Anda di halaman 1dari 56

/

LAPORAN
TUGAS BESAR PERANCANGAN GEDUNG

Dosen : Fedya Diajeng Aryani St., Mt.

DISUSUN OLEH:

YUNIARSA AMELIA ( 222012020161 )


ZUHRATUL ‘AINI UTARI ( 222012020769 )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI
TAHUN 2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. wr.wb.

Puji syukur senantiasa tercurah kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya, shalawat serta salam terhanturkan
kepada baginda Rasulullah S.A.W, sehingga Laporan Tugas Besar
“Perancagan Gedung” ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan
laporan Tugas Akhir dimaksudkan untuk melengkapi syarat-syarat
kelulusan Program studi S1 Teknik Sipil Universitas Gunung Rinjani.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Besar ini. Selama penyusunan laporan
ini, telah banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

sekaligus penghargaan sebesar-besarnya kepada:


1. Allah SWT atas segala anugerah dalam kehidupan ini.
2. Ibu Fedya Diajeng Aryani, ST, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Gunung Rinjani dan selaku Dosen Pembimbing.
3. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
Sangat banyak membantu kelancaran dan penyelesaian penyusunan
laporan ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................I

DAFTAR ISI............................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

FILOSOFI PERANCANGAN.....................................................................................1

KONSEP RANCANGAN STRUKTUR......................................................4

BAB II PRELIMINARY DESIGN................................................................................9

1. Data Teknis............................................................................................10

2. Preliminary Design.................................................................................10

DIMENSI KOLOM...................................................................................15

BAB III PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER..................................................19

A. Umum...................................................................................................19

B. Perencanaan Tangga..............................................................................19

C. Perencanaan Pelat..................................................................................29

BAB IV PEMBEBANAN DAN ANALISA STRUKTUR................................................37

A. Umum...................................................................................................37

B. Permodelan Struktur..............................................................................37

C. Data Perencanaan..................................................................................37

Analisa Beban Gempa................................................................................38


BAB I
PENDAHULUAN
FILOSOFI PERANCANGAN

Filosofi perancangan bangunan sipil adalah perancangan struktur


yang dapat menyalurkan beban-bebannya menuju ke pondasi dengan baik
tanpa keruntuhan. Mekanisme penyaluran beban tadi bisa terjadi secara
langsung berupa momen, gaya aksial, torsi dan geser (atau
kombinasinya). Semua mekanisme tadi menyalurkan gaya-gaya ke
pondasi, dan pondasi harus kuat memikulnya.
Untuk struktur bangunan gedung tahan gempa, harus dirancang
dapat menahan beban gempa kecil, sedang, maupun besar. Oleh karena
itu, bangunan gedung harus didesain agar mampu berdeformasi daktail.
Struktur daktail adalah struktur yang mampu mengalami simpangan yang
besar pasca fase elastis, sehingga struktur mampu tetap bertahan
walaupun sudah berada di ambang keruntuhan.
Diagram beban-simpangan suatu struktur gedung yang
direncanakan diberi suatu daktilitas tertentu (struktur daktail),
berdasarkan konsep simpangan maksimum , dapat divisualisasikan
seperti ditunjukkan dalam gambar berikut

1
Gambar 1.1 daktilitas gedung
Pada gambar diatas, beban gempa direpresentasikan oleh beban
geser dasar V yang dipikul oleh struktur, dan simpangan oleh simpangan
struktur di puncaknya δ. Selanjutnya tingkat datilitas suatu struktur
menurut SNI dinyatakan denga suatu faktor yang disebut faktor

daktilitas µ, yang merupakan rasio antara simpangan


maksimum δm dan simpangan pada saat terjadi pelelehan
pertama δy

Tentang Filosofi struktur gedung tahan gempa dapat


dijelaskan dengan Flow Chart
berikut

2 Elemen Struktur Struktur Daktail


Material Daktail
Daktail
Dalam merencakan struktur gedung yang tahan gempa, harus
diperhatikan pemilihan materialnya, karena dengan penggunaan
material yang daktail pada susunan sebuah elemen, material tersebut
akan medukung daktailitas elemennya. Dari elemen-elemen yang
tersebut diharapkan apabila disusun menjadi sebuah struktur, akan
mendukung daktilitasnya.
Falsafah perencanaan bangunan tahan gempa :
1. Bila terjadi gempa ringan, bangunan tidak boleh mengalami
kerusakan baik pada komponen non – structural (dinding retak,
genting, langit – langit jatuh, dsb) maupun komponen strukturalnya
(kolom dan balok retak, pondasi ambles, dsb).
2. Bila terjadi gempa sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan
pada komponen non – strukturalnya (sekunder) akan tetapi
komponen struktural (utama) tidak boleh rusak
3. Bangunan dapat menahan gempa bumi kuat tanpa mengalami
keruntuhan total bangunan, walaupun bagian komponen struktural
(utama) sudah mengalami kerusakan atau mencapai pelelehan. akan
tetapi jiwa penghuni bangunan tetap selamat, artinya sebelum
bangunan runtuh masih cukup waktu bagi penghuni bangunan untuk
keluar ke tempat yang aman.

3
KONSEP RANCANGAN STRUKTUR
Pada dasarnya suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi
kriteria berikut:

- Kuat (strength)
- Layak (serviceability)

Struktur dan komponen struktur harus didesain agar mempunyai


kekuatan desain di semua penampang paling sedikit sama dengan
kekuatan perlu yang dihitung untuk beban dan gaya terfaktor dalam
kombinasi sedemikian rupa seperti ditetapkan dalam SNI 2847 2013
pasal 9. Desain struktur dan komponen struktur menggunakan
kombinasi faktor beban dan faktor reduksi kekuatan (  ).

Faktor beban dan faktor reduksi dibuat untuk menambah


angka keamanan sebuah struktur, dmana kemampuan strukturnya di
perkecil akan tetapi bebannya di perbesar

Dan diharapkan kemampuan desain strukturnya tetap lebih kuat


dari beban berfaktor tadi Dapat di sederhanakan menjadi persamaan
(R  U )
Yang menjadi pertimbangan dibuatnya faktor faktor tersebut
diantarannya adalah
 Ф(Reduction faktor) mempertimbangkan hal-hal berikut:

4
Faktor reduksi sebagai faktor keamanan untuk
mengantisipasi penyimpangan- penyimpangan yang sangat
mungkin terjadi dalam pelaksanaan di lapangan.

4. Pengaruh perubahan kemampuan yang terjadi dalam


struktural yang telah di rencanakan, perubahan
kekuatan dapat terjadi akibat:
i. Variasi material beton
ii. Perbedaan beton di lokasi pengecoran dan beton benda uji
iii. Pengaruh susut penuruan, rangkak, perpanjangan
beton, dan perubahan suhu yang tinggi, tegangan
sisa dan kelangsingan kolom

5. Ketilitian dalam mendisain struktur, contohnya,


kesalahan ukuran dimensi geometri dan penempatan
tulangan
6. Tingkat duktilitas dan kestabilan dari member yang di bebani

 U(kuat perlu)= load


factor x service
load(beban layan)
Load factor (faktor
pembebanan)
diperlukan sebab :
5
Terjadinya perbedaan beban dari anggapan
1. Beban mati bervariasi sebab :
 Perbedaan ukuran
 Perbedaan berat jenis beban
2. Perbedaan beban hidup setiap saat dan setiap gedung
 R(kuat nominal)  kekuatan komponen struktur atau
penampang yang dihitung berdasarkan ketentuan atau
asumsi metode perencanaan sebelum dikalikan faktor
reduksi kekuatan yang sesuai.

ФPn Pu

ФMn Mu

ФVn Vu

ФTn Tu
Layak berarti suatu struktur atau elemen struktur harus
memiliki lendutan atau simpangan yang masih dalam batas
toleransi sehingga penghuni struktur tersebut tidak merasa
terancam bahaya. Oleh karena itu perlu dilakukan kontrol
servicebility untuk kenyamanan yaitu kontrol lendutan dan
kontrol retak.

Selain harus memenuhi kriteria diatas suatu struktur


atau elemen struktur yang dirancang untuk tahan terhadap

6
gempa dan berada pada wilayah gempa 5,6 sangat cocok
menggunakan desain struktur jenis open frame atau Sistem
Rangka Pemikul Momen dengan metode in-elastis (struktur
didesain dapat mengalami kondisi plastis sampai akhirnya
rusak/runtuhtidak didesain untuk dapat menahan beban
gempa tanpa mengalami kerusakan (elastis)  karena akan
dibutuhkan kolom yang sangat besar dan membutuhkan biaya
yang sangat mahal, akan tetapi daerah-daerah yang mengalami
keruntuhan/kerusakan dibatasi agar dapat meminimalisir
adanya korban jiwa.

Open Frame
Open frame adalah sistem struktur yang terdiri dari
rangka balok kolom untuk menahan beban dari gempa, di mana
dinding pengisi tak diperhitungkan memikul beban gempa.
Gambar 1.2 Struktur Rangka Terbuka

7
Sistem Struktur open frame memudahkan struktur untuk
berdeformasi secara daktail, dibandingkan dengan sistem
struktur infilled frame karena adanya dinding pengisi pada
sistem struktur infilled frame sehingga mengurangi
daktilitasnya.

Struktur Open Frame dirancang menggunakan konsep


Strong Column Weak Beam, dimana kelelehan pada balok
diharapkan terjadi terlebih dahulu sebelum terjadinya kelelehan
pada kolom (Park,1993). Sehingga ketika terjadi keruntuhan
pada saat gempa memungkinkan adanya waktu untuk manusia
lari menyelamatkan diri.

Menurut SNI 2847 2013 pasal 21.6.2 Kuat Lentur kolom harus
memenuhi persamaan :

 Mnc  (1,2)  Mnb

Dimana Mnc adalh momen nominal kolom, sedangkan Mnb adalah


momen nominal balok.

8
BAB II
PRELIMINARY DESIGN
1. Data Teknis
Mutu beton (fc’) : 40 Mpa
Mutu baja tulangan (fy) : 350 Mpa
Mutu tulangan Sengkang : 350 Mpa
Fungsi bangunan : Perpustakaan
Tinggi bangunan :8m
Lokasi bangunan : Aceh
Tinggi antar lantai :4m

2. Preliminary Design
1. Dimensi Balok Induk

9
 Bentang 400 cm
1
hmin ¿ × 400=33 , 33 cm ≫ 35 cm
12
2
b ¿ ×35=23 , 33 cm ≫ 25 cm
3
sehingga dimensi balok dengan bentang 400 cm ya
itu, ¿ 25 ×35 cm

 Bentang 500 cm
1
hmin ¿ ×500=41 , 7 cm ≫ 45 cm
12
2
b ¿ × 45=30 cm ≫ 30 cm
3

10
sehingga dimensi balok dengan bentang 500 cm ya
itu, ¿ 30 × 45 cm

 Bentang 550 cm
1
hmin ¿ ×550=45 , 8 cm ≫ 50 cm
12
2
b ¿ ×50=33 , 3 cm ≫ 35 cm
3
sehingga dimensi balok dengan bentang 550 cm ya
itu, ¿ 35 ×50 cm

Bentang hmin b

400 35 25

500 45 30

550 50 35

11
Jadi, dimensi balok induk yang akan digunakan dalam ana
lisis adalah:
 B1(25 x 35 cm)untuk balok yang memiliki bentang sebesar
400 m.
 B2(30 x 45 cm) untuk balok yang memiliki bentang sebesar
500 m.
 B3(35 x 50 cm)untuk balok yang memiliki bentang sebesar
550 m.

2. Dimensi Balok Anak


 Bentang 400 cm
1
hmin ¿ × 400=25 cm ≫ 25 cm
16
2
b ¿ ×25=16 , 7 cm ≫ 20 cm
3
sehingga dimensi balok dengan bentang 500 cm ya
itu, ¿ 20 ×25 cm
 Bentang 500 cm
1
hmin ¿ ×500=31 , 3 cm ≫ 35 cm
16
2
b ¿ ×35=23 , 3 cm ≫ 25 cm
3
sehingga dimensi balok dengan bentang 500 cm ya
itu, ¿ 25 ×35 cm
12
 Bentang 550 cm
1
hmin ¿ ×550=34 , 4 cm ≫ 35 cm
16
2
b ¿ ×35=23 , 3 cm ≫ 25 cm
3
sehingga dimensi balok dengan bentang 400 cm ya
itu, ¿ 25 ×35 cm

Bentang hmin b

400 25 20

500 35 25

550 35 25

13
DIMENSI KOLOM

14
 Beban Atap
Beban
Beban mati b l t berat kg
sendiri
plat lantai atap
2400 4.75 5.25 0.1 5985
(10cm)
penggantung 7 4.75 5.25 175
plafound 11 4.75 5.25 274
B1(400) 2400 0.25 2 0.35 420
B2(500) 2400 0.3 2.5 0.45 810
B3(550) 2400 0.35 2.75 0.5 1155
BA1(500) 2400 0.25 1.25 0.35 263
BA2(550) 2400 0.25 1.375 0.35 289
Dinding 250 0
Tegel 24 0
Spesi 21 4.75 5.25 524
Kolom 2400 0
Dacting dan
25 4.75 5.25 623
Plumbing
Beban Hidup 0
lantai atap 96 4.75 5.25 2394
Hujan 20 4.75 5.25 499
WD Total 10517
WL Total 2893

15
 Beban Lantai
Beban
Beban mati b l t berat kg
sendiri
plat lantai (12cm) 2400 4.75 5.25 0.12 7182
penggantung 7 4.75 5.25 175
plafound 11 4.75 5.25 274
B1(400) 2400 0.25 2 0.35 420
B2(500) 2400 0.3 2.5 0.45 810
B3(550) 2400 0.35 2.75 0.5 1155
BA1(500) 2400 0.25 1.25 0.35 263
BA2(550) 2400 0.25 1.375 0.35 289
Dinding 250 13.75 3438
Tegel 24 0
Spesi 21 4.75 5.25 524
Kolom 2400 0.4 0.4 0.4 154
kramik 48 4.75 5.25 1197
Dacting dan
25 4.75 5.25 623
Plumbing
Beban Hidup 0
untuk perpustkaan 400 4.75 5.25 9975
hujan 20 0
WD Total 16502
WL Total 9975

16
Jadi , berat total
W =1 ,2(WD 1+WD 2)+1 , 6(WL 1+WL 2)
¿ 1 ,2 ( 10517+16349 )+ 1, 4 ( 2893+9975 )
¿ 52827 , 60 kg
Direncanakan mutu beton 30 MPa
' 2
Ϝ c=30 MPa=300 kg /cm
P
A=3 '
f c
52827 ,60
¿3
300
2
¿ 528 , 28 cm
2
b =A=528 , 28 cm
b=23 cm
Sehingga digunakan b = 25 cm
Jadi, dimensi kolom yang digunakan yaitu 25x25 cm

17
BAB III
PERENCANAAN STRUKTUR
SEKUNDER
A. Umum
Struktur gedung terbagi menjadi dua yaitu
struktur utama dan struktur sekunder. Struktur sekunder
tidak menahan beban secara keseluruhan, namun tetap
mengalami tegangan tegangan akibat pembebanan yang
bekerja secara langsung pada bagian tersebut, maupun
akibat perubahan bentuk dari struktur primer. Bagian dari
struktur sekunder meliputi tangga, pelat lantai, balok lift,
dan balok anak. Bab ini akan membahas mengenai
perancangan struktur sekunder.
B. Perencanaan Tangga

1. Data-data Perencanaan Tangga (8m)


Tinggi antar lantai = 400 cm
Tinggi bordes = 200 cm
Panjang tangga = 300 cm
Panjang bordes = 400 cm
Lebar bordes = 100 cm
Tebal bordes = 20 cm
Lebar injakan trap tangga = 30 cm
Tinggi injakan trap tangga = 15cm
Tebal tangga = 20 cm
Tebal pelat trap tangga = 20 cm
Mutu beton (f′c) = 30 MPa
Mutu tulangan (fy) = 350
MPa

18
19
Gambar 4.6 Denah Tangga

Gambar 4.7 Potongan Tangga

20
 Perencanaan Pelat Anak Tangga
Tinggi injakan (t)= 15 cm
Jumlah tanjakan = 200/20 = 10
Jumlah injakan (n) = 10-1 = 9 buah
200
Kemiringan tangga (α)= arc tan = 34 °
300
Tebal plat tangga rata-rata = 28,4 cm
 Pembebanan Tangga dan Bordes
 Pembebanan Tangga
o Beban Mati
0 ,34 x 2400
Pelat tangga : = 984,27 kg/m2
cos 34
Spesi Horizontal (t=1 cm) = 21 kg/m2
Spesi Vertikal (t=1 cm) = 21 kg/m2
Tegel Horizontal (t=1 cm) = 24 kg/m2
Tegel Vertikal (t=1 cm) = 24 kg/m2
Berat Pegangan (t=1 cm) = 30 kg/m2
QDL = 1104,27 kg/m2

o Beban Hidup
QLL = 300 kg/m2
QU = 1,2 QD + 1,6 QL
= 1,2 (1104,27) + 1,6 (300)
= 1805,124 kg/m2

 Pembebanan Bordes
o Beban Mati
Pelat tangga : 0 , 02 x 2400 = 480 kg/m2
Spesi 2 cm = 42 kg/m2
Tegel 2 cm = 48 kg/m2
Berat pegangan = 30 kg/m2 +

21
QDL = 570 kg/m2

o Beban Hidup
QL = 300 kg/m2
QU = 1,2 QD + 1,6 QL
= 1,2 (570) + 1,6 (300)
= 1164 kg/m2

 Perhitungan Gaya Dalam


Pada proses analisa struktur tangga, perhitungan dengan
menggunakan mekanika teknik statis dengan permisalan sendi-
rol, dengan pembebanan tangga dan output seperti pada Gambar
di bawah:

1805,124

34o

3m
1m

 Perhitungan Reaksi Tangga


⅀MC = 0
RA.(1+3) – 1805,124 (3) (0,5.3 + 1) – 0,5. 1164. 12 = 0
RA = 3530,107 kg
⅀MA = 0
-RC = 3049,26 kg
Kontrol :
⅀V = 0
-3530,107 – 3049,26 + (805,124. 3) + (1164.1) = 0 OK!

22
 Perhitungan Gaya Dalam Tangga
o Bentang B-C
Bidang N : NBC = 0
Bidang D : DC = RC = 3049,26 kg
DB Ka = RC – q1.1 = 1885,26 kg
Bidang M : MC = 0
M max >> Dx1 = 0
M max = MB Ka = Rc (1) – 0,5.q1(1)2
= 2467,26 kg.m

o Bentang A-B
Bidang N : NA = -RA sin α + HA cos α
= -3530,107 sin 34 ° + 0
= -1974,01 kg
NB= NA + (q2 sin α Lab)
= -1974,01 + (1805,124 sin 34 ° . 3)
= 1054,23 kg
Bidang D : DA = RAcos α + HA sin α
= 3530,107 cos 34 ° + 0
= 2926,59 kg
DB Ki = DA - (q2 cos α Lab)
= 2926,59 – (1805,124 cos 34 ° .3)
= -1562,96 kg
Bidang M : MA= 0
M max : Dx = 0
RA – q2.x1 = 0
3530,107
x1 = =2m
1805,124
M max = 3530,107 (2) – 0,5 (1805,124) (2)2
= 3449,96 kg.m

23
 Perhitungan Penulangan Tangga
o Untuk anak tangga
Fy = 350 Mpa
f’c = 30 Mpa
'
f c − 28
β1 = 0,85 – 0,05 ( ) = 0,84
7
tulangan (D) = 13 mm
tebal pelat = 20 cm
tebal cover = 20 mm
13
Dx = 200-20- ( ) = 173,55 mm
2
Mencari rasio luasan tulangan dan beton digunakan ρmin = 0,0018 (SNI 2847:2013 pasal
(7.12.2.1))
fy 350
m= ' = = 13,73
0 , 85 f c 0 , 85 x 30
o Untuk bordes
f’c = 30 Mpa
fy = 350 Mpa
'
f c − 28
β1 = 0,85 – 0,05 ( ) = 0,84
7
tulangan (D) = 13 mm
tebal pelat = 20 cm
tebal cover = 20 mm
13
Dx = 200-20- ( ) = 173,55 mm
2
Mencari rasio luasan tulangan dan beton digunakan ρmin = 0,0018 (SNI 2847:2013 pasal
(7.12.2.1))
fy 350
m= ' = = 13,73
0 , 85 f c 0 , 85 x 30
o Penulangan Pelat Tangga
Mu = 3449,96 kg.m = 33832550,234 N.mm
Mu 33832550,234
Rn = 2 = 2 = 1,25
Øbd 0 , 9 x 1000 x 173 , 5

24
Diketahui harga Ø = 0,9 (diasumsikan)

ρ=
1
13 ,73
( 1- 1−
√2 x 13 , 73 x 1 , 25
350
= 0,0037

ρ> ρmin
0,0037>0,0018
Sehingga digunakan ρ = 0,0037
As perlu = ρbd = 0,0037 x 1000 x 173,5 = 641,95 mm2
641 ,95
n = = 5 ( As = 663,65)
132 ,73
1000
s = = 200 Nmm
5
digunakan tulangan bagi D13-200
As . fy 663 ,65.350
α= ' = = 9,11 mm
0 , 85 f c . b 0 , 85.30.1000
α 9 ,11
𝐶= = = 11,39 mm
β1 0,8
d 173 ,5
ɛ𝑡 = 0,003 ( -1) = 0,003 ( -1) = 0,042
c 11, 39
Berdasarkan SNI 2847:2013 Gambar S9.3.2 di dapat ɛ𝑡 lebih besar daripada 0,005 sehingga
pelat termasuk dalam kondisi terkontrol tarik dengan nilai ϕ sebesar 0,9.
As tulangan bagi = 20% As=20% . 641,95
= 128,39 mm2
n =128,39/78,54= 2
s = 1000/2=500 mm
Digunakan tulangan bagi D10-500
o Penulangan Pelat bordes
Mu = 2467,26 Kgm = 24195555,279 Nmm
Mu 24195555,279
Rn = = = 0,89
Øbd ² 0 , 9.1000.173 ,5²
Diketahui harga Ø=0,9 (diasumsikan)

ρ=
1
13 ,73
( 1- 1−
√2 x 13 , 73 x 0 , 89
350
)= 0,0026

ρ> ρmin
0,0026>0,0018
Sehingga digunakan ρ = 0,0026
As perlu = ρbd = 0,0026 x 1000 x 173,5 = 451,1 mm2

25
451 ,1
n = = 4 ( As = 530,92)
132, 73
1000
s = = 250 Nmm
4
digunakan tulangan bagi D13-200
As . fy 530 ,92.350
α= ' = = 7,28 mm
0 , 85 f c . b 0 , 85.30.1000
α 7 ,28
𝐶= = = 9,1 mm
β1 0,8
d 173 ,5
ɛ𝑡 = 0,003 ( -1) = 0,003 ( -1) = 0,054
c 9 ,1
Berdasarkan SNI 2847:2013 Gambar S9.3.2 di dapatɛ𝑡 lebih besar daripada 0,005 sehingga
pelat termasuk dalam kondisi terkontrol tarik dengan nilai ϕ sebesar 0,9.
As tulangan bagi = 20% As=20%. 451,1
= 90,22 mm2
n = 90,22 / 78,54 = 1,15
s = 1000/2=500 mm
Digunakan tulangan bagi D10-500
o Penulangan balok bordes
Gunakan dimensi balok bordes 25/35
Beban mati (DL)
Pelat bordes = 480 x 1 = 480 Kg/m
Berat balok = 0,25 x 0,35 x 2400 = 210 Kg/m
QDL = 690 Kg/m
Beban hidup (LL)
QLL=300.1= 300Kg/m
Kombinasi
Qu= 1,2QDL+ 1,6QLL = 1308 Kg/m
Mu = -1/10Qu l2= -1/10. 1308. 42
= -2092,80 Kg m
= -20928000 Nmm
d = 350 – 40 - 0,5.16 – 8 = 294 mm
Mu 20928000
Mn = = = 23253333,3 Nmm
Ø 0,9

26
Mn 23253333 ,3
Rn = = = 0,9
bd 2 300.294 2
1, 4
𝜌𝑚𝑖𝑛 =
fy = 0,004
0 ,25 √ f ' c
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = 0,0039
fy

𝜌 =
1
13 ,73 ( √
1− 1−
2 x 13 ,73 x 0 ,9
350 )
= 0,0026

𝜌𝑚𝑖𝑛 > 𝜌

0,0039 > 0,0026


Sehingga ρ= 0,0039
As Perlu = ρbd = 0,0039.300. 294
= 343,98 mm2
n = 343,98/201,06 = 2 tulangan Digunakan tulangan lentur 2 D16 ( As = 402,12
mm2 )
jarak antar S :
bw −2 Dsengkang −2. cover − nDtul . utama
S= > 25 mm
n −1
250− 2.10 −2.40 −2.16
S= = 118 > 25 mm
2 −1
As . fy 343 , 98.350
α= ' = = 18,9 mm
0 , 85. f c . b 0 , 85.30.250
α 18 , 9
C= = = 23,62 mm
β1 0,8

ɛ𝑡 = 0,003 ( )
d
c
− 1 = 0,003
294
(
23 , 62 )
−1 = 0,034

berdasarkan SNI 2847:2013 Gambar S9.3.2 didapat ɛ𝑡 lebih besar dari pada 0,005
sehingga pelat termasuk dalam kondisi terkontrol tarik dengan nilai ϕ sebesar 0,9.
Penulangan geser Balok Bordes
Vu total = 0,5 x qu x I
= 0,5 x 1308 x 1= 654kg = 654 N
1
6 √
Vc = x f ' c .bw . d

1
6 √
Vc = x 30 .250. 294 = 67096,013

фVc =0,9 x 67096,013= 60386,41 N

27
Karena Vu > фVc, maka tidak diperlukan tulangan geser
Maka digunakan tulangan geser praktis :
Ф 10-150 (Pada daerah tumpuan)
Ф 10-150 (Pada daerah lapangan)

C. Perencanaan Pelat
Pelat yang direncanakan dibagi menjadi dua, yaitu pelat atap dan pelat lantai. Seperti
yang telah dijelaskan pada bab preliminary desain, tipe pelat direncanakan dengan
ketebalan 12 cm untuk pelat lantai dan 10 cm untuk pelat atap.

 Data Perencanaan
Data perencanaan pelat meliputi mutu bahan dan tulangan yang hendak
direncanakan , dimensi dan pembebanan yang terjadi di arena pelat baik
untuk pelat atap ataupun pelat lantai.
Mutu bahan yang digunakan untuk perancanaan pelat sesuai dengan
preliminary desain sebagai berikut:
 Mutu beton : 30 Mpa
 Mutu baja : 350 Mpa
 Tebal pelat atap : 10 cm
 Tebal pelat lantai : 12 cm
 Diameter tulangan rencana (ɸ) :10 cm

 Pembebanan pelat
Pembebanan pada pelat dibagi menjadi dua yaitu pembebanan pada pelat atap
dan pelat lantai. Hal ini dikarenakan beban yang bekerja berbeda-beda. Oleh
karena itu perhitungan pembebanan dan penulangan dibedakan.
1. Pelat Atap
Beban yang bekerja pada pelat atap terdiri dari 2 jenis beban, yaitu beban
mati (qD) dan beban hidup (qL).
Beban mati

28
 Pelat Atap = 0,10 x 2400 = 240 kg/m2
 Penggantung = 7 kg/m2
 Plafond = 11 kg/m2
 Spesi ( t = 2 cm ) = 2 x 21 = 42 kg/m2
 Plumbing & Ducting = 25 kg/m2
qDT = 325 kg/m2
beban Hidup
 Lantai Atap = 96 kg/m2
 Beban air hujan = 20 kg/m2
qLT = 116 kg/m2
Kombinasi = 1,2 qDT + 1,6 qLT
= ( 1,2 x 325 kg/m2 ) + ( 1,6 x 116 kg/m2 )
= 575,6 kg/m2
2. Pelat lantai
Beban yang bekerja pada pelat lantai juga terdiri dari dua jenis
beban, yaitu beban mati (qD) dan beban hidup (qL).
Beban Mati
 Pelat Lantai = 0,12 x 2400 = 288 kg/m2
 Penggantung = 7 kg/m2
 Plafond = 11 kg/m2
 Spesi ( t= 2 cm ) = 2 x 21 = 42 kg/m2
 Tegel ( t= 2 cm ) = 2 x 24 = 48 kg/m2
 Pipa & Ducting = 25 kg/m2
qDT = 421 kg/m2
Beban Hidup
 R. Perpustakaan = 400 kg/m2
qLT = 400 kg/m2
Kombinasi = 1,2. qDT + 1,6. qLT
= (1,2 x 421 kg/m2) + (1,6 x 400 kg/m2)
= 1145,2

 Penulangan Pelat

29
Tahapan yang digunakan dalam menentukan tulangan lentur plat adalah
sebagai berikut :
1. Menentukan data-data d, fy, f’c, dan Mu.
2. Menentukan harga β1
'
( f c −28)
β 1=¿0,85 – 0,05
7
(SNI 2847:2013pasal (10.2.7.3))
3. Menentukan batasan harga tulangan dengan menggunakan rasio tulangan yang
diisyaratkan sebagai berikut :
ρ min = 0,0014
(SNI 2847:2013pasal (7.12.2.1))
4. Menentukan harga m
fy
m=
0 , 85 f ' c
5. Menentukan Rn
Mu
Rn=
∅ bd2
6. Hitung rasio tulangan yang dibutuhkan :

ρ=
1
m
(1− 1−

2 xmxRn
fy
)

7. Menentukan luas tulangan (AS) dari ρ yang didapat


As
ρ=
bxd
8. Menentukan spasi maksimum antar tulangan
S < 450 mm (SNI 2847:2013pasal (7.6.5))
S < 3h (SNI 2847:2013pasal (7.6.5))
9. Jumlah tulangan tiap meter
As perlu
n=
As pakai
10. Jarak tulangan (s) = 1000 / n
11. Kontrol
As . fy
a= '
0 , 85 f c b
a
C=
β1

30
εt =0,003 ¿ - 1)
Kemudian pada SNI 2847:2013 Gambar s 9.3.2 dicari harga ɸ berdasarkan
nilai εt .

1. Perhitungan Penulangan Pelat Atap

Adapun data-data perancangan untuk penulangan pelat lantai:


 Dimensi pelat 500 x 550 mm2
 Tebal pelat 100 mm
 Tebal selimut beton 40 mm
 Diameter tulangan rencana (ɸ) 10 mm
Luas tulangan (As) = 78,54 mm2
 Mutu tulangan baja (fy) = 350 Mpa
 Mutu beton (f’c) = 30 Mpa
 β1 = 0,76

100 dx dy

dx = 100 – 40 – ½. 10 = 55 mm
dy = 100 – 40 – ½. 10 - 10 = 45 mm
Lx = 550 – (55/2 + 50/2) = 497,5 cm
Ly = 500 – (25/2 + 35/2) = 470 cm
Ln
β= = 1,1 < 2 (Pelat 2 arah)
Sn
Dengan menggunakan koefisien momen PBI 1971 tabel 13.3.1
didapat persamaan momen sebagai berikut : (Ly/Lx = 1,06)
Mlx = 0,001.qu.Lx2. X;X = 23
Mly = 0,001.qu.Lx2. X;X = 21
Mtx = -0,001.qu.Lx2. X;X = 56
Mty = -0,001.qu.Lx2. X;X = 53

Dimana : Mlx = Momen lapangan arah x

31
Mly = Momen lapangan arah y
Mtx = Momen tumpuan arah x
Mty = Momen tumpuan arah y
X = Nilai konstanta dari perbandingan Ly/Lx

2. Perhitungan Penulangan tumpuan dan lapangan arah X


β = 1,1 (pelat terjepit penuh)
Mlx (+) X1 = 23
Mtx (-) X2 = 56
Dipakai X = 56
Mlx = (-) Mtx = 0,001.qu.Lx2.X
= 0,001 x 575,6 x 4,9752 x 56
= 797,801 kgm
Mu = 797,801 kgm
ρmin = 0,0018
fy 350
m= = = 13,72
0 , 85 f ' c 0 , 85(30)
Diketahui harga ø = 0,9 (diasumsikan)
Mu 797,801. 10000
Rn= 2 = 2 = 2,93
∅ bd 0 , 9 x 1000 x 55

ρ=
1
m
(1− 1−
√2 xmxRn
fy
)=
1
13 ,72
(1 − 1−

2 x 13 , 72 x 2 , 93
350
) = 0,0089

Sehingga digunakan ρ = 0,0089


 Asperlu = ρ.b.d
= 0,0089 x 1000 x 55 = 489,5 mm2
 Smax = 450 ( SNI 2847 : 2013 ps 7.6.5)
 n( jumlah tulangan )
ASperlu 489 , 5
n= = = 7 Tulangan
AS d 10 78 ,54
 s = 1000/n =1000/7 = 142 mm
 S pakai 200
 As pasang = n x AS = 7 x 78,54 = 549,78 mm2 > Asperlu
 Kontrol

32
As . fy
a= ' = 6,72
0 , 85 f cb
a 6 , 72
c = = =8,84
β1 0 ,76
d 55
 ɛ𝑡 = 0,003 ( −1 ¿= 0,003 ( − 1¿ = 5,22
c 8 , 84
Berdasarkan SNI 2847:2013 Gambar S9.3.2 didapat ɛ𝑡 lebih
besar daripada 0,005 sehingga pelat termasuk dalam kondisi
terkontrol tarik dengan nilai ϕ sebesar 0,9.

3. Penulangan tumpuan dan lapangan arah-Y


𝛽 = 1,1 (pelat terjepit penuh)
Mly (+) X1 = 21
Mty (-) X2 = 53
Dipakai X = 53
Mly = (-)Mty = 0,001 x qu x Lx2 x X
= 0.001 x 575,6 x 4,9752 x 53
= 755,062 kgm
𝜌 = 0,0018
fy 350
m= = = 13,72
0 , 85 f ' c 0 , 85(30)
Mu 755,062.10000
Rn = 2 = 2 = 4,14
øb d 0 , 9.1000 .45

ρ =
1
m { √
1− 1 −
2. m. Rn
fy
=
1
}
13 ,72
1 − 1− { √
2.13 , 72.4 , 14
350 }
= 0,013

ρ > ρ min
0,013 > 0,0018
Sehingga digunakan ρ = 0,013
 Asperlu = ρ b d

33
= 0,013 x 1000 x 45
= 585 mm2
 Smaks = 450 mm (SNI 2847:2013 ps 7.6.5)
As perlu 585
 n = = = 8 buah
Asd 10 78 ,54
1000 1000
 s = = = 125 mm
n 8
 S pakai = 200 mm
 Aspasang = n x As = 8 x 78,54 = 628,32 mm > As perlu
 Kontrol
As . fy 628 , 32. 350
a = ' = = 9,1 mm
0 , 85. f c . b 0 , 85.30.1000
a 9,1
c = = = 11,97
β 1 0 ,76

ɛ𝑡 = 0,003 ( dc − 1) = 0,003 ( 11,4597 − 1) = 0,008


Berdasarkan SNI 2847:2013 Gambar S9.3.2 didapat ɛ𝑡 lebih
besar daripada 0,005 sehingga pelat termasuk dalam kondisi
terkontrol tarik dengan nilai ϕ sebesar 0,9.

4. Perhitungan Penulangan Pelat Lantai


Perhitungan kebutuhan penulangan pelat lantai 1 – 2 dilakukan
dengan cara yang sama dengan penulangan pelat atap.

34
BAB IV
PEMBEBANAN DAN ANALISA STRUKTUR

A. Umum
Dalam perencanaan gedung bertingkat perlu dilakukan adanya perencanaan pembebanan
gravitasi maupun pembebanan gempa. Hal ini bertujuan agar struktur gedung tersebut mampu
untuk memikul beban beban yang terjadi. Pembebanan gravitasi mengacup ada ketentuan
SNI 2847:2013, dan pembebanan gempa dengan mengacu pada SNI 1726:2012, yang
didalamnya terdapat ketentuan dan persyaratan perhitungan beban gempa.

B. Permodelan Struktur
Dalam perhitungan analisa beban gempa perlu suatu pemodelan struktur, struktur Gedung
perpustakaan Denpasar dianalisa dengan dengan menggunakan analisa respons dinamik.

C. Data Perencanaan
Data-data perencanaan pembebanan Gedung pepustakaan Denpasar yang digunakan adalah
sebagai berikut:

35
Fungsi Bangunan :Gedung Perpustakaan
Lokasi : Aceh
Kelas Situs : SD (Tanah Sedang)
Kategori Resiko : IV
Mutu Beton (𝑓′𝑐) :30 MPa
Mutu Baja (𝑓𝑦) :350 MPa
Ketinggian Lantai :8m
Beban Mati (PPIUG 1983)
 Berat sendiri beton bertulang : 2400Kg/m3
 Adukan finishing : 21Kg/m3
 Tegel : 24Kg/m3
 Dinding setengah bata merah : 250Kg/m3
 Plafond : 11Kg/m3
 Penggantung : 7 Kg/m3
 Plumbing dan Ducting : 25 Kg/m3
 Beban Hidup (SNI 1727:2013)
 Lantai atap : 96 Kg/m2
 Hujan : 20 Kg/m2
 R. Perpustakaan : 400 Kg/m2
 Tangga : 300 Kg/m
Berat sendiri dari elemen struktur dikalkulasikan oleh SAP.

Analisa Beban Gempa


Percepatan Respon Spektrum (MCER)
Penentuan wilayah gempa dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut.

36
Gambar4.12 Peta untuk Menetukan Harga SS
Ss, Gempa Maksimum yang dipertimbangkan resiko tersesuaikan (MCER). Parameter gerak
tanah, untuk percepatan respons spektral 0,2 detik dalam g,(5%redaman kritis), Kelassitus
SE. Dari gambar 4.12 untuk daerah Denpasar didapatkan nilai Ss = 1,0837 g .

Gambar 4.13 Peta untuk Menentukan Harga S1

Gempa maksimum yang dipertimbangkan resiko tersesuaikan (MCER) parameter gerak


tanah, untuk percepatan respons spektral 1 detik dalam g ( 5% redaman kritis), kelas situs SE.
Dari gambar 4.13 untuk wilayah Denpasar S1= 0,3951.
Nilai Fa (koefisien situs periode 0,2 detik) dan Fv (Koefisien untuk periode 1 detik)
didapat dari table 4.8 dan Tabel 4.9 (Tabel 4 dan 5 SNI 1726:2012).
Tabel 4.8 Koefisien Situs, Fa

Tabel 4.9 Koefisien Situs,Fv

37
Sehingga dari data diatas dapat diperoleh:
Nilai Ss yang diperlukan dari data = 0.679 g
Nilai Ss yang diperoleh dari tabel data = 0.75 1
Nilai kelas situs = 1.2 1.1
Maka nilai Fa = 1.229 g

Nilai S1 yang diperlukan dari data = 0.304 g


Nilai S1 yang diperoleh dari tabel data = 0.3 0.4
Nilai kelas situs = 2.0 1.9
Maka nilai Fa = 1.9963 g
Koefisien Situs Fa = 1.2286 g
Koefisien Situs Fv = 1.9963 g
SMS (Ss x Fa) = 0.8336 g
SM1 (S1 x Fv) = 0.6063 g

Parameter Kecepatan Spektral


SDS =2/3 SMS
= 2/3 x 0.8336
= 0.5557 (SNI 1726:2012 Pers.6.2–7)
SD1 = 2/3 SM1
= 2/3 0.6063
= 0.4042 (SNI 1726:2012 Pers.6.2–8)

Kategori Desain Seismik


Menurut SNI 1726:2012 kategori desain seismik dibagi berdasarkan tabel 4.10 dan 4.11

38
Tabel 4.10 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respon Percepatan Pada Periode
Pendek (SDS)

Tabel 4.11 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respon Percepatan Pada Periode
1 detik (SD1)

39
Tabel 4.12 Sistem Penahan Gaya Seismik

Untuk SDS sebesar 0,66974 dan SD1 sebesar 0,424 dan kategori resiko II kategori
desain seismik tergolong kategori D. Untuk kategori D tipe Sistem Rangka Pemikul Momen
Khusus (SRPMK).

Pembebanan Gempa Dinamis


Pembebanan gempa dengan mengacu pada SNI 1726:2012 pasal7.8.4.2,yang didalamnya
terdapat ketentuan dan persyaratan perhitungan beban gempa. Dalam permodelan di dalam
program bantu, permodelan gempa dinamis arah X dan arah Y ditambahkan faktor
eksentrisitas akibat bangunan tidak simetris sebesar 5%.
Kontrol Waktu Getar Alami Fundamental (T)
T = Ta xCu
Ta = perode fundamental pendekatan Ta = Ct×(hn)x
Dimana:
Hn : ketinggian struktur = 8 m.
Ct &x: ditentukan dari table 15 SNI 1726:2012
Tabel 4.13 Koefisien Cu

40
Tabel 4.14 Koefisien Ct dan x

Sehingga:
Ta = Ct × (hn)x
= 0,0466 x (8)0.9
= 0.30281 detik
T = Cu x Ta
= 1,4 x 0.30281
= 0.42393 detik

TABLE: Modal Periods And Frequencies

41
OutputCas StepTyp StepNu Eigenvalu
Period Frequency CircFreq
e e m e
Text Text Unitless Sec Cyc/sec rad/sec rad2/sec2
0.53491 1.8694660 11.74620 137.97324
MODAL Mode 1
2 2 1 7
0.53363 1.8739244 11.77421 138.63213
MODAL Mode 2
9 6 5 1
0.47020 2.1267501 13.36276 178.56350
MODAL Mode 3
1 9 6 3
0.20635 4.8459199 30.44781 927.06932
MODAL Mode 4
9 6 3 2
0.20272 4.9327750 960.59951
MODAL Mode 5 30.99354
6 9 9
0.17883 5.5918746 35.13478 1234.4530
MODAL Mode 6
1 2 4 8
0.10623 9.4132647 59.14528 3498.1649
MODAL Mode 7
3 7 7 6
0.10306 9.7026776 60.96372 3716.5753
MODAL Mode 8
4 2 1 4
0.10146 9.8552962 61.92265 3834.4149
MODAL Mode 9
8 6 3 1
0.09961 10.038898 63.07625 3978.6142
MODAL Mode 10
3 2 7 5
0.09855 10.146183 63.75035 4064.1073
MODAL Mode 11
9 7 2 9
0.09544 65.82737 4333.2432
MODAL Mode 12 10.476752
9 4 3
0.53491
2

T terbesar yang diperoleh dari SAP=1,5298detik, maka


Ta < Tsap < Cu. Ta
0.30281 detik < 0.534912 detik < 0.42393 detik (OK)

KONTROL GAYA GESER DASAR ( BASE SHAER )


Koefisien respons seismic Cs, harus sesuai dengan ketentuan SNI 2847:2012 pasal
7.8.1.1

S DS
Cs= R
T
R = 8 ( Tabel 12 SNI 1726 : 2019 )
I = 1,5 ( Tabel 4 SNI 1726 : 2019 )
CS = 0.14441805
CS Tidak lebih dari

42
SD 1
Cs= T R
I
CS = 0,178766308054843
CS Tidak boleh kurang dari
Cs = 0,044 SDS I > 0,01
Cs = 0,05084 > 0,01

TABLE: Base Reactions


OutputCas GlobalF GlobalF GlobalM GlobalM GlobalM
CaseType GlobalFX
e Y Z X Y Z
Text Text Kgf Kgf Kgf Kgf-m Kgf-m Kgf-m
-
-7.92E- 909083.
1D + 0,3L Combination -1.55E-10 1E+07 1048570 2.55E-09
12 5
4

Perhitungan Gaya Geser


Cs 0.14441805
w 909083.5
131288.066
v = w x Cs 4

TABLE: Base Reactions


OutputCas GlobalF GlobalF GlobalM GlobalM
CaseType StepType GlobalFZ GlobalMZ
e X Y X Y
Text Text Text Kgf Kgf Kgf Kgf-m Kgf-m Kgf-m
193520. 2193016.
GEMPA X LinRespSpec Max 1223.78 295.81 8165.71 1130217
6 1
192848. 2091620.
GEMPA Y LinRespSpec Max 1223.78 10.43 1124962 7301.55
9 5

111594.856
0,85 v 4
vxt 193520.58
vyt 192848.91

untuk arah x
vxt > 0,85 v
111594.
193520.6 > 9 OKE

untuk arah y
Vyt > 0,85 v
111594.
192848.9 > 9 OKE

43
KONTROL ANALISIS GEMPA DINAMIS
1. jumlah ragam / partisipasi Masa

TABLE: Modal Load Participation


Ratios
Ite
OutputCase ItemType Static Dynamic
m
Text Text Text Percent Percent
MODAL Acceleration UX 100 99.9974
MODAL Acceleration UY 100 99.9972
MODAL Acceleration UZ 25.2653 7.1572

OKE OKE
Syarat : Partisipasi Massa Harus > 90%
noted : Jika tidak terpenuhi tambahkan jumlah mode (modal modify load case)

Simpangan Antar Lantai (Story Drift)

44
TABLE: Joint Displacements
Joint X Y
Text m m
atap 0.013934 0.012324
lt 2 0.007842 0.006987
dasar 0 0

(δ 2 −δ 1)× Cd
∆ x= <∆ a→ ∆ a=0,025 ℎx
1
Keterangan :

∆x = simpangan antar lantai

δ = defleksi yang terjadi

I = faktor keutamaan

ℎx = tinggi tingkat di bawah tingkat x

Cd = 5.5 (tabel 12 SNI 1726 : 2019)

I= 1.5 (tabel 4 SNI 1726 : 2019)

45
Simpangan Lantai Arah x (Δx)

Hsx δx Δx Δa (Ijin) Control


Lantai
(mm) (mm) (mm) (mm) Δx < Δ Ijin
0.02233
ATAP 4000 0.013934 7 80 OKE
0.02875
LT. 2 4000 0.007842 4 80 OKE
DASAR 0 0 0 80 OKE

Simpangan Lantai Arah x (Δx)

Hsx δx Δx Δa (Ijin) Control


Lantai
(mm) (mm) (mm) (mm) Δx < Δ Ijin
0.01956
ATAP 4000 0.012324 9 80 OKE
0.02561
LT. 2 4000 0.006987 9 80 OKE
DASAR 0 0 0 80 OKE

noted : Jika tidak terpenuhi maka gedung terlalu fleksibel perlu di perbesar lagi pada penampangnya

D. PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA NON PRATEGANG

Umum
Perencanaan struktur utama non prategang ini meliputi
perencanaan balok induk, kolom, serta hubungan balok kolom.
Perhitungan yang dilakukan mengacu pada ketentuan SNI 2847:2013,
dan pembebanan gempa dengan mengacu pada SNI 1726:2012, yang
di dalamnya terdapat ketentuan dan persyaratan perhitungan beban
gempa. Perencanaan Gedung Bupati Lombok Timur secara
keseluruhan konstruksinya menggunakan beton bertulang biasa,

46
sehingga diperlukan ketelitian antara pengaplikasian software bantu
sipil untuk perhitungan gaya-gaya pada bab pembebanan dan
perhitungan kebutuhan penulangan secara manual.

Perencanaan Balok Induk


Balok induk merupakan struktur utama yang memikul beban
struktur sekunder dan meneruskan beban tersebut ke kolom. Di dalam
preliminary desain gedung Perpustakaan di provinsi Aceh
direncanakan beberapa balok induk, yang dapat dilihat pada tabbel
4.24.

Tabel 4.24 Dimensi Balok


balok induk
nama Bentang h min H B H B dimensi pakai
balok M m M M Cm cm h cm b cm
3 0,243 0,250 0,167
3,5 0,283 0,300 0,200
4 0,324 0,350 0,233
B1 6,5 0,526 0,550 0,367 65 45 65 45
7 0,567 0,600 0,400
7,5 0,607 0,650 0,433
B2 10 0,810 0,850 0,567 85 60 75 50

Perencanaan Tulangan Balok Induk B1


Data Perencanaan Tulangan Lentur Balok Induk
Data perencanaan yang diperlukan meliputi mutu bahan, dimensi
balok, serta diameter tulangan yang digunakan.

Dimensi : 45/65

Tebal decking (d’) : 40 mm SNI 2847:2013 pasal(7.7)

Tulangan lentur (D) : 25mm

Tulangan sengkang (D) : 13 mm

Mutu Tulangan (fy) : 400 Mpa

Mutu sengkang (fy) : 400 Mpa

Mutu beton (f’c) : 40 Mpa

47
d = h – (decking +Dsengkang + ½ . Dtul.utama)
= 650-(40 + 13 + 0,5 x 25) = 484,5 mm
Menentukan harga β1
( f ' c − 28)
𝛽1 = 0.85 − 0.05 SNI 03-2847-2013 pasal (10.2.7.3)
7

= 0,85 – 0,05 (40-28)/7 = 0,76


Menentukan Batasan harga tulangan dengan menggunakan rasio tulangan
yang disyaratkan sebagai berikut :

I. Mencari  minimum
0.25 x f ' c
min = fy
SNI 2847:2013 pasal (10.5.1)
0.25 x 40
min = 400 = 0,0039
1, 4
min = fy
1,4
min = 400 = 0,0035
Dari kedua harga min tersebut, diambil harga yang terbesar 0,0039

48
II. Menentukan harga m

fy 400
M= = =11, 76
0 , 85 f c 0 , 85 x 40
'

III. Menentukan Mn dan Rn yang digunakan


Mn = Mu / 
Harga Momen ultimate yang digunakan didapat dari Output program
bantu SAP. Kombinasi yang digunakan adalah envelope karena
kombinasi beban tersebut yang memberi dampak momen terbesar
untuk balok induk.
Momen negatif tumpuan Atas = -55362,81 Kgm
Momen Positif tumpuan Bawah = 27681,41 Kgm
Momen positif Lapangan maksimum = 22870,98 Kgm

Menentukan Rn
Mn
Rn = 2
bd

IV. Rasio tulangan yang dibutuhkan


Hasil perhitungan dapat dilihat pada table 4.25

Tabel 4.25 Penulangan Lentur


Mu Mn Ρ ρ As perlu s
Balok Lokasi Jumlah Lapis
Kgm kgm Perlu pakai mm2 mm
tumpuan -55362,8 61514,23 0,010673 0,010673 2807,315 6 D 25 1 35
BI
tumpuan 27681,41 30757,12 0,005158 0,005158 1356,695 3 D 25 1 130
(450x650)
Lapangan 22870,98 25412,2 0,004238 0,004238 1114,71 3 D 25 1 130

As . fy
a= '
0 , 85 f cb
a 12, 2
C = 1 = 0,8

49
a
ɛ𝑡 = 0,003 ( − 1¿
c

Tabel 4.26 Faktor Reduksi


Lokasi As (mm2) a (mm) c (mm) εt ϕ
Tumpuan 2945,243 77,000 100,747 0,0144 0,9 Terkontrol Tarik
Tumpuan 1472,622 38,500 50,374 0,0318 0,9 Terkontrol Tarik
Lapangan 1472,622 38,500 50,374 0,0318 0,9 Terkontrol Tarik

V. Penulangan Geser
Perhitungan penulangan geser yang dipengaruhi beban gempa dihitung dari kapasitas
balok memikul momen probable. Menurut SNI 2847:2013 Pasal 21.5.4 : gaya geser
rencana Ve harus ditentukan dari peninjauan gaya statik pada bagian tumpuan. Momen-
momen dengan tanda berlawanan sehubungan dengan kuat lentur maximum Mpr ,
harus dianggap bekerja pada muka-muka tumpuan, dan komponen stuktur tersebut
dibebani penuh beban gravitasi terfaktor serta Ve harus dicari dari nilai terbesar akibat
beban gempa arah ke kanan dan ke kiri.
Besarnya momen probable dipengaruhi oleh disain kemampuan tulangan lenturnya.
Harga momen probable dapat dicari dengan rumus berikut:

Perhitungan Momen probable dapat dilihat dalam tabel 4.27.

As (1 ,25 fy)
a=
0 , 85 f ' c b
a
Mpr = A𝑠 (1,25 𝑓𝑦) (d - ¿
2

Tabel 4.27 Momen Probabilitas


Bentang Tulanan D As a MPr
posisi
M N mm mm2 mm Nmm kgm
7,5 gempa ka + 6 25 2945,243 96,250 789877553,022 78987,755
7,5 gempa ka - 3 25 1472,622 48,125 412656213,180 41265,621
7,5 gempa ki + 6 25 2945,243 96,250 789877553,022 78987,755
7,5 gempa ki - 3 25 1472,622 48,125 412656213,180 41265,621

Beban terbagi rata pada pelat lantai (Wu)


Dari perhitungan pembebanan didapat
Beban mati : 3157,5 kg/m

50
Beban hidup : 1800 kg/m
Beban Balok 2400x0,45x0,65 = 702 kg/m
Beban terbagi rata ultimate (Wu)
= (1,2D + 1L)
= (1,2x(3157,5+1800)) + 1,0x 702
= 6431,4 kg/m
Perhitungan gaya geser akibat gempa kiri dan kanan baik (+) maupun (-) memiliki nilai
yang sama, maka dihitung salah satu sisi saja.

Analisa terhadap Gempa :

51
SIMPANG X

SIMPANG X

52
SIMPANG Y

SIMPANG Y

53

Anda mungkin juga menyukai