Anda di halaman 1dari 15

Tugas UAS-1

Logam Paduan Industri

Nama : M. Jembar Akbar Yasidi


NPM : 20191120008

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknologi Industri
Universitas Kebangsaan Republik Indonesia
Bandung
2022
1. Baja
Baja adalah paduan yang terdiri dari besi, karbon dan unsur lainnya. Baja pada
umumnya dibagi menjadi dua kelompok besar, Yaitu
1) Baja Karbon (Plain Karbon Steel)
• Baja karbon rebdah (low carbon steel)
• Baja karbon sedang (medium carbon steel)
• Baja karbon tinggi (high carbon steel)
2) Baja Paduan (Steel alloy)
• Baja paduan rendah (jumlah unsur paduan khusus < 0,8%)
• Baja paduan tinggi (jumlah unsur paduan khusus > 0,8%)

a. Baja karbon rendah (low carbon steel)


Low carbon steel, mengandung kadar karbon kurang dari 0,25% berat. Baja
karbon rendah memiliki sifat lunak tetapi memiliki sifat ulet dan ketangguhan yang
sangat tinggi. Baja karbon rendah juga memiliki sifat mampu bentuk menggunakan mesin
dan mampu las, serta paling murah biaya produksinya jika dibandingkan dengan baja
jenis lain. Contoh penggunaan low carbon steel dapat dijumpai pada komponen mobil,
rangka struktur bangunan, jembatan, lembaran pada kalengan pipa, dan kaleng minuman.

Tabel 1. Komposisi baja karbon rendah

Baja karbon rendah juga dikenal dengan baja paduan rendah dengan kekuatan
tinggi (high strength, low alloy (HSLA) steel). Baja HSLA mengandung unsur-unsur
tembaga, vanadium, nikel, dan molibdeum dengan komposisi sekitar 10% berat. Unsur-
unsur campuran ini akan menimbulkan kekuatan yang lebih tinggi daripada baja karbon
biasa. Baja HSLA memiliki ketahanan lebih baik terhadap korosi daripada baja karbon
rendah biasa. Mereka juga mudah dubentuk dan memiliki sifat ulet.

Tabel 2. Karakteristik baja karbon rendah

b. Baja karbon sedang (medium carbon steel)


Baja karbon sedang adalah baja karbon dengan kandungan karbon antara 0,2–
0,5% dari keseluruhan berat baja paduan. Sifat-sifat mekanik dari baja karbon sedang
dapat diperoleh melalui perlakuan panas dengan celup cepat yang diikuti dengan
penemperan. Baja karbon sedang ini memiliki tingkat pengerasan yang rendah sehingga
hasil perlakuan panas hanya dapat dilakukan untuk benda yang tipis dan laju pendinginan
yang cepat. Perlakuan panas yang menghasilkan baja karbon sedang dengan kondisi
pengerasan yang kuat diperoleh dengan penambahan krom, nikel dan molibdenum. Baja
karbon sedang memiliki kekuatan dan ketahanan terhadap gesekan dan dapat bekerja
dalam waktu yang lama sehingga digunakan pada roda rel kereta api dan roda gigi.
Klasifikasi dan spesifikasi baja karbon diatur oleh The Society of Automotive
Engineers (SAE), The American Iron and Steel Institute (AISI), dan The American
Society for Testing and Materials (ASTM). Tata nama baja karbon menurut AISI/SAE
menggunakan 4 digit angka, dimana 2 digit menunjukan komposisi paduan dan 2 digit
terakhir menunjukan konsertasi karbon. Untuk baja karbon, 2 angka pertama
menggunakan angka 1 dan 0, sedangkan untuk baja paduan menggunakan kombinasi
angka yang lain contohnya, 13, 41, 43. Digit ke 3 dan ke 4 menunjukan persen karbon
dikalikan 100. Contoh baja 1060 adalah baja karbon dengan kadar karbon 0,6% berat.
Sistem tata nama untuk baja karbon yang lain adalah Unified Numbering System
(UNS). Tata nama menurut UNS terdiri dari abjad dan diikuti oleh 5 angka. Awalan abjad
menunjukan jenis keluarga dari logam yang bersangkutan. Untuk baja karbon
menggunakan huruf G dan diikuti oleh angka AISI/SAE dimana digit ke 5 merupakan
angka nol.

Tabel 3. Tata nama baja karbon menurut AISI/SAE dan UNS

c. Baja karbon tinggi (high carbon steel)


Baja karbon tinggi adalah baja paduan dengan kandungan karbon antara 0,6–1,4%
dari keseluruhan berat baja paduan. Sifat baja karbon tinggi adalah sangat keras dan kuat
tetapi memiliki keuletan yang rendah. Baja karbon tinggi digunakan dalam pembuatan
alat-alat potong dan cetakan baja dengan penambahan unsur krom, vanadium, wolfram
dan molibdenum sehingga sangat keras dan kuat serta memiliki ketahanan terhadap
gesekan yang tinggi. Pada peralatan dengan ketahanan gesek yang tinggi dan pada pisau
potong, baja karbon tinggi dapat digunakan setelah mengalami proses pengerasan dan
penemperan.
Tabel 4. Komposisi baja karbon tinggi

d. Stainless Steel
Stainless steel adalah baja yang memiliki ketahanan tinggi terhadao korosi pada
lingkungan atsmosfer. Unsur yang paling dominan dalam stainless steel adalah kronium
dengan kandungan paling sedikit 11% berat. Sifat yang tahan terhadap korosi ini dapat
ditingkatkan dengan tambahan nikel dan molibden.
Tabel 5. Komposisi dan sifat mekanis stainless steel

2. Tembaga dan Paduannya


Tembaga adalah suatu logam yang diambiil dari biji dasar pada Copperpryites
(tanah tambang dimana tembaga bereakasi secara kimia dengan besi dan belerang =
CuFeS2. Serta logam ini mempunyai kemurnian pada hantaran panas dengan suhu 20
derajat (C) sebesar 0,941 Cal/cm derajat/ detik. Dalam pemurnian Tembaga untuk
keperluan industri biasa terdapat unsur-unsur gas yang memberikan pengaruh terhadap
berbagai sifat. Oksigen adalah unsur yang penting dalam pemurnian tembaga yang
berhubungan erat dengan kadar hidrogen dan belerang.
Secara umum tembaga memiliki sifat ulet, lunak dan tahan korosi terhadap
lingkungan atmosfer, air laut, dan industry kimia. Paduan tembaga yang telah dikenal
luas adalah kuningan (brass) dan perunggu (bronze). Kuningan adalah paduan antara
tembaga dan seng (Zn) sedangkan perunggu adalah paduan antara tembaga dan timah
(Sn).
Tabel 6. Komposisi beberapa paduan tembaga

3. Alumunium dan Paduannya


Alumunium diperoleh dari bijih alumunium (bauksit) yang banyak ditemukan
pada tambang. Proses pengolahan bijih bauksit menjadi logam alumunium murni dikenal
dengan proses brayer. Bauksit yang halus dimasukan kedalam pencampur dan dibuat
menjadi soda api (NaOH) dibawah pengaruh tekanan dan pada suhu diatas titik didih.
NaOH bereaksi terhadap bauksit menghasilkan aluminat natrium yang larut. Setelah
proses selesai tekanan dikurangi dan ampas yang terdiri dari oksida besi yang tak larut,
silicon, titanium, dan kotoran lainnya ditekan dan dikesampingkan melalui sebuah
saringan. Cairan yang mengandung alumina natrium dipompa kedalam tangka
pengendapan. Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan
sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3)

2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)

Tabel 7. Komposisi dan penggunaan logam alumunium


4. Magnesium dan paduannya
Magnesium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Mg dan nomor atom 12. Ia berupa padatan abu-abu mengkilap yang memiliki
kemiripan fisik dengan lima unsur lainnya pada kolom kedua (golongan 2, atau logam
alkali tanah) tabel periodik: semua unsur golongan 2 memiliki konfigurasi elektron yang
sama pada kelopak elektron terluar dan struktur kristal yang serupa.
Unsur magnesium adalah logam ringan putih abu-abu, dengan densitas dua
pertiga dari densitas aluminium. Ia menjadi sedikit kusam saat terpapar udara, walaupun,
tidak seperti logam alkali tanah lainnya, tidak perlu disimpan di lingkungan bebas
oksigen karena magnesium dilindungi oleh lapisan tipis oksida yang cukup kedap dan
sulit dihilangkan. Magnesium memiliki titik leleh terendah (923 K (650 °C)) dan titik
didih terendah (1.363 K (1.994 °F)) di antara semua logam alkali tanah.
Magnesium bereaksi dengan air pada suhu kamar, meskipun bereaksi jauh lebih
lambat daripada kalsium, logam golongan 2 yang mirip. Saat terendam air, gelembung
hidrogen terbentuk perlahan di permukaan logam—meskipun jika dalam bentuk
serbuknya ia bereaksi lebih cepat. Reaksi terjadi lebih cepat dengan suhu yang lebih
tinggi (lihat Awasan keselamatan). Reaksi reversibel magnesium dengan air dapat
dimanfaatkan untuk menyimpan energi dan menjalankan mesin berbasis magnesium.
Magnesium juga bereaksi secara eksotermik dengan kebanyakan asam seperti
asam klorida (HCl), menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen, serupa dengan reaksi
HCl dengan aluminium, seng, dan banyak logam lainnya.
Magnesium sangat mudah terbakar, terutama bila dibuat bubuk atau diiris menjadi
strip tipis, meski sulit menyala dalam bentuk massal atau curah. Suhu nyala magnesium
dan logam paduannya bisa mencapai 3.100 °C (5.610 °F), meskipun ketinggian api di
atas logam yang terbakar biasanya kurang dari 300 mm (12 in). Setelah menyala, api
semacam itu sulit untuk dipadamkan, dengan pembakaran berlanjut dalam nitrogen
(membentuk magnesium nitrida), karbon dioksida (membentuk magnesium oksida dan
karbon), dan air (membentuk magnesium oksida dan hidrogen). Sifat ini digunakan
dalam senjata pembakar [en] selama pemboman kota-kota dalam Perang Dunia II, di
mana satu-satunya pertahanan sipil praktis untuk memadamkan api yang terbakar adalah
dengan menimbun bawah pasir kering untuk menyingkirkan atmosfer dari pembakaran.
Tabel 8. Komposisi magnesium dan penggunaannya
5. Titanium dan Paduannya
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol
Ti dan nomor atom 22. Unsur ini merupakan logam transisi yang ringan, kuat, berkilau,
tahan korosi (termasuk tahan terhadap air laut, aqua regia, dan klorin) dengan warna
putih-metalik-keperakan.
Logam ini diekstrak dari bijih mineralnya melalui proses Kroll atau proses
Hunter. Senyawanya yang paling umum, titanium dioksida, adalah fotokatalisator umum
dan digunakan dalam pembuatan pigmen putih. Senyawa lainnya adalah titanium
tetraklorida (TiCl4), komponen layar asap dan katalis; dan titanium triklorida (TiCl3),
digunakan sebagai katalis dalam produksi polipropilena.
Titanium paduan adalah material baru dibidang teknik. Logam titanium murni
memiliki massa jenis yang rigan (4,5 gr/cm3), titik lebur tinggi (1669 derajat celcius atau
3035 derajat farenheit) dan modulus elastisitas yang tinggi (107 GPa).
Tabel 9. Komposisi titanium dan paduannya
6. Pengaruh unsur kimia dalam besi cor
• Karbon
Kekerasan dan kekuatan besi meningkat seiring bertambahnya kadar karbon.
• Silikon
Silikon sampai kadar 3,25 % bersifat menurunkan kekerasan besi. Kelebihan
silicon dapat membentuk ikatan keras pada besi. Sehingga dapat dikatakan bahwa
kadar silicon diatas 3,25% dapat meningkatkan kekerasan besi. Untuk
meningkatkan ketahanan terhadap korosi, kadar yang disarankan adalah 13%
sampai 17%.
• Mangaan
Dalam jumlah diatas 0,5% mangaan bereaksi dengan belerang membentuk sulfida
mangaan. Mangan merupakan unsur deoksida, pemurni sekaliggus meningkatkan
fluiditas, kekuatan, dan kekerasan besi. Bila kadarnya ditingkatkan kemungkinan
terbentuknya ikatan kompleks dengan karbon meningkat dan kekerasan besi cor
akan naik.
• Belerang
Belerang dapat menyebabkan terjadinya lubang-lubang membentuk ikatan dengan
karbon menurunkan fluiditas sehingga mengurangi kemampuan tuang besi cor.
Setiap kali besi cor mengalami proses peleburan kadar belerang meningkat
0,03%. Belerang ini berasal dari bahan bakar.
• Fosfor
Fosfor dapat meningkatkan fluiditas logam cair dan menurunkan titik cair. Oleh
karena itu biasanya digunakan fosfor sampai 1% dalam benda cor kecil dan benda
cor yang mempunyai bagian-bagian yang tipis. Sewaktu peleburan umumnya
terjadi peningkatan fosfor sampai 0,02%. Unsur fosfor sulit beroksidasi, oleh
karena itu untuk mengendalikan kadar fosfor diperlukan grade besi bekas yang
tepat.

7. Metal Alloy (Logam Campuran)


Logam paduan biasanya didesain untuk memiliki sifat yang lebih
menguntungkan dibanding dengan komponennya. Misalnya, baja lebih kuat dari besi,
salah satu elemen utamanya; dan kuningan lebih tahan lama dari tembaga, tetapi lebih
menarik dari seng.
Paduan (Alloy) adalah campuran unsur yang mempunyai sifat-sifat logam, terdiri
dari dua atau lebih unsur, dan sekurang-kurangnya satu unsur utamanya adalah logam.
Sistem paduan adalah suatu sistem yang terdiri dari semua paduan yang dapat terbentuk
dari beberapa unsur dengan semua macam komposisi yang mungkin dapat dibuat. Paduan
dapat diklasifikasikan menurut strukturnya, dan sistem paduan diklasifikasikan menurut
diagram kesetimbangannya (diagram fasenya). Suatu paduan dapat berupa susunan yang
homogen apabila terdiri dari fase tunggal, atau campuran (mixture) apabila terdiri dari
beberapa unsur logam.
Paduan (Alloy) adalah campuran unsur yang mempunyai sifat-sifat logam, terdiri
dari dua atau lebih unsur, dan sekurang-kurangnya satu unsur utamanya adalah logam.
Sistem paduan adalah suatu sistem yang terdiri dari semua paduan yang dapat terbentuk
dari beberapa unsur dengan semua macam komposisi yang mungkin dapat dibuat.
Alloy dapat terbentuk apabila dalam padatan yang diperoleh atom-atom yang ada
tidak saling bereaksi serta tidak sekedar bercampur satu dengan yang lain dan masih
menunjukkan sifat-sifat sebagai logam.
Bagian material dengan komposisi kimia yang berbeda dikatakan dikatakan
sebagai fase yang berbeda. Struktur kisi (lattice) juga membedakan satu fase dengan
fase lainnya. Logam. yang memiliki sifat allotropi misalnya, setiap bentuk
allotropinya merupakan fase tersendiri, walaupun komposisi kimia dan keadaan
fisiknya sama.
Fase (phase) adalah bagian dari material, yang homogen komposisi kimia dan
strukturnya, dapat dibedakan secara fisik, dapat dipisahkan secara mekanik dari
bagian lain material itu. Suatu fase dapat dibedakan dari fase lain dengan melihat
keadaan fisiknya, ada fase gas, cair dan padat.
Paduan dalam keadaan padat mempunyai 3 (tiga) kemungkinan macam fase,
yaitu;
• Logam Murni
Pada kondisi seimbang (equilibrium), suatu logam murni akan mengalami
perubahan fase pada suatu temperatur tertentu, perubahan fase dari padat ke cair
akan terjadi pada temperatur tertentu, dinamakan titik cair, dan perubahan ini
berlangsung pada temeperatur tetap hingga seluruh perubahan selesai.
• Senyawa (compound)
Senyawa adalah gabungan dari beberapa unsur dengan perbandingan tertentu
dan tetap. Senyawa mempunyai sifat dan struktur yang sama sekali berbeda dari
unsur unsur pembentuknya. Senyawa juga mempunyai titik lebur dan titik beku
yang tetap, seperti pada logam murni.
Jenis-jenis senyawa yang sering dijumpai dalam logam paduan;
- Senyawa Intermetalik, biasanya terbentuk dari logam logam yang sifat
kimianya sangat berbeda dan kombinasinya mengikuti aturan valensi kimia.
Ikatan atom-atomnya sangat kuat (ionik atau kovalen), sehingga sifatnya
seperti non- metal, keuletan rendah, konduktifitas listrik juga rendah dan
struktur kristalnya kompleks. Contohnya: CaSe, Mg2Pb, Mg2Sn, Cu2se.
- Senyawa Interstisi, terbentuk dari logam logam transisi seperti Scandium (Sc),
Titanium (Ti), Tantalum (Ta), Wolfram (W), dan besi (Fe) dengan H, O, C, Bo
dan N. Kelima unsur ini diameter atomnya sangat kecil sehingga dapat masuk
ke dalam kisi kristal logam di atas secara interstisi. Senyawa interstisi bersifat
metalik, komposisi kimia mungkin dapat bervariasi dalam daerah yang
sempit, titik leburnya tinggi dan sangat keras. Contohnya: Fe3C, TiC, TaC,
W2C, Fe4N, CrN, TiH.
- Senyawa elektron, terbentuk diantara logam logam Cu, Au, Ag, Fe, dan Ni
dengan Cd, Mg, Sn, Zn, dan Al. Senyawa ini terjadi dengan komposisi kimia
sedemikian rupa sehingga mendekati perbandingan jumlah elektron valensi
dengan jumlah atom yang tertentu. Senyawa ini sifatnya sudah mendekati
larutan padat, seperti komposisi yang bervariasi, keuletan tinggi, kekerasan
rendah. AgCd, AgZn, AuMg, FeAl, Cu2Sn, Ag2Cd.
• Larutan Padat (solid solution)
Suatu larutan terdiri dari dua bagian, yaitu solute (terlarut) dan solvent
(pelarut). Solute merupakan bagian yang lebih sedikit, sedangkan solvent adalah
bagian yang lebih banyak.
Ada tiga kemungkinan kondisi larutan, yaitu :
- Unsaturated (tidak jenuh), bila jumlah solute yang terlarut masih dibawah
jumlah yang mampu dilarutkan oleh solvent pada tekanan dan temperatur tertentu.
- Saturated (jenuh), bila jumlah solute yang terlarut tepat mencapai batas
kelarutannya dalam solvent.
Daftar Pustaka
Ir. Edi Purwono, ST., M.M. Pengertian Logam Paduan (Metal Alloy)
Pertemuan ke-10-11-12-13-14 Bandung ; Universitas Kebangsaan Republik
Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Baja_karbon_tinggi
http://mjpcenter.blogspot.com/2011/02/tembaga-dan-paduannya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium
https://id.wikipedia.org/wiki/Magnesium#Lihat_juga
https://id.wikipedia.org/wiki/Titanium

Anda mungkin juga menyukai