Anda di halaman 1dari 20

Detail Penulangan Beton untuk Struktur

Bangunan Gedung Tinggi Pada


Daerah Gempa
(Seismic detailing of reinforced concrete)

STRUKTUR BETON 4
Semester VI

By: Oktavia Ully Artha Silalahi, S.T., M.T.


1. SNI 2847-2019 (Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa)

2. ACI 315-2018 (Reinforcing Steel


Design Details)

Acuan Referensi: 3. ACI 318-2019 (Requirements for


Structural Concrete)

4. SNI 1726-2019 (Persyaratan Beton


Struktural untuk Bangunan Gedung)

5. Dsb
OVERVIEW
A. PENDAHULUAN B. BAJA TULANGAN (Steel Reinforcement)
- Common: pembangunan gedung tinggi
- Tinjauan pustaka: struktur beton - Baja tulangan
- Engineering and construction - Grade mutu baja tulangan
- Detail penulangan beton - Pengujian baja tulangan
- Standar shop drawing - Karat dan proteksi karat
- Para Pelaku Jasa Konstruksi - Contoh kasus dalam praktek
- Gempa bumi di Indonesia: kegagalan
struktur
- Ikhtisar struktur tahan gempa
NEXT CHAPTER
C. KETENTUAN UMUM D. Lekat, Panjang Penyaluran dan
Sambungan Lewatan
- Mutu beton dan baja tulangan
- Selimut beton dan pengatur - Pengantar
jarak (spacer) - Panjang penyaluran batang tarik lurus
- Jarak tulangan maks. dan min. - Panjang penyaluran batang tarik dgn kait
elemen struktur standar
- Tulangan susut - Panjang penyaluran batang tarik ulir
berkepala
- Panjang penyaluran batang tekan
- Sambungan lewatan standar
- Sambungan mekanis (coupler), dsb
NEXT CHAPTER
E. DETAIL PENULANGAN PELAT LANTAI

F. DETAIL PENULANGAN BALOK

G. DETAIL PENULANGAN KOLOM

H. DETAIL PENULANGAN TANGGA DAN RAMP

I. DETAIL PENULANGAN PONDASI TIANG

J. DETAIL PENULANGAN PONDASI RAKIT

K. TOLERANSI PEMASANGAN TULANGAN


➢ Pembangunan Gedung Tinggi
Definisi gedung tinggi menurut CTBUH (Council on Tall Buildings and Urban
Habitat);

1. disebut Gedung Tinggi bila ketinggian mulai 40 - 300 meter


2. disebut Gedung Super Tinggi bila ketinggian mulai 300 - 600 meter
3. disebut Gedung Mega Tinggi bila ketinggian > 600 meter

Perkembangan pembangunan gedung sejalan dengan perkembangan Ilmu Rekayasa


Struktur dan Peraturan Teknis Struktur Beton dan Gempa (Codes: ASCE 7, IBC, ACI
318). Perkembangan “Pembangunan - Ilmu - Codes” merupakan proses dialektika
dimana ada esensi (prinsip dasar) yang tetap tapi detail penjabarannya berubah sesuai
dengan hasil riset experimental yang dituangkan dalam codes.
Ada beberapa aspek Perencanaan Struktur Gedung Tahan Gempa yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Beban gempa dan perkembangan Ilmu Rekayasa Geoteknik
2. Perkembangan material beton dan baja tulangan
3. Perkembangan Analisis dan Program Komputer
4. Seismic detailing of steel rebar on buildings
(Detail penulangan beton akibat beban gempa kuat)

Dalam praktek pembangunan konstruksi bangunan tinggi, seismic detailing of steel


rebar on buildings perlu dimulai dari Konsultan Perencana, diterapkan oleh Kontraktor
dan Konsultan MK dalam menyiapkan shop drawing.
➢ Tinjauan Pustaka: Struktur Beton
Perkembangan ilmu “Struktur Beton Bertulang” dalam Perencanaan gedung tinggi tahan
gempa sudah dimulai semenjak tahun 1970-an, seperti dalam penerbitan buku-buku
semacam “Earthquake resistant design of tall buildings”, jurnal nasional dan
internasional, prosiding, dsb.

Perkembangan Peraturan Gempa di Indonesia juga sudah dimulai tahun 1970-an, yaitu:
- Peraturan Gempa 1970 (Jepang, Teddy Boen)
- Peraturan Gempa 1983 (New Zealand)
- Peraturan Gempa 2002 (UBC-97), SNI 1726-2002
- Peraturan Gempa 2012 (ASCE 7-10), SNI 1726-2012
- Peraturan Gempa 2019 (ASCE 7-16), SNI 1726-2019
(Sudah mengikuti perkembangan terakhir peraturan gempa ASCE, Amerika)
Perkembangan Peraturan Beton Bertulang juga sama sudah dimulai tahun 1970-an,
yaitu:
- PBI 1971: Peraturan Beton Bertulang Indonesia
- SNI 2847-2002 (ACI 318-99)
- SNI 2847-2013 (ACI 318-11)
- SNI 2847-2019 (ACI 318-14), kemudian keluar ACI 318-19
(Sudah mengikuti perkembangan terakhir peraturan beton bertulang ACI, Amerika)

➢ Engineering and Construction


KONSULTAN PERENCANA >> menyiapkan gambar FOR CONSTRUCTION
KONTRAKTOR PELAKSANA >> menyiapkan SHOP DRAWING
KONSULTAN PENGAWAS >> mereview kelengkapan gambar
➢ Detail Penulangan Beton
Standar detail penulangan dibuat untuk setiap komponen struktur utama (Kolom,
Dinding struktural, Balok, dan Plat Lantai). Termasuk komponen struktur lain (tangga,
ramp)

➢ Gempa bumi di Indonesia: Kegagalan struktur


akibat detail penulangan yang salah
Sejarah gempa bumi di Indonesia selama 20 tahun terakhir yang signikan dengan track
records, yaitu:
- Gempa Aceh (26 Desember 2004)
- Gempa Jogya (27 Mei 2006)
- Gempa Solok (2007), Gempa Padang (30 September 2009)
- Gempa Tasikmalaya (2009), Gempa Manokwari (2011), dsb
➢ Ikhtisar Struktur Tahan Gempa
Dalam perencanaan struktur tahan gempa minimal ada 3 parameter yang harus ditinjau:
1. Ketinggian gedung
2. Lokasi gedung yang akan dibangun
3. Fungsi bangunan

❖ Ketinggian bangunan >> IMB


low Rise : H < 8 lantai
High Rise : H >= 8 lantai, diperiksa TPKB, sekarang TABG
CRSI - David Fanella (2017) memberikan definisi gedung rendah dengan karakteristik,
- Ketinggian gedung < 6 lantai dari muka tanah
- Ketinggian < 72 feet = 22 meter
- Periode getar gedung < 0,50 detik
❖ Lokasi gedung yang akan dibangun
Lokasi gedung yang akan dibangun menentukan parameter KDS - kategori desain
seismik; A,B,C,D,E, dan F.

Taranath (2010) memberikan penjelasan mengenai KDS menjadi 3 level kategori, yaitu:
➢ KDS A,B = wilayah resiko gempa rendah
➢ KDS C = wilayah resiko gempa menengah
➢ KDS D,E,F = wilayah resiko gempa tinggi

Indikator KDS merupakan pemicu awal untuk menentukan parameter desain seismik:
➢ Sistem rangka bangunan yang diijinkan
➢ Batasan ketinggian gedung
➢ Batasan ketidakteraturan struktur
➢ Ketentuan dalam menentukan; inspeksi khusus, masalah yang perlu tes
Struktur tahan gempa harus memenuhi ketentuan SNI 2847-2019 Pasal 18 dengan
memperhatikan ketentuan kategori desain seismik - KDS seperti tabel di bawah ini.

Sistem penahan gaya gempa berdasarkan KDS

Ordinary System Intermediate System Spesial System


(Sistem biasa) (Sistem menengah) (Sistem khusus)
(Min. untuk KDS B) (Min. untuk KDS C) (untuk KDS D,E,F)

- Balok - Balok - Balok


- Kolom - Kolom - Kolom
- Plat 2 arah - Join balok-kolom
- Dinding struktur - Rangka momen beton
pracetak pracetak
- Diafragma
- Batang bukan bagian
dari sistem penahan
gaya gempa
- Dinding struktural
- Pondasi
1. Ketentuan sistem penahan gaya
gempa berdasarkan KDS pada SNI
yang mengaturnya, dirangkum pada
tabel di samping.

2. Sistem Gedung yang diijinkan


untuk KDS A-F:

Vertical Horizontal
Irregularities Irregularities

Jadi untuk lokasi pada KDS D,E, dan F harus


memakai sistem struktur special frame atau
SRPMK, tidak boleh memakai SRPMM atau SRPMB
❖ Fungsi bangunan gedung dan kategori resiko
Fungsi bangunan akan menentukan Kategori Resiko dan Faktor Keutamaan sesuai
dengan SNI 1726-2019 pasal 4.1 tabel 3.
❖ Fungsi bangunan gedung dan kategori resiko
Fungsi bangunan akan menentukan Kategori Resiko dan Faktor Keutamaan sesuai
dengan SNI 1726-2019 pasal 4.1 tabel 3.
CONTOH KASUS:
Misal: Pembangunan Rumah Sakit tinggi 10 lantai dari muka tanah, lokasi di Jakarta. Maka akan di dapat
parameter berikut:
- Ketinggian: termasuk gedung tinggi, H = 10 lantai > 8 lantai
- Lokasi Jakarta: kategori desain seismik KDS - D
- Fungsi bangunan untuk Rumah Sakit, termasuk kategori resiko IV, dengan Faktor Keutamaan Ie =1,50

Lokasi di Pontianak
- Ketinggian: termasuk gedung tinggi, H = 10 lantai > 8 lantai
- Lokasi Jakarta: kategori desain seismik KDS - B
- Fungsi bangunan untuk Rumah Sakit, termasuk kategori resiko II, dengan Faktor Keutamaan Ie =1,0

Perbandingan 2 gedung tinggi 10 lantai berbeda lokasi dan fungsi, sehingga juga menghasilkan level
beban gempa, serta ketentuan sistem struktur yang harus diterapkan.

Base shear (V) = Cs.W ; 0,125 W - Special moment frame ; 0,038 W - Intermediate ; 0,063 W - Ordinary
Kesimpulan:
Dari tinjauan 3 parameter di atas, bahwa suatu gedung dengan tinggi dan geometri
yang sama, tapi berada pada lokasi yang berbeda, mempunyai fungsi yang berbeda,
maka gaya gempa yang dikerjakan akan berbeda, ketentuan level daktilitas
rangka struktur juga berbeda.

>> Maka ketentuan detail penulangan beton gedung juga akan berbeda

Anda mungkin juga menyukai