdiri dari satuan
setengah milimeter dan satuan satu milimeter.
Dalam bengkel kerja mesin mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem
metrik dan sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya
dinyatakan dengan inchi, sedangkan pada sistem metrik satuan
dinyatakan dengan milimeter.
Mistar baja sistem imperial mempunyai ketelitian dari 1/8 inchi, 1/16 inchi,
1/32 inchi dan 1/64 inchi. Dalam bengkel kerja bangku dan kerja mesin
biasanya hanya terdapat sampai ketelitian 1/32 inchi.
Mistar gulung
Mistar gulung adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda
kerja yang panjangnya melebihi ukuran dari mistar baja, atau dapat
dikatakan untuk mengukur benda-benda yang besar. Mistar gulung ini
tingkat ketelitiannya adalah setengah milimeter, sehingga ia tidak
digunakan untuk mengukur benda kerja secara presisi. Panjang dari
mistar gulung ini bervariasi dari 2 meter sampai 30 dan 50 meter, tetapi
dalam bengkel kerja mesin ukuran yang terpanjang adalah 3 meter.
Protractor
Vernier Caliper
Vernier caliper atau mistar ingsut adalah alat ukur presisi, sehingga ia
dapat digunakan untuk mengukur benda kerja yang secara presisi atau
benda kerja dengan tingkat kepresisian 1/100 mm. ketelitian dari alat ukur
ini biasanya 5/100 mm.
Bentuk lain dari vernier caliper adalah vernier caliper yang dilengkapi
dengan dial indikator, sehingga ia dapat melakukan pengukuran secara
lebih teliti dan cara pembacaannya menjadi lebih mudah. Ketelitian vernier
caliper jenis ini adalah 0,05 mm.
Teknologi Las FCAW 75
a c
d
b
f g
e
h
Keterangan gambar
Rahang tetap
Rahang yang dapat digerakkan
Sensor untuk pengukuran bagian luar benda kerja
Sensor untuk pengukuran bagian dalam benda kerja
Skala utama
Skala vernier
Baut pengunci
Batang pengukur kedalaman benda kerja
Penyetel
dilonggarkan. Apabila tidak, maka rahang tidak akan dapat bergerak baik
membuka atau menutup.
Alat ukur ini khusus dibuat untuk mengukur besaran radius, baik radius
luar maupun radius dalam. Bahan pembuat perkakas ukur ini dari bahan
baja perkakas dan kemudian dikeraskan, setelah dibentuk menjadi
beberapa ukuran radius yang presisi atau standar. Masing-masing ukuran
dibuat dengan sangat teliti, sehingga tidak mungkin akan terjadi hasil
pengukuran yang tidak presisi. Pelaksanaan pengukuran dengan
menggunakan mal radius ini adalah dengan mem-bandingkan besar
radius pada benda kerja dengan radius yang ada pada alat ukur. Untuk itu
benda kerja yang akan diukur harus benar-benar bersih.
Sebagai contoh pemakaian alat ukur radius dapat dilihat pada gambar di
bawah ini, di mana alat ini digunakan untuk mengukur radius dalam dan
luar.
Teknologi Las FCAW 80
Alat ukur radius/mal radius dapat juga digunakan untuk mengukur bagian
sudut suatu benda kerja yang mempunyai bentuk radius, setelah benda
kerja tersebut dikerjakan dengan menggunakan peralatan/mesin seperti:
dikikir atau skrap atau dikerjakan/dipotong dengan menggunakan mesin
frais dan mesin bubut. Dalam pelaksanaan pengukuran tersebut bagian
permukaan benda kerja harus benar-benar bersih dari beram atau kotoran
lainnya.
Alat ukur ini terdiri dari beberapa ukuran, di mana masing-masing bilah
alat ukur ini mempunyai ukuran-ukuran tertentu. Bilah-bilah dengan
berbagai ukuran tersebut dijepit atau dirakit menjadi satu, sehingga
penjepit/rumah penjepitnya dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan
bilah ukur, maka ia tidak boleh dihimpit dengan benda/alat lain yang berat,
sebab akan menyulitkan keluar masuknya bilah ukur. Sebaliknya sebelum
memasukkan bilah ukur pada rumahnya terlebih dahulu berilah pelumas
pada masing-masing bilahnya.
Teknologi Las FCAW 81
Beberapa mal ukur pada setiap bilahnya ada yang mempunyai dua alat
ukur yaitu dapat digunakan untuk melakukan pengukuran radius dalam
dan radius luar. Biasanya alat ukur radius/mal radius dalam satu setnya
terdiri dari yang mempunyai dua alat ukur yaitu dapat digunakan untuk
melakukan pengukuran radius dalam dan radius luar. Biasanya alat ukur
radius/mal radius dalam satu setnya terdiri dari alat ukur untuk melakukan
pengukuran dari radius 1 sampai 7 mm dengan tingkat kenaikan 0,5 mm,
sedangkan yang menengah antara 7,5 mm sampai 15 mm dengan
kenaikan ukuran sama yaitu 0,5 mm. Alat ukur radius yang besar yaitu
antara 15,5 mm sampai 25 mm dengan kenaikan 0,5 mm. Alat-alat ukur
radius yang disebutkan di atas adalah alat ukur radius yang banyak
tersedia dalam bengkel kerja mesin. Khusus untuk bengkel kerja bangku
biasanya mal radius yang disediakan adalah yang ukuran dari 1 mm
sampai 7 mm.
2.3. Rangkuman
Pengelasan FCAW adalah proses pengelasan yang energinya diperoleh dari busur
listrik. Busur las terjadi diantara permukaan benda kerja dengan ujung kawat
elektroda yang keluar dari nozzle bersama-sama dengan gas pelindung.
Gas pelindung las MIG/MAG adalah untuk mempertahankan/ menjaga stabilitas busur
dan perlindungan cairan logam las dari kontaminasi selama pengelasan, terutama dari
atmosfir (gas oksigen, nitrogen) dan pengotoran daerah las dan membentuk gas
sekeliling daerah pengelasan dengan media pelindung yang tidak bereaksi dengan
daerah las tersebut.
Peralatan kerja las dibagi menjadi peralatan utama dan peralatan bantu. Peralatan
utama terdiri dari mesin las; unit pengontrol kawat elektroda ( wire feeder ); tang las
beserta nozzle; kabel las dan kabel kontrol; botol gas pelindung; dan regulator gas
pelindung. Peralatan bantu terdiri dari sikat baja; alat penjepit; dan tang pemotong
kawat.
2. Untuk memahami nama dan fungsi peralatan utama, peralatan bantu dan
peralatan keselamatan kerja maka lakukan identifikasi setiap peralatan yang
digunakan dalam pengelasan FCAW. Bentuklah kelompok observasi masing-
masing 4-5 siswa setiap kelompok untuk mengidentifikasi tentang spesifikasi
standar peralatan utama
a. Tunjuk salah seorang dari kelompok diangkat sebagai ketua. Ketua harus bisa
mengarahkan diskusi pada pokok pembicaraan.
4. Mempresentasikan hasil diskusi pada kelompok lain dan setiap kelompok berhak
menerima masukan-masukan dari kelompok lain dan hasil akhir harus dirangkum.
Teknologi Las FCAW 83
1. .....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
2. .....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
3. .....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Teknologi Las FCAW 85
3.2.1. Pendahuluan
a. Input, yang antara lain meliputi; peralatan (peralatan utama, peralatan bantu
dan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja), kemampuan dan
kesehatan SDM, yang mengerjakannya serta kondisi lingkungan.
b. Proses pengelasan, yang antara lain meliputi: persiapan bahan yang akan
dilas, penggunaan kawat las, gas pelindung, pengaturan arus, voltage,
kecepatan pengelasan, sudut pengelasan, stick out, arah dan
gerakan/ayunan welding gun (handel las), serta supervisi dari foreman atau
supervisor.
Keterangan: (1) Direction of travel, (2) Contact tube, (3) Electrode, (4) Shielding
gas, (5) Molten weld metal, (6) Solidified weld metal, dan (7) Workpiece.
Posisi pengelasan yang mengacu pada Standar Jerman dan Eropa diberi kode
awal huruf P dan diikuti dengan huruf A, B, C, dan seterusnya. Sampai saat ini
kode posisi pengelasan yang diberlakukan menurut Standar Eropa adalah: PA,
PB, PC, PD, PE, PF, dan PG. Adapun penjelasan untuk masing-masing kode
posisi tersebut adalah sebagai berikut:
PA = sambungan tumpul pada pelat, posisi down hand atau flat atau di
bawah tangan.
PC = sambungan tumpul pada pelat, posisi horizontal atau mendatar;
PE = sambungan tumpul pada pelat, posisi over head atau di atas
kepala;
PF = sambungan tumpul pada pelat, posisi vertical atau tegak arah
pengelasan naik;
PG = sambungan tumpul pada pelat, posisi vertical atau tegak arah
pengelasan turun.
Catatan: untuk sambungan tumpul pada pelat tidak ada posisi PB dan PD.
Teknologi Las FCAW 87
PA = sambungan sudut pada pelat, posisi down hand atau flat atau di
bawah tangan;
PB = sambungan sudut pada pelat, posisi horizontal-vertical atau tegak-
mendatar;
PD = sambungan sudut pada pelat, posisi over head atau di atas kepala;
PF = sambungan sudut pada pelat, posisi vertical atau tegak arah
pengelasan naik;
PG = sambungan sudut pada pelat, posisi vertical atau tegak arah
pengelasan turun.
Catatan: untuk sambungan sudut pada pelat tidak ada posisi PC dan PE.
Catatan: untuk sambungan tumpul pada pipa tidak ada posisi PB, PD dan PE.
PA = sambungan sudut pada pipa , posisi sumbu pipa miring 45º dapat
diputar;
PB = sambungan sudut pada pipa, posisi sumbu pipa tegak dapat
diputar, pelat di bawah;
PD = sambungan sudut pada pipa, posisi sumbu pipa tegak pelat
dibagian atas;
PF = sambungan sudut pada pipa, posisi sumbu pipa mendatar tidak
dapat diputar, pengelasan naik;
PG = sambungan sudut pada pipa, posisi sumbu pipa mendatar tidak
dapat diputar, pengelasan turun.
Teknologi Las FCAW 88
Catatan: untuk sambungan sudut antara pipa dan pelat tidak ada posisi
PC,dan PE.
Arah pengelasan yang dapat dilakukan pada las menggunakan FCAW ada dua,
yaitu arah maju dan arah mundur. Pengelasan arah maju adalah apabila holder
atau welding gun atau stang las dipegang tangan kanan, arah pengelasan
dimulai dari sisi kanan ke kiri. Pengelasan arah mundur adalah apabila holder
atau welding gun atau stang las dipegang tangan kanan, arah pengelasan
dimulai dari sisi kiri ke kanan.
Teknologi Las FCAW 89
Dari kedua arah pengelasan tersebut, untuk konstruksi yang sedang dan berat,
arah maju lebih dianjurkan, dengan alasan dalam proses pengelasan akan terjadi
cleaning action pada permukaan yang disambung lebih baik, di samping itu jalur
yang akan dilas akan dapat dilihat dengan kebih jelas apabila dibanding dengan
arah mundur. Walaupun demikian arah pengelasan mundur lebih sering
digunakan pada pengelasan logam yang tipis.
Gerakan/ayunan handel las (welding gun) lihat gambar berikut, pada FCAW,
terutama dipengaruhi oleh:
a. Bentuk sambungan;
b. Tebal bahan;
d. Jenis bahan;
e. Posisi pengelasan.
Salah satu faktor yang ikut menentukan kualitas hasil pengelasan adalah sudut
pengelasan. Yang dimaksud dengan sudut pengelasan adalah sudut yang
dibentuk oleh permukaan bahan dengan handel las/welding gun. Sudut
pengelasan yang disarankan pada beberapa posisi (PA, PB, PC, dan PF) dapat
dilihat pada gambar berikut:
Jumlah penggunaan gas pelindung dapat dilihat dari tabel yang disediakan oleh
badan atau lembaga yang berhubungan dengan itu, secara umum penggunaan
gas pelindung berkisar antara 12 l/menit sampai dengan 18 l/menit.
Teknologi Las FCAW 92
Stick out adalah jarak antara ujung kawat las dan ujung contact tube. Seperti
halnya penggunaan gas pelindung, pegaturan tinggi stick out ini juga dipengaruhi
oleh jenis logam yang dilas, tebal bahan, posisi pengelasan dan bentuk
sambungan.
Tinggi stick out juga dapat dilihat dari tabel atau daftar yang disediakan oleh
provider, secara umum rentang penggunaan stick out berkisar antara 8,0 mm
sampai dengan 20 mm.
Persiapan bahan las tiap jenis proses pengelasan pada prinsipnya tidak berbeda,
terutama bila dibandingkan dengan persiapan bahan las pada proses Las
MIG/MAG (GMAW), baik persiapan sambungan tumpul ( butt ) maupun untuk
sambungan sudut ( fillet ), kecuali WPS untuk pekerjaan tertentu menghendaki
lain.
Sambungan tumpul kampuh U ganda adalah persiapan las yang paling baik
untuk pengelasan tetapi untuk melakukan persiapannya membutuhkan biaya
yang lebih, karena diperlukan mesin perkakas atau alat pengalur gas ( flame
gouging ).
Teknologi Las FCAW 95
3.3. Rangkuman
Kualitas pengelasan FCAW ditentukan oleh input, yang meliputi peralatan (peralatan
utama, peralatan bantu dan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja), kemampuan
dan kesehatan SDM, yang mengerjakannya serta kondisi lingkungan; dan proses
pengelasan yang meliputi persiapan bahan yang akan dilas; penggunaan kawat las;
gas pelindung; pengaturan arus; voltage; kecepatan pengelasan; sudut pengelasan;
stick out; arah dan gerakan/ayunan welding gun (handel las); serta supervisi dari
foreman atau supervisor.
2. Untuk memahami input dan proses pengelasan, maka lakukan identifikasi setiap hal
yang mempengaruhi pengelasan FCAW dengan cara membentuk kelompok
observasi masing-masing 4-5 siswa setiap kelompok untuk mengidentifikasi tentang
input pengelasan (peralatan kerja dan K3 las FCAW) dan proses pengelasan
FCAW.
a. Tunjuk salah seorang dari kelompok diangkat sebagai ketua. Ketua harus bisa
mengarahkan diskusi pada pokok pembicaraan.
1. .....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
2. .....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Teknologi Las FCAW 100
Torch pada pengelasan FCAW memiliki bagian tombol saklar, tip kontak, kabel listrik,
nozzel, dan saluran elektroda. Tombol saklar atau pemicu bila ditekan oleh operator
maka kawat elektroda akan mulai berjalan, tegangan listrik mengalir dan gaspelindung
pun mengalir menyebabkan busur listrik akan terjadi. Ujung kontak biasanya terbuat
dari tembaga yang dicampur dengan bahan kimia agar tahan terhadap percikan saat
proses pengelasan. Ujung kontak ini harus memiliki ukuran yang pas dengan elektroda
karena benda ini harus menjamin elektroda bergerak lurus sambil mempertahankan
kontak listrik pada titik pengelasan. Perjalanan kawat elektroda ke ujung kontak
pengelasan dilindingi oleh gas pelindung agar proses pengelasan tidak terganggu.
Nozzel mengarahkan gas pelindung secara merata ke zona pengelasan. Aliran gas
pelindung yang konsisten dibutuhkan untuk melindungi daerah las.
Gambar 2.108 Torch las FCAW; (1) Gagang torch, (2) Molded fenolik dielektrik
(ditunjukkan putih) dan berulir logam insert (kuning), (3) Perisai diffuser gas, (4) Kontak
tip, (5) Penampang Keluaran Nozzel
Pengelasan FCAW menggunakan tang las genggam dengan cara kerja semi
otomatis. Proses FCAW sangat baik digunakan pada berbagai pekerjaan dengan
Teknologi Las FCAW 101
pemilihan gas pelindung yang benar, elektroda yang sesuai dan parameter
pengelasan yang ditetapkan. Parameter pengelasan ini termasuk tingkat
pengumpanan tegangan, kecepatan las, busur, dan panjang kawat. Tegangan
busur dan kawat akan menentukan logam logam hasil las yang ditransfer.
Torch yang digunakan pada pengelasan FCAW terdiri dari beberapa komponen.
Pada mesin las tidak banyak diperlukan penyetelan, kecuali hanya penyetelan
penggunaan jenis arus pengelasan, yaitu DCRP atau DCSP atau disesuaikan
dengan jenis/ tuntutan pekerjaan. Namun, khusus untuk penggunaan kawat
elektroda solid (solid wire) selalu menggunakan pengkutuban DCRP ( tang las
dihubungkankan dengan kutup positif ).
Penyetelan pada wire feeder merupakan hal yang penting dalam pengelasan
dengan FCAW, di mana pada wire feeder terdapat roda (rol) yang berjumlah 2
atau 4 buah yang berfungsi untuk memutar atau mendorong kawat elektroda
pada saat proses pengelasan terjadi.
Teknologi Las FCAW 103
Penyetelan dan pemilihan roda yang salah akan berakibat rusaknya kawat
elektroda yang secara langsung akan berpengaruh terhadap proses
pengelasan.
Hal-hal yang perlu dilakukan pada tang las ( welding/ eletrode gun), yaitu :
menyesuaikan ukuran contact tip dengan diameter kawat elektroda dan
menyesuaikan tipe nozzle dengan kebutuhan pekerjaan, disamping
pemasangan dan kebersihan nozzle.
Pemilihan contact tip yang salah dan pemasangan serta kebersihan nozzle
akan perpengaruh terhadap kelancaran proses pengelasan dan kualitas hasil
las.
Teknologi Las FCAW 104
4.3. Rangkuman
Torch yang digunakan pada proses pengelasan FCAW terdiri dari beberapa
komponen, diantaranya: tombol pemicu, gun (tangkai), gas diffuser, contact tip, dan
nozzel. Sebelum dilakukan pengelasan, perlu dilakukan penyetelan-penyetelan pada
peralatan las. Hal ini dilakukan agar peralatan/ mesin las disiapkan sesuai dengan
jenis dan tuntutan pekerjaan. Penyetelan-penyetelan tersebut dilakukan, baik pada
mesin las maupun pada alat-alat pendukung lainnya, seperti : wire feeder dan pada
tang las serta nozzle.
Hal-hal yang perlu dilakukan pada tang las ( welding/ eletrode gun), yaitu :
menyesuaikan ukuran contact tip dengan diameter kawat elektroda dan
menyesuaikan tipe nozzle dengan kebutuhan pekerjaan, disamping pemasangan dan
kebersihan nozzle.
1. Identifikasi hal-hal yang menjadi kendala pada tang las saat proses pengelasan.
2. Untuk mengidentifikasi komponen pada torch las FCAW, maka bentuk kelompok
observasi masing-masing 4-5 siswa setiap kelompok untuk mengidentifikasi tentang
komponen torch dan kendala yang terjadi pada torch tersebut.
a. Tunjuk salah seorang dari kelompok diangkat sebagai ketua. Ketua harus bisa
mengarahkan diskusi pada pokok pembicaraan.
1. .....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
2. .....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................