Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN

PEMBUATAN BAJA TULANGAN

OLEH :

NAMA : RINA THERESIA MANURUNG


KELAS : SI-3D
NIM : 2005022070
TUGAS : BAHAN BANGUNAN

Dosen Pengampu
Drs. Indra Fauji, M.T

D3 – TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmad dan
karunia-NYA saya dapat menyelesaikan makalah ini tentang “ pembuatan baja tulangan” ini dengan
baik meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya.

Tidak lupa kamisampaikan terimakasih kepada Bapak. Drs. Indra Fauji, M.T selaku dosen mata
kuliah Bahan Bangunan di Politeknik Negeri Medan. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai bahan-bahan pembuatan Baja
tulangan. Saya juga menyadari sepenuhnya di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan dating, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya . Sekiranya
laporan yang telah di susun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
sayamemohon kritik demi perbaikan di masa depan.

Penulis

Rina Theresia Manurung

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………...……………………………………… 2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….. 3

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………………… 4

A. : Latar belakang………………………………………………………………………… 4
B. : Rumusan masalah……………………………………………………………………. 4
C. : Tujuan penulisan……………………………………………………………………… 5
D. : Manfaat……………………………………………………………………………….. 5

BAB II : PEMBAHASAN……………………………………………………………………. 6

A. : Pengertian Baja……………………………………………………………………….. 6
B. : Sifat Baja……………………………………………………………………………… 7
C. : Proses Pembuatan Baja……………………………………………………………….. 10
D. : Diagram Fasa Fe-C……………………………………………………………………. 23
E. : Kelebihan dan kekurangan dari baja…………………………………………………... 30
F. : Macam-macam Baja dan Aplikasinya………………………………………………… 34

BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………………... 41

A. : Kesimpulan…………………………………………………………………………….. 41
B. : Saran…………………………………………………………………………………… 41

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………... 42

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin beragam pula kebutuhanmanusia.Ini


dapat dilihat dari aspek teknik sipil. Pada jaman dahulu orang membuat jalan hanya dengan
menyusun batu-batuan atau kerikil-kerikil, tapi kini semuanya telah berubah,manusia berusaha
membuat jalan sebagai sarana transportasi dengan kualitas yang baik menggunakan teknologi
rekayasa guna memenuhi kebutuhannya.Pembangunan dalam setiap bidang yang berhubungan
dalam teknik sipil dimulai dari bangunan gedung, jembatan, jalan dan bangunan lainnya tidak
akan terpisahkan dari bahan yang berasal dari dalam perut bumi. Mulai dari batuan, batu
bara, minyak bumi sampai berbagai macam mineral yang langsung digunakan maupun yang
diolah terlebih dahulu. Untuk itu dalam kesempatan ini, akan dibahas tentang baja. Masalah ini
diangkat karena ingin mengetahui jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta syarat apa saja
yang harus dipenuhi oleh baja sebagai bahan pembuatan baja .Bertitik tolak dari latar belakang
masalah diatas, timbulah suatu permasalahan dalam diri kami dan menjadi suatu dorongan bagi
kami untuk melaksanakan suatu analisa tentang jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta
syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh baja.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan baja?
2. Bagaimana sifat ?
3. Bagaimana proses pembuatan baja?
4. Apa kekurangan dan kelebihan dari baja?
5. Apa macam-macam dari baja dan bagaimana aplikasinya?

4
C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengenal apa aitu baja


2. Memahami sifat baja
3. Memahami proses pembuatan baja dan jenis baja
4. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari baja
5. Memahami pengaplikasian dari baja

D. MANFAAT
1. Agar dapat membedakan mana baja yang baik untuk di gunakan baik dalam industry
maupun kontruksi bangunan
2. Lebih cepat dalam hal pengerjaan sehingga bisa menekan biaya tenaga pembangunan.
Pembangunan struktur baja bisa menghemat waktu pengerjaan berbulan-bulan.
3. Menghemat biaya arsitektur, untuk penggunaan struktur baja Anda tak perlu
membungkusnya lagi dengan betton agar terlihat bagus, cukup mengecatnya saja.
4. Struktur lebih kuat dan tahan lama, karena itu tidak hanya memiliki fungsi sebagai
bangunan, struktur baja juga bisa dijadikan investasi jangka panjang Anda mengingat harga
baja yang tidak akan turun jauh walaupun bekas bongkaran.
5. Sangat cocok untuk bangunan komersil seperti ruko, restoran, maupun rumah kos. Karena
pembangunannya cepat, bangunan juga bisa lebih cepat digunakan sehingga keuntungan
bisa segera didapatkan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BAJA
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen
lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga
2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon, mangan, fosfor,
sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain
yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya:
mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.
Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis
kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Baja sangat penting
sebagai dasar vital untuk industri. Semua segmen kehidupan, mulai dari peralatan dapur,
transportasi, generator pembangkit listrik, sampai kerangka gedung dan jembatan
menggunakan baja. Eksploitasi besi baja menduduki peringkat pertama di antara barang
tambang logam dan produknya melingkupi hampir 95 persen dari produk barang berbahan
logam.
Unsur paduan lain yang biasaditambahkanselain karbon adalah (titanium), krom
(chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Penambahan kandungan karbon
pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya(tensile strength),
namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi yang
mengandung setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam).
Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksidakromium, dimana
lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi (Ferum). Stainless Steel sering digunakan
dalam perlengkapan Stainless Steel untuk industri makanan.

6
B. SIFAT BAJA

Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :

1. Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur
2. Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas pembebanan tertentu, sesudahnya
pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
3. Kekenyalan / keliatan (tenacity)
Kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima perubahan perubahan bentuk yang besar
tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau kerusakan yang terlihat dari luar dan
dalam untuk jangka waktu pendek
4. Kemungkinan ditempa (maleability)
Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat dirubah
bentuknya
5. Kemungkinan dilas (weklability)
Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai atau tidak
memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya
6. Kekerasan (hardness)
Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.

Baja mempunyai beberapa sifat yang membuatnya menjadi bahan bangunan yang sangat
berharga yaitu :

a. Kekuatan
Baja mempunyai daya tarik, lengkung dan tekanan yang sangat besar. Pada setiap parai
baja, pabrikan baja menandai berapa besar daya besar kekuatan itu.
b. Kelenturan
Baja bukan saja kuat, tapi juga lentur.
c. Kealotan
Pada umumnya baja bersifat sangat alot, sehingga tidak cepet patah.

7
d. Kekerasan
Baja itu sangat keras sekali sehingga sebagai bahan kontruksi baja mungkin saja untuk
digunakan dalam berbagai tujuan.
e. Ketahanan terhadap korosi

Tanpa perlindungan, baja akan cepat sangat berkarat, untung saja dapat diberikan perlindungan
yang sangat effektif dengan berbagai cara, yaitu :
1. Perawatan dengan panas
Kekerasan yang lebih besar adalah sangat penting untuk benda-benda tertentu yang dibuat
dari baja. Yang dimaksud dengan kekerasan dari suatu bahan adalah ketahannya terhadap
bias atau tidak dimasuki oleh bahan lain. Untuk mencapai kekerasan yang tinggi, maka
diperlukan system perawatan dengan panas khusus yang disebut dengan “pengeras”. Sebuah
benda baru dapat dikuatkan sesudah benda tersebut diproduksikan, ada berbagai cara untuk
mengeraskannya :

- Mengeraskan secara mendalam :


Benda dari baja baik bagian luar maupun bagian dalam dibuat menjadi sangat
keras.
- Mengeraskan permukaan
Hanya bagian luarnya saja yang keras sedangkan bagian intinya tidak.

2. Tempering
Tempering adalah memanaskan baja yang sudah diperkeras dengan temperature yang cukup
rendah (1800), diikuti dengan pendingan secara perlahan-lahan.
Tempering dilakukan dengan tujuan memberikan struktur yang lebih merata pada bahan itu,
lewat proses ini maka baja yang telah diperkeraskan tadi hanya sedikit saja diperlunak, tetapi
baja itu menjadi tidak begitu rapuh. Karena tempering, produk tersebut menjadi terhindar dari
perubahan bentuk (pertambahan isi) sebagai akibat proses pengerasan. Hal ini, terutama
ukuran akhir dan semacamnya sangat penting untuk alat pengukur yang tepat seperti caliber.

8
3. Meningkatkan mutu
Meningkatkan mutu adalah suatu proses dimana baja pertama-tama dikerankan dahulu,
kemudian ditempering dengan suhu yang lebih tinggi. Apabila baja yang diperkeras itu
dipanaskan lebih lama dan pada suhu yang lebih tinggi (300 sampai 6500C) dari tempering
pada umumnya, maka struktur bahan tersebut makin merata. Sejalan dengan pertambahan
masa pemanasan dan peninggian suhu, kekerasan aja itu menjadi berkurang, akan tetapi
kealotan, kemudahan untuk digarap dan terutama ketahanan terhadap benturan menjdai lebih
besar. Dengan meningkatkan mutu baja maka sifat-sifat baja itu akan biasa disesuaikan dengan
tujuan penggunaannya. Baja denga mutu yang sudah ditingkatkan biasanya dipakai untuk
assesoris mesin yang dikenai beban berganti-ganti, misalnya pen (spring).
4. Cara merawat permukaan baja
Bahan yang tahan karat tidak membutuhkan perlindungan. Semua jenis baja yang lian ketika
bersentuhan denga udara pasti menjadi rapuh (baja itu berkorosi).
Metode yang banyak digunakan untuk melindungi suatu benda dari korosi adalah melapisi
benda tersebut dengan logam lain yang tidak akan berkarat. Yang paling banyak dipakai untuk
tujuan tersebut adalah :
- Seng (disepuh dengan menggunakan seng)
- Timah (disepuh dengan menggunakan timah)
- Kromium (disepuh dengan menggunakan kromium)
- Alumunium (terutama untuk menghindari korosi pada temperature tinggi)
- Melapisi baja dengan aspal : untuk melawan lorosi pada bagian luar antara lain digunakan
lapisan aspal pada kedua sisi las tinggal kira-kira 150 mm tanpa lapisan.

9
C. PROSES PEMBUATAN BAJA

1. Proses konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping. Sistem
kerja
- Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0c,
- Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
- Kembali ditegakkan.
- Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
- Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.

10
• proses bassemer (asam)
lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau
aksid asam (sio2), bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, cao tidak ditambahkan sebab
dapat bereaksi dengan sio2, sio2 + cao casio3
• proses thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium
karbonat dan magnesium (caco3 + mgco3)], besi yang diolah besi kasar putih yang
mengandung p antara 1,7 – 2 %, mn 1 – 2 % dan si 0,6-0,8 %. Setelah unsur mn dan si
terbakar, p membentuk oksida phospor (p2o5), untuk mengeluarkan besi cair
ditambahkan zat kapur (cao),3 cao + p2o5ca3(po4)2 (terak cair)
2. Proses siemens martin
Menggunakan sistem regenerator (± 3000 0c.) Fungsi dari regenerator adalah :
- Memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
- Sebagai fundamen/ landasan dapur
- Menghemat pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
• Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (sio2),
• Besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % mgco3 + 60 % caco3)
3. Proses basic oxygen furnace
- Logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
- Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat oxygen lance ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi. (55
m3 (99,5 %o2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kn/m2.
- Ditambahkan bubuk kapur (cao) untuk menurunkan kadar p dan s.
Keuntungan dari bof adalah:
1. bof menggunakan o2 murni tanpa nitrogen
2. proses hanya lebih-kurang 50 menit.
3. tidak perlu tuyer di bagian bawah
4. phosphor dan sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
5. biaya operasi murah

11
4. Proses dapur listrik
Temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi listrik. Keuntungan:
- mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
- temperatur dapat diatur
- efisiensi termis dapur tinggi
- cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik
- kerugian akibat penguapan sangat kecil
5. Proses dapur kopel
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses
- Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
- Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
- Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 –
800 mm dari dasar tungku.
- Besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
- 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.

Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar p dan s ditambahkan batu kapur (caco3) dan akan
terurai menjadi:

12
akan bereaksi dengan karbon:
Gas co yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-
mesin lain.
6. Proses dapur cawan
- proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam
cawan,
- kemudian dapur ditutup rapat.
- kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan
dalam cawan akan mencair.
- baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan
unsur- unsur paduan yang diperlukan

A. Proses Pengolahan Bijih Besi Jadi Besi

Prinsip pengolahannya :

Besi dihasilkan dari oksida besi (Fe2O3), melalui reduksi dengan CO pada suhu relatif tinggi
(>1500oC). Reduksi berlangsung beberapa tahap, dan reaksi yang terlibat bersifat reversible
dimana kesetimbangan bergantung pada tekanan relatif dari CO dan CO2 dalam tanur tinggi.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pengolahan besi pada tanur tinggi adalah

13
• Biji besi
Biji besi yang digunakan terutama dalam bentuk hematit (Fe2O3), geotit dan magnetic
(Fe3O4).
• Kokas sebagai zat pereduksi
Kokas sebagai sumber karbon berkadar tinggi, dibuat dari pemanasan batu bara di dalam
oven kedap udara. Hasil sampingan pembuatan kokas ini adalah gas bakar yang dapat
digunakan kembali sebagai bahan bakar untuk pemanasan oven dan pemanasan awal tanur
tinggi. Hasil samping lainnya adalah benzena, tar, toluene, naftalen dan ammonium sulfat.
• Batu kapur
Batu kapur (CaCO3) digunakan sebagai bahan untuk mengikat silika pada reaksi dalam
tanur tinggi, hasilnya adalah kalsium silikat (CaSiO3), yang menjadi ampas buangan kerak
tanur tinggi.

• Udara
Udara dipanaskan dan ditiupkan dari bagian bawah tanur tinggi untuk membakar karbon
menjadi gas CO2 yang selanjutya bereaksi lagi dengan karbn membentuk gas CO yang
nantinya akan mereduksi oksida besi. Rata-rata untuk menghasilkan 1 ton besi, diperlukan
bahan baku 2 ton biji besi, 1 ton kokas, 0,3 ton kapur dan 4 ton udara.

Pengolahan besi dari bijinya


1. Pemanggangan
Biji hematit (Fe2O3) mula-mula dicuci dengan air sampai bersih dari tanah yang
melekat. Setelah kering hematit tesebut lalu dipnggang. Sejumlah karbonat atau sulfida
ditambahkan yang hasil penguraiainnya dapat bersenyawa dengan silika sebagai
pengtor membentuk kerak.

2. Pencairan
Beji besi hasil pemanggangan dicampurkan dengan batu kapur dan kokas dengan
perbandingan 5:2:1 dan dimasukkan ke dalam tanur tinggi. Tanur tinggi adalah menara
berbentuk silinder yang pada bagian menaranya dilengkapi dengan reaktor untuk
menghasilkan temperatur tinggi dalam tanur. Tanur tinggi juga dilengkapi dengan
“cup and cone” untuk memsukkan bahan baku melalui bagian atas tanur tinggi. “cup”
merupakan wadah berbentuk piala dihubungkan dengan “cone” yang berbentuk
14
keucut. Berfungsi sebagai katup yang dapat terbuka dan tertutup. Selain itu terdapat
saluran untuk melepaskan gas-gas buangan. Ketika mendekati dasar terdapat dua
saluran untuk memishkan kerak dan cairan besi. Bagian lain tanur yaitu bagian tuyer,
yang merupakan saluran kecil dimana suhu udaranya berkisar 500-700oC, tekanan
udaranya dibuat rendah

gambar 1. Tanur tinggi

Raeksi-reaksi yang terjadi

a. Reaksi pada gas pada suhu tinggi


Ketika uadara panas yang telah bebas dari uap air dan sebelumnya dipanaskan pada suhu
(5000-7000)oC ditiupkan kedalam layer, gas tersebut akan
bereaksi dengan karbon membentuk gas karbon dioksida.
C + O2 → CO2 ∆H= -96,96 kkal
Reaksi berlangsung eksoterm, panas yang dibebaskan menyebabkan temperatur yang
sangan tinggi (>1500oC),dibagian bawah tanur gas ini terdiri dari Gs CO2 yang akan bereaksi
dengan karbon dan direduksi menjadi gas karbon
monoksida (CO).
CO2 + C → 2 CO ∆H = -38,96 kkal
Ketika reaksi berlangsung endoterm atau menyerap panas, temperatur gas menurun

15
sehingga pada bagain ini temperatur mencapai (1200-1300)oC. Bagian tanur ini disebut
penyerap panas karena pada saat gas naik, reaksi gas CO2 dengan karbon pada setiap tahap
selalu menyerap panas, maka temperatur bagian dalam tanur makin keatas makin berkurang,
sehingga saat mendekati saluran pembuangan temperatur mencapai 300oC. Jika ada uap air
dalam udara yang ditiupkan, temperatur menjadi sangat rendah. Dengan persamaan reaksi :
H2O + C → CO +H2 ∆H = +X kkal
Reaksi ini berangsung endoterm sehingga menyebabkan pemborosan bahan bakar. untuk
menghidari hal ini udara yang dipanaskan dilewatkan pada silika gel.

b. Reaksi dengan gas pada suhu rendah


Ketika campuran terdiri dari hematit, batu kapur, dan karbon dijatuhkan ke dalam tanur tinggi,
reaksi pertama yang terjadi adalah fero oksida direduksi menjadi oksida magnetik (feroso feri
oksida) oleh karbon monoksida pada temperatur (300-500)oC :

3Fe2O3 + CO kesetimbangan 2 Fe3O4 + CO2 (300-500)oC ∆H = 880 kkal

Pada daerah ferroso ferioksida direduksi menjadi ferioksida dan kemudian menjadi besi :
Fe3O4 +CO ↔ 3FeO +CO2 (500-700)oC ∆H = 8,80 kkal FeO + CO ↔ Fe + CO2
(700-900)oC ∆H = -3,84 kkal.

Seingga reaksi ferioksida menjadi besi oleh karbon monoksida berlangung sempurna sebelum
pada daerah penyerapan panas. Jika titik leleh besi lebih besar dari 1000oC reaksi besi dipeoleh
di bagian spon. Hanya pada bagian atas peyerapan panas, pada temperatur (1000-1200)oC batu
kapur trurai menjadi kapur
dan kabon dioksida.
CaCO3 → CaO+ CO2
Kapur CaO bereaksi dengan silika membentuk cairan kalsium silikat yang disebut kerak.

CaO + SiO2 → CaSiO3


Pada saat CaSiO3 memasuki dasar tanur, cairan tersebut menutupi cairan besi dan senyawa
silika menjadi kerak. Cairan logam berkumpul di bagian atas tanur dengan kerak di bagian
atasnya.
Ketika cairan terdapat di dalam tanur pada temperatur (1300-1500)oC, bjih besi yang kotor
(mengandung pengotor seperti fosfat, silikat, sulfit, dan sebagainya), juga direduksi menjadi
16
cairan besi yang siasanya mengandung sedikit sulfur, silikon, fosfor, mangan, dan 3-4%
karbon dalam bentuk karbida seperti simentatit (Fe3C), sehingga besi yang diperoleh dapat
mencapai tingkat kemurnian 92-94% dan basanya disebut “cas iron” atau besi tuang atau “pig
iron”. Besi cair yang dihasilkan tersebut dikeluarkan melalui bagian bawah tanur tinggi. Kerak
yang kemudian dapat dipergunakan sebagai bahan campuran semen,
pembuatan batu bata, dan sebagai bahan konstruksi jalan.

Reduksi didalam tanur tinggi besifat reversible gas yang terdapat di salam tanur terdiri dari
sejumlah besar karbon monoksida yang tidak terbakar dan sejumlah kecil hidrogen, methana
dan sebagainya. Dengan komposisi rata-rata 60% N2, 24% CO, 12% CO2. Gas panas keluar
melalui bagian atas tanur. Gas buangan ini bersama debu dalirkan ke penangkap debu,
sehingga debu akan mengendap sedangkan gas buangan yang panas akan mengalir ke
pendingin yang berfungsi menurunkan suhu sehingga gas dapat dilepaskan ke udara melalui
cerobong asap.
Kemudian di dasar tanur CaO akan bereaksi dengan pengotor dan membentuk terak (slag)
yang berupa cairan kental. Reaksinya sebagai berikut:

CaO + SiO2 → CaSiO3


3 CaO + P2O5 → Ca3(PO4)2
CaO + Al2O3 → Ca(AlO2)2
Selanjutnya, besi cair turun ke dasar tanur sedangkan terak (slag) yang memiliki massa jenis
lebih rendah daripaba besi cair akan mengapung di permukaan dan keluar pada saluran
tersendiri.

17
B. Proses Pengolahan Baja Cara Konverter Bessemer

a. Sejarah Proses Bessemer


Sejarah pembuatan baja modern dimulai pada abad ke-19, berkat metode yang ditemukan Sir Henry
Bessemer. Ia menemukan cara membuat baja secara massal namun ekonomis. Kemajuan di bidang
teknologi ini pulalah yang secar tidak langsung mendorong lahirnya gerakan arsitektur modern pada
1860-an, yang pertama kali muncul di Eropa. Dari sinilah fungsi baja sebagai material kostruksi
semakin dikenal.
Sir Henry Bessemer melakukan proses pemurnian besi
mentah (pig iron) dengan metoda oksidasi yakni
meniupkan udara ke dalam besi mentah cair yang
ditempatkan di dalam bejana sebagai konvertor, melalui
proses ini ternyata berbagai unsur yang terdapat pada besi
mentah bergerak keluar. Proses ini mendapat
sambutan dari masyarakat industri di mana pada saat itu
kebutuhan baja sangat besar terutama dalam pemenuhan
Gambar 1 Henry Bessemer
kebutuhan transportasi, urgensi kebutuhan baja dan
proses pengolahan baja dengan metoda yang relatif
sederhana ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan.
Bessemer melakukan proses pemurnian ini memilih bahan dari
besi kasar yang bermutu tinggi yakni besi kasar rendah phosphor (low phosphorus pig iron).

18
b. Sistem Kerja Konverter Bessemer

Gambar 2 Proses Konverter Bessemer

Prinsip Kerja

Proses bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam konvertor
yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau oksidasi asam, sehingga proses
ini disebut “Proses Asam”. Besi kasar yang diolah dalam konvertor ini adalah besi kasar
kelabu yang kaya akan unsur silikon dan rendah fosfor (kandungan fosfor maksimal adalah
0,1%). Besi kasar yang mengandung fosfor rendah diambil karena unsur fosfor tidak dapat
direduksi dari dalam besi kasar apabila tidak diikat dengan batu kapur. Disamping itu, fosfor
dapat bereaksi dengan lapisan dapur yang terbuat dari kuarsa asam, reaksi dapat
membahayakan atau menghabiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat
menguntungkan apabila besi kasar yang diolah dalam proses ini adalah besi kasar kelabu yang
mengandung silikon sekitar 1,5% - 2%.

Cara Kerja

Konventer untuk proses oksidasi berkapasitas antara 50-400 ton. Besi kasar dari tanur
yang dituangkan ke dalam konventer disemburkan oksigen dari atas melalui pipa sembur
yang bertekanan kira-kira 12 atm. Penyemburan oksigen berlangsung antara 10

- 20 menit. Penambahan waktu penyemburan akan mengakibatkan terbakarnya C, P, Mn


dan Si. Reaksi yang terjadi: 2Mn + O2 → 2MnO Si + O2 → SiO2 2C + O2 → 2CO

19
Konvertor dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling. Bagian dalamnya
dibuat dari batu tahan api. Konvertor disangga dengan alat penyangga yang dilengkapi
dengan trunnion untuk mengatur posisi horizontal atau vertikal konvertor.

Pada bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer) sebagai saluran udara
penghembus (air blast). Batu tahan api yang digunakan untuk lapisan bagian dalam
Konvertor dapat bersifat asam atau basa tergantung dari sifat baja yang diinginkan.

Secara umum proses kerja konverter adalah:

1. Dipanaskan dengan kokas sampai suhu 1500oC.


2. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (+1/8 dari volume konverter).
3. Konverter ditegakkan kembali.
4. Dihembuskan udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dengan kompresor.
5. Setelah 20 – 25 menit konverter dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya.

C. Proses Pembuatan Baja Cara Open Hearth Furnace


(Proses terbuka)

Tanur berupa piringan datar yang besar dan kuat. Wadah ini dapat menampung baja cair
lebih dari 100 ton dengan proses mencapai temperatur 1600 oC. Proses pembuatan dengan
cara ini adalah proses oksidasi kotoran yang terdapat pada bijih besi sehingga menjadi
kerak yang mengapung pada permukaan baja cair. Pada dasar kolom telah ditempatkan
oksida basa seperti CaO atau MgO yang nantinya akan berguna sebagai zat pengikat.

Proses pembuatan baja cara Open Hearth ini meliputi 3 periode yaitu :

1. Periode memasukan dan mencairkan bahan isian

2. Periode mendidihkan cairan logam isian

3. Periode membersihkan/ memurnikan (refining)

20
Ke dalam tanur tinggi dimasukan besi tuang, besi bekas dan batu kapur. Campuran
gas pembakar dan udara panas dilewatkan di atas piringan yang berisi besi cair ini. Bahan
bakar dan udara sebelum dimasukan ke dalam wadah ini terlebih dahulu dipanaskan dalam
Cheekerwork dalam renegarator. Fungsi dari renegarator adalah memanaskan gas dan
udara atau menambah temperatur dalam wadah ini. Sementara diaduk maka akan
berlangsung reaksi antara oksida-oksida pengotor dengan CaO dan MgO menjadi kerak.
Kelebihan proses ini adalah kualitas baja yang dihasilkan mudah dikontrol kualitasnya
secara terus menerus selama proses ini berlangsung lama (8-10 jam) sedangkan Proses
Bassemer berlangsung cepat (15 menit).

D. Proses Pembuatan Baja Cara Basic Oxygen Process (BOP)

Proses tanur oksigen basa ( Basix Oxygen Furnace, BOF) menggunakan besi kasar
(65 – 85 %) yang dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan dasar utama dicampur dengan
besi bekas dan batu kapur. Panas ditimbulkan oleh reaksi dengan oksigen. Gagasan ini
dicetuskan oleh Bessemer sekitar tahun 1800.

21
Besi bekas sebanyak ± 30% dimasukkan kedalam bejana yang dilapisi batu tahan
api basa. Logam panas dituangkan kedalam bejana tersebut. Oksigen ditiupkan lewat
Oxygen Lance (suatu pipa aliran oksigen yang didinginkan dengan air ) ke ruang bakar
dengan kecepatan tinggi, 1 sampai 3 m diatas permukaan logam cair. (55 m3 (99,5 %O2)
tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2. Unsur-unsur karbon, mangan dan
silicon akan teroksidasi. Batu kapur (CaO) dan kalsium fluor (CaF2) ditambahkan untuk
mengikat kotoran-kotoran seperti fosfor (P) dan belerang (S) dan membentuk terak. Jenis
Baja yang dihasilkan oleh proses ini adalah Baja karbon & Baja paduan 0,1 % < c < 2,0
%.

Keuntungan dari BOF adalah:

• BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen

• Proses hanya lebih-kurang 50 menit.

• Tidak perlu tuyer di bagian bawah

• Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon

• Biaya operasi murah

22
D. Diagram Fasa Fe-C

Diagram fasa adalah diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dengan
kadar karbon, dimana terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan dan pemanasan .
Diagram fasa Fe-C merupakan diagram yang menjadi parameter untuk mengetahui segala
jenis fasa yang terjadi didalam baja, serta untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
terjadi di dalam baja paduan dengan berbagai jenis perlakuan . Diagram fasa antara besi dan
karbon merupakan diagram biner karena hanya tersusun dari dua komponen saja yaitu besi
dan karbon

Gambar Diagram Fasa Fe-C :

23
Berdasarkan gambar diagram fasa Fe-C dapat terlihat bahwa pada temperatur 727 °C terjadi
transformasi fasa austenite menjadi fasa perlit. Transformasi fasa ini dikenal sebagai reaksi
eutectoid, dimana fase ini merupakan fase dasar dari proses perlakuan panas pada baja.
Kemudian pada temperatur 912 °C hingga 1394 °C merupakan daerah besi gamma (γ-Fe)
atau austenite, pada kondisi ini biasanya austenite memiliki struktur Kristal FCC (Face
Centered Cubic) bersifat stabil, lunak, ulet, dan mudah dibentuk. Besi gamma ini dapat
melarutkan unsur karbon maksimum hingga mencapai 2,14% C pada temperatur 1147 °C.
Untuk temperatur dibawah 912 °C besi murni berada pada fase ferit (α-Fe) dengan struktur
kristal BCC (Body Centered Cubic), besi murni BCC mampu melarutkan karbon maksimum
sekitar 0,02% C pada temperatur 727 °C. Sedangkan besi delta (δ-Fe) terbentuk dari besi
gamma yang mengalami perubahan struktur dari FCC ke struktur BCC akibat peningkatan
temperatur dari temperatur 1394 °C sampai 1538 °C, pada fase ini besi delta hanya mampu
menyerap karbon sebesar 0,05%C.
Proses pembentukan perlit disebabkan oleh transformasi austenite atau dekomposisi
austenite. Baja eutectoid paduan besi karbon dengan kadar C = 0.8% adalah paduan dengan
komposisi eutectoid. Pada temperatur diatas garis liquidus berupa larutan cair (liquid). Bila
temperatur diturunkan secar perlahan-lahan pada saat mencapai garis liquidus akan mulai
terbentuk inti austenit yang selanjutnya akan tumbuh menjadi dendrit austenit. Selajutnya
bila pendinginan dilakukan terus maka seluruhnya akan menjadi austenit, dan pada
pendinginan selanjutnya tidak terjadi perubahan hingga temperatur kritis bawah. Disini
austenit yang mempunyai komposisi eutectoid akan mengalami reaksi eutectoid:
Austenit ferit + cementit (perlit)

Terbentukya perlit ini dimulai dengan terbentuknya inti sementit (biasanya pada batas butir).
Inti ini akan tumbuh dengan mengambil sejumlah karbon dari austenit disekitarnya.(sementit
Fe3C mengandung 6.67% C sedangkan austenit mengandung ± 0.76% C) karenanya austenit
disekitar inti sementit akan kehabisan karbon dan austenit dengan kadar karbon yang sangat

24
rendah ini pada temperatur ini akan menjadi ferit (transformasi allotropic). Ferit ini juga
akan tumbuh dengan mengambil besi dari austenit disekitarnya, sehingga austenit disekitar
ferit ini akan kelebihan karbon dan mulai membentuk sementit disebelah ferit yang ada.
Demikian seterusnya sampai seluruh austenit habis dan yang terjadi adalah suatu struktur
yang berlapis-lapis (lamellar) yang terdiri dari lame-lamel sementit-ferrite-sementit, struktur
ini dinamakan perlit.

Dalam diagram fasa Fe-C terjadi beberapa perubahan fasa yaitu perubahan fasa ferit (α-
Fe), austenite (γ-Fe), sementit, perlit, dan maretnsit.
1. Ferrite atau Besi Alpha (α-Fe)
Ferit merupakan suatu larutan padat karbon dalam struktur besi murni yang
memiliki struktur BCC (Body Centered Cubic atau kubik pemusat ruang) dengan
sifat lunak dan ulet. Fasa ferit terbentuk di bawah temperature 912°C yang mampu
melarutkan karbon maksimum sekitar 0,02% C pada temperatur 727 °C. Kelarutan
karbon pada fasa ini relatif kecil dibandingkan dengan kelarutan pada fasa larutan
padat lainnya. Hal ini disebabkan ferit mempunyai struktur BCC , ruangan antar
Atom kecil dan pepat sehingga sulit dapat menampung atom karbon yang kecil
sekalipun, oleh sebab itu kelarutan karbon dalam fase ferit ini sangat kecil. Sifatnya
yang lunak disebabkan oleh kecilnya kandungan karbon didalamnya.

25
2. Austenit atau Besi Gamma (γ-Fe)
Fase austenite merupakan larutan padat intertisi antara karbon dan besi yang
memiliki struktur FCC. Fasa austenite terbentuk antara temperature 912 °C sampai
dengan temperatur 1394 °C. Dalam struktur FCC ini jarak antar atom ini lebih besar
dibandingkan struktur BCC menyebabkan kelarutan karbon pada saat berada pada
fasa austenite lebih besar daripada fasa ferit, hingga mencapai kelarutan karbon
sekitar 2,14% C

3. Besi Karbida atau Sementit

Karbida besi adalah paduan besi karbon dimana pada kondisi ini karbon melebihi
batas larutan sehingga membentuk fasa kedua atau karbida besi yang memiliki
komposisi Fe3C dan memiliki struktur kristal BCT. Karbida pada ferit akan
meningkatkan kekerasan pada baja, hal ini dikarenakan sementit memiliki sifat dasar
yang sangat keras. Difasa ini kelarutan karbon bisa mencapai 6,70% C pada
temperatur dibawah 14000 C, akan tetapi baja ini bersifat getas.

26
4. Perlit

Perlit adalah suatu campuran lamellar dari ferrite dan cementite. Konstituen ini
terbentuk dari dekomposisi Austenite melalui reaksi eutectoid pada keadaan
setimbang, di mana lapisan ferit dan cementit terbentuk secara bergantian untuk
menjaga keadaan kesetimbangan komposisi eutectoid. Pearlite memiliki struktur
yang lebih keras daripada ferrite, yang terutama disebabkan oleh adanya fase
cementite atau carbide dalam bentuk lamel-lamel. Fase perlit ini terbentuk pada saat
kandungan karbon mencapai 0,76% C, besi pada fase perlit akan memiliki sifat yang
keras, ulet dan kuat.

5. Martensit
Martensit adalah suatu fasa yang terjadi karena pedinginan yang sangat cepat
sekali. Jenis fasa martensit tergolong kedalam bentuk struktur kristal BCT. Pada fase
ini tidak terjadi proses difusi hal ini dikarenakan terjadinya pergerakan atom secara
serentak dalam waktu yang sangat cepat sehingga atom yang tertinggal pada saat
terjadi pergeseran akan tetap berada pada larutan padat. Besi yang berada pada fase
martensit akan memiliki sifat yang kuat dan keras, akan tetapi besi ini juga besifat
getas dan rapuh.

27
Struktur kristal merupakan susunan atom-atom teratur yang terdapat dalam ruang
tiga dimensi. Keteraturan susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris yang
harus memenuhi adanya ikatan atom yang terarah dengan posisi susunan yang tepat.
Struktur kristal pada logam terbagi atas:
1. Struktur Kristal Body Centered Cubic (BCC) atau Kubik Pemusat Ruang
Pada umumnya struktur kristal ini banyak ditemukan pada besi alpha, chrom (Cr),
molebdenum (Mo), dan lain sebagainya. Dengan atom yang saling bersentuhan satu
sama lainnya sepanjang diagonal sisi. Struktur kristal BCC memiliki atom-atom
disetiap sudut kubus, tiap atom dalam sel satuan BCC ini dikelilingi oleh delapan
atom tetangga.

A. Struktur Kristal Face Centered Cubic (FCC) atau Kubik Pemusat Sisi
Struktur kristal FCC mempunyai sebuah atom pada semua pusat sisi kubus

dengan sebuah atom pada setiap titik pada sudut kubus. Tiap atom dalam sel satuan
FCC dikelilingi oleh dua belas atom tetangga, hal ini berlaku untuk setiap atom baik
yang terletak pada titik sudut, maupun atom dipusat sel satuan. Struktur kristal ini
umumnya bersifat stabil, ulet dan mudah dibentuk. Struktur FCC dapat ditemuka
pada besi gamma, alumunium, timbale, platina, dan lain sebagainya.

28
2. Close Packed (Struktur Kristal Hexagonal HCP)
Struktur kristal HCP merupakan struktur kristal dengan bentuk hexagonal persegi
enam yang memiliki tiga struktrur lapisan atom. Pada setiap lapisan atas dan lapisan
bawah terdapat enam buah atom yang tersusun pada setiap sudutnya serta satu atom
tambahan yang terletak ditengah-tengah sisi lapisan. Struktur kristal HCP ini dapat
ditemukan pada magnesium, titanium, seng, cadmium dan zirconium.

3. Struktur Kristal Body Centered Tetragonal (BCT)


Struktur kristal BCT merupakan struktur kristal pada atom bersifat magnetis
dan dapat diberi perlakuan panas. Jenis struktur BCT ini memiliki tingkat
kekerasan yang sangat tinggi, hal ini dikarenakan pada struktur kristal ini
terdapat fasa martensit yang besifat kuat dan keras. Sel satuan pada kristal
BCT terletak pada pusat kubus yang dikelilingi oleh tiga sumbu yang saling
tegak lurus akan tetapi memiliki panjang sumbu yang tidak sama (sumbu a ≠
sumbu c)

29
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI BAJA SEBAGAI MATERIAL

Jika kita menyimak bangunan sekitar kita baik berupa jembatan, gedung, pemancar, papan
iklan, dan lainnya akan sependapat bahwa baja merupakan material struktur yang baik.
Kelebihan dari baja terlihat dari kekuatan, relatif ringan, kemudahan pemasangan, dan sifat
baja lainnya. Kelebihan material baja akan dibahas dalam paragraf berikut.

1. Kekuatan Tinggi

Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi bahwa
beban mati akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang panjang, bangunan
tinggi, dan bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.

2. Keseragaman

Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada struktur
beton bertulang.

3. Elastisitas

Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan dengan


material lain karena baja mengikuti hukum Hooke hingga mencapai tegangan yang cukup
tinggi. Momen inersia untuk penampang baja dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan
dengan penampang beton bertulang.

4. Permanen

Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang, bahkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak memerlukan
perawatan pengecatan sama sekali.

30
5. Daktilitas

Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi yang besar
tanpa keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji terhadap tarik akan
mengalami pengurangan luas penampang dan akan terjadi perpanjangan sebelum terjadi
keruntuhan. Sebaliknya pada material keras dan getas (brittle) akan hancur terhadap beban
kejut. SNI 03-1729-2002 mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan struktur atau
komponennya untuk melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang (siklis) di luar
batas titik leleh pertama, sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung
bebannya. Beban normal yang bekerja pada suatu elemen struktur akan mengakibatkan
konsentrasi tegangan yang tinggi pada beberapa titik. Sifat daktil baja memungkinkan
terjadinya leleh lokal pada titik-titik tersebut sehingga dapat mencegah keruntuhan
prematur. Keuntungan lain dari material daktil adalah jika elemen struktur baja mendapat
beban cukup maka akan terjadi defleksi yang cukup jelas sehingga dapat digunakan sebagai
tanda keruntuhan.

6. Liat (Toughness)

Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan daktilitas.
Suatu elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi yang cukup besar.
Ini merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat ini elemen baja bisa
menerima deformasi yang besar selama pabrikasi, pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa
menimbulkan kehancuran. Dengan demikian pada baja struktur dapat diberikan lenturan,
diberikan beban kejut, geser, dan dilubangi tanpa memperlihatkan kerusakan. Kemampuan
material untuk menyerap energi dalam jumlah yang cukup besar disebut toughness.

7. Tambahan pada Struktur yang Telah Ada

Struktur baja sangat sesuai untuk penambahan struktur. Baik sebagian bentang
baru maupun seluruh sayap dapat ditambahkan pada portal yang telah ada, bahkan
jembatan baja seringkali diperlebar.

31
Lain-lain

Kelebihan lain dari materia baja struktur adalah:

(a) kemudahan penyambungan baik dengan baut, paku keling maupun las,
(b) cepat dalam pemasangan,
(c) dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan,
kekuatan terhadap fatik,
(d) kemungkinan untuk penggunaan kembali

setelah pembongkaran,

(e) masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali

sebagai elemen struktur,

(f) adaptif terhadap prefabrikasi.

Kelemahan Baja sebagai Material Struktur

Secara umum baja mempunyai kekurangan seperti dijelaskan pada paragraf


dibawah ini.

1. Biaya Pemeliharaan

Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi
kontak dengan udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.

2. Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran

Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika
terjadi kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik sehingga
dapat menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya, portal dengan
kemungkinan kebakaran tinggi perlu diberi pelindung. Ketahanan material baja terhadap
api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI 03-1729-2002.

3. Rentan Terhadap Buckling

Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya terhadap
buckling (tekuk). Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai kekuatan yang
tinggi per satuan berat dan jika digunakan sebagai kolom seringkali tidak ekonomis karena
32
banyak material yang perlu digunakan untuk memperkuat kolom terhadap buckling.
4. Fatik

Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam perancangan
perlu dilakukan pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi beban
siklis.
5. Keruntuhan Getas

Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas
dapat terjadi pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik dan
temperatur yang sangat rendah akan memperbesar kemungkinan keruntuhan getas (ini
yang terjadi pada kapal Titanic).

A. Kelebihan dan Kekurangan Struktur Baja


Kelebihan Baja
• Kuat tarik tinggi.

• Tidak dimakan rayap

• Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut

• Bisa di daur ulang

• Dibanding Stainless Steel lebih murah

• Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan

• Dibanding alumunium lebih kuat

Kekurangan Baja :
• Bisa berkarat.

• Lemah terhadap gaya tekan.

• Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile

• Tidak kokoh

• Tidak tahan api

33
F. MACAM-MACAM DARI BAJA DAN APLIKASINYA

Baja yang dihasilkan dari dapur-dapur baja disebut baja karbon, yaitu campuran antara
besi dengan zat arang (karbon). Sedangkan unsur lainnya seperti fosfor, belerang dan
sebagainya juga ada didalamnya, namun dalam prosentase yang kecil sekali sehingga dianggap
tidak mempengaruhinya. Unsur paduan itu diberikan dengan maksud memperbaiki atau
memberi sifat baja yang sesuai dengan sifat yang dikenhendaki pada baja. Berikut merupakan
klasifikasi baja menurut:

1. Baja Berdasarkan Kandungan Kabon


Baja karbon adalah baja yang mengandung karbon sampai 1,5 %. Baja karbon
digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan banyaknya karbon yang terkandung
dalam baja, yaitu :

a. Baja karbon rendah.


Baja yang mengandung karbon antara 0,05 sampai 0,30 %. Baja karbon rendah
dalam perdagangan dengan sifatnya yang mudah ditempa, dan mudah dibentuk dengan
mesin maka biasanya baja ini dibuat dalam bentuk pelat, batangan untuk keperluan
tempa, pekerjaan mesin, dan lain-lain.

b. Baja karbon sedang.


Baja ini mengandung karbon antara 0,30 sampai 0,60 %. Baja karbon sedang dalam
perdagangan dengan sifatnya yang lebih kuat daripada baja karbon rendah, dan
sifatnya sulit dibengkokkan, dilas, dan dipotong biasanya digunakan sebagai alat-alat
perkakas, baut, poros engkol, roda gigi, ragum, pegas, dan lain-lain.

c. Baja karbon tinggi.


Baja yang mengandung karbon antara 0,60 sampai 1,5 %. Baja karbon ini banyak
digunakan untuk keperluan pembuatan alat-alat konstruksi yang berhubungan dengan
panas yang tinggi atau dalam penggunaannya akan menerima dan mengalami panas,
misalnya landasan, palu, gergaji, pahat, kikir, mata bor, bantalan peluru, dan
sebagainya.

34
2. Baja Berdasarkan Penggunaannya

Berdasarkan penggunaan baja dapat diklasifikasikan dalam dua grup yaitu:

a. Baja Konstruksi

Baja kontruksi termasuk kontruksi bangunan dan kontruksi mesin. Baja kontruksi
bangunan umumnya mengandung karbon sampai 0,3 % dengan kekuatan tarik dan
batas regang rendah serta tidak dapat dikeraskan. Sedangkan baja mesin umumnya
memiliki kadar karbon berkisar 0,3 s/d 0,6 %, mempunyai kekerasan yang lebih besar,
kekuatan tarik dan batas regang agak tinggi serta dapat dikeraskan. Kedua grup baja
di atas masih digolongkan lagi menjadi baja yang tidak dipadu, baja paduan rendah
dan baja paduan tinggi, yaitu :

1) Baja yang tidak dipadu mengandung 0,06 s/d 1,5 % karbon, dengan sedikit
mangan

(Mn), silisium (Si), fosfor (P), dan belerang (S).

2) Baja paduan rendah mengandung 0,06 s/d 1,5 % karbon dengan tambahan 5 %
bahan

paduan.

3) Baja paduan tinggi mengandung 0,03 s/d 2,2 % karbon dengan lebih dari satu
bahan paduan sebanyak 5 % atau lebih.
Baja kontruksi digunakan untuk keperluan kontruksi bangunan, jembatan dan
pembuatan bagian-bagian mesin. Adapun baja kontruksi dikelompokakan dalam tiga
jenis terdiri dari :

1) Baja kontruksi umum


Baja kontruksi umum terdiri atas jenis baja karbon dan baja kualitas tinggi
yang dipadu. Penggunaan baja ini didasarkan atas pertimbangan tegangan tarik
minimumnya yang cukup tinggi. Baja ini banyak digunakan pada kontruksi
bangunan gedung, jembatan, poros mesin dan roda gigi. Baja kontruksi umum

35
diperdagangkan dalam dua jenis kualitas yang biasanya dibedakan dengan
pemberian nomer kode 2 dan 3. Contoh :

St. 44 – 2 untuk kualitas tinggi. St. 44 – 3 untuk kualitas istimewa (khusus).

2) Baja otomat.

Baja otomat terdiri atas baja kualitas tinggi yang tidak dipadu dan baja
kualitas tinggin paduan rendah dengan kadar belerang (S) dan fosfor (P) yang
tinggi. Baja ini mengandung 0,07 s/d 0,065 % karbon, 0,18 s/d 0,4% belerang, 0,6
s/d 1,5 % mangan, dan 0,05 s/d 0,4 % silisium. Untuk keperluan menghaluskan
permukaan ditambahkan lagi dengan timbal (Pb) 0,15 s/d 0,3 %. Karena
mengandung belerang (S) dan fosfor (P) yang cukup tinggi, maka baja otomat
sangat tidak baik untuk pekerjaan las.

3) Baja case hardening.

Baja case hardening diperoleh dengan menaruh baja lunak diantara bahan
yang kaya dengan karbon dan memanaskannya hingga di atas suhu kritis atasnya
(900 – 9500

C) dalam waktu yang cukup lama untuk mendapatkan lapisan permukaan yang
banyak mengandung karbon. Baja case hardening ini terdiri atas baja kualitas
tinggi yang tidak dipadu dan baja spesial yang tidak dipadu maupun yang dipadu.
Supaya benda kerja

tetap liat, diusahakan kandungan karbon pada bagian permukaan benda keja yang
telah dikarbonisasikan tadi berkisar antara 0,6 – 0,9 %.

b. Baja Perkakas

Baja perkakas banyak digunakan untuk bahan membuat perkakas, misalnya stempel,
kaliber, serta alat-alat potong. Baja perkakas dikelompokkan berdasarkan :

1) Keadaan paduan : tidak dipadu, paduan rendah, dan paduan tinggi.


36
2) Bahan pendingin : air, minyak, dan udara.
3) Proses pengerasan : pengerjaan panas dan pengerjaan dingin.

Sifat-sifat baja perkakas tanpa paduan yang terpenting adalah sebagai berikut :
Kandungan karbon antara 0,35 – 1,6 %. Temperatur pengerasan 750 – 8500 C.
Temperatur tempering 100 – 3000 C. Temperatur kerja sampai 2000 C.

Penggunaan baja perkakas tanpa paduan ditentukan oleh kandungan karbonya,


contoh :

1) 0,5 % karbon untuk pembuatan martil dan landasan tempa. Sifatnya rapuh.
2) 0,8 % karbon untuk pembuatan peniti, gunting, dan pisau. Sifatnya rapuh.
3) 0,9 % karbon untuk pembuatan perkakas tukang kayu dan pahat. Sifatnya rapuh
dan setengah keras.
4) 1,1 % karbon untuk pembuatan kikir, penggores, dan gunting. Sifatnya setengah
keras.
5) 1,3 % karbon untuk pembuatan mata bor, skraper, dan dies. Sifatnya keras dan rapuh.
6) Lebih dari 1,3 % karbon untuk pembuatan reamer dan matres. Sifatnya sangat keras.

Kondisi umum dari baja perkakas adalah pada temperatur di atas 2000 C
kemampuan potongnya hilang, oleh sebab itu baja perkakas tanpa paduandigunakan
untuk pembuatan alat-alat dan perkakas yang tidak mengalami temperatur kerja yang
tinggi. Karena kekuatan tarik dan batas regang yang tinggi , baja ini digunakan pula
sebagai bahan untuk alat-alat ukur. Baja perkakas dapat disepuh dengan baik dan
dikeraskan dengan mencelupkannya ke dalam air.

3. Baja berdasarkan komposisi dan jenis logam (Paduan)

Baja paduan adalah campuran antara baja karbon dengan unsur-unsur lain yang
akan mempengaruhi sifat-sifat baja, misalnya sifat kekerasan, liat, kecepatan
membeku, titik cair, dan sebagainya yang bertujuan memperbaiki kualitas dan
kemampuannya. Penambahan unsur-unsur lain dalam baja karbon dapat dilakukan
dengan satu atau lebih unsur, tergantung dari karakteristik atau sifat khusus yang
dikehendaki. Unsur-unsur paduan untuk baja ini dibagi dalam dua golongan yaitu :

37
1) Unsur yang membuat baja menjadi kuat dan ulet, dengan
menguraikannya ke dalam ferrite (misalnya Ni, Mn, sedikit Cr dan Mo). Unsur ini
terutama digunakan untuk pembuatan baja konstruksi.

2) Unsur yang bereaksi dengan karbon dalam baja dan membentuk karbida yang
lebih keras dari sementit (misalnya unsur Cr, W, Mo, dan V). Unsur ini terutama
digunakan untuk pembuatan baja perkakas.

Pengaruh unsur paduan untuk memperbaiki sifat-sifat baja antara lain:

1) Silisium (Si)
Si dapat menambah sifat elastis dan mengurangi perkembangan gas di dalam cairan
baja,

sehingga persenyawaannya lebih homogen. Makin besar unsur Si semakin sukar


ditempa atau di las. Baja dengan paduan silisium biasanya digunakan untuk
membuat pegas.

2) Mangan (Mn)
Mn merupakan unsur yang harus selalu ada di dalam baja dengan jumlah yang kecil
dan sebagai pencegah oksidasi, dengan demikian setiap proses kimia dan proses
metalurgi dapat berlangsung dengan baik. Penambahan unsur mangan di dalam baja
paduan menambah kekuatan dan ketahanan panas baja paduan itu serta penampilan
yang lebih bersih dan

mengkilat.

3) Nikel (Ni)
Ni dapat mempertinggi kekuatan dan regangannya sehingga baja paduan ini
menjadi liat dan tahan tarikan. Penambahan unsur nikel di dalam baja karbon
berpengaruh pula terhadap ketahanan korosi. Oleh karena itu baja paduan ini biasa
digunakan untuk bahan membuat

sudu-sudu turbin, roda gigi, bagian-bagian mobil dan sebagainya.

38
4) Chromium (Cr)
Cr dapat memberikan kekuatan dan kekerasan baja lebih meningkat, tahan korosi
dan tahan aus. Dengan sifat-sifat itu membuat baja paduan ini baik untuk bahan poros,
dan roda

gigi. Penambahan unsur chromium biasanya diikuti dengan penambahan nikel.

5) Molibdenum (Mo)
Mo dengan penambahan molibdenum akan memperbaiki baja karbon menjadi
tahan terhadap suhu yang tinggi, liat, dan kuat. Baja paduan ini biasa digunakan
sebagai bahan

untuk membuat alat-alat potong, misalnya pahat.

6) Wolfram (W)
W dengan penambahan unsur ini memberikan pengaruh yang sama seperti pada
penambahan molibdenum dan biasanya juga dicampur dengan unsur nikel (Ni) dan
chromium (Cr). Baja paduan ini memiliki sifat tahan terhadap suhu yang tinggi,
karenanya banyak digunakan untuk bahan membuat pahat potong yang lebih dikenal
dengan nama baja

potong cepat (HSS /Hight Speed Steel).

7) Vanadium (V)
V dengan penambahan unsur ini akan memperbaiki struktur kristal baja menjadi
halus dan tahan aus, terlebih bila dicampur dengan chromium. Baja paduan ini
digunakan untuk

membuat roda gigi, batang penggerak, dan sebagainya.

8) Kobalt (Co)

Co dengan penambahan unsur ini akan memperbaiki sifat kekerasan baja


meningkat dan tahan aus serta tetap keras pada suhu yang tinggi. Baja paduan ini
banyak digunakan untuk

konstruksi pesawat terbang atau konstruksi yang harus tahan panas dan tahan aus.

39
1) Tembaga (Cu)
Baja paduan yang memiliki ketahanan korosi yang besar diperoleh dengan
penambahan tembaga berkisar 0,5 – 1,5 % tembaga pada 99,95 – 99,85 % Fe. Baja
paduan ini disebut baja

Armco yang digunakan untuk membuat konstruksi jembatan, menara-menara, dan lain-
lain.

2) Stainless Steel

Baja Tahan Karat (Stainless Steel) memiliki beberapa sifat yaitu memiliki daya
tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan, tahan temperature rendah
maupun tinggi, memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil, keras, liat,
densitasnya besar dan permukaannya tahan aus, tahan terhadap oksidasi Kuat dan dapat
ditempa, mudah dibersihkan, mengkilat dan tampak menarik, High Strength Low Alloy
Steel (HSLA).

Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor, tahan
terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin yang
baik dan sifat mampu las yang tinggi (weldability). Untuk mendapatkan sifat-sifat di
atas maka baja ini diproses secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur seperti:
besi (Fe), tembaga (Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Vanadium
(Va) dan Columbium. Karakteristik tahan karat diperoleh akibat pembentukan lapisan
tipis di permukaan dari Cr- Oksida.

40
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan
utamanya.Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai
grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi
bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.

Baja pada dasarnya adalah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C) sampai dengan 1,67 %
(maksimal). Jenis-jenis baja dibagi menjadi beberapa macam, yaitu baja karbon, baja paduan dan
baja tahan karat (Stainless Steel). Proses pembuatan baja terbagi menjadi tiga, yaitu : proses
konvertor, proses terbuka (Open Hearth Furnace) dan proses dapur listrik (Electric Arc Furnace).

B. Saran

Dalam makalah kami tentunya banyak terdapat kekurangan maupun kesalahan baik dalam
penulisan, maupun pemaparannya.Dan juga mungkin materi yang kami sampaikan mungkin
banyak kekuranganya.Maka dari itu kritik dan saran yang membangundari pembaca sangat kami
harapkan untuk perbaikan makalah kami kedepannya.

41
DAFTAR PUSTAKA

http://satriopage.blogspot.com/2012/12/makalah-pembuatan-baja-konvertor.html

42
43

Anda mungkin juga menyukai