STRUKTUR BETON 4
Semester VI
5. Dsb
OVERVIEW
A. PENDAHULUAN B. BAJA TULANGAN (Steel Reinforcement)
- Common: pembangunan gedung tinggi
- Tinjauan pustaka: struktur beton - Baja tulangan
- Engineering and construction - Grade mutu baja tulangan
- Detail penulangan beton - Pengujian baja tulangan
- Standar shop drawing - Karat dan proteksi karat
- Para Pelaku Jasa Konstruksi - Contoh kasus dalam praktek
- Gempa bumi di Indonesia: kegagalan
struktur
- Ikhtisar struktur tahan gempa
NEXT CHAPTER
C. KETENTUAN UMUM D. Lekat, Panjang Penyaluran dan
Sambungan Lewatan
- Mutu beton dan baja tulangan
- Selimut beton dan pengatur - Pengantar
jarak (spacer) - Panjang penyaluran batang tarik lurus
- Jarak tulangan maks. dan min. - Panjang penyaluran batang tarik dgn kait
elemen struktur standar
- Tulangan susut - Panjang penyaluran batang tarik ulir
berkepala
- Panjang penyaluran batang tekan
- Sambungan lewatan standar
- Sambungan mekanis (coupler), dsb
NEXT CHAPTER
E. DETAIL PENULANGAN PELAT LANTAI
Perkembangan Peraturan Gempa di Indonesia juga sudah dimulai tahun 1970-an, yaitu:
- Peraturan Gempa 1970 (Jepang, Teddy Boen)
- Peraturan Gempa 1983 (New Zealand)
- Peraturan Gempa 2002 (UBC-97), SNI 1726-2002
- Peraturan Gempa 2012 (ASCE 7-10), SNI 1726-2012
- Peraturan Gempa 2019 (ASCE 7-16), SNI 1726-2019
(Sudah mengikuti perkembangan terakhir peraturan gempa ASCE, Amerika)
Perkembangan Peraturan Beton Bertulang juga sama sudah dimulai tahun 1970-an,
yaitu:
- PBI 1971: Peraturan Beton Bertulang Indonesia
- SNI 2847-2002 (ACI 318-99)
- SNI 2847-2013 (ACI 318-11)
- SNI 2847-2019 (ACI 318-14), kemudian keluar ACI 318-19
(Sudah mengikuti perkembangan terakhir peraturan beton bertulang ACI, Amerika)
Taranath (2010) memberikan penjelasan mengenai KDS menjadi 3 level kategori, yaitu:
➢ KDS A,B = wilayah resiko gempa rendah
➢ KDS C = wilayah resiko gempa menengah
➢ KDS D,E,F = wilayah resiko gempa tinggi
Indikator KDS merupakan pemicu awal untuk menentukan parameter desain seismik:
➢ Sistem rangka bangunan yang diijinkan
➢ Batasan ketinggian gedung
➢ Batasan ketidakteraturan struktur
➢ Ketentuan dalam menentukan; inspeksi khusus, masalah yang perlu tes
Struktur tahan gempa harus memenuhi ketentuan SNI 2847-2019 Pasal 18 dengan
memperhatikan ketentuan kategori desain seismik - KDS seperti tabel di bawah ini.
Vertical Horizontal
Irregularities Irregularities
Lokasi di Pontianak
- Ketinggian: termasuk gedung tinggi, H = 10 lantai > 8 lantai
- Lokasi Jakarta: kategori desain seismik KDS - B
- Fungsi bangunan untuk Rumah Sakit, termasuk kategori resiko II, dengan Faktor Keutamaan Ie =1,0
Perbandingan 2 gedung tinggi 10 lantai berbeda lokasi dan fungsi, sehingga juga menghasilkan level
beban gempa, serta ketentuan sistem struktur yang harus diterapkan.
Base shear (V) = Cs.W ; 0,125 W - Special moment frame ; 0,038 W - Intermediate ; 0,063 W - Ordinary
Kesimpulan:
Dari tinjauan 3 parameter di atas, bahwa suatu gedung dengan tinggi dan geometri
yang sama, tapi berada pada lokasi yang berbeda, mempunyai fungsi yang berbeda,
maka gaya gempa yang dikerjakan akan berbeda, ketentuan level daktilitas
rangka struktur juga berbeda.
>> Maka ketentuan detail penulangan beton gedung juga akan berbeda