LAPORAN
TUGAS BESAR PERANCANGAN GEDUNG
DISUSUN OLEH:
Assalamualaikum. wr.wb.
KATA PENGANTAR.................................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
FILOSOFI PERANCANGAN.....................................................................................1
1. Data Teknis............................................................................................10
2. Preliminary Design.................................................................................10
DIMENSI KOLOM...................................................................................15
A. Umum...................................................................................................19
B. Perencanaan Tangga..............................................................................19
C. Perencanaan Pelat..................................................................................29
A. Umum...................................................................................................37
B. Permodelan Struktur..............................................................................37
C. Data Perencanaan..................................................................................37
1
Gambar 1.1 daktilitas gedung
Pada gambar diatas, beban gempa direpresentasikan oleh beban
geser dasar V yang dipikul oleh struktur, dan simpangan oleh simpangan
struktur di puncaknya δ. Selanjutnya tingkat datilitas suatu struktur
menurut SNI dinyatakan denga suatu faktor yang disebut faktor
3
KONSEP RANCANGAN STRUKTUR
Pada dasarnya suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi
kriteria berikut:
- Kuat (strength)
- Layak (serviceability)
4
Faktor reduksi sebagai faktor keamanan untuk
mengantisipasi penyimpangan- penyimpangan yang sangat
mungkin terjadi dalam pelaksanaan di lapangan.
ФPn Pu
ФMn Mu
ФVn Vu
ФTn Tu
Layak berarti suatu struktur atau elemen struktur harus
memiliki lendutan atau simpangan yang masih dalam batas
toleransi sehingga penghuni struktur tersebut tidak merasa
terancam bahaya. Oleh karena itu perlu dilakukan kontrol
servicebility untuk kenyamanan yaitu kontrol lendutan dan
kontrol retak.
6
gempa dan berada pada wilayah gempa 5,6 sangat cocok
menggunakan desain struktur jenis open frame atau Sistem
Rangka Pemikul Momen dengan metode in-elastis (struktur
didesain dapat mengalami kondisi plastis sampai akhirnya
rusak/runtuhtidak didesain untuk dapat menahan beban
gempa tanpa mengalami kerusakan (elastis) karena akan
dibutuhkan kolom yang sangat besar dan membutuhkan biaya
yang sangat mahal, akan tetapi daerah-daerah yang mengalami
keruntuhan/kerusakan dibatasi agar dapat meminimalisir
adanya korban jiwa.
Open Frame
Open frame adalah sistem struktur yang terdiri dari
rangka balok kolom untuk menahan beban dari gempa, di mana
dinding pengisi tak diperhitungkan memikul beban gempa.
Gambar 1.2 Struktur Rangka Terbuka
7
Sistem Struktur open frame memudahkan struktur untuk
berdeformasi secara daktail, dibandingkan dengan sistem
struktur infilled frame karena adanya dinding pengisi pada
sistem struktur infilled frame sehingga mengurangi
daktilitasnya.
Menurut SNI 2847 2013 pasal 21.6.2 Kuat Lentur kolom harus
memenuhi persamaan :
8
BAB II
PRELIMINARY DESIGN
1. Data Teknis
Mutu beton (fc’) : 40 Mpa
Mutu baja tulangan (fy) : 350 Mpa
Mutu tulangan Sengkang : 350 Mpa
Fungsi bangunan : Perpustakaan
Tinggi bangunan :8m
Lokasi bangunan : Aceh
Tinggi antar lantai :4m
2. Preliminary Design
1. Dimensi Balok Induk
9
Bentang 400 cm
1
hmin ¿ × 400=33 , 33 cm ≫ 35 cm
12
2
b ¿ ×35=23 , 33 cm ≫ 25 cm
3
sehingga dimensi balok dengan bentang 400 cm ya
itu, ¿ 25 ×35 cm
Bentang 500 cm
1
hmin ¿ ×500=41 , 7 cm ≫ 45 cm
12
2
b ¿ × 45=30 cm ≫ 30 cm
3
10
sehingga dimensi balok dengan bentang 500 cm ya
itu, ¿ 30 × 45 cm
Bentang 550 cm
1
hmin ¿ ×550=45 , 8 cm ≫ 50 cm
12
2
b ¿ ×50=33 , 3 cm ≫ 35 cm
3
sehingga dimensi balok dengan bentang 550 cm ya
itu, ¿ 35 ×50 cm
Bentang hmin b
400 35 25
500 45 30
550 50 35
11
Jadi, dimensi balok induk yang akan digunakan dalam ana
lisis adalah:
B1(25 x 35 cm)untuk balok yang memiliki bentang sebesar
400 m.
B2(30 x 45 cm) untuk balok yang memiliki bentang sebesar
500 m.
B3(35 x 50 cm)untuk balok yang memiliki bentang sebesar
550 m.
Bentang hmin b
400 25 20
500 35 25
550 35 25
13
DIMENSI KOLOM
14
Beban Atap
Beban
Beban mati b l t berat kg
sendiri
plat lantai atap
2400 4.75 5.25 0.1 5985
(10cm)
penggantung 7 4.75 5.25 175
plafound 11 4.75 5.25 274
B1(400) 2400 0.25 2 0.35 420
B2(500) 2400 0.3 2.5 0.45 810
B3(550) 2400 0.35 2.75 0.5 1155
BA1(500) 2400 0.25 1.25 0.35 263
BA2(550) 2400 0.25 1.375 0.35 289
Dinding 250 0
Tegel 24 0
Spesi 21 4.75 5.25 524
Kolom 2400 0
Dacting dan
25 4.75 5.25 623
Plumbing
Beban Hidup 0
lantai atap 96 4.75 5.25 2394
Hujan 20 4.75 5.25 499
WD Total 10517
WL Total 2893
15
Beban Lantai
Beban
Beban mati b l t berat kg
sendiri
plat lantai (12cm) 2400 4.75 5.25 0.12 7182
penggantung 7 4.75 5.25 175
plafound 11 4.75 5.25 274
B1(400) 2400 0.25 2 0.35 420
B2(500) 2400 0.3 2.5 0.45 810
B3(550) 2400 0.35 2.75 0.5 1155
BA1(500) 2400 0.25 1.25 0.35 263
BA2(550) 2400 0.25 1.375 0.35 289
Dinding 250 13.75 3438
Tegel 24 0
Spesi 21 4.75 5.25 524
Kolom 2400 0.4 0.4 0.4 154
kramik 48 4.75 5.25 1197
Dacting dan
25 4.75 5.25 623
Plumbing
Beban Hidup 0
untuk perpustkaan 400 4.75 5.25 9975
hujan 20 0
WD Total 16502
WL Total 9975
16
Jadi , berat total
W =1 ,2(WD 1+WD 2)+1 , 6(WL 1+WL 2)
¿ 1 ,2 ( 10517+16349 )+ 1, 4 ( 2893+9975 )
¿ 52827 , 60 kg
Direncanakan mutu beton 30 MPa
' 2
Ϝ c=30 MPa=300 kg /cm
P
A=3 '
f c
52827 ,60
¿3
300
2
¿ 528 , 28 cm
2
b =A=528 , 28 cm
b=23 cm
Sehingga digunakan b = 25 cm
Jadi, dimensi kolom yang digunakan yaitu 25x25 cm
17
BAB III
PERENCANAAN STRUKTUR
SEKUNDER
A. Umum
Struktur gedung terbagi menjadi dua yaitu
struktur utama dan struktur sekunder. Struktur sekunder
tidak menahan beban secara keseluruhan, namun tetap
mengalami tegangan tegangan akibat pembebanan yang
bekerja secara langsung pada bagian tersebut, maupun
akibat perubahan bentuk dari struktur primer. Bagian dari
struktur sekunder meliputi tangga, pelat lantai, balok lift,
dan balok anak. Bab ini akan membahas mengenai
perancangan struktur sekunder.
B. Perencanaan Tangga
18
19
Gambar 4.6 Denah Tangga
20
Perencanaan Pelat Anak Tangga
Tinggi injakan (t)= 15 cm
Jumlah tanjakan = 200/20 = 10
Jumlah injakan (n) = 10-1 = 9 buah
200
Kemiringan tangga (α)= arc tan = 34 °
300
Tebal plat tangga rata-rata = 28,4 cm
Pembebanan Tangga dan Bordes
Pembebanan Tangga
o Beban Mati
0 ,34 x 2400
Pelat tangga : = 984,27 kg/m2
cos 34
Spesi Horizontal (t=1 cm) = 21 kg/m2
Spesi Vertikal (t=1 cm) = 21 kg/m2
Tegel Horizontal (t=1 cm) = 24 kg/m2
Tegel Vertikal (t=1 cm) = 24 kg/m2
Berat Pegangan (t=1 cm) = 30 kg/m2
QDL = 1104,27 kg/m2
o Beban Hidup
QLL = 300 kg/m2
QU = 1,2 QD + 1,6 QL
= 1,2 (1104,27) + 1,6 (300)
= 1805,124 kg/m2
Pembebanan Bordes
o Beban Mati
Pelat tangga : 0 , 02 x 2400 = 480 kg/m2
Spesi 2 cm = 42 kg/m2
Tegel 2 cm = 48 kg/m2
Berat pegangan = 30 kg/m2 +
21
QDL = 570 kg/m2
o Beban Hidup
QL = 300 kg/m2
QU = 1,2 QD + 1,6 QL
= 1,2 (570) + 1,6 (300)
= 1164 kg/m2
1805,124
34o
3m
1m
22
Perhitungan Gaya Dalam Tangga
o Bentang B-C
Bidang N : NBC = 0
Bidang D : DC = RC = 3049,26 kg
DB Ka = RC – q1.1 = 1885,26 kg
Bidang M : MC = 0
M max >> Dx1 = 0
M max = MB Ka = Rc (1) – 0,5.q1(1)2
= 2467,26 kg.m
o Bentang A-B
Bidang N : NA = -RA sin α + HA cos α
= -3530,107 sin 34 ° + 0
= -1974,01 kg
NB= NA + (q2 sin α Lab)
= -1974,01 + (1805,124 sin 34 ° . 3)
= 1054,23 kg
Bidang D : DA = RAcos α + HA sin α
= 3530,107 cos 34 ° + 0
= 2926,59 kg
DB Ki = DA - (q2 cos α Lab)
= 2926,59 – (1805,124 cos 34 ° .3)
= -1562,96 kg
Bidang M : MA= 0
M max : Dx = 0
RA – q2.x1 = 0
3530,107
x1 = =2m
1805,124
M max = 3530,107 (2) – 0,5 (1805,124) (2)2
= 3449,96 kg.m
23
Perhitungan Penulangan Tangga
o Untuk anak tangga
Fy = 350 Mpa
f’c = 30 Mpa
'
f c − 28
β1 = 0,85 – 0,05 ( ) = 0,84
7
tulangan (D) = 13 mm
tebal pelat = 20 cm
tebal cover = 20 mm
13
Dx = 200-20- ( ) = 173,55 mm
2
Mencari rasio luasan tulangan dan beton digunakan ρmin = 0,0018 (SNI 2847:2013 pasal
(7.12.2.1))
fy 350
m= ' = = 13,73
0 , 85 f c 0 , 85 x 30
o Untuk bordes
f’c = 30 Mpa
fy = 350 Mpa
'
f c − 28
β1 = 0,85 – 0,05 ( ) = 0,84
7
tulangan (D) = 13 mm
tebal pelat = 20 cm
tebal cover = 20 mm
13
Dx = 200-20- ( ) = 173,55 mm
2
Mencari rasio luasan tulangan dan beton digunakan ρmin = 0,0018 (SNI 2847:2013 pasal
(7.12.2.1))
fy 350
m= ' = = 13,73
0 , 85 f c 0 , 85 x 30
o Penulangan Pelat Tangga
Mu = 3449,96 kg.m = 33832550,234 N.mm
Mu 33832550,234
Rn = 2 = 2 = 1,25
Øbd 0 , 9 x 1000 x 173 , 5
24
Diketahui harga Ø = 0,9 (diasumsikan)
ρ=
1
13 ,73
( 1- 1−
√2 x 13 , 73 x 1 , 25
350
= 0,0037
ρ> ρmin
0,0037>0,0018
Sehingga digunakan ρ = 0,0037
As perlu = ρbd = 0,0037 x 1000 x 173,5 = 641,95 mm2
641 ,95
n = = 5 ( As = 663,65)
132 ,73
1000
s = = 200 Nmm
5
digunakan tulangan bagi D13-200
As . fy 663 ,65.350
α= ' = = 9,11 mm
0 , 85 f c . b 0 , 85.30.1000
α 9 ,11
𝐶= = = 11,39 mm
β1 0,8
d 173 ,5
ɛ𝑡 = 0,003 ( -1) = 0,003 ( -1) = 0,042
c 11, 39
Berdasarkan SNI 2847:2013 Gambar S9.3.2 di dapat ɛ𝑡 lebih besar daripada 0,005 sehingga
pelat termasuk dalam kondisi terkontrol tarik dengan nilai ϕ sebesar 0,9.
As tulangan bagi = 20% As=20% . 641,95
= 128,39 mm2
n =128,39/78,54= 2
s = 1000/2=500 mm
Digunakan tulangan bagi D10-500
o Penulangan Pelat bordes
Mu = 2467,26 Kgm = 24195555,279 Nmm
Mu 24195555,279
Rn = = = 0,89
Øbd ² 0 , 9.1000.173 ,5²
Diketahui harga Ø=0,9 (diasumsikan)
ρ=
1
13 ,73
( 1- 1−
√2 x 13 , 73 x 0 , 89
350
)= 0,0026
ρ> ρmin
0,0026>0,0018
Sehingga digunakan ρ = 0,0026
As perlu = ρbd = 0,0026 x 1000 x 173,5 = 451,1 mm2
25
451 ,1
n = = 4 ( As = 530,92)
132, 73
1000
s = = 250 Nmm
4
digunakan tulangan bagi D13-200
As . fy 530 ,92.350
α= ' = = 7,28 mm
0 , 85 f c . b 0 , 85.30.1000
α 7 ,28
𝐶= = = 9,1 mm
β1 0,8
d 173 ,5
ɛ𝑡 = 0,003 ( -1) = 0,003 ( -1) = 0,054
c 9 ,1
Berdasarkan SNI 2847:2013 Gambar S9.3.2 di dapatɛ𝑡 lebih besar daripada 0,005 sehingga
pelat termasuk dalam kondisi terkontrol tarik dengan nilai ϕ sebesar 0,9.
As tulangan bagi = 20% As=20%. 451,1
= 90,22 mm2
n = 90,22 / 78,54 = 1,15
s = 1000/2=500 mm
Digunakan tulangan bagi D10-500
o Penulangan balok bordes
Gunakan dimensi balok bordes 25/35
Beban mati (DL)
Pelat bordes = 480 x 1 = 480 Kg/m
Berat balok = 0,25 x 0,35 x 2400 = 210 Kg/m
QDL = 690 Kg/m
Beban hidup (LL)
QLL=300.1= 300Kg/m
Kombinasi
Qu= 1,2QDL+ 1,6QLL = 1308 Kg/m
Mu = -1/10Qu l2= -1/10. 1308. 42
= -2092,80 Kg m
= -20928000 Nmm
d = 350 – 40 - 0,5.16 – 8 = 294 mm
Mu 20928000
Mn = = = 23253333,3 Nmm
Ø 0,9
26
Mn 23253333 ,3
Rn = = = 0,9
bd 2 300.294 2
1, 4
𝜌𝑚𝑖𝑛 =
fy = 0,004
0 ,25 √ f ' c
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = 0,0039
fy
𝜌 =
1
13 ,73 ( √
1− 1−
2 x 13 ,73 x 0 ,9
350 )
= 0,0026
𝜌𝑚𝑖𝑛 > 𝜌
ɛ𝑡 = 0,003 ( )
d
c
− 1 = 0,003
294
(
23 , 62 )
−1 = 0,034
berdasarkan SNI 2847:2013 Gambar S9.3.2 didapat ɛ𝑡 lebih besar dari pada 0,005
sehingga pelat termasuk dalam kondisi terkontrol tarik dengan nilai ϕ sebesar 0,9.
Penulangan geser Balok Bordes
Vu total = 0,5 x qu x I
= 0,5 x 1308 x 1= 654kg = 654 N
1
6 √
Vc = x f ' c .bw . d
1
6 √
Vc = x 30 .250. 294 = 67096,013
27
Karena Vu > фVc, maka tidak diperlukan tulangan geser
Maka digunakan tulangan geser praktis :
Ф 10-150 (Pada daerah tumpuan)
Ф 10-150 (Pada daerah lapangan)
C. Perencanaan Pelat
Pelat yang direncanakan dibagi menjadi dua, yaitu pelat atap dan pelat lantai. Seperti
yang telah dijelaskan pada bab preliminary desain, tipe pelat direncanakan dengan
ketebalan 12 cm untuk pelat lantai dan 10 cm untuk pelat atap.
Data Perencanaan
Data perencanaan pelat meliputi mutu bahan dan tulangan yang hendak
direncanakan , dimensi dan pembebanan yang terjadi di arena pelat baik
untuk pelat atap ataupun pelat lantai.
Mutu bahan yang digunakan untuk perancanaan pelat sesuai dengan
preliminary desain sebagai berikut:
Mutu beton : 30 Mpa
Mutu baja : 350 Mpa
Tebal pelat atap : 10 cm
Tebal pelat lantai : 12 cm
Diameter tulangan rencana (ɸ) :10 cm
Pembebanan pelat
Pembebanan pada pelat dibagi menjadi dua yaitu pembebanan pada pelat atap
dan pelat lantai. Hal ini dikarenakan beban yang bekerja berbeda-beda. Oleh
karena itu perhitungan pembebanan dan penulangan dibedakan.
1. Pelat Atap
Beban yang bekerja pada pelat atap terdiri dari 2 jenis beban, yaitu beban
mati (qD) dan beban hidup (qL).
Beban mati
28
Pelat Atap = 0,10 x 2400 = 240 kg/m2
Penggantung = 7 kg/m2
Plafond = 11 kg/m2
Spesi ( t = 2 cm ) = 2 x 21 = 42 kg/m2
Plumbing & Ducting = 25 kg/m2
qDT = 325 kg/m2
beban Hidup
Lantai Atap = 96 kg/m2
Beban air hujan = 20 kg/m2
qLT = 116 kg/m2
Kombinasi = 1,2 qDT + 1,6 qLT
= ( 1,2 x 325 kg/m2 ) + ( 1,6 x 116 kg/m2 )
= 575,6 kg/m2
2. Pelat lantai
Beban yang bekerja pada pelat lantai juga terdiri dari dua jenis
beban, yaitu beban mati (qD) dan beban hidup (qL).
Beban Mati
Pelat Lantai = 0,12 x 2400 = 288 kg/m2
Penggantung = 7 kg/m2
Plafond = 11 kg/m2
Spesi ( t= 2 cm ) = 2 x 21 = 42 kg/m2
Tegel ( t= 2 cm ) = 2 x 24 = 48 kg/m2
Pipa & Ducting = 25 kg/m2
qDT = 421 kg/m2
Beban Hidup
R. Perpustakaan = 400 kg/m2
qLT = 400 kg/m2
Kombinasi = 1,2. qDT + 1,6. qLT
= (1,2 x 421 kg/m2) + (1,6 x 400 kg/m2)
= 1145,2
Penulangan Pelat
29
Tahapan yang digunakan dalam menentukan tulangan lentur plat adalah
sebagai berikut :
1. Menentukan data-data d, fy, f’c, dan Mu.
2. Menentukan harga β1
'
( f c −28)
β 1=¿0,85 – 0,05
7
(SNI 2847:2013pasal (10.2.7.3))
3. Menentukan batasan harga tulangan dengan menggunakan rasio tulangan yang
diisyaratkan sebagai berikut :
ρ min = 0,0014
(SNI 2847:2013pasal (7.12.2.1))
4. Menentukan harga m
fy
m=
0 , 85 f ' c
5. Menentukan Rn
Mu
Rn=
∅ bd2
6. Hitung rasio tulangan yang dibutuhkan :
ρ=
1
m
(1− 1−
√
2 xmxRn
fy
)
30
εt =0,003 ¿ - 1)
Kemudian pada SNI 2847:2013 Gambar s 9.3.2 dicari harga ɸ berdasarkan
nilai εt .
100 dx dy
dx = 100 – 40 – ½. 10 = 55 mm
dy = 100 – 40 – ½. 10 - 10 = 45 mm
Lx = 550 – (55/2 + 50/2) = 497,5 cm
Ly = 500 – (25/2 + 35/2) = 470 cm
Ln
β= = 1,1 < 2 (Pelat 2 arah)
Sn
Dengan menggunakan koefisien momen PBI 1971 tabel 13.3.1
didapat persamaan momen sebagai berikut : (Ly/Lx = 1,06)
Mlx = 0,001.qu.Lx2. X;X = 23
Mly = 0,001.qu.Lx2. X;X = 21
Mtx = -0,001.qu.Lx2. X;X = 56
Mty = -0,001.qu.Lx2. X;X = 53
31
Mly = Momen lapangan arah y
Mtx = Momen tumpuan arah x
Mty = Momen tumpuan arah y
X = Nilai konstanta dari perbandingan Ly/Lx
ρ=
1
m
(1− 1−
√2 xmxRn
fy
)=
1
13 ,72
(1 − 1−
√
2 x 13 , 72 x 2 , 93
350
) = 0,0089
32
As . fy
a= ' = 6,72
0 , 85 f cb
a 6 , 72
c = = =8,84
β1 0 ,76
d 55
ɛ𝑡 = 0,003 ( −1 ¿= 0,003 ( − 1¿ = 5,22
c 8 , 84
Berdasarkan SNI 2847:2013 Gambar S9.3.2 didapat ɛ𝑡 lebih
besar daripada 0,005 sehingga pelat termasuk dalam kondisi
terkontrol tarik dengan nilai ϕ sebesar 0,9.
ρ =
1
m { √
1− 1 −
2. m. Rn
fy
=
1
}
13 ,72
1 − 1− { √
2.13 , 72.4 , 14
350 }
= 0,013
ρ > ρ min
0,013 > 0,0018
Sehingga digunakan ρ = 0,013
Asperlu = ρ b d
33
= 0,013 x 1000 x 45
= 585 mm2
Smaks = 450 mm (SNI 2847:2013 ps 7.6.5)
As perlu 585
n = = = 8 buah
Asd 10 78 ,54
1000 1000
s = = = 125 mm
n 8
S pakai = 200 mm
Aspasang = n x As = 8 x 78,54 = 628,32 mm > As perlu
Kontrol
As . fy 628 , 32. 350
a = ' = = 9,1 mm
0 , 85. f c . b 0 , 85.30.1000
a 9,1
c = = = 11,97
β 1 0 ,76
34
BAB IV
PEMBEBANAN DAN ANALISA STRUKTUR
A. Umum
Dalam perencanaan gedung bertingkat perlu dilakukan adanya perencanaan pembebanan
gravitasi maupun pembebanan gempa. Hal ini bertujuan agar struktur gedung tersebut mampu
untuk memikul beban beban yang terjadi. Pembebanan gravitasi mengacup ada ketentuan
SNI 2847:2013, dan pembebanan gempa dengan mengacu pada SNI 1726:2012, yang
didalamnya terdapat ketentuan dan persyaratan perhitungan beban gempa.
B. Permodelan Struktur
Dalam perhitungan analisa beban gempa perlu suatu pemodelan struktur, struktur Gedung
perpustakaan Denpasar dianalisa dengan dengan menggunakan analisa respons dinamik.
C. Data Perencanaan
Data-data perencanaan pembebanan Gedung pepustakaan Denpasar yang digunakan adalah
sebagai berikut:
35
Fungsi Bangunan :Gedung Perpustakaan
Lokasi : Aceh
Kelas Situs : SD (Tanah Sedang)
Kategori Resiko : IV
Mutu Beton (𝑓′𝑐) :30 MPa
Mutu Baja (𝑓𝑦) :350 MPa
Ketinggian Lantai :8m
Beban Mati (PPIUG 1983)
Berat sendiri beton bertulang : 2400Kg/m3
Adukan finishing : 21Kg/m3
Tegel : 24Kg/m3
Dinding setengah bata merah : 250Kg/m3
Plafond : 11Kg/m3
Penggantung : 7 Kg/m3
Plumbing dan Ducting : 25 Kg/m3
Beban Hidup (SNI 1727:2013)
Lantai atap : 96 Kg/m2
Hujan : 20 Kg/m2
R. Perpustakaan : 400 Kg/m2
Tangga : 300 Kg/m
Berat sendiri dari elemen struktur dikalkulasikan oleh SAP.
36
Gambar4.12 Peta untuk Menetukan Harga SS
Ss, Gempa Maksimum yang dipertimbangkan resiko tersesuaikan (MCER). Parameter gerak
tanah, untuk percepatan respons spektral 0,2 detik dalam g,(5%redaman kritis), Kelassitus
SE. Dari gambar 4.12 untuk daerah Denpasar didapatkan nilai Ss = 1,0837 g .
37
Sehingga dari data diatas dapat diperoleh:
Nilai Ss yang diperlukan dari data = 0.679 g
Nilai Ss yang diperoleh dari tabel data = 0.75 1
Nilai kelas situs = 1.2 1.1
Maka nilai Fa = 1.229 g
38
Tabel 4.10 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respon Percepatan Pada Periode
Pendek (SDS)
Tabel 4.11 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respon Percepatan Pada Periode
1 detik (SD1)
39
Tabel 4.12 Sistem Penahan Gaya Seismik
Untuk SDS sebesar 0,66974 dan SD1 sebesar 0,424 dan kategori resiko II kategori
desain seismik tergolong kategori D. Untuk kategori D tipe Sistem Rangka Pemikul Momen
Khusus (SRPMK).
40
Tabel 4.14 Koefisien Ct dan x
Sehingga:
Ta = Ct × (hn)x
= 0,0466 x (8)0.9
= 0.30281 detik
T = Cu x Ta
= 1,4 x 0.30281
= 0.42393 detik
41
OutputCas StepTyp StepNu Eigenvalu
Period Frequency CircFreq
e e m e
Text Text Unitless Sec Cyc/sec rad/sec rad2/sec2
0.53491 1.8694660 11.74620 137.97324
MODAL Mode 1
2 2 1 7
0.53363 1.8739244 11.77421 138.63213
MODAL Mode 2
9 6 5 1
0.47020 2.1267501 13.36276 178.56350
MODAL Mode 3
1 9 6 3
0.20635 4.8459199 30.44781 927.06932
MODAL Mode 4
9 6 3 2
0.20272 4.9327750 960.59951
MODAL Mode 5 30.99354
6 9 9
0.17883 5.5918746 35.13478 1234.4530
MODAL Mode 6
1 2 4 8
0.10623 9.4132647 59.14528 3498.1649
MODAL Mode 7
3 7 7 6
0.10306 9.7026776 60.96372 3716.5753
MODAL Mode 8
4 2 1 4
0.10146 9.8552962 61.92265 3834.4149
MODAL Mode 9
8 6 3 1
0.09961 10.038898 63.07625 3978.6142
MODAL Mode 10
3 2 7 5
0.09855 10.146183 63.75035 4064.1073
MODAL Mode 11
9 7 2 9
0.09544 65.82737 4333.2432
MODAL Mode 12 10.476752
9 4 3
0.53491
2
S DS
Cs= R
T
R = 8 ( Tabel 12 SNI 1726 : 2019 )
I = 1,5 ( Tabel 4 SNI 1726 : 2019 )
CS = 0.14441805
CS Tidak lebih dari
42
SD 1
Cs= T R
I
CS = 0,178766308054843
CS Tidak boleh kurang dari
Cs = 0,044 SDS I > 0,01
Cs = 0,05084 > 0,01
111594.856
0,85 v 4
vxt 193520.58
vyt 192848.91
untuk arah x
vxt > 0,85 v
111594.
193520.6 > 9 OKE
untuk arah y
Vyt > 0,85 v
111594.
192848.9 > 9 OKE
43
KONTROL ANALISIS GEMPA DINAMIS
1. jumlah ragam / partisipasi Masa
OKE OKE
Syarat : Partisipasi Massa Harus > 90%
noted : Jika tidak terpenuhi tambahkan jumlah mode (modal modify load case)
44
TABLE: Joint Displacements
Joint X Y
Text m m
atap 0.013934 0.012324
lt 2 0.007842 0.006987
dasar 0 0
(δ 2 −δ 1)× Cd
∆ x= <∆ a→ ∆ a=0,025 ℎx
1
Keterangan :
I = faktor keutamaan
45
Simpangan Lantai Arah x (Δx)
noted : Jika tidak terpenuhi maka gedung terlalu fleksibel perlu di perbesar lagi pada penampangnya
Umum
Perencanaan struktur utama non prategang ini meliputi
perencanaan balok induk, kolom, serta hubungan balok kolom.
Perhitungan yang dilakukan mengacu pada ketentuan SNI 2847:2013,
dan pembebanan gempa dengan mengacu pada SNI 1726:2012, yang
di dalamnya terdapat ketentuan dan persyaratan perhitungan beban
gempa. Perencanaan Gedung Bupati Lombok Timur secara
keseluruhan konstruksinya menggunakan beton bertulang biasa,
46
sehingga diperlukan ketelitian antara pengaplikasian software bantu
sipil untuk perhitungan gaya-gaya pada bab pembebanan dan
perhitungan kebutuhan penulangan secara manual.
Dimensi : 45/65
47
d = h – (decking +Dsengkang + ½ . Dtul.utama)
= 650-(40 + 13 + 0,5 x 25) = 484,5 mm
Menentukan harga β1
( f ' c − 28)
𝛽1 = 0.85 − 0.05 SNI 03-2847-2013 pasal (10.2.7.3)
7
I. Mencari minimum
0.25 x f ' c
min = fy
SNI 2847:2013 pasal (10.5.1)
0.25 x 40
min = 400 = 0,0039
1, 4
min = fy
1,4
min = 400 = 0,0035
Dari kedua harga min tersebut, diambil harga yang terbesar 0,0039
48
II. Menentukan harga m
fy 400
M= = =11, 76
0 , 85 f c 0 , 85 x 40
'
Menentukan Rn
Mn
Rn = 2
bd
As . fy
a= '
0 , 85 f cb
a 12, 2
C = 1 = 0,8
49
a
ɛ𝑡 = 0,003 ( − 1¿
c
V. Penulangan Geser
Perhitungan penulangan geser yang dipengaruhi beban gempa dihitung dari kapasitas
balok memikul momen probable. Menurut SNI 2847:2013 Pasal 21.5.4 : gaya geser
rencana Ve harus ditentukan dari peninjauan gaya statik pada bagian tumpuan. Momen-
momen dengan tanda berlawanan sehubungan dengan kuat lentur maximum Mpr ,
harus dianggap bekerja pada muka-muka tumpuan, dan komponen stuktur tersebut
dibebani penuh beban gravitasi terfaktor serta Ve harus dicari dari nilai terbesar akibat
beban gempa arah ke kanan dan ke kiri.
Besarnya momen probable dipengaruhi oleh disain kemampuan tulangan lenturnya.
Harga momen probable dapat dicari dengan rumus berikut:
As (1 ,25 fy)
a=
0 , 85 f ' c b
a
Mpr = A𝑠 (1,25 𝑓𝑦) (d - ¿
2
50
Beban hidup : 1800 kg/m
Beban Balok 2400x0,45x0,65 = 702 kg/m
Beban terbagi rata ultimate (Wu)
= (1,2D + 1L)
= (1,2x(3157,5+1800)) + 1,0x 702
= 6431,4 kg/m
Perhitungan gaya geser akibat gempa kiri dan kanan baik (+) maupun (-) memiliki nilai
yang sama, maka dihitung salah satu sisi saja.
51
SIMPANG X
SIMPANG X
52
SIMPANG Y
SIMPANG Y
53