Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PERANCANGAN DRAINASE

Makalah

Tugas ini Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Drainase Perkotaan

Dosen Pengampu:
Yedida Yosananto, S.T.,M.T.

Disusun oleh:

Aliyya Dwi Padhilah Madjid

222020045

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia kepada hambanya,
sehingga dengan rahmat-Nya “LAPORAN PERANCANGAN DRAINASE” ini
dapat disusun hingga selesai. Laporan praktikum ini di susun untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan mata kuliah Drainase Perkotaan.

Laporan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis merasa belum lengkap bila tidak mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik berupa pikiran, lisan, maupun tenaga dalam
penyusunan laporan ini.

Dalam kesempatan ini ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada :

1. Yedida Yosananto, S.T.,M.T., selaku dosen yang telah membimbing.

2. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil ITENAS.

Semoga laporan ini dapat membantu mahasiswa untuk mengetahui perhitungan


intensitas hujan merancang merancang dimensi drainase tersebut. Namun,
demikian penyusun menyadari bahwa ini masih banyak kekurangan maupun
kelemahannya. Dengan rasa rendah hati penyusun mengaharapkan saran dan kritik
yang membangun untuk menyempurnakan isi laporan ini.

Bandung, Juni 2022

Penulis

DRAINASE PERKOTAAN i
1) BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Saluran drainase adalah salah satu bangunan pelengkap pada ruas jalan
dalam memenuhi salah satu pesyaratan teknis prasarana jalan. Saluran drainase
jalan raya befungsi untuk mengalirkan air yang dapat mengganggu pengguna jalan,
sehingga badan jalan tetap kering. Pada umumnya saluran drainase jalan raya
adalah saluran terbuka dengan menggunakan gaya gravitasi utuk mengalirkan air
menuju outlet. Distribusi aliran dalam saluran drainase menuju outlet ini mengikuti
kontur jalan raya, sehingga air permukaan akan lebih mudah mengalir secara
gravitasi.

Semakin berkembangnya suatu daerah, lahan kosong untuk meresapkan air


secara alami akan semakin berkurang. Permukaan tanah tertutup oleh beton dan
aspal, hal ini akan menambhan kelebihan air yang tidak terbuang. Kelebihan air ini
jika tidak dapat dialirkan akan menyebabkan genangan. Dalam perencanaan saluran
drainase harus memperhatikan tata guna lahan daerah tangkapan air saluran
drainase yang bertujuan menjaga ruas jalan tetap kering walaupun terjadi kelebihan
air, sehingga air permukaan tetap terkontrol dan tidak mengganggu pengguna jalan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam laporan perancangan drainase perkotaan


khususnya di komplek perumahan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Hidrologi
a. Menghitung curah hujan tiap durasi per tahun.
b. Menghitung curah hujan rencana dengan periode ulang 2, 5, 10, 20, 50
tahun tiap durasi.
c. Menghitung intensitas curah hujan rencana.
2. Analisis Hidraulika
a. Membuat pembagian dan penamaan wilayah.
b. Membuat rencana saluran dan node.
c. Membuat penamaan saluran dan node.

DRAINASE PERKOTAAN 2
d. Menghitung debit saluran.
e. Perancangan dimensi saluran.

1.3 Tujuan

Tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang sistem drainase


perkotaan.
2. Mahasiswa dapat merancang, mendesain saluran drainase, terutama di
perumahan.
3. Salah satu bentuk pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan.

DRAINASE PERKOTAAN 3
2) BAB II
DASAR TEORI
2.1 Aspek Hidrolog

Aspek hidrologi untuk mengetahui kelebihan air permukaan yang berasal dari
hujan lokal. Aspek hidrologi meliputi hal-hal yang terkait dengan tata air. Terdiri
dari :

a) Curah hujan
b) Debit
c) Padatan Tersuspensi
d) Sedementasi

2.1.1 Curah Hujan Rata-Rata Derah Aliran


Curah hujan yang diperlukan untuk perencanaan dam pengendali
sedimen adalah curah hujan rata – rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan
curah hujan pada satu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah
atau curah hujan daerah dan dinyatakan dalam mm. ( Suyono Sosrodarsono,
Hidrologi Untuk Pengairan ).

2.1.2 Analisis Frekuensi


Ada beberapa jenis distribusi statistik yang dapat dipakai untuk
menentukan besarnya curah hujan rencana, seperti distribusi Gumbel, Log
Pearson III, Log Normal, dan beberapa cara lain. Metode–metode ini harus
diuji mana yang bisa dipakai dalam perhitungan. Dalam laporan ini, penulis
menggunakan metode Gumbel untuk mencari intensitas hujan di area perumahan
tersebut.

Berikut ini merupakan rumus perhitungan analisis hujan rencana dengan


metode distribusi Gumbel yang di adobsi dari buku (Loebis, 1984).

1. Menghitung standar deviasi dari data curah hujan yang terekam di stasiun hujan
setempat dengan rumus sebagai berikut ini.

DRAINASE PERKOTAAN 4
2. Menghitung nilai faktor frekuensi (K) dari data curah hujan yang terekam
di stasiun hujan setempat dengan rumus sebagai berikut ini.

3. Menghitung hujan menggunakan rencana periode ulang tahunan dengan rumus


sebagai berikut ini.

4. Untuk lebih memudahkan dalam pemahaman perhitungan disediakan data hujan


latihan seperti yang disajikan pada Tabel 1. Pengolah data di lakukan
menggunakan Microsoft Excel. Berikut data dan tahapan pengerjaan data hujan
rencana tahunan.
a. Hitung curah hujan maksimum tahunan sebagai nilai Xi, dengan cara
mencari curah hujan bulanan tertinggi dalam periode 1 tahun.
b. Hitung curah hujan rata-rata (Xi) periode 2000-2019.
c. Hitung Standar Deviasi (Sx) dengan tahapan sebagai berikut ini.
• Hitung jumlah (Xi-Xr)2 sebagai nilai ∑
• Hitung jumlah data n kemudian dikurangi 1 sebagai nilai n-1

DRAINASE PERKOTAAN 5
• Menghitung nilai standar deviasi dengan rumus berikut ini.

d. Menentukan nilai Yt, Yn, dan Sn untuk menghitung faktor frekuensi (K)
e. Menghitung nilai Yn dengan melihat pada tabel Reduce Mean (Yn) metode
gumbel. Angka vertikal merupakan satuan puluhan dan angka hrizontal
merupakan angka satuan. Apabila jumlah data 20 (n = 20), maka nilai
Yn=0,5236.
f. Menghitung nilai Sn dengan melihat pada tabel Reduce Standard
deviation metode Gumbel. Angka vertikal merupakan satuan puluhan dan
angka hrizontal merupakan angka satuan. Apabila jumlah data 20 (n = 20),
maka nilai Yn=1,0628.
g. Menghitung nilai Yt dengan rumus sebagai berikut ini.

H. Hitung nilai K dari hasil penentuan nilai Yt, Yn, dan Sn dengan memasukan

rumus sebagai berikut ini.


I. Menentukan periode hujan rencana tahunan misalnya periode 2 tahun, 4
tahun, 6 tahun, 8 tahun dan 10 tahun.
J. Hitung rencana hujan rata-rata tahunan dengan rumus sebagai berikut ini.

DRAINASE PERKOTAAN 6
Reduced Variate (Yt)

Tabel Reduce Mean (Yn) Metode Gumbel

Tabel Reduce Standard deviation (Sn) Metode Gumbel

DRAINASE PERKOTAAN 7
2.1.3 Intensitas Curah Hujan Rencana
Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu
tertentu. Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam
tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satu kurun
waktu air hujan terkonsentrasi (Wesli, 2008)..

Pada perhitungan kali ini, penulis menggunakan metode Ishiguro dimana


metode ini bisa dikatakan cukup mudah untuk digunakan karena tidak
membutuhkan data yang cukup banyak untuk melakukan perhitungan. Berikut
langkah-langkah dalam perhitungan intensitas hujan menggunakan metode
Ishiguro:

1. Hitung intensitas hujan rencana dengan rumus:


𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 [𝑋𝑡](𝑚𝑚)
𝐼𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 =
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖
60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2. Hitung nilai a dengan rumus:

[∑ 𝐼. √𝑡][∑ 𝐼 2 ] − [∑ 𝐼 2 √𝑡][∑ 𝐼]
𝑎=
𝑛[∑ 𝐼 2 ] − [∑ 𝐼][∑ 𝐼]

3. Hitung nilai b dengan rumus:

[∑ 𝐼. √𝑡][∑ 𝐼] − 𝑛[∑ 𝐼 2 √𝑡]


𝑏=
𝑛[∑ 𝐼 2 ] − [∑ 𝐼][∑ 𝐼]

4. Hitung intesitas curah hujan untuk periode ulang tertentu menggunakan metode
Ishiguro dengan rumus:

𝑎
𝐼𝑇 =
√𝑡 + 𝑏

2.2 Aspek Hidraulika

Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa aliran saluran terbuka (open
channel flow) maupun saluran tertutup (pipe flow). Pada aliran saluran terbuka
permukaan air yang bebas (free surface). Permukaan bebas ini dapat dipengaruhi
oleh tekanan udara luar secara langsung, sedangkan pada aliran pipa tidak terdapat
permukaan yang bebas, oleh karena seluruh saluran diisi oleh air. Pada aliran pipa

DRAINASE PERKOTAAN 8
perukaan air secara langsung tidak dipengaruhi oleh tekanan udara luar, kecuali
hanya oleh tekanan hidraulik yang ada dalam aliran saja.

Pada aliran saluran terbuka untuk penyederhanaan dianggap bahwa aliran


sejajar, kecepatannya beragam dan kemiringan kecil. Dalam hal ini permukaan air
merupakan garis derajat hidraulik dan dalamnya air sama dengan tinggi tekanan.
Meskipun kedua jenis aliran hampir sama, penyelesaian masalah aliran dalam
saluran terbuka jauh lebih sulit dibandingan dengan aliran dalam pipa tekan, oleh
karena kedudukan permukaan air bebas cenderung berubah sesuai dengan waktu
dan ruang, dan juga bahwa kedalaman aliran, debit, kemiringan dasar saluran dan
kedudukan permukaan bebas saling begantung satu sama lain.

2.2.1 Daerah Aliran Sungai / Catchment Area


Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang di batasi punggung-
punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan
ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai-
sungai kecil ke sungai utama (Asdak, 1995).

Daerah aliran sungai ( Watershed) atau dalam skala luasan kecil disebut
Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh punggung bukit
atau batas-batas pemisah topografi, yang berfungsi menerima, menyimpan dan
mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke alur-alur sungai dan terus
mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama, akhirnya bermuara ke danau/waduk
atau ke laut.

Daerah aliran sungai berkaitan erat dengan kontur tanah yang dilalui oleh
aliran air. Kemiringan lahan menentukan berapa lama air limpasan dapat mengalir
hingga ke outlet.

2.2.2 Debit Puncak


Dalam perencanaan saluran drainase perlu memperhitungkan debit puncak
yang akan mengaliri saluran drainase. Untuk memperkirakan debit puncak yang
mengaliri saluran ada dua metode, metode rasional dan metode hidrograf banjir.
Metode Rasional USSCS (1973) merupakan metode yang umum digunakan untuk
memperikarakan laju aliran permukaan puncak. Asumsi dasar metode ini adalah:

DRAINASE PERKOTAAN 9
1. Puncak limpasan terjadi saat seluruh DAS berkontribusi.
2. Debit puncak pada suatu titik merupakan fungsi intensitas hujan rata-rata dari
hujan badai yang mempunyai durasi sama dengan waktu konsentrasi tc.
3. Intensitas hujan seragam di seluruh daerah dan tetap terhadap waktu.
4. Frekuensi banjir sama dengan frekuensi hujan.

Metode ini mempunyai batasan-batasan sebagai berikut:

1. Penggunaanya terbatas untuk DAS-DAS dengan ukuran kecil, yaitu kurang


dari 300 ha.
2. Metode ini tidak menerangkan hubungan curah hujan dan aliran permukaan
dalam bentuk hidrograf.

Metode Rasional dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik sebagai berikut:

𝑄𝑃 = 𝐹. 𝐶𝑠 . 𝑐. 𝐼. 𝐴

Di mana:

Qp = Laju aliran permukaan puncak (m3/dt)

F = Koefisien, = 0,00278 bila A dalam ha

= 0,278 bila A dalam km2

Cs = Koefisien koreksi untuk metode rasional yang dimodifikasi, 1 untuk


metode rasional biasa.

I = Intensitas hujan rata-rata yang berdurasi sama dengan waktu konsentrasi


tc (mm/jam)

A = Luas DAS (ha atau km2)

2.2.3 Waktu Konsentrasi (tc)


Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh
untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS ( titik kontrol /
Outlet ) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi. Nilai tc
dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:

𝑡𝑐 = 𝑡𝑜 + 𝑡𝑑

DRAINASE PERKOTAAN 10
Di mana:

tc = Waktu Konsentrasi (menit).

to = Waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir pada permukaan tanah
menuju saluran terdekat (menit).

td = Waktu mengalir dalam saluran ke suatu tempat yang ditinjau (menit)

dengan nilai to dan td dapat dicari dengan berikut:

0,552(1,8(1,1 − 𝑐)𝐷1/2
𝑡𝑜 =
𝑠1/3

𝐿
𝑡𝑑 =
60. 𝑣

Di mana:

D = Panjang aliran terpanjang (m)

s = Kemiringan lahan (%)

c = koefisien limpasan

Dengan rumus strickler untuk mencari kecepatan di sepanjang aliran


sebagai berikut:

𝑣 = 𝑘. 𝑅2/3 𝐼1/2

Di mana:
k = Koefisien Strickler ( m1/3/dt ).
R = A/P, A = Luas basah ( m2 ) ; P = Keliling basah ( m ).
I = Kemiringan dasar saluran.

DRAINASE PERKOTAAN 11
3) BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Peta Perumahan

Berikut peta perumahan yang akan dirancang drainasenya.

Gambar 3.1 Peta Perumahan

DRAINASE PERKOTAAN 12
Gambar 3.2 rencana saluran dan node

Gambar 3.3 penamaan saluran dan node

DRAINASE PERKOTAAN 13
3.2 Data Curah Hujan

Berikut data curah hujan dari tahun 2000 – 2014.

Tabel 3.1 Data Curah Hujan Tahun 2000 – 2014


Tinggi Curah Hujan (mm)
No Tahun 5 30 60 180 360 720
menit menit menit menit menit menit
1 2000 14,2 54,5 59,5 103,2 120 122,3
2 2001 13,6 61,1 69,8 66,5 66,7 76,2
3 2002 14 49,8 65,9 45,00 68,9 74,2
4 2003 45,00 48,6 54 68,6 76,2 78,2
5 2004 13,8 38,6 48,4 60,8 60,8 79,1
6 2005 12 45,00 60,6 70,8 75,6 75,7
7 2006 12,2 48 62,4 69,4 45,00 87,7
8 2007 12 51,6 51,5 79,6 79,8 81,8
9 2008 18,8 43,7 56,9 63,1 69 96,2
10 2009 22,2 48,5 60 68,3 77 78,8
11 2010 19,2 36 66 71,3 90,6 45,00
12 2011 24 55,2 62,3 56,2 87,6 93,7
13 2012 24 45,6 51 0 0 0
14 2013 12 38,6 0
15 2014 0 0

3.3 Analisis Hidrologi

Berikut perhitungan analisis frekuensi dengan model gumbel

Tahun Xi (Xi-X) (Xi-X)2 Sx


2000 122,3 42,0071429 1764,6
2001 76,2 -4,0928571 16,75148
2002 74,2 -6,0928571 37,12291
2003 78,2 -2,0928571 4,380051
2004 79,1 -1,1928571 1,422908
2005 75,7 -4,5928571 21,09434
2006 87,7 7,40714286 54,86577
18,973909
2007 81,8 1,50714286 2,27148
2008 96,2 15,9071429 253,0372
2009 78,8 -1,4928571 2,228622
2010 90,6 10,3071429 106,2372
2011 93,7 13,4071429 179,7515
2012 51 -29,292857 858,0715
2013 38,6 -41,692857 1738,294

DRAINASE PERKOTAAN 14
Jumlah 1124,1 1,7764E-13 5040,129
Rerata 80,29286 1,2688E-14 360,0092
n 14

Menghitung Faktor Frekuensi Curah Hujan


Periode (tahun) Yn Sn Yt K
2 0,51 1,0095 0,366513 -0,14214
4 0,51 1,0095 1,245899 0,728974
6 0,51 1,0095 1,701983 1,180766
8 0,51 1,0095 2,013419 1,489271
10 0,51 1,0095 2,250367 1,723989

Menghitung Curah Hujan Rencana Tahunan


Periode (tahun) Xr K Sx Xt (mm)
2 80,29286 -0,14214 18,97391 77,59597
4 80,29286 0,728974 18,97391 94,12435
6 80,29286 1,180766 18,97391 102,6966
8 80,29286 1,489271 18,97391 108,5501
10 80,29286 1,723989 18,97391 113,0037

Berikut perhitungan intensitas hujan dengan metode Ishiguro:

XTr
720
5 menit 30 menit 60 menit 180 menit 360 menit
Tr KTr menit
2 -0,164 15,1126321 155,9577 2701,824 61871,498 1633509,2 44139732
5 0,72 19,32212507 186,2609 3216,136 73637,029 1944124,8 52532990
10 1,305 22,1078249 206,3144 3556,489 81423,043 2149679,2 58087351
25 2,044 25,62685426 231,647 3986,439 91258,708 2409345,4 65103887
50 2,392 27,28398852 243,5763 4188,905 95890,397 2531624 68408020
75 2,911 30 261,3674 4490,859 102797,98 2713987,6 73335736
100 3,137 30,83158916 269,1146 4622,346 105805,91 2793398,4 75481523

DRAINASE PERKOTAAN 15
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Intensitas Hujan dengan Tr = 2 Tahun
Durasi Intensitas Hujan dengan Metode Ishiguro untuk Tr = 2 tahun
(Menit) I (mm/jam) I.t^0.5 I2 I2.t^0.5 a b It (mm/jam)
5 181,352 52,352 32888,397 9494,063 -61970,650 -3,477 49953,898
10 935,746 382,017 875620,951 357470,756 -61970,650 -3,477 197140,801
60 2701,824 2701,824 7299854,575 7299854,575 -61970,650 -3,477 -14515,270
180 20623,833 35721,526 425342474,963 736714777,252 -61970,650 -3,477 -6234,608
360 272251,533 666877,338 74120897402,351 181558377912,943 -61970,650 -3,477 -3998,870
720 3678311,000 12742043,076 13529971812721,000 46869197209215,100 -61970,650 -3,477 -2653,286
Jmlh 3975005,288 13447778,133 13604526260962,200 47051499968724,700

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Intensitas Hujan dengan Tr = 5 Tahun


Durasi Intensitas Hujan dengan Metode Ishiguro untuk Tr = 5 tahun
(Menit) I (mm/jam) I.t^0.5 I2 I2.t^0.5 a b It (mm/jam)
5 231,866 66,934 53761,610 15519,640 -73767,958 -3,477 59463,423
10 1117,565 456,244 1248952,423 509882,692 -73767,958 -3,477 234667,829
60 3216,136 3216,136 10343527,644 10343527,644 -73767,958 -3,477 -17278,545
180 24545,676 42514,359 602490234,188 1043543696,678 -73767,958 -3,477 -7421,488
360 324020,800 793685,626 104989478832,640 257170651500,703 -73767,958 -3,477 -4760,133
720 4377749,167 15164967,959 19164687766250,700 66388425844679,800 -73767,958 -3,477 -3158,390
Jmlh 4730881,210 16004907,257 19270291381559,200 66646650908807,200

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Intensitas Hujan dengan Tr = 10 Tahun


Durasi Intensitas Hujan dengan Metode Ishiguro untuk Tr =10 tahun
(Menit) I (mm/jam) I.t^0.5 I2 I2.t^0.5 a b It (mm/jam)
5 265,294 76,584 70380,853 20317,202 -81574,998 -3,477 65756,490
10 1237,886 505,365 1532362,739 625584,469 -81574,998 -3,477 259501,886
60 3556,489 3556,489 12648610,593 12648610,593 -81574,998 -3,477 -19107,183
180 27141,014 47009,616 736634656,690 1275888652,003 -81574,998 -3,477 -8206,924
360 358279,867 877602,858 128364462858,684 314427435110,220 -81574,998 -3,477 -5263,910
720 4840612,583 16768373,868 23431530181925,000 81169201548355,500 -81574,998 -3,477 -3492,651
Jmlh 5231093,133 17697124,780 23560645530794,600 81484918166629,900

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Intesitas Hujan dengan Tr = 50 Tahun


Durasi Intensitas Hujan dengan Metode Ishiguro untuk Tr = 50 tahun
(Menit) I (mm/jam) I.t^0.5 I2 I2.t^0.5 a b It (mm/jam)
5 327,408 94,515 107195,9083 30944,793 -96081,418 -3,477 77449,766
10 1461,458 596,638 2135858,901 871960,745 -96081,418 -3,477 305646,553
60 4188,905 4188,905 17546926,197 17546926,197 -96081,418 -3,477 -22505,011
180 31963,466 55362,347 1021663147,013 1769572478,848 -96081,418 -3,477 -9666,357
360 421937,333 1033531,170 178031113260,444 436085385827,729 -96081,418 -3,477 -6199,988
720 5700668,333 19747694,381 32497619446669,400 112575056013340,000 -96081,418 -3,477 -4113,746
Jmlh 6160546,903 20841467,955 32676692013057,900 113012929421478,000

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Intensitas Hujan dengan Tr = 100 Tahun


Durasi Intensitas Hujan dengan Metode Ishiguro untuk Tr = 100 tahun
(Menit) I (mm/jam) I.t^0.5 I2 I2.t^0.5 a b It (mm/jam)
5 369,979 106,804 136884,512 39515,155 -106023,715 -3,477 85464,012
10 1614,688 659,193 2607216,046 1064391,493 -106023,715 -3,477 337272,828
60 4622,346 4622,346 21366083,829 21366083,829 -106023,715 -3,477 -24833,789
180 35268,636 61087,070 1243876704,110 2154457649,871 -106023,715 -3,477 -10666,612
360 465566,400 1140400,121 216752072808,960 530931979072,540 -106023,715 -3,477 -6841,550
720 6290126,917 21789638,811 39565696627774,500 137059593592324,000 -106023,715 -3,477 -4539,428
Jmlh 6797568,966 22996514,346 39783716687472,000 137592702499037,000

DRAINASE PERKOTAAN 16
Contoh Perhitungan

a) perhitungan analisis frekuensi dengan model gumbel


xi = 122,3 menit
x-xi = Xi – rerata
= 122,3 - 80,29286
= 42,0071429
(x-xi)2 = (42,0071429)2
= 1764,6
b) Menghitung Faktor Frekuensi Curah Hujan
Yn = 0,51
Sn = 1,0095
𝑇𝑟−1
Yt = −𝑖𝑛 [−𝑖𝑛 ]
𝑇𝑟
4−1
=−𝑖𝑛 [−𝑖𝑛 ]
4

=0,3366513
K =(𝑌𝑡 − 𝑌𝑛)/𝑆𝑛
=(0,3366513 − 0,51)/1,0095
= - 0,142137
c) Menghitung Curah Hujan Rencana Tujuan
Xr = 80,29286
K = - 0,142137
Sx = 18,97391
Xt =𝑋𝑟 + ( 𝐾 × 𝑆𝑥 )
= 80,29286 + (-0,142137 × 18,97391)
= 77,59597 mm
d) perhitungan intensitas hujan dengan metode Ishiguro

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 [𝑋𝑡](𝑚𝑚)


𝐼𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 =
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖
60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

15,1126321
I = 5
(60)

DRAINASE PERKOTAAN 17
= 181,352 mm/jam
5
I.t^0.5 = 181,352 x ( ) 0,5
60

= 52,352
I2 = 181,352 2
= 32888,397

[∑ 𝐼. √𝑡][∑ 𝐼 2 ] − [∑ 𝐼 2 √𝑡][∑ 𝐼]
𝑎=
𝑛[∑ 𝐼 2 ] − [∑ 𝐼][∑ 𝐼]
[13447778,133][13604526260962,2]−[47051499968724,7][3975005,288]
=
6[13604526260962,2]−[3975005,288][3975005,288]

= -61970,650

[∑ 𝐼. √𝑡][∑ 𝐼] − 𝑛[∑ 𝐼 2 √𝑡]


𝑏=
𝑛[∑ 𝐼 2 ] − [∑ 𝐼][∑ 𝐼]

[3975005,288][13447778,133]−6[47051499968724,7]
=
6[13604526260962,2]−[3975005,288][3975005,288]

= -3,477

𝑎
𝐼𝑇 =
√𝑡 + 𝑏

−61970,650
=
√5+−3,477

= 49953,898 mm/jam

DRAINASE PERKOTAAN 18
Tabel 3.7 Menghitung debit saluran
Nama Nama Luas Lahan (Ha) Koef. to (lahan) td (saluran) I Q hujan
Luas Lahan Total Lahan L (Lahan) to R v L (saluran) td tc (mm/jam) m3/det
Saluran Lahan Limpasan s K s
(Ha) (Ha) (Km) (menit) (m2) (m/s) (m) (menit) (menit) Tr = 2 thn Tr = 5 thn Tr = 10 thn Tr = 2 thn Tr = 5 thn Tr = 10 thn
T3 0,001367 0,3 0,0097 0,003 17,153 70 0,176 0,002 0,985 56,472 0,956 18,109 21449,151 25532,410 28234,566 0,02446 0,02911 0,03219
A1 0,057406 0,6 0,0127 0,0025 13,048 70 0,176 0,002 0,985 56,472 0,956 14,003 21449,151 25532,410 28234,566 2,05382 2,44480 2,70354
1-2 0,068954
J1 0,008782 0,8 0,0012 0,02 1,203 70 0,176 0,002 0,985 56,472 0,956 2,159 21449,151 25532,410 28234,566 0,41894 0,49869 0,55147
T4 0,001398 0,3 0,0129 0,003 19,776 70 0,176 0,002 0,985 56,472 0,956 20,731 21449,151 25532,410 28234,566 0,02501 0,02977 0,03293
J2 0,003691 0,8 0,0012 0,02 1,203 70 0,176 0,003 1,206 17,805 0,246 1,449 20696,520 24636,501 -168981,428 0,16987 0,20221 -1,38695
3-5 0,014209
T1 0,010518 0,3 0,0062 0,003 13,737 70 0,176 0,003 1,206 17,805 0,246 13,983 20696,520 24636,501 -168981,428 0,18156 0,21612 -1,48235
4-5 J3 0,002079 0,002079 0,8 0,0012 0,02 1,203 70 0,176 0,0035 1,303 5,151 0,066 1,269 18600,986 22142,042 -560956,645 0,08599 0,10236 -2,59334
5-7 Gorong 70 0,176 0,003 1,206 7,338 0,101 0,101 18036,265 21469,815 23742,018 0,00000 0,00000 0,00000
T2 0,002758 0,3 0,0046 0,003 11,806 70 0,176 0,0035 1,303 11,751 0,150 11,956 20448,311 24341,041 -182739,693 0,04703 0,05598 -0,42028
6-7 J4 0,002036 0,014898 0,8 0,0012 0,02 1,203 70 0,176 0,0035 1,303 11,751 0,150 1,353 20448,311 24341,041 -182739,693 0,09260 0,11023 -0,82758
A2 0,010105 0,6 0,0087 0,0025 10,789 70 0,176 0,0035 1,303 11,751 0,150 10,939 20448,311 24341,041 -182739,693 0,34464 0,41025 -3,07996
8-9 J9 0,000391 0,000391 0,8 0,0035 0,02 2,054 70 0,176 0,003 1,206 2,547 0,035 2,090 18833,887 22419,281 -437118,738 0,01639 0,01952 -0,38051
A3 0,010041 0,6 0,0087 0,0025 10,788 70 0,176 0,0035 1,303 11,468 0,147 10,935 20317,609 24185,457 26745,062 0,34030 0,40508 0,44795
9-10 0,012989
J6 0,002947 0,8 0,0012 0,02 1,203 70 0,176 0,0035 1,303 11,468 0,147 1,350 20317,609 24185,457 26745,062 0,13318 0,15853 0,17531
7-10 J5 0,003640 0,003640 0,08 0,0012 0,02 4,090 70 0,176 0,003 1,206 14,617 0,202 4,292 19308,244 22983,941 -305002,853 0,01563 0,01861 -0,24692
10-12 Gorong 70 0,176 0,003 1,206 7,093 0,098 0,098 18032,621 21465,478 23737,221 0,00000 0,00000 0,00000
J7 0,002964 0,8 0,0012 0,02 1,203 70 0,176 0,0035 1,303 16,339 0,209 1,412 20433,141 24322,984 26897,143 0,13469 0,16033 0,17730
11-12 0,019736
A4 0,016772 0,6 0,0101 0,0025 11,627 70 0,176 0,0035 1,303 16,339 0,209 11,836 20433,141 24322,984 26897,143 0,57163 0,68045 0,75246
12-13 J8 0,001920 0,001920 0,8 0,0012 0,02 1,203 70 0,176 0,003 1,206 8,229 0,114 1,317 18616,152 22160,095 24505,351 0,07947 0,09460 0,10462
2-14 70 0,176 0,003 1,206 1,570 0,022 0,022 17921,028 21332,641 23590,325 0,E+00 0,E+00 0,E+00
13-14 70 0,176 0,003 1,206 2,053 0,028 0,028 17935,169 21349,474 23608,940 0,E+00 0,E+00 0,E+00
14-outlet 70 0,176 0,003 1,206 1,500 0,021 0,021 17918,804 21329,993 23587,398 0,E+00 0,E+00 0,E+00
Misal Dimensi Saluran Total 435239,227 518095,406 -1826266,246 4,7352 5,6367 -5,4401
b 0,5 m
h 0,6 m

Dengan rumus strickler untuk mencari kecepatan di sepanjang aliran


sebagai berikut:

• Strickler

𝑣 = 𝑘. 𝑅2/3 𝐼1/2

= 70 x 0,176 2/3 x 0,002 ½

=0,985 m/s

• Debit Puncak

𝑄𝑃 = 𝐹. 𝐶𝑠 . 𝑐. 𝐼. 𝐴

= 0,00278 x 0,3 x 21449,151 x 0,001367

= 0,2446 m3/detik

• Waktu Konsentrasi

𝑡𝑐 = 𝑡𝑜 + 𝑡𝑑

= 17,153 + 0,956

= 18,109 menit

0,552(1,8(1,1 − 𝑐)𝐷1/2
𝑡𝑜 =
𝑠1/3

DRAINASE PERKOTAAN 19
0,552(1,8(1,1−0,3)9,71/2
=
0,0031/3

= 17,153 menit

𝐿
𝑡𝑑 =
60. 𝑣
56,472
=
60 𝑥 0,985

= 0,956 menit

DRAINASE PERKOTAAN 20

Anda mungkin juga menyukai