BAB II
KONDISI DAERAH PROYEK
2.1. TOPOGRAFI
Lokasi Waduk Bendo terletak di Sungai Kali Keyang atau juga dikenal
dengan nama Kali Ngindeng di Dusun Bendo, Desa Ngindeng, Kecamatan
Sawoo, Kabupaten Ponorogo.
2.2. HIDROLOGI
2.2.1. Umum
Sistim irigasi eksisting yang ada pada daerah waduk Bendo terbagi
dalam 2 jaringan irigasi, yaitu DP Keyang Atas yang mengairi sawah
seluas 710 ha yang terdiri dari 2 subsistem jaringan yaitu Ngindeng
(113 ha) dan Tambakwatu (597 ha), dan DP Keyang Bawah yang
mengairi sawah seluas 2,589 ha.
Q Rancangan
KalaUlang
No Metode Metode Metode
(Tahun)
Nakayasu Gama-I Snyder
1 2 97.13 93.80 84.68
2 5 166.93 160.57 145.53
3 10 218.50 209.90 190.48
4 20 277.00 265.86 241.48
5 25 289.79 278.09 252.63
6 50 347.36 333.16 302.82
7 100 408.88 392.01 356.45
8 500 601.54 576.30 524.41
9 1000 649.16 621.86 565.92
Sumber : Hasil Perhitungan
Selain itu dari hasil simulasi juga menunjukkan bahwa pada kondisi
muka air operasi rendah el. 188.00m tingkat keberhasilan pemberian
air dari waduk Bendo untuk luasan baku sawah 3299 ha (sistem
Bendo) dan 4500 ha (sistem Jati) dengan pola tanam padi-padi-
palawija dapat mengairi areal irigasi tersebut dengan intensitas tanam
dari 150% menjadi 300% untuk sistem Bendo dan untuk areal DI Jati
dari 125% menjadi 225%. Sedangkan pada kondisi LWL El. 198.00
m intensitas tanam sampai dengan 270% untuk irigasi Bendo dan
200% untuk irigasi Jati.
2.3.1 As Bendungan
Kemiringan kedua tebing sungai atau sandaran bendungan tidak
sama atau asimetris, pada sandaran kanan miring sekitar 45 derajat,
sedang sandaran kiri miring sekitar 60 derajat. Di sebelah kiri
dibatasi oleh bukit tertinggi G. Toklaktaklik (+ 356 m) sedang di
sebelah kanan oleh perbukitan dengan ketinggian sekitar + 238 m.
Sedang pada cofferdam bagian hilir dari Gambar 2.7 Profil Geologi
Cofferdam (hilir)nampak bahwa berdasarkan pemboran BB-2 (50 m)
semuanya terdiri breksi volkanik yang keras dan kompak dengan
nilai Lu umumnya relatip kecil .Adapun pada sandaran kanan
cofferdam bagian hilir, dari pemboran DHB-3 terdiri breksi volkanik
lapuk, ketebalannya lebih tipis dibandingkan sandaran kanan
cofferdam bagian hulu yaitu sekitar 2.5 m. Dibagian tengah terdiri
endapan sungai lepas, melalui pemboran B-16 m diketahui
ketebalannya mencapai 7m.
Adapun lokasi tersebut di atas, serta lokasi pemboran dan test pit yang
dilaksanakan selama investigasi sekarang dan terdahulu dapat dilihat pada
Gambar 2.11 Peta Lokasi Titik Bor dan Test Pit (Lokasi Material Bahan
Bangunan).
Consolidation
Compression index Cc: 0.346 - 0.367
Coef.of Consol. Cv 1.650 x 10-2 - 2.720 x 10-2 cm/sec
Coef.of vol.comp mv 2.350 x 10-5 - 4.100 x 10-5 cm2/gr
Uji Kepadatan
OMC 33.40 - 38.05 %
Dry unit weight (optimimum) 1.232 - 1.290 ton/m3
Dari sumuran uji di Nlegaran TP-1, TP-2, TP-3 (Wiratman 1983) dan
IKA-B1 (Ika Adya 2003) dan di Kleco TP-4, TP-5 (Wiratman 1983)
maka umumnya lapisan lempung dijumpai melimpah sampai
kedalaman lebih dari 2 m di bawah muka tanah. Penyebarannya
cukup luas sekitar 500 m x 1 km, bila ketebalannya dibatasi 2 m
maka cadangan material yang tersedia lebih dari 1 juta meter kubik.
Bahan material batu untuk material timbunan batu dan rip-rap dapat
diperoleh dari beberapa cara antara lain :
- Memanfaatkan fragmen andesit yang berukuran besar ( > 40 cm)
hasil galian material random. Tetapi cadangan material batu
dengan cara ini tentunya tidak besar diperkirakan hanya sekitar
100 ribu meter kubik.
- Memanfaatkan butiran batu umumnya andesit, dari endapan sungai
K. Ngindeng yang berukuran .antara 10 sampai 40 cm
cadangannya diperkirakan ada 240 ribu meter kubik.
- Kekurangannya dapat diperoleh dari Quarry Bondrang. Terletak
3,5 km sebelah barat Bendungan Bendo, memanfaatkan fragmen
andesit abu-abu keras 5 sampai 50 cm dari lapisan konglomerat
yang tersemen kurang baik pada matrik pasir tufaan. Dengan
penyebaran sekitar 1 km x 400 m dan ketebalannya 10 m (titik bor
Q-1 dan Q2 oleh PT Multimera Harapan – 1995) serta prosentase
batu ukuran 30 sampai 40 cm sebesar 40% maka cadangannya
Material untuk timbunan batu ini umumnya terdiri dari andesit, keras
sampai sangat keras dengan hasil pengujian pada batu andesit
endapan sungai di K. Ngindeng yang dilaksanakan PT Ika Adya
tahun 2003 adalah sebagai berikut :
-
Kuat tekan batuan > 700 kg/ cm2 yaitu sebesar 721 kg/cm2
-
Specific Gravity > 2.5 yaitu sebesar 2.760
Material untuk beton terdiri dua macam yaitu pasir beton dan agregat
kasar . Masing-masing dapat diperoleh dari endapan sungai di K.
Ngindeng dan K. Sawo (Blimbing).