Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sifat mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan
ketangguhan, sifat mekanik merupakan acuan untuk melakukan proses
selanjutnya terhadap suatu material. Proses lanjut terhadap suatu material
yang dimaksudkan adalah proses pembentukan dengan menggunakan proses
permesinan, untuk mengetahui sifat mekanik pada suatu logam maka perlu
dilakukannya pengujian terhadap logam tersebut. Salah satu pengujian yang
dilakukan adalah pengujian tarik dan pengujian komposisi kimia. Dalam
pembuatan suatu kontruksi diperlukan material sesuai dengan standar yang
digunakan. Sebagai contoh dalam pembuatan kontruksi sebuah instalasi
proses produksi minyak dan gas alam diperlukan material yang kuat untuk
menerima beban dan tegangan yang diterima oleh material. Material juga
harus elastis agar pada saat terjadi pembebanan standar atau berlebih tidak
mengalami patah, Salah satu contoh material yang banyak digunakan untuk
kontruksi instalasi proses produksi minyak dan gas alam adalah baja karbon.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Baja Karbon (Carbon steel)?
2. Apa saja jenis-jenis materialnya?
3. Bagaimana cara pengolahannya?
4. Bagaimana aplikasi dan penerapannya dalam dunia industri?

1.3 Tujuan Makalah


1. Agar penyusun dan pembaca mengetahui Baja Karbon.
2. Agar penyusun dan pembaca mengetahui jenis-jenis material Baja Karbon.
3. Agar penyusun dan pembaca dapat mengetahui cara pengolahan Baja
Karbon.
4. Agar penyusun dan pembaca dapat mengetahui penerapan Baja Karbon
dalam dunia industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Baja Karbon (Carbon Steel)


Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur besi (Fe), karbon (C),
dan unsur lainnya. Baja dapat dibentuk melalui pengecoran, pencanaian, atau
penemperan. Karbon (C) merupakan salah satu unsur terpenting karena dapat
meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja. Baja merupakan logam yang
paling banyak digunakan dibidang teknik dalam bentuk pelat, pipa, batang,
profil dan sebagainya. Secara garis besar baja dapat dikelompokan menjadi
dua yaitu baja karbon dan baja paduan. Baja kabon terbagi menjadi tiga
macam yaitu: Baja karbon rendah (<0,25%C), Baja karbon sedang
(0,250,55%), Baja karbon tinggi (>0,55%). Sedangkan baja paduan terdiri
dari baja rendah dan baja paduan tinggi . Penggunaan baja berbeda-beda
berdasarkan kandungan unsur paduan karbon. (Nofri, Fardiansyah and
Industri, 2018).
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar
antara 0,2% hingga 2,1% berat sesuai tingkatannya. Fungsi karbon dalam baja
adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi
kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan
selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan
tungsten. Baja karbon adalah paduan besi karbon di mana unsur karbon
sangat menentukan sifat-sifatnya, sedang unsur-unsur paduan lainnya yang
biasa terkandung di dalamnya terjadi karena proses pembuatannya. Sifat baja
karbon biasa ditentukan oleh persentase karbon dan mikrostruktur. (Jaenal
Arifin, 2017).

2.2 Klasifikasi Baja Karbon (Carbon steel)


Baja merupakan paduan yang sebagian besar terdiri dari unsur besi dan
karbon 0.25% - 1,7%. Selain itu baja juga mengandung unsur-unsur lain
seperti Sulfur (S), Fosfor (P), Silikon (Si), Mangan (Mn), dan Vanadium.
Baja dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu :
a. Baja Karbon Rendah
Baja karbon rendah merupakan baja dengan kandungan unsur karbon
dalam struktur baja kurang dari 0,25% C, Baja karbon rendah memiliki
ketangguhan aus yang rendah. Baja ini tidak dapat dikeraskan karena
kandungan karbonnya tidak cukup untuk membentuk struktur martensit.
b. Baja Karbon Sedang
Baja karbon sedang merupakan baja karbon dengan persentase
kandungan karbon pada besi sebesar 0,25% C – 0,55% C. Baja karbon
sedang memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan baja karbon rendah,
baja karbon sedang memiliki sifat mekanis yang lebih kuat dengan tingkat
kekerasan yang lebih tinggi dari pada baja karbon rendah. Besarnya
kandungan karbon yang terdapat dalam besi memungkinkan baja untuk
dapat dikeraskan dengan memberikan perlakuan panas (heat treatment)
yang sesuai.
c. Baja Karbon Tinggi
Baja karbon tinggi adalah baja yang memiliki kandungan karbon
sebesar 0,55% C – 1,7% C. Baja karbon tinggi memiliki sifat tahan panas,
kekerasan serta kekuatan tarik yang sangat tinggi akan tetapi memiliki
keuletan yang lebih rendah sehingga baja karbon ini menjadi lebih getas.
(Nofri, Fardiansyah and Industri, 2018)

2.3 Pengolahan Baja Karbon (Carbon steel)


Baja karbon diproduksi di dalam dapur pengolahan baja dari besi kasar
baik padat maupun cair, besi bekas (skrap) dan beberapa paduan logam.
1. Proses Konventor, konvertor sendiri berasal dari kata “konversi” yang
artinya pengubah. Konvertor merupakan alat yang dapat mengubah besi
itu sendiri menjadi baja yang siap diproduksi untuk dimanfaatkan
selanjutnya. Konventor terbuat dari pelat baja yang menggunakan
penyambung las atau paku keling. Sisi terdalamnya menggunakan batu
yang harus antiapi. Batu anti api yang kita gunakan terdapat sifat asam dan
sifat basa tergantung kepada sifat baja yang akan kita olah untuk keperluan
yang dibutuhkan. Pada sisi bawah alat ini ada celah-celah atau lubang-
lubang angin yang disebut juga dengan tuyer yang mempunyai fungsi
sebagai saluran tempat udara penghembus yang dikenal dengan air blast.
Selain itu terdapat pula penyangga yang dilengkapi dengan trunnion yang
mempunyai fungsi sebagai pengatur posisis horizontal maupun posisi
vertikal pada konvertor. Prosedur kerja :
a. Pertama dengan cara memanaskan bahan baku kokas sampai dengan
suhu + 1500 derajat celcius.
b. Selanjutnya konvertor tersebut dimiringkan dan dimasukkan ke
dalamnya bahan baku kokas tadi sampai dengan + 1/8 bagian dalam
konvertor tersebut.
c. Tegakkan kembali konventor setelah bahan baku baja tersebut
dimasukkan.
d. Saat tekanan udara pengolahan mencapai 1,5-2 atm akan dihemuskan
oleh kompresor.
e. Terakhirnya konvertor tersebut kita balikkan agar hasilnya di dalamnya
keluar.
2. Proses Siemens Martin, Proses ini mengolah baja dengan cara meleburkan
baja pada suhu tinggi. Dapur Siemens Martin memiliki tungku kerja yang
memiliki banyak ruangan hampa. Tungku pengolahan dapat menampung
muatan dengan kapasitas 3050 ton. Besi bekas atau besi tua dapat
dijadikan sebagai bahan baku selain bahan baku utamanya yaitu besi kasar.
Seandainya besi digunakan terdapat kandungan fosfor, lapisan bahan
dalam dapur akan bersifat basa. Sedangkan besi yang kita masukkan tanpa
ada kandungan fosfor, lapisan dalam bahannya bersifat asam.
3. Proses Dapur Listrik, Proses dapur listrik yaitu proses pengolahan baja
dengan cara mengontrol temperatur peleburan dan memperkecil unsur-
unsur yang akan dimurnikan. Dapur listrik ini menggunakan arus listrik
yang dapat menimbulkan panas untuk mencairkan bahan yang akan diolah.
Tahap permulaan pemurnian baja yaitu menggunakan konvertor.
Selanjutnya yaitu proses memurnikan baja dilakukan pada dapur listrik
agar mendapatkan baja dengan kualitas yang baik. Dapur listrik itu sendiri
memiliki 2 macam dapur, yaitu dapur listrik busur nyala dan dapur induksi
frekuensi tinggi. (Putri, Syafri and Amri, 2019)

2.4 Penerapan Baja Karbon dalam Dunia Industri


Baja karbon (Carbon steel) banyak digunakan di industri pembuatan
alat-alat yang mana bahan utamanya adalah baja. Berikut adalah penerapan
baja karbon dalam industri :
1. Baja karbon Rendah
Baja lunak dalah bentuk baja yang harganya relative murah yang
memberikan sifat-sifat yang dapat di terima untuk banyak permintaan.
Baja kerbon rendah mengandung kira-kira 0,05-0,30%. Baja karbon
rendah memiliki kekuatan Tarik relatife rendah dan kekerasan
permukaaan dapat di naikan dengan carburizing. Baja karbon rendah
banyak digunakan pada industri pembuatan kaleng timah, kerangka
kendaraan, dll.

Gambar 2.1 Aplikasi Baja Karbon Rendah


2. Baja karbon Sedang ( medium carbon steel )
Baja karbon menengah memiliki tingkat kadar karbon 0,30-0,60%
dengan kadar magnesium antara 0,60-1,65 %. Penggunaan dari baja
karbon mediun meliputi poros ,axels, roda gigi, poros engkol, kopling, dll.
Gambar 2.2 Aplikasi Baja Karbon Sedang
3. Baja Karbon Tinggi
Baja karbon tinggi dapat sukses mengalami perlakuan panas dengan
memiliki kandungan karbon kira-kira 0,60-1,70%. Mangan sering
ditambahkan untuk meningkatkan kekerasan baja. Kandungan karbon kira-
kira 0,6-0,99 % digunakan untuk pegas.

Gambar 2.3 Aplikasi Baja Karbon Tinggi


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Baja karbon adalah paduan besi karbon di mana unsur karbon sangat
menentukan sifat-sifatnya, sedang unsur-unsur paduan lainnya yang biasa
terkandung di dalamnya terjadi karena proses pembuatannya. Baja kabon
terbagi menjadi tiga macam yaitu: Baja karbon rendah (<0,25%C), Baja
karbon sedang (0,250 - 55%), Baja karbon tinggi (>0,55%).

3.2 Saran
Kami selaku penyusun makalah ini mengharapkan saran dan kritik dari
dosen pengampu mata kuliah dan para pembaca sehingga makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Jaenal Arifin, H. P. dan I. S. (2017) ‘Pengaruh Jenis Elektroda Terhadap Sifat

Mekanik Hasil Pengelasan Smaw Baja Astm A36’, 13(1), pp. 27–31.

Nofri, M., Fardiansyah, A. and Industri, F. T. (2018) ‘Analisis Sifat Mekanik Pipa

Carbon Steel Grade A A106 Dan Grade B A53 Untuk Proses Produksi Pada

Kilang Lng’, 14, pp. 119–129.

Putri, F. A., Syafri, F. J. and Amri, H. (2019) ‘Review Industri Baja’, pp. 1–13.

Anda mungkin juga menyukai