Anda di halaman 1dari 9

1.

SISWA BERESIKO
Anak beresiko adalah anak-anak yang teridentifikasi memiliki potensi untuk mengalami
kegagalan dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Ada tiga alasan untuk meyatakan
bahwa anak memiliki potensi untuk gagal di sekolah atau berksulitan belajar :
a. Hasil pemeriksaan medis
Melalui pemeriksaan medis pada masa bayi dan masa kanak-kanak dapat
diprediksikan bahwa adanya kemungkinan kelak menjadi anak berkesulitan belajar,
meskipun prediksi ilmiah tidak selamanya tepat tetapi dapat digunakan untuk usaha
intensif dalam mencegah terjadinya penyimpangan pada anak di masa datang.

b. Resiko biologis
Resiko biologis menunjuk pada suatu kemungkinan yang didasarkan atas riwayat
medis dan kesehatan yang data menimbullkan kesulitan belajar disekolah. Contoh
resiko biologis adalah prematuritas dan orang tua yang berkesuitan belajar,meskipun
tidak pasti tetapi banyak kasus disekolah bahwa anak berkesulitan belajar adalah
anak-anak yang memiliki latar belakang prematuritas. Sehingga dapat diwaspadai
akan pertumbuhan dan perkembangannya.

c. Resiko lingkungan.
Terkait dengan adanya kekurangan stimulasi lingkukngan sosial yang menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan anak tidak optimal. Stimulasi tersebut mencakup
fisik,emosi, kognitif,dan intuisi. Dari penyebab lingkugan tersebut dapat diketahui, di
prediksikan dan diinterfensi penyebab anak dalam berkesulitan belajar.

2. SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS

a. Pengertian
Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan asal-usul, status
sosial ekonomi, maupun keadaan fisik seseorang, termasuk anak-anak yang
mempunyai kelainan sebagaimana di amanatkan dalam UUD 1945 pasal 31. . Dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hak
anak untuk memperoleh pendidikan dijamin penuh tanpa adanya diskriminasi
termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau anak yang berkebutuhan khusus.
Anak dengan kebutuhan khusus (special needs children) dapat diartikan secara simpel
sebagai anak yang lambat (slow) atau mangalami gangguan (retarded) yang tidak
akan pernah berhasil di sekolah sebagaimana anak-anak pada umumnya. Banyak
istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus, seperti disability,
impairment, dan Handicap. Menurut World Health Organization (WHO), definisi
masing- masing istilah adalah sebagai berikut:
1) Disability : keterbatasan atau kurangnya kemampuan (yang dihasilkan dari
impairment) untuk menampilkan aktivitas sesuai dengan aturannya atau masih dalam
batas normal, biasanya digunakan dalam level individu.
2) Impairment: kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal psikologis, atau struktur
anatomi atau fungsinya, biasanya digunakan pada level organ.
3) Handicap : Ketidak beruntungan individu yang dihasilkan dari impairment atau
disability yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang normal pada
individu.
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi
atau fisik.
b. Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus
Konsep anak berkebutuhan khusus (children with special needs) memiliki makna dan
spektrum yang lebih luas dibandingkan dengan konsep anak luar biasa (exceptional children).
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara pendidikan memerlukan layanan yang
spesifik yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus ini
memiliki apa yang disebut dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan (barier to
learning and development).Oleh sebab itu mereka memerlukan layanan pendidikan yang
sesuai dengan hambatan belajar dan hambatan perkembang yang dialami oleh masing-
masing anak.
Yang termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus antara lain: tunanetra, tunarungu,
tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak
dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar
biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, anak berkebutuhan
khusus memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan
kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi
teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa
isyarat.
1. Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Tunanetra
dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision.
Definisi Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang memiliki
lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau
tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra
penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu
indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan
dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang
digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan
braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara
adalah tape recorder dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra beraktifitas
di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan
Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah
serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat
dari alumunium).
2. Tunarungu
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik
permanen maupun tidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat
gangguan pendengaran adalah: Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB),
Gangguan pendengaran ringan(41-55dB), Gangguan pendengaran sedang(56-70dB),
Gangguan pendengaran berat(71-90dB), Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas
91dB). Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki
hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara
berkomunikasi dengan individu menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah
dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di
setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total
yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa
tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu
yang abstrak.
3. Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada
dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang
muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada
tingkatan IQ. Tunagrahita ringan (IQ : 51-70), Tunagrahita sedang (IQ : 36-51),
Tunagrahita berat (IQ : 20-35), Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20).
Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih dititik beratkan pada kemampuan bina
diri dan sosialisasi.
4. Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh
kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat
kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan
pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktifitas
fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan
motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki
keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
5. Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi
dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang
tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat
disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan
sekitar.
6. Kesulitan belajar
Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar
psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan
menulis yang dapat mempengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung,
berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal
otak, dislexia, dan afasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-
rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan
koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan
perkembangan konsep.
3. PENDEKATAN PEMBELAJARAN SESUIA DENGAN KEBERAGAMAN PESERTA
DIDIK
Dalam hal layanan pendidikan khusus tidak hanya faktor kebijakan saja yang menentukan
tetapi juga tim work yang mendukung, berikut ini adalah komponen tim work :
a. Guru pendidikan khusus adalah mereka yang memberikan pembelajaran sehari-
hari dan dukungan lain bagi siswa berkebutuhan khusus.
b. Billingual special educator adalah guru yang memiliki pengetahuan baik di
bidang dwi bahasa maupun pendidikan khusus.
c. Early childhood special educator adaah mereka yang memberikan pelayanan pada
balita, mereka dapat melakukan berkerja sama dengan guru-guru pre sekolah
dalam hal pendidikan umum.
d. speech/ language pathologist adalah mereka yang mendiagnosis anak-anak
berkebutuhan, mendesain tindakan dan layanan yang tepat serta memonitor
kemajuannya.
e. School psychologist adalah mereka yang memiliki kompetensi untuk menentukan
kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus.
f. School counselor adalah mereka yang menangani bukan saja siswa biasa tetapi
juga siswa dengan kebutuhan khusus, pada sekolah regular.
g. school social worker adalah mereka yang meng koordinasika usaha-usaha
pendidik, keluarga dan orang-orag lembaga terkait untuk memastikan bahwa
siswa dapat menerima semua pelayanan yang mereka butuhkan.
h. School Nurse adalah mereka yang bertanggung jawab dalam memeriksa dan
menjaga kesehatan siswa, serta mengatur distribusi obat-obatan yang dibutuhkan
siswa.
i. Educational interpreter adalah mereka yang membantu siswa yang mengalami
kesulitan mendengar dengan menggunakan bahasa isyarat.
j. General educational teacher adalah guru pada kelas regular yang memiliki
kemampuan untuk untuk memeberikan pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus.
k. Pareducator adalah para profesinal yang bekerja di bawah arahan guru atau
professional dalam memberikan pelayanan bagi siswa berkebutuhan khusus.
l. Parents Orang tua siswa yang memberikan kontribusi terhadap sekolah mengenai
perkembangan serta kehidupn anaknya di luar sekolah.
m. Additional High Specialized Service Provider adalah mereka yang memiliki
keahlian spesifik di bidang tertentu guna menangani siswa yang membutuhkan
pelayanan khusus secara unik.
Keberagaman adalah untuk melayani kebutuhan belajar peserta didik tertentu atau kelompok
kecil peserta didik, dari pola pembelajaran yang lebih khusus untuk seluruh kelas agar
peserta didik menyukainya. Beberapa prinsip mendasar yang mendukung keberagaman.
 Kelas dengan kondisi peserta didik yang beragam.
Guru dan peserta didik memahami materi, cara mengelompokkan peserta didik, cara
mengases pembelajaran dan elemen kelas lainnya merupakan alat yang bisa
digunakan dalam berbagai cara untuk menunjukkan keberhasilan individu dan seluruh
kelas.

 Keberagaman datang dari hasil penila ian yang efektif dan terus menerus dari
kebutuhan belajar peserta didik.
Dalam kelas yang bervariasi, perbedaan peserta didik diharapkan dapat dihargai dan
didokumentasikan sebagai dasar untuk merencanakan pembelajaran. Prinsip ini
mengingatkan kita akan hubungan dekat antara penilaian dan tugas. Kita bisa
mengajar lebih efektif jika kita tahu kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam
kelas yang bervariasi, seorang guru melihat semua hal yang dikatakan peserta
didik atau menciptakan informasi yang berguna untuk dipahami peserta didik.

 Semua peserta didik mempunyai pekerjaan yang sesuai.


Dalam kelas yang bervariasi, tujuan guru adalah agar setiap peserta didik merasa
tertantang terus, sehingga pekerjaannya menarik atau menyenangkan.

 Guru dan peserta didik dapat bekerja sama dalam pembelajaran.


Guru mengakses kebutuhan belajar, memfasilitasi pembelajaran dan merencanakan
kurikulum yang efektif. Dalam kelas diferensiasi, guru mempelajari peserta didiknya
dan terus melibatkan mereka untuk membuat keputusan tentang kelas. Hasilnya
peserta didik menjadi pembelajar yang lebih mandiri.

Pemenuhan Kebutuhan yang Beragam.


Dalam suatu kelas diferensiasi yang baik, fakta penting, materi harus dipahamani dan
keterampilan tetap konstan untuk semua peserta didik. Apa yang biasanya
berubah dalam kelas yang beragam adalah bagaimana peserta didik mendapatkan
akses materi pelajaran yang dipelajari. Beberapa cara guru bisa mendiferens iasi
akses terhadap isi termasuk dalam hal :
 Menggunakan objek dengan beberapa peserta didik untuk membantu
temannya memahami konsep matematika atau IPA;
 Menggunakan teks lebih dari satu sebagai bahan bacaan;
 Menggunakan variasi pengaturan mitra membaca untuk mendukung
dan memberikan tantangan kepada peserta didik yang bekerja dengan materi
teks;
 Mengulang kembali pembelajaran untuk peserta didik yang membutuhkan
dengan cara lain; dan
 Menggunakan teks, tape recorder, poster dan video sebagai cara
untuk menyampaikan konsep utama kepada berbagai peserta didik.
 Aktivitas. Suatu kegiatan yang efektif meliputi kemampuan
menggunakan keterampilan untuk memahami ide utama dan mempunyai
tujuan pembelajaran.
 Hasil/produk. Guru dapat membedakan hasil belajar yang dicapai peserta
didik.
Berbagai hasil belajar tersebut dapat digunakan peserta didik untuk menunjukkan apa yang
telah dipelajari dan dipahami. Misalnya, sebuah produk bisa berupa portofolio karya peserta
didik, penampilan solusi dari suatu soal/masalah, laporan akhir, soal-soal eksplorasi. Hasil
belajar yang baik membuat peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dipelajari,
menerapkan apa yang dapat dilakukan, dan memperluas pemahaman dan ketrampilan.
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,1999.

Berwawy Munthe, dkk, Sukses di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,2008.

Suparno. 2007. Bahan Ajar Cetak: Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi: Departemen Pendidikan Nasional.
http://abk-dan-pendidikan- yang-pengertian.htm.
http://anak-berkebutuhan-khusus.
http://apakah-anak-anda-tergolong-anak
http://wikipedia.org/anak_berkebutuhan_khusus
TUGAS 9
Psikologi Pendidikan
“Perbedaan Individu dalam Belajar”

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Herman Nirwana, M.Pd.,Kons.


Nofrizal, S.Pd.
Citra Maulidia, S.Pd.
Surya Manggala Elani, S.Pd.

Oleh:
Nama : Adilatunnisa
NIM : 18006225

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018

Anda mungkin juga menyukai