Anda di halaman 1dari 22

FERRO AND NON FERROUS METALS

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Pengetahuan Bahan Bangunan
Dosen Pengampu: Andra Arie Anto, S.T., M.T.

Disusun oleh:
1. Moh Arya Wirawan (20214550052)
2. Muhammad Khoiru (202145500058)
3. Rama Fikry (202145500299)
4. Dede Saepulloh (202145500039)

Kelas A
Fakultas Arsitektur

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK)


Universitas Indraprasta
2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................4
2.1 Logam Ferro...............................................................................................................4
2.1.1 Industri Baja.................................................................................................................5
2.1.2 Baja Karbon Rendah..................................................................................................6
2.1.3 Baja karbon sedang (Medium carbon steel).............................................................7
2.1.4 Baja karbon tinggi (High Carbon Steel)...................................................................8
2.1.5 Besi H-BEAM...............................................................................................................9
2.1.6 BESI WF (Wide Flange)...........................................................................................10
2.1.7 BESI UNP...................................................................................................................10
2.1.8 Besi Tempa.................................................................................................................11
BAB III....................................................................................................................................16
3.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Logam Ferro..............................................................16
BAB IV....................................................................................................................................17
4.1.1 Logam Non Ferro......................................................................................................17
4.1.2 Jenis Logam Non Ferrous.........................................................................................17
4.1.3 Cara Pengaplikasian Material ACP Menggunakan Masking...............................19
4.1.4 Cara Pengaplikasian Material ACP Menggunakan Hollow Aluminium.............19
4.1.5 Cara Pengaplikasian Material ACP Menggunakan Rangka Cremona...............20
4.1.6 Riveting / Paku Keling Decobond............................................................................20
4.1.7 Sealant........................................................................................................................20
4.1.8 Kelebihan Logam Non Ferrous................................................................................21
4.1.9 Kesimpulan................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai macam logam besi dan non-besi dan paduannya digunakan dalam konstruksi,
tetapi besi, baja, aluminium, tembaga, timbal dan seng mendominasi. Selama dekade terakhir
titanium telah ditampilkan secara signifikan dalam konstruksi, yang sebelumnya telah
digunakan terutama dalam industri proses kimia dan untuk tujuan militer. Tren terkini
mengarah pada pengembangan paduan yang lebih tahan lama dan penggunaan pelapis untuk
melindungi dan memberikan keragaman visual pada rangkaian produk. Umumnya logam
membutuhkan input energi yang besar untuk produksinya dari bahan baku; namun, energi
tinggi yang terkandung ini sebagian diimbangi oleh umur panjang dan daur ulang sebagian
besar logam. Tingkat pemulihan baja dari lokasi pembongkaran adalah 94%, dengan 10%
digunakan kembali dan 84% didaur ulang. Sekitar 50% dari produksi baja saat ini adalah dari
skrap, dan baja dapat didaur ulang beberapa kali tanpa degradasi material.
Logam besi Logam besi didefinisikan sebagai logam yang unsur besinya mendominasi.
Penggunaan paling awal dari logam ini adalah untuk pembuatan peralatan dan senjata pada
Zaman Besi yang dimulai di Eropa sekitar tahun 1200 SM. Perkembangan yang signifikan
adalah penggunaan oleh Wren pada tahun 1675 dari rantai besi tempa dalam ketegangan
untuk menahan dorongan keluar dari kubah Katedral St Paul; penggunaan besi tuang dalam
kompresi untuk Jembatan Besi di Coalbrookdale pada tahun 1779; dan oleh Paxton di bagian
pra-fabrikasi Crystal Palace pada tahun 1851. Baja adalah bahan yang relatif baru, hanya
tersedia dalam 14. kuantitas setelah pengembangan konverter Bessemer pada akhir abad
kesembilan belas. Rangka baja pertama bangunan bertingkat 10 dibangun pada tahun 1885 di
Chicago oleh William le Baron Jenney.
Tingkat platform Terminal Internasional Waterloo di London (Gambar 1.1) ditutupi oleh
lengkungan baja 3-pin yang melengkung dan meruncing, yang dirancang untuk
mengakomodasi kelenturan yang tak terhindarkan yang disebabkan oleh pergerakan kereta
api pada tingkat ini. Lengkungan baja, masing - masing terdiri dari dua rangka tali busur
prismatik yang dihubungkan oleh sambungan buku jari, adalah asimetris untuk
memungkinkan kelengkungan yang ketat dari lokasi. Bagian atas rangka yang lebih panjang
ditutupi dengan kaca yang dikeraskan yang memberikan pemandangan ke arah London lama,
dengan baja anti karat yang diprofilkan di antaranya. Area yang direntang oleh gulungan
yang lebih pendek sepenuhnya dilapisi kaca. Struktur ini dirancang untuk masa pakai
minimal 100 tahun.

Gambar 1.1

3
BAB II
2.1 Logam Ferro
Logam ferro adalah material yang terdiri dari campuran besi dan juga karbon. Logam ini
biasanya memiliki sebutan logam besi yang biasanya memiliki kekuatan tarik dan daya tagan
tinggi, utamanya seperti material baja ringan yang mampu menahan sebuah bangunan
pencakar langit yang tinggi, jembatan, rumah dan masih banyak lainnya. Jenis logam satu ini
adalah material logam yang penting dalam sebuah industri tekhnik. Beberapa contoh logam
ferro adalah sebagai berikut:

Secara garis besar besi teknik terbagi menjadi tiga macam:

1. Baja atau besi tempa yaitu kadar karbonnya kurang dari 1,7% dan dapat ditempa
2. Besi tuang yang kadar karbonnya antara 2,3 sampai 3,6 % dan tidak dapat ditempa.
3. Baja atau besi tempa yaitu kadar karbonnya kurang dari 1,7 % dan dapat ditempa.
4. Sebelum proes pengaplikasian berikut contoh proses pembuatan Besi baja pada
gambar dibawah ini.

Gambar 2.1

4
Bagan Logam dapat diklasifikasikan Sbb:

Gambar 2.2

2.1.1 Industri Baja atau strip. Akhirnya, gulungan strip baja


INDUSTRI BAJA Produksi baja dingin digulung menjadi bagian tipis dan
melibatkan urutan operasi yang saling lembaran profil. Industri pig iron Bahan
terkait erat untuk memastikan efisiensi baku untuk produksi besi adalah bijih besi,
maksimum dari proses yang sangat intensif kokas dan batugamping. Sebagian besar
energi. Tahapan kunci dalam proses bijih besi diimpor dari Amerika, Australia
produksi adalah pembuatan pig iron, dan Skandinavia, dimana kandungan besi
konversinya menjadi baja, pengecoran baja bijihnya tinggi. Coke diproduksi dari batu
cair dan pembentukannya menjadi bagian bara kokas (Gambar 1.2) yang terutama
diimpor dari Eropa.

(Gambar 2.1.1)

5
2.1.2 Baja Karbon Rendah 1.11411. Baja karbon rendah (Low carbon
Jenis baja karbon rendah ini steel)
kanduangannya 0,05 ... 0,25% karbon. Baja karbon rendah (Low carbon steel)
harga jenis baca karbon rendah ini adalah jenis baja karbon dengan persentase
biasanya lebih murah dan sangat cocok paduan karbon kurang dari 0,25%.
sebagai besi baja untuk operasi bending.
Karakteristik dan sifat baja karbon rendah
cara mengeraskan permukaanya bisa
(Low carbon steel):
ditingkatkan melalui karburasi. Jenis baja
a). Dapat dibentuk (formability)
karbon rendah ini biasa digunakan dalam
b). kemampuan las yang baik
pembuatan mur, tempa.dll Contoh baja
(Weldability)
karbon rendah: C10E / 1.1121, C15E /
c). kekuatan rendah
d). biaya rendah.

Aplikasi dan penggunaan baja karbon rendah (Low carbon steel) sbb :

Bondek Pengaplikasian Material Bondek Sebagai Alas Dak

(Gambar 2.1.2)

Spandek Pengamplikasian Spandek Sebagai Atap

(Gambar 2.1.3)

6
Baja Ringan Pengaplikasian rangka atap baja ringan

(Gambar 2.1.4)

2.1.3 Baja karbon sedang (Medium c). Dapat diperkeras dengan pendinginan
carbon steel) (Quenching)

Baja karbon sedang (Medium carbon steel)


Aplikasi dan Penggunaan Baja karbon
adalah jenis baja karbon dengan persentase
sedang (Medium carbon steel)
paduan karbon berkisar antar 0,25%
a). Gandar
hingga 0,55%.
b). Sekrup
a). ketangguhan dan keuletan (Thoughness c). Silinder
and Ductility)
d). Poros engkol
b). Kekuatan yang relatif baik (Strength) e). Beberapa suku cadang mesin yang
dipanaskan

Aplikasi dan Penggunaan Baja karbon sedang (Medium carbon steel):

Besi Holow Pengaplikasian Rangka atap besi hollow

(Gambar 2.1.5)

7
Pipa Black Steel Pengaplikasian konstruksi pipa baja

(Gambar 2.1.6)

2.1.4 Baja karbon tinggi (High Carbon b). Kekerasan dan ketahanan aus
Steel) c). Daktilitas sedang
Baja karbon tinggi (High Carbon Steel) Biasanya penggunaan Baja Karbon Tinggi
adalah jenis baja karbon dengan persentase ini selain di gunakan untuk pembuatan alat
paduan karbon lebih dari 0,55%. perkakas juga dapat di gunakan untuk
bahan industri konstruksi atau tulangan
Karakteristik dan sifat Baja karbon tinggi
suatu bangunan, karena terbuat dari bahan
(High Carbon Steel):
yang sangat kuat dan tidak mudah berubah
a). Kekuatan tinggi
bentuk karena bahan yang padat.

Contoh Gambar Baja Karbon Tinggi:

(Gambar 2.1.4)

8
2.1.5 Besi H-BEAM
H-beam adalah besi baja berbentuk balok yang dibuat
dengan proses hot rolled (cenai panas) dan memiliki bentuk
serupa huruf H.

Seperti besi WF, Besi H-beam sering digunakan untuk


membangun konstruksi besi pada jembatan dan juga proyek
gedung-gedung besar. Namun, variasi ukuran besi H-Beam
tidak sebanyak variasi WF.

Besi WF dan H-Beam memang mirip, perbedaannya adalah


besi H-Beam memiliki flens yang jauh lebih lebar dan
panjang jika dibandingkan dengan WF.
(Gambar 2.1.5)
Gambar Pengaplikasian:

(Gambar 2.1.6)

2.1.6 BESI WF (Wide Flange)

9
Besi WF biasanya digunakan untuk berbagai keperluan dalam konstruksi, misalnya
konstruksi untuk pembangunan jembatan, gudang, gedung, dll karena memiliki kekuatan
yang seimbang dalam gaya tarik maupun tekan.

Besi WF menjadi salah satu elemen struktur dengan batas yang sempurna untuk menahan
beban dan tarik, seperti menahan jenis beban tarik aksial, tekan aksial.

Bahkan, besi ini memiliki kepadatan yang tinggi sehingga tidak akan terlalu berat dalam
kapasitas muat beban tetapi memberikan bentuk struktur bahan atau konstruksi yang
digunakan menjadi lebih efisien.

(Gambar 2.1.6)
Gambar Pengaplikasian:

(Gambar 2.1.7)

2.1.7 BESI UNP


Besi UNP berbentuk seperti huruf U dan biasa digunakan sebagai balok
penutup pada atap serta penopang pada dinding.

Besi konstruksi ini merupakan material penting yang hampir selalu ada
dalam setiap konstruksi bangunan.

(Gambar 2.1.7)

Gambar Pengaplikasian:

10

(Gambar 2.1.8)
2.1.8 Besi Tempa
Besi tempa hanya mengandung sekitar baik tetapi, tidak seperti besi tempa, tidak
0,02% karbon. Itu secara tradisional dibuat dapat dikerjakan panas dan umumnya
dengan melelehkan kembali dan merupakan bahan yang rapuh. Ketahanan
mengoksidasi besi kasar dalam tungku korosi besi cor telah dimanfaatkan dalam
reverberatory. Proses berlanjut sampai penggunaannya untuk coran boiler,
hampir semua kandungan karbon tinggi perabot jalan dan barang-barang
dari besi kasar telah dibakar untuk tradisional. Pengecoran modern
menghasilkan besi tempa pucat yang memproduksi pengecoran dengan desain
ditarik dari tungku dan kemudian dipalu. baru.
Besi tempa bersifat berserat karena
Sistem Kodefikasi dan Standar Baja
penggabungan kebetulan di dalam logam Karbon (Carbon Steel)
dari residu terak dan kotoran seperti American Iron and Steel Institute (AISI)
magnesium sulfida, yang dibentuk menjadi bersama dengan Society of Automotive
urat panjang dengan proses palu. Besi Engineers (SAE) telah menetapkan sistem
tempa memiliki titik leleh yang tinggi, kode empat digit (dengan tambahan
mendekati 1540`C, tergantung pada awalan standar) sebagai berikut:
kemurniannya. Itu kekuatan tarik sekitar
SAE 1XXX
350 N/mm2. Ini ulet dan mudah dikerjakan
Digit pertama 1 menunjukkan baja
saat ditempa ketika merah panas, sehingga
karbon (2-9 digunakan untuk baja
sangat tepat digunakan karena
paduan);
ketahanannya yang lebih besar terhadap
Digit kedua menunjukkan modifikasi
korosi daripada baja. Karena titik lelehnya
baja.
yang tinggi, besi tempa tidak dapat dilas
atau dicor. produksi dihentikan di Inggris
0 - Karbon polos, tidak dimodifikasi
pada tahun 1973 dan besi tempa modern
1 - Diolah Kembali (Resulfurized)
adalah bahan daur ulang lama atau, lebih
2 - Diolah kembali dan difosforilasi ulang
sering, baja karbon rendah, dengan
5 - Tidak diolah kembali, Mn lebih dari
masalah korosi yang menyertainya, Titik 1,0%
leleh rendah sekitar 1130`C dan
Dua digit terakhir menunjukkan
fluiditasnya yang tinggi ketika dicairkan,
konsentrasi karbon x 0,01%.
menimbulkan sifat pengecoran yang sangat
Contoh:

11
SAE 1030 berarti baja karbon yang tidak struktural yang dibentuk dengan panas dan
dimodifikasi, mengandung 0,30% karbon. dingin. Nilai standar dan kekuatan
karakteristik yang terkait diilustrasikan
Awalan huruf sebelum empat digit
dalam Tabel 5.1, 5.2, 5.3, 5.4 dan 5.5.
nomor menunjukkan teknologi
Dalam standar, S mengacu pada baja
pembuatan baja.
struktural dan nomor kode berikutnya
A - Paduan, perapian terbuka dasar
berhubungan dengan kekuatan luluh
B - Karbon, asam Bessemer
minimum. Huruf sub-grade mengacu pada
C - Karbon, perapian terbuka dasar
ketahanan benturan dan kondisi serta
D - Karbon, perapian terbuka asam
komposisi produksi lainnya, seperti W
E - Tungku listrik
untuk baja tahan cuaca. Nomor baja untuk
setiap grade baja ditentukan oleh BS EN
SPESIFIKASI BAJA
10027-2: 1992.
Baja dalam Uni Eropa ditunjuk oleh
Contoh berikut mengilustrasikan dua
serangkaian Eropa
sistem pengkodean untuk satu kelas baja
Standar, BS EN 10025:2004.
standar:
Baja struktural canai panas:
S275JR (BS EN 10027-1: 2005)
BS EN 10025-1: 2004 Data teknis
1.0044 (BS EN 10027-2: 1992)
umum.
BS EN 10025-2: 2004 Baja struktural
Contoh:
non-paduan
BS EN 10025-3: 2004 Baja struktural AISI B1020 berarti baja karbon yang tidak
berbutir halus yang dapat dilas dimodifikasi, diproduksi dalam asam
BS EN 10025-4: 2004 Baja struktural Bessemer dan mengandung 0,20% karbon.
berbutir halus yang dapat dilas
Komposisi paduan unsur pada baja karbon:
digulung
BS EN 10025-5: 2004 Baja dengan Disamping itu, untuk memperoleh efek
ketahanan korosi atmosfer yang khusus pada baja, maka baja dicampur
ditingkatkan dengan
BS EN 10025-6: 2004 Baja struktural logam-logam transisi yang sesuai dengan
kekuatan luluh tinggi sifat, kualitas dan kegunaan tertentu.
Selain itu, BS EN 10210-1: 2006 dan BS Pencampuran
EN 10219-1: 2006 masing-masing dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk
berhubungan dengan bagian berongga mendapatkan komposisi campuran yang

12
memenuhi sifat yang diinginkan. Jenis baja pada konsentrasi rendah memperbaiki
ini disebut baja alloy atau campuran. sifat megnetik dan sifat listrik baja.
g. Vanadium: memperkuat baja dan
Efek khusus logam transisi yang
meningkatkan ketahanan baja terhadap
dicampurkan pada baja, antara lain:
panas.
a. Kobalt: membuat baja tetap kuat pada
Berdasarkan komposisi dan jenis logam
suhu tinggi. transisi yang dicampurkan, baja dibagi
menjadi:
b. Krom: membuat baja menjadi lebih
keras, tahan gesekan, tahan korosi, dan 1. Stainless steel: baja tahan karat
tahan temperature tinggi. mengandung Cr 19%, Ni 9%, dan Fe
c. Mangan: membuat baja menjadi keras, 72%.
tahan aus dan tahan gesekan. 2. Baja krom: baja yang tahan karat tahan
d. Molibden: memperbaiki kekerasan panas mengandung 12%-18% Cr.
baja, tahan goncangan dan tahan 3. Baja nikel: baja tahan karat dan keras,
temperature tinggi. mengandung 25% Ni.
e. Nikel: membuat baja tahan korosi 4. Baja mangan: baja sangat keras
f. Silikon: pada konsentrasi tinggi mengandung 11%-14% Mn.
membuat baja tahan kondisi asam,

Tabel Komposisi paduan unsur pada baja karbon :

13
Disamping itu, untuk memperoleh efek k. Molibden: memperbaiki kekerasan
khusus pada baja, maka baja dicampur baja, tahan goncangan dan tahan
dengan temperature tinggi.
logam-logam transisi yang sesuai dengan l. Nikel: membuat baja tahan korosi
sifat, kualitas dan kegunaan tertentu. m. Silikon: pada konsentrasi tinggi
Pencampuran membuat baja tahan kondisi asam,
dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk pada konsentrasi rendah memperbaiki
mendapatkan komposisi campuran yang sifat megnetik dan sifat listrik baja.
memenuhi sifat yang diinginkan. Jenis baja n. Vanadium: memperkuat baja dan
ini disebut baja alloy atau campuran. meningkatkan ketahanan baja terhadap
panas.
Efek khusus logam transisi yang
Berdasarkan komposisi dan jenis logam
dicampurkan pada baja, antara lain: transisi yang dicampurkan, baja dibagi
menjadi:
h. Kobalt: membuat baja tetap kuat pada
suhu tinggi. 1. Stainless steel: baja tahan karat
i. Krom: membuat baja menjadi lebih mengandung Cr 19%, Ni 9%, dan Fe
keras, tahan gesekan, tahan korosi, dan 72%.
tahan temperature tinggi. 2. Baja krom: baja yang tahan karat tahan
j. Mangan: membuat baja menjadi keras, panas mengandung 12%-18% Cr.
tahan aus dan tahan gesekan. 3. Baja nikel: baja tahan karat dan keras,
mengandung 25% Ni.
Baja mangan: baja sangat keras
mengandung 11%-14% Mn.

Gambar Proses Pembuatan Besi Cor

14
(Gambar 2.1.8)

Contoh Pengaplikasian:

Mainhole Jaringan Kabel


bandara besi baja tempa

(Gambar 2.1.9)
(Gambar D.1)
)

Pagar besi baja tempa

(Gambar 2.1.10)
(Gambar D.1)
)

BAB III

3.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Logam Ferro

Kelebihan Logam Ferro: • Mereka menampilkan batas daya tahan


ketika dimuat dalam kelelahan,

15
menjadikannya praktis untuk aplikasi
Kekurangan Logam Ferro:
yang membutuhkan 100-an juta atau
milyaran siklus. • Kebalikan dari sebagian besar hal yang
• Beberapa paduan dapat dikeraskan saya sebutkan di atas, masalahnya,
dengan case melalui proses nitridasi paduan "besi" adalah kelas paduan
atau karburasi, secara efektif yang sangat besar. Untuk setiap paduan
menghasilkan struktur komposit yang memiliki salah satu atribut positif
dengan inti yang ulet dan ulet serta yang tercantum di atas, paduan yang
case yang keras dan tahan arus. berbeda memiliki atribut negatif yang
• Mereka bisa menjadi sangat kuat, setara.
beberapa paduan tahan korosi. Mereka • Beberapa paduan murah, tetapi yang
dapat memiliki ketangguhan patah lain cukup mahal. Beberapa paduan
tulang yang sangat tinggi, memiliki tahan korosi, tetapi yang lain tidak.
kemampuan suhu yang relatif tinggi.

SIFAT LOGAM FERRO


 BAJA  Besi Tuang
• Dapat dituang dan ditempa • Mudah dituang
• Ulet atau elastis • Sukar dibentuk
• Relatif tidak mudah korosi • Biaya proses murah
• Keras • Getas atau rapuh
• Mahal • Untuk peralan atau bagian – bagian
mesin

BAB IV
4.1.1 Logam Non Ferro
Logam Nonferro adalah logam yang tidak mengandung unsur besi (Fe), merupakan jenis
logam yang secara kimiawi tidak memiliki unsur besi atau Ferro (Fe), oleh karena itu logam
jenis ini disebut sebagai logam bukan Besi (non Ferro). Beberapa dari jenis logam ini telah

16
disebutkan dimana termasuk logam yang banyak dan umum digunakan baik secara murni
maupun sebagai unsur paduan. karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang
diinginkan. Kecuali logam nonferro murni, platina, emas, dan perak tidak dapat dipadukan
karena sudah memiliki sifat yang baik.

SIFAT LOGAM NON FERROUS


• Mampu dibentuk dengan baik
• Massa jenisnya rendah
• Penghantar panas dan lisrtik yang baik
• Mempunyai warna yang menarik
• Tahan karat
• Kekuatan dan kekakuannya umumnya lebih rendah dari pada logam ferro
• Sukar dilas

4.1.2 Jenis Logam Non Ferrous


1. Tembaga Bahan aluminium sering dijumpai
Seperti yang kita ketahui bahan logam diberbagai kebutuhan contohnya pada
tembaga cukup luas dikalangan industri. kapal pesiar, pesawat terbang dan banyak
ada bebera sifat unsur tembaga yang perlu suku candang kendaraan yang
diketahui diantaranya: menggunakan bahan jenis aluminium.
Sifat unsur yang terdapat pda aluminium
• Konduktivitas termal yang tinggi - meliputi:
penukar panas, bejana pemanas dan
peralatan dll • Tahan korosi
• Konduktivitas listrik yang tinggi - • Konduktor panas dan listrik yang baik
digunakan sebagai konduktor listrik di (tetapi kurang dari tembaga) - dalam
kabel dan motor kombinasi dengan keuletan dan
• Ketahanan korosi yang baik - atap kelenturan menggantikan tembaga
yang indah tapi mahal dalam beberapa kasus
• Daktilitas tinggi - membuat material • Daktilitas tinggi dan ringan
sangat mudah dibentuk. • Menjadi keras setelah bekerja dingin,
jadi perlu anil

2. Aluminium

17
Contoh: Pengaplikasian Material Tembaga:

(Gambar 4.1.2)

Contoh: Pengaplikasian Material Alumunium:

(Gambar 4.1.3)

(Gambar 18
4.1.4)
4.1.3 Cara Pengaplikasian Material
ACP Menggunakan Masking

Tahap Pertama MASKING Pastikan


semua panel Decobond terpasang
mengikuti arah panah yang tertera pada
masking untuk menghindari terjadinya
perbedaan tampilan warna antar panel
Decobond yang telah terpasang. Untuk
mencegah kerusakan pada permukaan
Decobond, jangan melepas masking
selama proses pemasangan. Masking baru
dapat diangkat apabila Decobond telah
terpasang dengan sempurna. Jangka waktu
maksimum pelepasan masking adalah 45
hari. Apabila lebih dari jangka waktu
tersebut, masking akan lebih sulit untuk
dilepaskan. Pada saat melepas masking,
gunakanlah sarung tangan agar tidak ada
sidik jari pada permukaan Decobond.

4.1.4 Cara Pengaplikasian Material


ACP Menggunakan Hollow Aluminium
(tanpa rangka)

19
Menggunakan Hollow Aluminium (tanpa
rangka) Metode pemasangan
menggunakan hollow aluminium adalah
dengan mengaplikasikan hollow terhadap
dinding secara langsung dengan
menggunakan besi siku (tebal 3mm) dan
Decobond akan diaplikasikan terhadap
pemasangan ACPGambar
(Contoh tanpa rangka
4.1.5) ini hanya
hollow aluminium (tebal min 1.2mm)
dapat dilakukan apabila permukaan
menggunakan profil stiffener (tebal 3mm
gedung bersifat rata dan sudah di semen /
dan dimensi min 4 x 4 cm) sebagai
diratakan permukaan luarnya.
pengganti spigot. (lihat gambar 8) Proses

4.1.5 Cara Pengaplikasian Material penyangga untuk rangka pada dinding


ACP Menggunakan Rangka Cremona dengan menggunakan besi siku (tebal
3mm), dan Decobond akan dipasang pada
sitffener (tebal 3mm) yang akan dipasang
pada rangka cremona. Biasanya, metode
pemasangan dengan menggunakan rangka
cremona dilakukan apabila permukaan
dinding tidak sejajar atau keadaan dinding
yang belum rata / belum disemen
permukaannya. Jarak rangka yang
(Gambar B.1.5)
menghubungkan Decobond pada dinding
Menggunakan Rangka Cremona Metode disarankan antara 20 cm – 50 cm. (lihat
pemasangan dengan menggunakan rangka gambar B.3)
cremona adalah dengan menggunakan.
4.1.6 Riveting / Paku Keling Decobond disebut juga dengan metode riveting. (lihat
gambar B.4)
dapat dipasang pada stiffener dengan
menggunakan paku keling atau dapat

20
(Contoh Gambar B.4)

4.1.7 Sealant menyarankan untuk menggunakan


SEALTUFF High Performance Hybrid
Setelah proses pemasangan Decobond
selesai, sisa rongga di antara panel
Decobond sebaiknya ditutup untuk
mencegah kebocoran. Rongga ini akan
terlebih dahulu disumbat dengan backer
rod untuk kemudian dilapisi dengan
sealant. Kedalaman lapisan sealant yang
disarankan adalah 1/2 kali lebar rongga,
dengan posisi cekung ke dalam. (lihat
gambar 11) Untuk hasil terbaik, kami Sealant. (Gambar B.1.5)

4.1.8 Kelebihan Logam Non Ferrous Kekurangan Logam Non Ferrous:


Logam nonferrous adalah semua paduan Tidak seperti logam besi, logam
atau logam yang tidak mengandung zat nonferrous tidak menarik secara magnetis.
besi. Logam-logam ini adalah kebalikan Ini bisa menjadi kerugian karena tidak
dari logam besi, yang semuanya termasuk logam ini dari aplikasi apa pun di
merupakan logam yang mengandung mana magnet diperlukan atau merupakan
persentase besi. Tidak seperti logam besi, keuntungan. Beberapa contoh di mana
logam nonferrous tidak berkarat atau daya tarik logam yang digunakan adalah
teroksidasi. Satu-satunya logam yang tidak dalam drive disk komputer, permulaan
dianggap nonferrous dalam tabel periodik otomotif, speaker audio, rakitan mikrofon,
unsur adalah besi. Beberapa contoh logam beberapa printer komputer, dan beberapa
nonferrous adalah tembaga, baja tungsten, motor kendaraan. Logam nonferrous tidak
kuningan, kromium, titanium, nikel dan berguna dalam aplikasi ini karena
aluminium. kurangnya daya tarik magnetik.

4.1.9 Kesimpulan

21
Semua bahan bahan atau material yang telah di jelaskan adalah bahan baku untuk pembuatan
berbagai macam kebutuhan rumah tangga, otomotif, industri dan konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.liveabout.com/rick-leblanc-2877678
https://www.google.com/search?
q=tembaga+hiasan+rumah&tbm=isch&chips=q:tembaga+hiasan+rumah
https://kreasimudaindonesia.com/ketahui-logam-ferro-dan-logam-non-ferro-yang-cocok-
untuk-industri-furniture/
https://www.ruanganbaca.com/2020/11/12-macam-jenis-logam-besi-ferro-vs.html
https://www.pengelasan.net/besi-beton/

22

Anda mungkin juga menyukai