Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tembaga dan paduannya merupakan salah satu logam yang paling banyak
dimanfaatkan oleh manusia selain karena kelimpahannya yang sangat besar di
alam dan juga sifat-sifat yang di miliki oleh tembaga. Tembaga memiliki
konduktivitas thermal dan elektrik yang baik, relatif lunak, mudah di tempa,
memberikan kilau yang indah bila digosok dan mempunyai laju korosi yang
lambat. Tembaga banyak digunakan untuk komponen elektrik, produk
elektrik, peralatan rumah tangga, bodi automobil, bodi pesawat dan bearing,
sedangkan laju korosi tembaga yang rendah banyak dimanfaatkan untuk
melapisi logam lain yang mempunyai laju korosi tinggi misalnya baja.
Pelapisan tembaga pada baja dapat mengontrol atmosfit korosi dari baja,
meningkatkan elektrik dan termal baja.
Penghalusan ukuran butiran logam dan paduan dengan menggunakan proses
termomekanikal treatment adalah suatu dari teknik yang efektif untuk
memperbaiki sifat-sifat mekanis dan penyesuaian paduan logam konvesional
khususnya tembaga. Dengan kata lain, penghalusan ukuran butiran (penguatan
dengan pengerasan persipitasi). Secara teknologi menjanjikan, karna pada
umumnya tidak merugikan pengaruh keuletan dan ketangguhan, berbeda
dengan sebagian besar metode penguatan lain (pengerasan larutan padat dan
pengerasan kerja). Oleh karena itu, metode deformasi plastis menyeluruh
berpotensi untuk mendapatkan mikrostruktur (butiran sangat halus). Dalam
berbagai logam dan paduan. Formasi mikrostruktur adalah dasar perubahan
utama dalam sifat-sifat bahan dan pencapaian karakteristik lanjut seperti
kekuatan yang sangat tinggidengan keuletan yang cukup, kekuatan kelelahan,
superelastis pada bahan kontruksi bearing tembaga.

1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengolahan bijih tembaga menjadi tembaga
2. Mengetahui senyawa tembaga
3. Mengetahui sifat-sifat tembaga
4. Mengetahui efek tembaga
5. Mengetahui analisa kadar tembaga
6. Mengetahui pemanfaatan tembaga
7. Mengetahui jenis-jenis tembaga

1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengolahan bijih tembaga menjadi tembaga
2. Dapat mengetahui senyawa tembaga
3. Dapat mengetahui sifat-sifat tembaga
4. Dapat mengetahui efek tembaga
5. Dapat mengetahui analisa kadar tembaga
6. Dapat mengetahui pemanfaatan tembaga
7. Dapat mengetahui jenis-jenis tembaga

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tembaga


Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu, berasal dari bahasa Latin Cuprum dan nomor atom 29.
Bernomor massa 63,54, merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan.
Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur
ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan
lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga mempunyai
kekonduksian elektrik dan kekonduksian haba yang tinggi (diantara semua
logam-logam tulen dalam suhu bilik, hanya perak mempunyai kekonduksian
elektrik yang lebih tinggi daripadanya). Apabila dioksidakan, tembaga adalah
besi lemah. Tembaga memiliki ciri warna kemerahan, hal itu disebabkan
struktur jalurnya, yaitu memantulkan cahaya merah dan jingga serta
menyerap frekuensi-frekuensi lain dalam spektrum tampak.
Tembaga sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni.
Mudah didapat dari berbagai senyawa dan mineral. Letak atom Cu pada
Tabel Periodik.
Tembaga tidak larut dalam air (H2O) dan isopropanol, atau isopropil
alcohol. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat terbagi ke
dalam dua jenis yaitu:
1. Logam berat esensial
Dimana keberadaanya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh setiap
organisme hidup, seperti antara lain, seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe),
kobalt (Co), mangaan (Mn) dan lain-lain.
2. Logam berat tidak esensial atau beracun
Dimana keberadaan dalam tubuh organisme hidup hingga saat ini masih
belum diketahui manfaatnya bahkan justru dapat bersifat racun, seperti
misalnya; merkuri (Hg), kadmium (Cd), timbal (Pb), kromium (Cr) dan lain-
lain. Logam berat esensial biasanya tebentuk sebagai bagian integral dari
sekurang-kurangnya dengan satu jenis enzim.

3
Walupun logam berat esensial dibutuhkan oleh setiap organisme hidup,
namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Pada
prinsipnya ilmu toksikologi merupakan perwujudan dugaan terjadinya suatu
perubahan yang disebabkan oleh masuknya senyawa racun ke dalam
lingkungan. Tembaga di alam tidak begitu melimpah dan ditemukan dalam
bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawaan. Bijih tembaga yang
terpenting yaitu pirit atau chalcopyrite (CuFeS2), copper glance atau
chalcolite (Cu2S), cuprite (Cu2O), malaconite (CuO) dan malachite
(Cu2(OH)2CO3) sedangkan dalam unsur bebas ditemukan di Northern
Michigan Amerika Serikat.
Dalam jumlah kecil tembaga ditemukan pada beberapa jenis tanaman,
bulu-bulu burung terutama yang berbulu terang dan dalam darah binatang-
binatang laut seperti udang dan kerang. Tembaga kadang-kadang ditemukan
secara alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral seperti cuprite,
malachite, azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih tembaga yang
banyak ditemukan di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih-bijih
tembaga yang penting adalah sulfida, oxida-oxidanya, dan karbonat. Dari
mereka, tembaga diambil dengan cara smelting, leaching, dan elektrolisis.
Biota perairan sangat peka terhadap kelebihan Cu dalam badan perairan
tempat hidupnya. Konsentrasi Cu terlarut yang mencapai 0.01 ppm, akan
mengakibatkan kematian bagi fitoplankton. Hal ini disebabkan daya racun Cu
telah menghambat aktivitas enzim dalam pembelahan sel fitoplankton.
Tembaga merupakan logam fungsional yang menyusun hampir seluruh jenis
sel biota laut. Pada gurita octopus vulgaris konsentrasi Cu dalam hatinya
ditemukan hanya 4.800 berat kering per gram, sedangkan pada
hepatopankreas lobster Humorus gammarus konsetrasinya dapat setinggi
2.000 berat kering per gram.
Logam ini termasuk logam berat non ferro (logam dan paduan yang tidak
mengandung Fe dan C sebagai unsur dasar) yang memiliki sifat penghantar
listrik dan panas yang tinggi, keuletan yang tinggi dan sifat tahanan korosi
yang baik. Sehingga produksi tembaga sebagian besar dipakai sebagai kawat

4
atau bahan untuk menukar panas dalam memanfaatkan hantaran listrik dan
panasnya yang baik. Biasanya dipergunakan dalam bentuk paduan, karena
dapat dengan mudah membentuk paduan dengan logam – logam lain
diantaranya dengan logam Pb dan logam Sn.

2.2 Pengolahan Bijih Tembaga Menjadi Tembaga


Bijih tembaga dapat berupa karbonat, oksida, dan sulfida. Untuk
memperoleh tembaga dari bijih yang berupa oksida dan karbonat lebih mudah
dibanding bijih yang berupa sulfida. Hal ini disebabkan tembaga terletak
dibagian bawah deret volta sehingga mudah diasingkan dari bijihnya.
Bijih berupa oksida dan karbonat direduksi menggunakan kokas untuk
memperoleh tembaga, sedangkan bijih tembaga sulfida, biasanya kalkopirit
(CuFeS2), terdiri dari beberapa tahap untuk memperoleh tembaga, yakni:
1) Pengapungan (flotasi)
Proses pengapungan atau flotasi diawali dengan pengecilan ukuran bijih
kemudian digiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang telah
dihaluskan dimasukkan ke dalam campuran air dan suatu minyak tertentu.
Kemudian udara ditiupkan ke dalam campuran untuk menghasilkan
gelembung-gelembung udara. Bagian bijih yang mengandung logam yang
tidak berikatan dengan air akan berikatan dengan minyak dan menempel pada
gelembung-gelembung udara yang kemudian mengapung ke permukaan.
Selanjutnya gelembung-gelembung udara yang membawa partikel-partikel
logam dan mengapung ini dipisahkan kemudian dipekatkan.
2) Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara
terbatas pada suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang
mungkin masih ada pada saat pemekatan dan belerang yang hilang sebagai
belerang dioksida.
Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini disebut calcine,
yang mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih mengandung sedikit FeS.
Setelah itu calcine disilika guna mengubah besi (II) oksida menjadi suatu

5
sanga atau slag besi(II) silikat yang kemudian dapat dipisahkan. Tembaga (I)
sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan kemungkinan masih
mengandung sedikit besi (II) sulfide.
3) Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara
dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g) ―→ 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) ―→ 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga
lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang berisi udara.
4) Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt
kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga
kotor (tidak murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga
murni, dengan elektrolit larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses
elektrolisis berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+
kemudian direduksi di katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e ―→ Cu(s)
Anoda : Cu(s) ―→ Cu2+(aq) + 2e
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni)
makin bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au,
dan Pt mengendap sebagai lumpur.

2.3 Senyawaan Tembaga


Tembaga di alam memiliki tingkat oksidasi +1 dan +2. Tembaga dengan
bilangan oksidasi +2 merupakan tembaga yang sering ditemukan sedangkan
tembaga dengan bilangan oksidasi +1 jarang ditemukan, karena senyawaan
tembaga ini hanya stabil jika dalam bentuk senyawa kompleks. Selain dua
keadaan oksidasi tersebut dikenal pula tembaga dengan bilangan oksidasi +3
tetapi jarang digunak Cu(OH)2
CuCl2

6
CuF2
CuS
CuSO4.5H2O
Cu(NO3)2.3H2Otembaga(II) oksida
tembaga(II) hidroksida
tembaga(II) klorida
tembaga(II) fluorida
tembaga(II) sulfida
tembaga(II) sulfat pentahidrat atau vitriol biru
tembaga(II) nitrat trihidratCu2O
CuCl Struktur kristal tembaga murni adalah face centered cubic (FCC) dan
memiliki titik leleh 1084,62 oC, pada tabel berikut diperlihatkan sifat – sifat
fisis mekanik dan sifat panas dari tembaga murni.
Tabel. Sifat – sifat fisis, mekanik dan panas dari tembaga
Sifat Fisis Satuan
Densitas 8920 kg / m3
Sifat Mekanik
Kuat Tarik 200 N / mm2
Modulus Elastisitas 130 Gpa
Brinnel Hardness 874 MN m-2
Sifat Panas
Koefisien Ekspansi Thermal 16,5 x 10-6 K-1
Konduktivitas Panas 400 / Mk

2.4 Sifat-Sifat Tembaga


a. Sifat fisika

7
1) Tembaga merupakan logam yang berwarna kunign seperti emas kuning
seperti pada gambar dan keras bila tidak murni.
2) Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk
menjadi pipa, lembaran tipis dan kawat.
3) Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
4) Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C
5) Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3
b. Sifat Kimia
1) Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan
terhadap korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi
oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga
karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
2) Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 °C tembaga
dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam.
Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 oC, akan
terbentuk tembaga(I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
3) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam
nooksidator encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam
klorida pekat dan mendidih menyerang logam tembaga dan
membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ion
kompleks CuCl2 ̄(aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan bergeser
ke arah produk.
2Cu (s) + 2H+ (aq) → a Cu+ (aq) + H2
2Cu+ (aq) + 4Cl- (aq) → 2 CuCl2-(aq)
c. Sifat Lain
Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga.
Cu (s) + HNO3 (encer) → 3Cu(NO3)2 (aq) + 4H2O (l) + 2NO (g)
Cu (s) +4HNO3 (pekat) → Cu(NO3)2 (aq) + 2H2O (l) + 2NO2 (g)
1) Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh
adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks
Cu(NH3)4+.

8
2) Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen.
Bereaksi dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan
tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi dengan halogen membentuk
tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan tembaga(II) klorida.
3) Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus
dilapisi lagi dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan
proses pengendapan logam secara elektrokimia,digunakan listrik arus
searah (DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe
asam.

2.5 Efek Tembaga


1. Bahaya Tembaga
Logam ini, apabila dalam keadaan serbuk menimbulkan bahaya api. Pada
kepekatan lebih daripada 1 mg/L, tembaga masih diperbolehkan mencemari
pakaian dan benda-benda yang dicuci dalam air.
2. Kekurangan Tembaga
Kekurangan tembaga jarang terjadi pada orang sehat. Paling sering terjadi
pada bayi-bayi prematur atau bayi-bayi yang sedang dalam masa
penyembuhan dari malnutrisi yang berat. Orang-orang yang menerima
makanan secara intravena (parenteral) dalam waktu lama juga memiliki
resiko menderita kekurangan tembaga. Sindroma Menkes adalah suatu
penyakit keturunan yang menyebabkan kekurangan tembaga.
3. Kelebihan Tembaga
Tembaga yang tidak berikatan dengan protein merupakan zat racun.
Mengkonsumsi sejumlah kecil tembaga yang tidak berikatan dengan protein
dapat menyebabkan mual dan muntah. Makanan atau minuman yang
diasamkan, yang bersentuhan dengan pembuluh, selang atau katup tembaga
dalam waktu yang lama, dapat tercemar oleh sejumlah kecil tembaga. Jika
sejumlah besar garam tembaga, yang tidak terikat dengan protein, secara
tidak sengaja tertelan atau jika pembebatan larutan garam tembaga digunakan
untuk mengobati daerah kulit yang terbakar luas, sejumlah tembaga bisa

9
terserap dan merusak ginjal, menghambat pembentukan air kemih dan
menyebabkan anemia karena pecahnya sel-sel darah merah (hemolisis).

2.6 Analisa Kadar Tembaga


a) Parameter
Air yang terkontaminasi logam tembaga akan berwarna kemerah-merahan.
b) Senyawa kimia
Senyawaan biner tembaga misalnya Cu2O dan Cu2S dan komplek
tembaga misalnya K2CuCl3.
c) Bentuk di Alam
Tembaga tersebar luas dialam sebagai logam, dalam bentuk sulfida,
arsenida, klorida dan karbonat. Mineral yang paling umum adalah
Chalcopyrite(CuFeS2).
d) Metode Pemeriksaan
Metode yang digunakan untuk pemeriksaan kadar Cu dalam air adalah
metode Dietil Dithiokarbamat. Ion Cu dengan Dinatrium Diethil
Dithiokarbonat membentuk persenyawaan kompleks koloidal berwarna
coklat kekuningan. Tetapi bila kadar Cu tinggi koloid akan menjadi
kekeruhan (warna yang terjadi dibaca dengan secara visual). Pembacaan
setelah 5 menit tetapi kurang dari satu jam, warna yang terjadi sama dalam
suasana sedikit asam, netral ataupun alkalis. Dalam tabung Nessler dapat
terdeteksi minimum 0,005 mg/l. Reaksi : 2 Na (C2 H5)2 NCS2N + Cn2+
→ 2 Na + {(C2H5)2NCS2}2 Cn berbentuk kompleks.

2.7 Pemanfaatan Tembaga

10
a. Sebagai bahan untuk kabel listrik dan kumparan dinamo. Banyak
digunakan dalam pembuatan pelat, pipa, kawat, pematrian, alat-alat dapur,
dan industri.
b. Senyawa tembaga juga digunakan dalam kimia analitik dan penjernihan
air, sebagai unsur dalam insektida, cat, obat-obatan dan pigmen.
c. Kegunaan biologis untuk runutan dalam organisme hidup dan merupakan
unsur penting dalam darah binatang berkulit keras.
d. Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan,
sedangkan paduan tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut
perunggu. Perunggu yang mengandung sejumlah fosfor digunakan dalam
industri arloji dan galvanometer. Kuningan memiliki warna seperti emas
sehingga banyak digunakan sebagai perhiasan atau ornamen-ornamen.
Sedangkan perunggu banyak dijadikan sebagai perhiasan dan digunakan
pula pada seni patung.
e. Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu
mengndung tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya.
Gambar mata uang yang terbuat dari emas:
f. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
g. Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi
metanol menjadi metanal.

2.8 Jenis-Jenis Tembaga


Siapa yang tidak mengenal tembaga, aluminium, ataupun besi. Ketiga
jenis barang tersebut sering diperjualkan sebagai barang bekas. Jenis jenis
tembaga sendiri ada beberapa macam. Jenis tembaga tergantung dari bentuk
dan manfaat tembaga itu sendiri.
Bisnis Rongsokan
Jika diperhatikan, bisnis barang rongsok semakin hari semakin banyak
peminat. Jika dahulu, hanya pemulung yang sering masuk ke kampung
kampung. Namun sekarang pencari barang rongsok dengan menggunakan
sepeda atau motor sudah banyak yang masuk kedusun dusun.

11
Usaha barang rongsok tersebut ternyata sangat menguntungkan. Dari
usaha barang rongsok tersebut, pelaku usaha bisa memberi makan
keluarganya, dan bahkan bisa membeli kendaraan seperti mobil.
Berikut ini akan di uraikan jenis jenis tembaga yang dapat digunakan
ketika akan membuka usaha barang bekas, ataupun usaha jual beli barang
bekas.
1. Tembaga TBMI adalah tembaga yang berasal dari kabel, kabel tersebut
dengan ciri-ciri tambahan yang berwarna merah, dan tembaga tersebut
didapat dari kabel bekas. Jika di ukur besarnya, besar kabel tersebut paling
kecil seujung lidi. Kabel tersebut pun masih berwarna merah dan bukan
dalam kondisi telah terbakar.
2. Tembaga TBM2 adalah tembaga yang sudah tidak berwarna merah lagi,
dikarenakan tembaga tersebut sudah terbakar sehingga meninggalkan
bekas kehitaman.
3. Tembaga BC dikenal dengan tembaga yang mempunyai besar minimal
sebesar lidi, juga kondisinya yang telah habis terbakar.
4. Tembaga TBB adalah tembaga yang didapat dari hasil menggulung
dynamo, sehingga ukurannya dapat berukuran besar. Bekas dinamo ini
adalah bekas rambut yang dibakar.
5. Tembaga batangan adalah semua tembaga namun tembaga-tembaga
tersebut berbentuk batangan.
6. Tembaga keni adalah tembaga bekas dari lelehan, namun lelehan tersebut
sudah membeku.
7. Tembaga dandang yakni tembaga dari hasil alat-alat dari rumah tangga.

12
BAB III

DISCUSSION
1. Abdul azizi : Dalam industri, tembaga digunakan untuk apa saja ?
Ridha : Tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik
untuk menghantar panas dan listrik, kawat tembaga dan paduan
tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator,
kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan
bermotor, konduktor listrik, kabel, sakelar.

2. Fedrizal : Kenapa tembaga tidak bisa meleleh ?


Ridha : Mungkin karena tembaga tersebut belum mencapai suhu
maksimalnya.

3. Candra : Selain tembaga ada nggak pengantar listrik yang baik ?


Irma : Ada, sebenarnya jenis logam yang paling cepat dan bagus
menghantarkan listrik yaitu emas. Karna harga emas mahal, maka
logam jenis ini hanya di gunakan pada perangkat elektronik
seperti IC yang ada pada handphone, komputer dll.

4. Lusi yuni : Coba jelaskan bagaimana timbulnya arus listrik dalam larutan
tembaga sulfat ?
Irma : Didalam larutan CU sulfat tidak ada arus listrik yang mengalir.
Tegangan terjadi bila ada elektroda dan arus listrik mengalir, jika
ada beban pada elektrodanya. Tanpa beban juga tidak akan ada
arus listrik yang mengalir.

5. Marsel : Apakah sama tembaga listrik dengan tembaga uang ?


Ridha : Sama. Karena sama-sama sebagai pengahantar listrik. Penggunaan
logam mata uang tembaga sebagai pengahantar (kabel) listrik dan
komponen elektronika.

6. Irsan : Kenapa unsur tembaga yang terkandung dalam kulit binatang


keras ?
Irma : Kegunaan biologis untuk runutan dalam organisme hidup dan
merupakan unsur penting daram darah binatang berkulit keras.

7. Iqbal : Apa penyebab tembaga masuk kedalam tubuh sehingga sakit ?


Irma : Kekurangan tembaga jarang terjadi pada orang sehat. Paling sering
terjadi pada bayi-bayi prematur atau bayi-bayi yang sedang masa

13
penyembuhan dari malnutrisi yang berat. Orang-orang yang
menerima makanan secara intravena (parenteral) dalam waktu lama
juga memiliki resiko menderita kekurangan tembaga.

8. Muhammad Azi : Apabila tembaga terbakar, apa masih bisa di gunakan ?


Ridha : Bisa, karena komposisinya tidak akan pernah berubah, kecuali
dicampur.

9. Gunawan : Apa campuran dari tembaga ?


Irma : kuningan

10. Januardi : Pada minyak apakah tembaga cepat mengantarkan listrik ?


Ridha : Pertanyaan nya salah

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Bijih tembaga dapat berupa karbonat, oksida, dan sulfida.
2. sifat-sifat tembaga yaitu, sifat fisika, sifat kimia, sifat lain,
3. Analisis kadar tembaga terdiri dari parameter, senyawa kimia, bentuk di
alam, metode pemeriksaan
4. Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi
metanol
5. Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh
adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks
Cu(NH3)4+.tanal.

DAFTAR PUSTAKA

15
http://afiffadilaeni.wordpress.com/2012/12/27/kharakteristik-atom-tembaga-cu/

http://www.scribd.com/doc/119586156/Karakteristik-Tembaga

16

Anda mungkin juga menyukai