Anda di halaman 1dari 27

Semester Genap 2020/2021

SIA-302 Perancangan Struktur Gedung


Pertemuan 1
ERMA DESMALIANA, S.T., M.T.

ermadesmaliana@itenas.ac.id
Perancangan Struktur Gedung

Hal yang perlu ditinjau dalam perancangan


struktur gedung, meliputi kriteria:
 Strength (kekuatan)
 Stiffness (kekakuan)
 Serviceability
Perancangan Struktur Gedung

Analisis struktur gedung dapat dilakukan dengan


software berbasis finite element, seperti:
 SAP2000
 ETABS
Perancangan Struktur Gedung

 Konsep perancangan struktur gedung didasarkan


pada analisis kekuatan batas (ultimate strength) yang
mempunyai daktilitas cukup untuk menyerap energi
gempa sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 Berbagai macam kombinasi pembebanan yang
meliputi beban mati, beban hidup, beban angin, dan
beban gempa dihitung dengan pemodelan struktur 3D
(space frame).
Konsep Perancangan Struktur Gedung

Berdasarkan konsep desain bangunan tahan gempa yang


berlaku saat ini, struktur bangunan tahan gempa harus terbuat
dari sistem struktur yang perilakunya daktail.
 Daktilitas adalah kemampuan suatu struktur gedung untuk
mengalami simpangan pasca-elastik yang besar secara
berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa di atas
beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan
pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan
yang cukup,sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri,
walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang
keruntuhan.
Konsep Perancangan Struktur Gedung

 Perilaku ini cukup penting karena saat pelelehan


elemen struktur terjadi maka terjadi pula peresapan
energi gempa oleh struktur.
 Saat terjadi gempa, daktilitas akan mempertahankan
kekuatan dan kekakuan pada struktur sehingga struktur
gedung tetap berdiri walaupun telah berada pada
ambang keruntuhan.
Gambaran struktur daktail
(Kantor Pusat Bank Sulteng)
dan struktur yang getas
(Hotel Roa Roa) paska
terkena goncangan gempa
palu, 2018, seperti gambar di
samping.
Konsep Perancangan Struktur Gedung

 Struktur dengan daktilitas tertentu akan memungkinkan


terjadinya sendi plastis secara bertahap pada elemen-
elemen struktur yang telah ditentukan.
 Dengan terbentuknya sendi plastis pada struktur, maka
struktur akan mampu menahan beban gempa yang
besar tanpa memberikan kekuatan berlebihan pada
elemen struktur karena energi kinetik akibat gerakan
tanah yang diterima akan diserap oleh sendi plastis
tersebut.
Konsep Perancangan Struktur Gedung

 Semakin banyak sendi plastis yang terjadi pada struktur


maka semakin banyak pula energi yang diserap oleh
struktur.
 Agar struktur gedung memiliki daktilitas yang tinggi,
maka harus direncanakan sendi plastis yang terjadi
berada pada balok-balok dan bukan terjadi pada
kolom, kecuali pada kaki kolom paling bawah dan
bagian atas kolom penyangga atap (Gambar 2).
Konsep Perancangan Struktur Gedung

 Hal ini dapat terjadi jika bangunan didesain dengan


kapasitas kolom-kolom melebihi kapasitas balok yang
bertemu pada kolom tersebut (Strong Column Weak Beam).
Selain itu displacement yang yang terjadi harus dijaga
batasannya agar menjaga integrasi bangunan dan
bertambahnya momen akibat P-Δ efek.
 Rasio antara simpangan maksimum struktur (Xmax) terhadap
simpangan struktur pada saat terjadi sendi plastis yang
pertama (Xy) dinyatakan sebagai faktor daktilitas (μ).
Konsep Perancangan Struktur Gedung

 Untuk mendapatkan gambaran perilaku struktur dari


saat struktur masih linear elastis, pelelehan pertama
pada elemen struktur sampai dengan keruntuhannya
saat terkena goncangan gempa dapat dilakukan
dengan analisis non linear static dengan metode
analisis gaya dorong static (pushover analysis).
Kolom Getas vs Kolom Daktail

 Tulangan baja di dalam kolom beton merupakan faktor kunci dalam kekuatan
bangunan beton. Di bawah ini adalah perbandingan kolom getas dan kolom
daktail dan bagaimana perilaku keduanya saat diguncang gempa bumi.
Kolom Getas vs Kolom Daktail
Kolom Getas vs Kolom Daktail
Kolom Getas vs Kolom Daktail
Kolom Getas vs Kolom Daktail
Sistem Struktur

Sistem struktur adalah yang termasuk pada:


 Konstruksi pelat lantai atau pelat atap, baik pelat satu arah maupun pelat dua
arah.
 Balok dan pelat berusuk.
 Kolom.
 Dinding.
 Diafragma.
 Fondasi.
 Joint, sambungan (connections), dan angkur yang dibutuhkan untuk
menyalurkan gaya dari satu komponen ke komponen lain.
Sistem Rangka Pemikul Momen
(Moment Frame)

Rangka dimana komponen balok, pelat, kolom dan joint menahan


gaya melalui lentur, geser, dan gaya aksial.

 Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (Ordinary Moment Frame /


OMF), untuk perhitungan struktur gedung yang wilayah dengan
tingkat kegempaan rendah. Untuk struktur yang masuk dalam KDS
B tidak diharapkan terkena guncangan tanah yang kuat, tetapi
mungkin terkena guncangan yang rendah pada interval waktu
yang panjang.
Sistem Rangka Pemikul Momen
(Moment Frame)

 Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (Intermediate Moment


Frame / IMF), untuk perhitungan struktur gedung yang masuk
wilayah dengan tingkat kegempaan sedang. Untuk struktur yang
masuk dalam KDS C dapat terkena guncangan tanah menengah
(moderately strong).
 Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (Special Moment Frame /
SMF), untuk perhitungan struktur gedung yang masuk wilayah
dengan tingkat kegempaan tinggi atau diaplikasikan dalam
perencanaan High Rise Building. Untuk struktur yang masuk dalam
KDS D, E atau F dapat terkena guncangan tanah yang kuat
Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam perencanaan struktur gedung

 Data tanah dari hasil sondir


 Data bangunan
 Data gambar proyek, terdiri dari gambar
arsitektur, gambar struktur, gambar potongan,
dan denah lantai
 Data lain yang menyangkut RKS (Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat)
Peraturan dan Standar Perencanaan

SNI 2847:2019
SNI 1727:2020
SNI 1726:2019
SNI 1729:2020
Preliminary Design

1. Perencanaan Pelat
 Penentuan dimensi pelat dan pelat atap.
 Perencanaan pelat satu arah.
2. Perencanaan Balok
 Penentuan dimensi balok terdiri dari perencanaan lebar efektif balok.
3. Perencanaan Kolom
 Penentuan dimensi kolom.
 Pengaruh kelangsingan kolom.
 Perbesaran momen.
Penulangan

 Penulangan dihitung berdasarkan data-data yang diperoleh dari


output SAP2000 atau ETABS.
 Dari output SAP2000 atau ETABS diperoleh gaya geser (V), momen
lentur (M), momen torsi (T), dan nilai gaya aksial (P).
 Perhitungan penulangan geser, lentur, dan puntir pada semua
komponen utama.
 Kontrol masing-masing perhitungan manual.
 Penabelan penulangan yang terpakai pada elemen struktur yang
dihitung.
 Penggambaran detail penulangan.
Persyaratan Kekuatan Struktur

 Persyaratan Kekuatan Tekan


Persyaratan Kekuatan Struktur

 Modulus Elastisitas Beton (𝐸𝑐 )

 Modulus Retak Beton (𝑓𝑟 )


Reduksi Momen Inersia

Anda mungkin juga menyukai