SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
Pencarian Data
Hidrologi Hidrogeologi
Kondisi Geologi
Data curah hujan Kondisi topografi
v
Imput Data
Pengendalian Air
• Lokasi dan Jumlah pit
• Luas Daerah Tangkapan Hujan
• Rencana Kemajuan Pit
• Sumber dan Jumlah Air Tambang
• Dimensi Saluran
• Dimensi Sump
• Total Jumlah Pompa
Gambar 5. 1 bagan alir analisis hidrologi dan hidrogeologi pada daerah WIUP PT.
60
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
Sirtu Bersaudara.
5.2.1 Akuisisi Data
5.2.1.1 Jenis
Jenis data yang digunakan oleh PT. Sirtu Bersaudara untuk melakukan
analisis hidrologi dan hidrogeologi adalah kuantitatif dan kualitatif. Jenis data
kuantitatif merupakan jenis data penelitian yang berlandaskan data konkrit, data
penelitian berupa angka-angka yang akan diukur menggunakan statistik sebagai alat
uji perhitungan, berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk menghasilkan suatu
kesimpulan. Jenis data kualitatif merupakan jenis data penelitian yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisa atau kata-kata. Cara memperoleh
data analisis hidrologi dan hidrogeologi digunakan data primer dan data sekunder,
ruang lingkup dalam analisis hidrologi dan hidrogeologi yaitu mengenai morfologi,
vegetasi, iklim, intensitas curah hujan dan rancangan penyaliran tambang.
5.2.1.2 Jumlah
Data yang dibutuhkan sebagai dasar untuk suatu analisis hidrologi dan
hidrogeologi pada PT. Sirtu Bersaudara yaitu data curah hujan selama 10 tahun
terakhir dan luas daerah tangkapan hujan (DTH) yang terbagi menjadi dua bagian
dengan luasan DTH 1 seluas dan DTH 2.
5.2.1.3 Sebaran data
Berdasarkan data curah hujan di daerah Kabupaten Manokwari, hujan
tertinggi terjadi pada bulan Februari tahun 2013 dengan curah hujan 597,1
mm/bulan dan terendah terjadi pad bulan Desember tahun 2015 dengan curah hujan
32,4 mm/bulan. Daerah tangkapan hujan (DTH) terbagi menjadi 2 bagian, yakni
DTH 1 pada front penambangan dan DTH 2 pada infrastruktur.
61
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
transportasi air, drainasi, pengendali polusi, air limbah, dsb. Air di bumi mengalami
sirkulasi yang terjadi terus-menerus secara berkala dalam keteraturan melalui
beberapa proses yaitu penguapan, presipitasi dan pengaliran.
Pada gambar diatas menurut Salsabila dkk, 1995, siklus air dimulai dari
penguapan air dipermukaan bumi atau permukaan tubuh yang lain menjadi titik-
titik uap. Titik-titik uap ini mengalami penurunan temperatur akibat perubahan
ketinggian berubah menjadi awan. Dengan adanya proses kodensasi, awan tersebut
selanjutnya jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Ada sebagian air yang tidak
sempat jatuh dipermukaan bumi akibat penguapan, uap air tersebut selanjutnya
membentuk titik-titik uap dan kembali bersiklus. Air yang jatuh ke permukaan bumi
sebagian ada yang menjadilimpasan bawah permukaan (surface run off) dan
sebagian menjadi aliran air tanah (ground water run off).
62
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
Curah hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh pada suatu
satuan luas, dinyatakan dalam satuan mm. Curah hujan sebesar 1 mm berarti pada
luasan 1 m2 jumlah air hujan yang jatuh sebanyak 1 liter. Sehingga curah hujan 1
mm identik dengan 1 liter/m2. Klasifikasi hujan yang digunakan adalah klasifikasi
berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, yaitu seperti pada
Tabel 5. 1 Klasifikasi Curah Hujan Menurut BMKG
63
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
adalah dengan formula Extreme Value E.J Gumbel. Adapun langkah- langkah
analisis dari formula tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tentukan rata-rata curah hujan (𝑥̅ ) maksimum dengan rumus:
∑CH
x̅ = (5.1)
∑n
Dengan (x̅) adalah rata-rata curah hujan, ⅀CH adalah jumlah curah hujan dan
⅀n adalah jumlah data.
Diketahui
∑CH : 9124,6 mm
∑n : 120
Ditanya :
𝑋 :
9124,6 mm
Maka x̅ =
120
𝑋 : 456,23 mm
b. Tentukan standar deviasi (S) dengan rumus:
Σ(xi −x)2
S=√ (5.2)
n−1
Dengan S adalah standar deviasi, Xi adalah nilai varian curah hujan , X adalah
nilai rata-rata curah hujan dan n adalah jumlah data
Diketahui:
Xi : 28921,4 mm
X : 120
Ditanya :
S :
107156,002
Maka S = √√
10−1
S = 73,1902
c. Tentukan koreksi variansi (Yt) dengan rumus:
T−1
Yt = −ln [−ln { }] (5.3)
T
Dengan Yt adalah adalah koreksi variansi yang diharapkan terjadi pada periode
ulang tertentu dan T adalah adalah periode ulang (return period).
64
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
Diketahui :
T : 2 tahun
Ditanya :
Yt :
2−1
Maka Yt = −𝐼𝑛 [−𝐼𝑛 ( )]
2
Yt = 0,367
Untuk reduksi varian pada tahun selanjutnya tertera pada lampiran.
d. Tentukan koreksi rata-rata (Yn) dengan rumus:
n+1−m
Yn = −ln [−ln { }] (5.4)
n+1
Dimana Yn adalah koreksi rata-rata (reduced mean), n adalah jumlah data dan
m adalah urutan data (1,2,3, …, n)
∑Y
Rata-rata Yn, ̅̅̅̅
YN = n
N
Diketahui :
n : 120
m :1
Ditanya :
YN :
120+1−1
Maka YN = −𝐼𝑛 [−𝐼𝑛 ( )]
120+1
YN = 0,562
e. Tentukan koreksi simpangan (Sn) dengan rumus:
∑(Yn −YN)2
Sn = √ (5.5)
n−1
65
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
Sn :
176,677
Maka Sn = √
119
Sn = 1,218
f. Tentukan curah hujan rencana tahunan dengan rumus:
S
𝑋𝑡 = x̅ + S (Yt −YN) (5.6)
n
Xt = 219,797 mm
66
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
R24 24 2/3
I= x( t ) (5.7)
24
Dimana I adalah intensitas curah hujan (mm/jam), R24 adalah curah hujan
maksimum (mm/hari), dan t adalah durasi hujan atau waktu konsetrasi (jam).
Intensistas Curah Hujan dalam 1 jam
Diketahui :
t : 1 jam
R24 : 597,1 mm/bulan
(februari hujan turun selama 21 hari) maka 28,433 mm/hari
Ditanya :
I :
28,433 mm/hari 24 2/3
Maka I = x( )
24 3 𝑗𝑎𝑚
= 4,739 mm/jam
h. Periode Ulang Hujan
Periode ulang hujan (PUH) adalah periode (tahun) dimana suatu hujan dengan
tinggi intensitas yang sama kemungkinan bisa terjadi lagi. Kemungkinan terjadinya
adalah satu kali dalam batas periode (tahun) ulang yang ditetapkan (Yunus Ashari,
2011 dalam Nofrizal, 2016).
Tabel 4. 1 Penentuan Periode Ulang Hujan
Dimana Rh adalah resiko hidrologi (%), Tr adalah periode ulang hujan (tahun) dan
n adalah umur tambang (tahun).
67
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
1 10
Rh = 1 − (1 − ) x 100%
25
Rh = 33,516%
Resiko hidrologi pada daerah sarana tambang
1 10
Rh = 1 − (1 − ) x 100%
5
Rh = 89,262%
68
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
distribusi curah hujan dalam daerah penyaliran dan arah pergerakan curah hujan.
Faktor yang paling berpengaruh adalah kondisi penggunaan lahan dan kemiringan
atau perbedaan ketinggian daerah hulu dan hilirnya.
69
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
penambangan pada PT. Sirtu Bersaudara belum dilakukan kegiatan penggalian dan
pembukaan lahan untuk tambang rintisan (pilot mining) namun nantinya akan
dilakukan penggusuran lahan pada daerah penambangan sehingga nilai koefisien
limpasan (C) ditentukan berdasarkan ketetapan yang digunakan pada daerah tanpa
tumbuhan, daerah tambang, nilai koefisien yang digunakan sebesar 0,9.
Debit rencana pada daerah Penambangan
Tabel 4. 2 Beberapa Harga Koefisien Limpasan
Kemiringan Kegunaan Lahan Koefisien Limpasan
<3% - Sawah, rawa-rawa 0,2
- Hutan, perkebunan 0,3
- Perumahan dengan kebun 0,4
(3-15%) - Hutan, perkebunan 0,4
- Perumahan 0,5
- Tumbuhan yang jarang 0,6
- Tanpa tumbuhan, daerah penimbunan 0,7
>15% - Hutan 0,6
- Perumahan, kebun 0,7
- Tumbuhan yang jarang 0,8
- Tanpa tumbuhan, daerah tambang 0,9
Diketahui :
C : 0,9
I : 99,517 mm/jam
A : 2.442 km2
Ditanya :
Q :
Maka Q = 0,278𝑥0,9𝑥4,739𝑚𝑚/𝑗𝑎𝑚𝑥2.442km2
= 2,895 m3/detik
Untuk perhitungan debit limpasan Infrastruktur dapat dilihat pada Lampiran
5E.
5.2.2.2 Hidrogeologi
70
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
Dalam setiap penambangan banyak atau sedikit umur tambang selalu ada air
yang mengalir masuk ke dalam tambang, air masuk melalui batas perlapisan, celah-
celah batuan ataupun patahan. Masuknya air kedalam tambang harus dicegah atau
dikeluarkan agar tidak terjadi genangan pada area penambangan. Pencegahan
masuknya air kedalam tambang dapat dilakukan dengan cara membuat paritan pada
lereng-lereng bagian atas singkapan, kemudian mengairkannya ke tempat yang
lebih rendah. Pada tempat-tempat yang diperkirakan akan menjadi jalur masuknya
air kedalam tambang.
Penyaliran pada sistem tambang terbuka umumnya dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Penyaliran Tambang Dengan Pemompaan
Yaitu dengan mengeluarkan air tanah yang terdapat pada suatu jenjang. Air
tersebut selanjutnya dipompa keluar atau ke permukaan tambang menuju ke kolam
pengendapan dan selanjutnya dikeluarkan ke sungai jika sudah memenuhi syarat
tertentu,penyaliran dapat dilakukan dengan sistem pemompaan, dimana air
tambang yang terkumpul diendapkan terlebih dahulu untuk memisahkan air jernih
dengan endapan lumpur pada suatu sumur pengendap (settler sump).
71
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
72
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
h=d+W (5.16)
Tabel 6.3 Koefisien kekerasan saluran menurut maning
Tipe Dinding Saluran Nilai n
Semen 0,010-0,014
Beton 0,011-0,016
Bata 0,012-0,020
Besi 0,013-0,017
Tanah 0,020-0,030
Gravel 0,022-0,035
Tanah Yang Ditanami 0,025-0,040
73
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
Nilai (e) diperoleh dari 1/tan θ dimana sudut yang digunakan adalah 60
derajat, sehingga 1/tan(60) = 1/tan(radians(60) = 0,5774 kemiringan saluran
dinyatakan dalam persen (%). Biasanya yang digunakan adalah grade 2%.
Untuk mengetahui debit air saluran dapat dihitung dengan Rumus Manning
sebagai berikut:
1 2 / 3 1/ 2
Q = .R .S . A (6.17)
n
Dimana Q adalah debit air saluran (m3/s), R adalah jari–jari hidrolis (m),
S adalah gradien saluran, A adalah luas penampang basah (m2) dan n adalah
koefisien kekasaran Manning.
Dari hasil penentuan daerah tangkapan hujan pada lokasi perencanaan terbagi
dua, yaitu pada front penambangan dan Kawasan perkantoran dan pengolahan.
Berdasarkan perhitungan diperoleh dimensi saluran seperti pada gambar berikut.
Adapun perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 5 E.
Keterangan Saluran DTH 1 (m) Saluran DTH 2 (m)
Tinggi Jagaan (w) 0,20 0,20
Tinggi Air (d) 1,35 0,631
Luas Penampang (A) 3,153 0,689
Jari-jari Hidrolis (R) 0,675 0,315
Kedalaman Saluran (h) 1,55 0,831
Lebar Dasar Saluran (b) 1,553 0,726
Lebar Permukaan Saluran (B) 3,119 1,458
Panjang Isi Saluran 1,559 0,728
74
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
75
PT. SIRTU BERSAUDARA
Jl. Maruni, No 34 Kabupaten Manokwari Papua Barat
Tlp. (0691) 97983313
76