Referensi :
Prof.Dr.Ir. Bambang Triatmodjo, DEA, Hidrologi Terapan, Beta Offset, 2008
Dr. Ir. Rachmad Jayadi, M.Eng, Hidrologi, UGM, 2004
Ir. CD Soemarto,B.I.E.Dipl.H, Hidrologi Teknik, Erlangga, 1995
*Dalam perencanaan pembuatan bangunan air, besaran
rancangan yang harus didapatkan melalui kegiatan
analisis hidrologi, yaitu berupa debit banjir rancangan
(design flood) atau debit andalan (dependable flow).
*Banjir rancangan (design flood) adalah besarnya debit
banjir yang ditetapkan sebagai dasar penentuan
kapasitas dan dimensi bangunan-bangunan hidraulik
*Debit andalan (dependable flow) adalah besarnya debit
aliran rendah (bukan hanya saat banjir) yang diyakini
akan terjadi dengan peluang keberhasilan tertentu.
Ditetapkan untuk keperluan operasional bangunan
keairan.
*Kala ulang debit adalah suatu kurun waktu berulang
dimana debit yang terjadi menyamai atau melampaui
besarnya debit banjir yang ditetapkan (banjir
rancangan).
*Contoh : apabila ditetapkan banjir rancangan Q m3/det
dengan kala ulang T tahun, maka dapat diartikan bahwa
probabilitas kejadian debit banjir yang sama atau
melampaui debit banjir rancangan (Q) setiap tahunnya
rata-rata adalah sebesar 1/T. Pernyataan tersebut dapat
pula dikatakan bahwa periode ulang rata-rata
kejadian debit banjir akan sama atau melampaui
debit banjir rancangan adalah sekali setiap T tahun.
*Penulisannya QT = debit dengan kala ulang T tahun
*Misal Q5 = debit banjir lima tahunan = debit yang
berpeluang terjadi atau terlampaui sekali dalam 5 tahun
1 2 3 2 2 1 3 1 2 1 1
Q = 50 m3/dt
QT
1 2 3 . . . . 18 19 20
Tahun ke
QT = 50 m3/dt.
T = [ 1+2+3+2+2+1+3+1+2+1+1] / 11 = 1,73 tahun.
* Pemilihanbesarnya kala ulang banjir rancangan
untuk setiap jenis bangunan tidak terdapat kriteria
dan pedoman yang definitif.
* Umumnya debit banjir rancangan ditetapkan
berdasarkan beberapa pertimbangan berikut:
a. ukuran dan jenis proyek,
b. ketersediaan data,
c. ketersediaan dana,
d. kepentingan daerah yang dilindungi,
e. resiko kegagalan yang dapat ditimbulkan,
f. kadang bahkan juga kebijaksanaan politik.
*Apabila dikaitkan dengan faktor resiko
kegagalan, maka dapat digunakan rumus
sederhana berikut ini :
dengan:
R = resiko kegagalan,
T = kala ulang (tahun),
n = umur bangunan/proyek (tahun).
* Sebagai gambaran lebih lanjut, berikut disajikan tabel
yang memuat beberapa nilai kala ulang banjir
rancangan yang digunakan Departeman Pekerjaan
Umum untuk berbagai bangunan di sungai (Srimoemi
Doelchomid, 1987).
*Debit Rancangan
*Debit Rancangan dapat diperoleh dari:
1. [Model 1] : Analisis Debit Aliran
(berdasarkan data debit aliran)
2. [Model 2] : Analisis Hidrograf
(berdasarkan data hujan
rancangan)
* Bagan Alir Perhitungan Debit Rancangan
MODEL 2: Mendapatkan Debit
Rancangan dari Data Hujan Rancangan
Hujan Rancangan
Hidrograf
Debit Rancangan
Penetapan seri data debit aliran
Penetapan seri data debit aliran dapat dilakukan
dengan :
Mengambil satu data maksimum setiap tahun
(maximum annual series).
Ini berarti, besaran maximum kedua dalam suatu
tahun yang mungkin lebih besar dari maksimum data
tahun yang lain tidak diperhitungkan. Cara ini
dianggap kurang bagus, untuk itu dipakai cara “partial
series”.
Partial series (peak over threshold) dengan
menetapkan suatu batas bawah tertentu dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Diketahui data debit bulanan untuk AWLR Loloan Sungai Putih di Lombok Utara
disajikan dalam tabel berikut :
TAHUN JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES Jumlah tinggi Maximum
Tanggal
limpasan (mm) Sesaat
2004 0.17 0.26 0.19 0.07 0.18 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.18 49 1.58 22-12-2004
2005 0.37 0.70 0.42 0.68 0.44 0.29 0.27 0.30 0.32 0.26 0.21 0.30 117 1.63 05-12-2005
2006 3.39 6.47 4.67 4.13 2.70 2.79 2.69 2.59 2.50 2.50 2.54 2.63 1,027 63.44 22-01-2006
2007 2.15 3.12 6.08 3.43 1.67 3.09 2.87 2.84 2.89 2.83 2.95 3.34 1,036 5.17 05-03-2007
2008 2.28 2.86 1.92 1.36 0.65 1.09 1.07 0.99 0.98 0.98 1.07 0.94 450 2.82 07-02-2008
Analisis frekuensi
Mengenal jenis distribusi probabilitas (agihan) :
m 2m 1
Weibull: P Hazen: P
n 1 2n
m 0,375 m 0,44
Blom: P Gringorten: P
n 0,12
n 0,25
m 0,4
Cunnane : P
n 0,2