PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengolahan bijih tembaga menjadi tembaga
2. Mengetahui senyawa tembaga
3. Mengetahui sifat-sifat tembaga
4. Mengetahui efek tembaga
5. Mengetahui analisa kadar tembaga
6. Mengetahui pemanfaatan tembaga
7. Mengetahui jenis-jenis tembaga
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengolahan bijih tembaga menjadi tembaga
2. Dapat mengetahui senyawa tembaga
3. Dapat mengetahui sifat-sifat tembaga
4. Dapat mengetahui efek tembaga
5. Dapat mengetahui analisa kadar tembaga
6. Dapat mengetahui pemanfaatan tembaga
7. Dapat mengetahui jenis-jenis tembaga
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Walupun logam berat esensial dibutuhkan oleh setiap organisme hidup,
namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Pada
prinsipnya ilmu toksikologi merupakan perwujudan dugaan terjadinya suatu
perubahan yang disebabkan oleh masuknya senyawa racun ke dalam
lingkungan. Tembaga di alam tidak begitu melimpah dan ditemukan dalam
bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawaan. Bijih tembaga yang
terpenting yaitu pirit atau chalcopyrite (CuFeS2), copper glance atau
chalcolite (Cu2S), cuprite (Cu2O), malaconite (CuO) dan malachite
(Cu2(OH)2CO3) sedangkan dalam unsur bebas ditemukan di Northern
Michigan Amerika Serikat.
Dalam jumlah kecil tembaga ditemukan pada beberapa jenis tanaman,
bulu-bulu burung terutama yang berbulu terang dan dalam darah binatang-
binatang laut seperti udang dan kerang. Tembaga kadang-kadang ditemukan
secara alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral seperti cuprite,
malachite, azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih tembaga yang
banyak ditemukan di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih-bijih
tembaga yang penting adalah sulfida, oxida-oxidanya, dan karbonat. Dari
mereka, tembaga diambil dengan cara smelting, leaching, dan elektrolisis.
Biota perairan sangat peka terhadap kelebihan Cu dalam badan perairan
tempat hidupnya. Konsentrasi Cu terlarut yang mencapai 0.01 ppm, akan
mengakibatkan kematian bagi fitoplankton. Hal ini disebabkan daya racun Cu
telah menghambat aktivitas enzim dalam pembelahan sel fitoplankton.
Tembaga merupakan logam fungsional yang menyusun hampir seluruh jenis
sel biota laut. Pada gurita octopus vulgaris konsentrasi Cu dalam hatinya
ditemukan hanya 4.800 berat kering per gram, sedangkan pada
hepatopankreas lobster Humorus gammarus konsetrasinya dapat setinggi
2.000 berat kering per gram.
Logam ini termasuk logam berat non ferro (logam dan paduan yang tidak
mengandung Fe dan C sebagai unsur dasar) yang memiliki sifat penghantar
listrik dan panas yang tinggi, keuletan yang tinggi dan sifat tahanan korosi
yang baik. Sehingga produksi tembaga sebagian besar dipakai sebagai kawat
4
atau bahan untuk menukar panas dalam memanfaatkan hantaran listrik dan
panasnya yang baik. Biasanya dipergunakan dalam bentuk paduan, karena
dapat dengan mudah membentuk paduan dengan logam – logam lain
diantaranya dengan logam Pb dan logam Sn.
5
sanga atau slag besi(II) silikat yang kemudian dapat dipisahkan. Tembaga (I)
sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan kemungkinan masih
mengandung sedikit besi (II) sulfide.
3) Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara
dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g) ―→ 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) ―→ 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga
lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang berisi udara.
4) Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt
kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga
kotor (tidak murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga
murni, dengan elektrolit larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses
elektrolisis berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+
kemudian direduksi di katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e ―→ Cu(s)
Anoda : Cu(s) ―→ Cu2+(aq) + 2e
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni)
makin bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au,
dan Pt mengendap sebagai lumpur.
6
CuF2
CuS
CuSO4.5H2O
Cu(NO3)2.3H2Otembaga(II) oksida
tembaga(II) hidroksida
tembaga(II) klorida
tembaga(II) fluorida
tembaga(II) sulfida
tembaga(II) sulfat pentahidrat atau vitriol biru
tembaga(II) nitrat trihidratCu2O
CuCl Struktur kristal tembaga murni adalah face centered cubic (FCC) dan
memiliki titik leleh 1084,62 oC, pada tabel berikut diperlihatkan sifat – sifat
fisis mekanik dan sifat panas dari tembaga murni.
Tabel. Sifat – sifat fisis, mekanik dan panas dari tembaga
Sifat Fisis Satuan
Densitas 8920 kg / m3
Sifat Mekanik
Kuat Tarik 200 N / mm2
Modulus Elastisitas 130 Gpa
Brinnel Hardness 874 MN m-2
Sifat Panas
Koefisien Ekspansi Thermal 16,5 x 10-6 K-1
Konduktivitas Panas 400 / Mk
7
1) Tembaga merupakan logam yang berwarna kunign seperti emas kuning
seperti pada gambar dan keras bila tidak murni.
2) Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk
menjadi pipa, lembaran tipis dan kawat.
3) Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
4) Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C
5) Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3
b. Sifat Kimia
1) Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan
terhadap korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi
oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga
karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
2) Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 °C tembaga
dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam.
Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 oC, akan
terbentuk tembaga(I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
3) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam
nooksidator encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam
klorida pekat dan mendidih menyerang logam tembaga dan
membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ion
kompleks CuCl2 ̄(aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan bergeser
ke arah produk.
2Cu (s) + 2H+ (aq) → a Cu+ (aq) + H2
2Cu+ (aq) + 4Cl- (aq) → 2 CuCl2-(aq)
c. Sifat Lain
Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga.
Cu (s) + HNO3 (encer) → 3Cu(NO3)2 (aq) + 4H2O (l) + 2NO (g)
Cu (s) +4HNO3 (pekat) → Cu(NO3)2 (aq) + 2H2O (l) + 2NO2 (g)
1) Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh
adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks
Cu(NH3)4+.
8
2) Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen.
Bereaksi dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan
tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi dengan halogen membentuk
tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan tembaga(II) klorida.
3) Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus
dilapisi lagi dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan
proses pengendapan logam secara elektrokimia,digunakan listrik arus
searah (DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe
asam.
9
terserap dan merusak ginjal, menghambat pembentukan air kemih dan
menyebabkan anemia karena pecahnya sel-sel darah merah (hemolisis).
10
a. Sebagai bahan untuk kabel listrik dan kumparan dinamo. Banyak
digunakan dalam pembuatan pelat, pipa, kawat, pematrian, alat-alat dapur,
dan industri.
b. Senyawa tembaga juga digunakan dalam kimia analitik dan penjernihan
air, sebagai unsur dalam insektida, cat, obat-obatan dan pigmen.
c. Kegunaan biologis untuk runutan dalam organisme hidup dan merupakan
unsur penting dalam darah binatang berkulit keras.
d. Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan,
sedangkan paduan tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut
perunggu. Perunggu yang mengandung sejumlah fosfor digunakan dalam
industri arloji dan galvanometer. Kuningan memiliki warna seperti emas
sehingga banyak digunakan sebagai perhiasan atau ornamen-ornamen.
Sedangkan perunggu banyak dijadikan sebagai perhiasan dan digunakan
pula pada seni patung.
e. Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu
mengndung tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya.
Gambar mata uang yang terbuat dari emas:
f. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
g. Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi
metanol menjadi metanal.
11
Usaha barang rongsok tersebut ternyata sangat menguntungkan. Dari
usaha barang rongsok tersebut, pelaku usaha bisa memberi makan
keluarganya, dan bahkan bisa membeli kendaraan seperti mobil.
Berikut ini akan di uraikan jenis jenis tembaga yang dapat digunakan
ketika akan membuka usaha barang bekas, ataupun usaha jual beli barang
bekas.
1. Tembaga TBMI adalah tembaga yang berasal dari kabel, kabel tersebut
dengan ciri-ciri tambahan yang berwarna merah, dan tembaga tersebut
didapat dari kabel bekas. Jika di ukur besarnya, besar kabel tersebut paling
kecil seujung lidi. Kabel tersebut pun masih berwarna merah dan bukan
dalam kondisi telah terbakar.
2. Tembaga TBM2 adalah tembaga yang sudah tidak berwarna merah lagi,
dikarenakan tembaga tersebut sudah terbakar sehingga meninggalkan
bekas kehitaman.
3. Tembaga BC dikenal dengan tembaga yang mempunyai besar minimal
sebesar lidi, juga kondisinya yang telah habis terbakar.
4. Tembaga TBB adalah tembaga yang didapat dari hasil menggulung
dynamo, sehingga ukurannya dapat berukuran besar. Bekas dinamo ini
adalah bekas rambut yang dibakar.
5. Tembaga batangan adalah semua tembaga namun tembaga-tembaga
tersebut berbentuk batangan.
6. Tembaga keni adalah tembaga bekas dari lelehan, namun lelehan tersebut
sudah membeku.
7. Tembaga dandang yakni tembaga dari hasil alat-alat dari rumah tangga.
12
BAB III
DISCUSSION
1. Abdul azizi : Dalam industri, tembaga digunakan untuk apa saja ?
Ridha : Tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik
untuk menghantar panas dan listrik, kawat tembaga dan paduan
tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator,
kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan
bermotor, konduktor listrik, kabel, sakelar.
4. Lusi yuni : Coba jelaskan bagaimana timbulnya arus listrik dalam larutan
tembaga sulfat ?
Irma : Didalam larutan CU sulfat tidak ada arus listrik yang mengalir.
Tegangan terjadi bila ada elektroda dan arus listrik mengalir, jika
ada beban pada elektrodanya. Tanpa beban juga tidak akan ada
arus listrik yang mengalir.
13
penyembuhan dari malnutrisi yang berat. Orang-orang yang
menerima makanan secara intravena (parenteral) dalam waktu lama
juga memiliki resiko menderita kekurangan tembaga.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Bijih tembaga dapat berupa karbonat, oksida, dan sulfida.
2. sifat-sifat tembaga yaitu, sifat fisika, sifat kimia, sifat lain,
3. Analisis kadar tembaga terdiri dari parameter, senyawa kimia, bentuk di
alam, metode pemeriksaan
4. Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi
metanol
5. Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh
adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks
Cu(NH3)4+.tanal.
DAFTAR PUSTAKA
15
http://afiffadilaeni.wordpress.com/2012/12/27/kharakteristik-atom-tembaga-cu/
http://www.scribd.com/doc/119586156/Karakteristik-Tembaga
16