Anda di halaman 1dari 77

TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang mempunyai iklim tropis. Iklim tropis itu
sendiri terdiri dari dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Untuk
menganalisa musim hujan atau data hujan di Indonesia, terdapat ilmu rekayasa
hidrologi. Ilmu rekayasa hidrologi mengkaji beberapa bahasan yang terdiri dari
siklus hidrologi dan konsep imbangan air dalam suatu sistem daerah aliran sungai
(DAS), data hujan, besarnya evaporasi dan evapotranspirasi, besarnya infiltrasi,
limpasan, hidrometri dan hidrograf satuan sintetik, dan besaran debit banjir.

Permukaan bumi sebagian besar tertutupi oleh air sebanyak 70,9 % baik berupa
perairan darat maupun perairan laut. Perairan darat adalah semua bentuk perairan
yang terdapat di darat. Bentuk perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air,
air yang mengalir di permukaan dan bergerak menuju ke daerah-daerah yang
lebih rendah membentuk sungai, danau, telaga, rawa, dan lain-lain yang memiliki
suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Hujan adalah sebuah peristiwa turunnya butir-butir air yang berasal dari
langit ke permukaan bumi. Hujan juga merupakan siklus air di planet bumi.
Definisi hujan yang lainnya adalah sebuah peristiwa Presipitasi (jatuhnya cairan
yang berasal dari atmosfer yang berwujud cair maupun beku ke permukaan bumi)
berwujud cairan. Hujan membutuhkan keberadaan lapisan atmosfer tebal supaya
dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di
bumi, hujan adalah proses kondensasi (perubahan wujud benda ke wujud yang
lebih padat) uap air di atmosfer menjadi butiran-butiran air yang cukup berat
untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan (Gunawan, 2019).

Daerah Aliran Sungai atau DAS adalah hamparan pada permukaan bumi yang
dibatasi oleh punggungan perbukitan atau pegunungan di hulu sungai ke arah
lembah di hilir. DAS oleh karenanya merupakan satu kesatuan sumberdaya darat
tempat manusia beraktivitas untuk mendapatkan manfaat darinya. Agar manfaat

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 1


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

DAS dapat diperoleh secara optimal dan berkelanjutan maka pengelolaan DAS
harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya (Fuady, 2013).

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang didapat berdasarkan latar belakang di atas adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menentukan luasan kontur peta DAS dengan menggunakan
metode Isohyet dan metode Thiessen?
2. Bagaimana cara menghitung besaran curah hujan total dan curah hujan
maksimal dengan menggunakan metode Isohyet dan metode Thiessen?
3. Bagaimana cara menentukan analisis frekuensi distrubusi gumbel, distribusi
log pearson type III, distribusi normal, distribusi log normal dengan
menggunakan metode ishoyet dan metode Thiessen?
4. Bagaimana cara menghitung uji kecocokan menggunakan uji Kolmogorov-
smirnov dan uji chi-kuadrat dengan metode Isohyet ?
5. Bagaimana cara menghitung intensitas curah hujan menggunakan metode
mononobe, metode shearman, dan metode talbot dengan menggunakan
metode Isohyet ?
6. Bagaimana cara menghitung debit hujan dalam kala ulang pada tahun
tertentu R2, R5, R10, R20, R25, R50, dan R100?

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pembuatan tugas besar Rekayasa Hidrologi ini adalah sebagai syarat
kelulusan mata kuliah Rekayasa Hidrologi. Adapun tujuan dari pembuatan tugas
besar Rekayasa Hidrologi ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menentukan luasan kontur peta DAS dengan menggunakan metode
Isohyet .
2. Untuk menghitung besaran curah hujan rerata tahunan dengan
menggunakan metode Isohyet dan metode Thiessen.
3. Untuk menentukan analisis frekuensi distribusi gumbel, distribusi log
pearson type III, distribusi normal, dan distribusi log normal dengan
menggunakan metode Isohyet dan metode Thiessen.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 2


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

4. Untuk menghitung uji kecocokan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov


dan uji chi-kuadrat dengan metode Isohyet .
5. Untuk menghitung intensitas curah hujan menggunakan metode mononobe,
metode shearman, dan metode Shearman dengan menggunakan metode
Isohyet .
6. Bagaimana cara menghitung debit hujan dalam kata ulang R2, R5, R10, R20,
R25, R50, dan R100.

1.4. Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Data hidrologi DAS Kabupaten Lampung Selatan yang dikaji hanyalah data
curah hujan.
2. Data curah hujan yang digunakan yaitu data curah hujan dari 5 stasiun yang
tercatat dari tahun 1996-2015 dengan Pos Hujan (PH) yang digunakan, yaitu
PH-010 Penengahan, PH-019 Way Ketibung Sd. Mulyo, PH-031 Way
Pisang, PH-032 Bumi Sari, dan PH-033 Negara Batin.
3. Mencari curah hujan rerata tahunan dengan metode Thiessen dan Isohyet .
4. Mencari intensitas curah hujan rerata dengan kala ulang dengan metode
mononobe, metode talbot, dan metode Shearman.
5. Mencari debit banjir dengan kala ulang R2, R5, R10, R20, R25, R50, dan R100.

1.5. Sistematika Penulisan


Dalam mempermudah pemahaman lebih jelas pada laporan ini, maka materi-
materi yang dijabarkan di laporan ini dikelompokkan menjadi beberapa subbab
dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan,
ruang lingkup, dan sistematika penulisan. Dalam bagian ini menjelaskan
tujuan-tujuan yang menjadi pencapaian mahasiswa setelah menyelesaikan
laporan tugas besar ini.
2. BAB II LANDASAN TEORI
Berisikan tentang hidrologi hidraulika, perhitungan curah hujan wilayah,

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 3


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

analisis frekuensi, intensitas curah hujan, dan debit rencana. Berbagai


macam referensi dipilih untuk diambil beberapa informasi yang mengenai
penjelasan tentang materi-materi yang telah ditentukan
3. BAB III METODOLOGI
Berisikan tentang soal tugas besar, peta DAS dan metode pengerjaan, dan
flowchart. Soal tugas besar dan peta daerah aliran sungai sudah diberikan
oleh dosen pengampu dan sudah dijelaskan dengan rinci oleh asisten dosen.
4. BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN
Berisikan tentang analisis perhitungan aljabar dan Thiessen, analisis curah
hujan harian maksimum tahunan, analisis distribusi frekuensi, uji kecocokan
distribusi, analisis curah hujan, analisis curah hujan dan kurva IDF, dan
analisis debit.
5. BAB V PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dan saran. Segala macam data dan informasi
dikumpulkan dan disampaikan dalam bagian ini dengan ringkas. Beberapa
saran untuk pengembangan tugas besar disam paikan pula di bagian ini.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 4


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Hidrologi
Hidrologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari dan membahas tentang
terjadinya, pergerakan, dan distribusi air di bumi baik diatas maupun dibawah
permukaan bumi, tentang sifat fisik dan kimia air, serta reaksinya terhadap
lingkungan termasuk hubungannya dengan kehidupan. Ilmu ini sangat penting
untuk dipelajari oleh orang-orang dibidang teknik sipil karena air merupakan
aspek penting dalam konstruksi seperti menentukan curah hujan di suatu daerah
dan penyediaan kebutuhan air. Tanpa cabang ilmu ini, maka sebuah rumah akan
akan sulit dalam mengatur air hujan dan air tanah. Sebuah konstruksi dengan
perhitungan hidrologi yang tepat juga bisa terhindar dari bahaya banjir, khususnya
di perkotaan.

Hidrologi sangat penting dalam sebuah konstruksi baik di wilayah desa maupun
perkotaan. Dalam cabang ilmu ini banyak sekali hal yang dipelajari yang
berkaitan dengan air, seperti pergerakan air, distribusi air diatas maupun dibawah
permukaan bumi, sifat-sifat fisik air, sifat-sifat kimia air, reaksi air terhadap
lingkungan dan kehidupan, serta kualitas dan kuantitas air di bumi.

2.2. Hidraulika
Hidraulika adalah cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari tentang perilaku zat
cair. Terdapat cabang ilmu yang hampir sama, namun berbeda yaitu illmu
hidrologi. Ilmu hidrologi mempelajari tentang air hujan, debit sungai, banjir, dan
sejenisnya. Pemanfaatan ilmu hidraulika ini antara lain untuk pembuatan
bangunan sebagai fasilitas hidup. Diantaranya adalah pembuatan gorong-gorong
yang letaknya perlu diperhitungkan sedemikian rupa sehingga setiap rumah dapat
teraliri dengan deras. Kemudian adalah bangunan penutup air pada bendungan
sehingga dapat diatur seberapa besar volume air yang akan ditahan dan dialirkan.

Lalu pengendalian banjir seperti penentuan daerah rawan banjir sehingga perlu
dipikirkan bagaimana langkah terbaik dalam mencegah banjir. Kemudian

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 5


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

pembuatan arus transportasi air yang dapat membagi semua lahan persawahan
dengan baik dan adil sehingga semua petani mendapatkan hasil panen yang baik
karena tanamannya mendapatkan kebutuhan air yang cukup.

2.3. Perhitungan Curah Hujan Wilayah


Curah hujan wilayah yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu dan diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan
horizontal. Pada analisis hidrologi diperlukan penentuan hujan rerata pada daerah
pos hujan yang di tinjau. Hal ini digunakan untuk mengetahui karakteristik hujan,
menganalisa hujan rancangan dan analisa debit rancangan. Untuk memenuhi
langkah tersebut, diperlukan data curah hujan, kondisi kemiringan lahan dan tata
guna, dan juga koefisien permeabilitas tanah. Analisis curah hujan diperlukan
untuk menentukan intensitas yang digunakan sebagai prediksi timbulnya aliran
permukaan wilayah.

Terdapat dua metode yang digunakan dalam menentukan hujan maksimum rerata
yang terdapat di suatu DAS dari berbagai stasiun penakar, yaitu metode Thiessen
dan metode Isohyet .

2.3.1. Metode Aljabar


Metode aljabar ini adalah metode mencari rerata suatu stasiun hujan sperti pada
gambar di bawah ini.

Gambar 2.1. DAS dengan Metode Rata-Rata Aljabar


Sumber : Blog The Civil Engineering One

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 6


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Metode ini paling sederhana, pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun


dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan dan kemudian dibagi jumlah stasiun.
Stasiun hujan yang digunakan dalam hitungan adalah yang berada dalam DAS,
tetapi stasiun di luar DAS tangkapan yang masih berdekatan juga bisa
diperhitungkan.
Hujan rerata pada seluruh DAS diberikan persamaan :

P 1 + P2 + P 3 + P 4
R = (2.1)
4
Keterangan :
R = Rata-rata curah hujan wilayah (mm)
P1, P2, … Pn = Tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3, … n

2.3.2. Metode Poligon Thiessen


Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun yang mewakili
luasan di sekitarnya. Pada suatu luasan di dalam DAS dianggap bahwa hujan
adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun yang terdekat, sehingga hujan yang
tercatat pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut. Metode ini digunakan
apabila penyebaran stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata, pada
metode ini stasium hujan minimal yang digunakan untuk perhitungan adalah tiga
stasiun hujan. Hitungan curah hujan rata-rata dilakukan dengan memperhitungkan
daerah pengaruh dari tiap stasiun. Metode poligon Thiessen banyak digunakan
untuk menghitung hujan rata-rata kawasan. Poligon Thiessen adalah tetap untuk
suatu jaringan stasiun hujan tertentu. Apabila terdapat perubahan jaringan stasiun
hujan seperti pemindahan atau penambahan stasiun, maka harus dibuat lagi
poligon yang baru. (Triatmodjo, 2008). Untuk pemilihan stasiun hujan yang
dipilih harus meliputi daerah aliran sungai yang akan dibangun. Besarnya
koefisien Thiessen dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Dwirani, 2019) :

Langkah-langkah metode Thiessen sebagai berikut :


1. Lokasi stasiun hujan di plot pada peta. Antar stasiun dibuat garis lurus
penghubung.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 7


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

2. Tarik garis tegak lurus di tengah-tengah tiap garis penghubung sedemikian


rupa, sehingga membentuk poligon Thiessen. Semua titik dalam satu
poligon akan mempunyai jarak terdekat dengan stasiun yang ada
didalamnya dibandingkan dengan jarak terhadap stasiun lainnya.
Selanjutnya, curah hujan pada stasiun tersebut dianggap representasi hujan
pada kawasan dalam poligon yang bersangkutan.
3. Luas areal pada tiap-tiap poligon dapat diukur dengan planimeter dan luas
total dapat diketahui dengan menjumlahkan luas poligon.
4. Hujan rata-rata DAS.

Cara menghitung dengan metode adalah sebagai berikut :


A 1 d 1 + A 2 d 2 + A3 d3 + … An d n ∑ A1 d1
R = = (2.2)
A A
Keterangan :
A = Luas areal (km2)
R = Tinggi curah hujan rata-rata areal
d1, d2, d3, … dn = Tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3, … n
A1, A2, A3, … An = Luas daerah pengaruh pos 1, 2, 3, … n.

Gambar 2.2. DAS dengan Metode Poligon Thiessen


Sumber : Blog The Civil Engineering One

2.3.3. Metode Isohyet


Metode Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman
hujan yang sama. Pada metode Isohyet , dianggap bahwa hujan pada suatu daerah
di antara dua garis Isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rata-rata dari
kedua garis Isohyet tersebut. Metode Isohyet digunakan untuk menentukan

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 8


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

hujan rata-rata pada suatu daerah bergunung dan sebgaran stasiun/pos


pengamatan yang tidak merata. Berdasarkan persamaan rumus sebagai berikut.

R =
A1 ( P2 + P ) + A (P2 + P )+…+ A (P2 + P )
1 2
2
1 2
n
n n

(2.3)
A 1 + A 2 +…+ A n

Keterangan :
R = Rata-rata curah hujan wilayah (mm)

P1, P2, … Pn = Tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3, … n


A1, A2, … An = Luas daerah pengaruh pos 1, 2, 3, … n.

Gambar 2.3. DAS dengan Metode Poligon Isohyet


Sumber : Blog The Civil Engineering One

2.4. Analisis Frekuensi


Dalam melakukan analisis hidrologi, kita sering dihadapkan dengan kejadian yang
dapat mempengaruhi bangunan-bangunan air seperti bending, jembatan, tanggul,
dan lain sebagainya yaitu peristiwa banjir dan kekeringan. Bangunan air tersebut
harus dilakukan perencanaan agar dapat melewatkan debit banjir maksimum yang
kemungkinan besar dapat terjadi. Guna mengetahui hubungan antara besaran
kejadian ekstrim dan frekuensi kemungkinan terjadinya kejadian tersebut, maka
diperlukan analisis frekuensi.

Analisis frekuensi curah hujan adalah kemungkinan tinggi hujan yang terjadi
dalam kala ulang tertentu baik jumlah frekuensi persatuan waktu maupun periode
ulangnya. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 9


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa yang akan dating
akan tetapi sama dengan sifat statik hujan masa lalu. Untuk menentukan metode
distribusi sebaran yang tepat terdapat syarat ketentuan berdasarkan tabel berikut:

Tabel 2.1. Syarat Pemilihan Metode Distribusi Sebaran


No. Sebaran Syarat
Cs ≈ 0
1 Normal
Ck ≈ 3
Cs ≈ 3 Cv + Cv^2 = 3
2 Log Normal
Ck = 5.383
Cs ≤ 1.1396
3 Gumbel
Ck ≤ 5.4002

4 Distribusi Log Person Cs ≠ 0

sumber : Soewarno, 1999

Ada beberapa metode dalam menghitung besarnya curah hujan pada kala ulang
tertentu, yaitu :

2.4.1. Distribusi Normal


Distribusi Normal disebut juga Distribusi Gauss. Distribusi tipe normal memiliki
koefisien kemencengan (coefficient of skewness) atau CS = 0.
Perhitungan dengan distribusi normal secara praktis dapat didekati dengan
persamaan sebagai berikut :
X Tr = X + KTr × Sx (2.4)

Keterangan :
Sx =
√ ∑ ( Xi - X )2
n-1
(2.5)

XTr = Perkiraan curah hujan yang diharapkan terjadi dengan periode


ulang T

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 10


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

X = Nilai rata-rata curah hujan


KTr = Faktor frekuensi atau nilai variabel reduksi Gauss
Sx = Standar deviasi
Xi = Curah hujan pada tahun
i, n = Jumlah data
Yn = Nilai rata-rata reduced variate
Tr = Kala ulang
2.4.2. Distribusi Log Normal
Distribusi log normal merupakan hasil transformasi dari distribusi normal, yaitu
dengan mengubah varian X menjadi nilai logaritmik varian X. Untuk mencari
nilai perkiraan curah hujan yang diharapkan terjadi dengan periode ulang adalah
pada persamaan 2.6 dengan mencari harga rata-rata terlebih dahulu yaitu pada
persamaan 2.7 dan standar deviasi pada persamaan 2.8.
log X Tr = log X + K Tr × S logx (2.6)
n

∑ log ( Xi ) (2.7)
i
log X =
n

Slog x =
√ ∑ ( log X - log X )2
n-1
(2.8)

Keterangan :
Log XTr = Perkiraan curah hujan yang diharapkan terjadi dengan periode
ulang T
Log X = Harga rata-rata dari data
Slog x = Simpangan baku
KTr = Variabel reduksi Gauss

2.4.3. Distribusi Gumbel


Perhitungan curah hujan rencana menurut metode Gumbel, mempunyai rumus
sebagai berikut.
X Tr = X + K Tr × S x (2.9)
Yt -Yn
Y t = - ln [- ln ] (2.10)
Sn

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 11


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Yt - Yn
k= (2.11)
Sn
Keterangan :
XTr = Perkiraan curah hujan yang diharapkan terjadi dengan periode
ulang T
X = Nilai rata-rata curah hujan
k = Faktor frekuensi atau nilai variabel reduksi Gauss
SX = Standar deviasi
Sn = Reduced standard deviation
Yt = Reduced variated
Tabel 2.2. Tabel Yn (Reduced mean)
Tabel Reduce Mean (Yn) Metode Gumbel
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,507 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,552
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5309 0,532 0,5332 0,5343 0,5353
30 0,5362 0,5371 0,538 0,5388 0,8396 0,5403 0,541 0,5418 0,5424 0,5436
40 0,5436 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5463 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5504 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,553 0,5533 0,5535 0,5538 0,554 0,5543 0,5545
70 0,5548 0,555 0,5552 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,557 0,5572 0,5574 0,0558 0,5578 0,558 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
100 0,56 0,5602 0,560,3 0,5604 0,5606 0,5607 0,5608 0,5609 0,561 0,5611
Sumber: Suripin (2004)

Tabel 2.3. Tabel Sn (Reduced standard deviation)


Tabel Reduce Standard deviation (Sn) Metode Gumbel
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,9496 0,9676 0,9833 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 1,0628 1,0696 1,0754 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,1080
30 1,1124 1,1159 1,1193 1,1226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
40 1,1413 1,1436 1,1458 1,1480 1,1499 1,1519 1,1538 1,1557 1,1574 1,1590
50 1,1607 1,1623 1,1658 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
60 1,1747 1,1759 1,1782 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 1,1854 1,1863 1,1881 1,1881 1,1890 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,1930
80 1,1938 1,1945 1,1959 1,1959 1,1967 1,1973 1,1980 1,1987 1,1994 1,2001
90 1,2007 1,2013 1,2026 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2049 1,2055 1,2060
100 1,2065 1,2069 1,2077 1,2077 1,2081 1,2084 1,2087 1,2090 1,2093 1,2096
Sumber: Suripin (2004)

2.4.4. Distribusi Log Pearson Tipe III


Distribusi Log Pearson Tipe III digunakan untuk menganalisis variabel hidrologi
dengan nilai varian minimum, contohnya pada analisis frekuensi distribusi dari
Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 12
TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

debit minimum (low flows). Distribusi Log Pearson Tipe III mempunyai koefisien
kecondongan (coefficient of skewness) atau CS ≠ 0. Distribusi Log Pearson Tipe
III memiliki rumus sebagai berikut.
log X Tr = log X + K Tr × S log X (2.12)
logX Tr
X Tr =10 (2.13)

Keterangan :
XTr = Perkiraan curah hujan yang diharapkan terjadi dengan periode

ulang T
Log X = Nilai rata-rata curah hujan
k = Faktor frekuensi atau nilai variabel reduksi Gauss
S log X = Standar Deviasi

Sementara itu, untuk menentukan metode distribusi frekuensi empiris mana yang
sesuai dengan sampel data yang ada, diperlukan pengujian secara statistik.
Terdapat dua cara pengujian, yaitu uji Chi-Square dan Smirnov-Kolmogorov

1. Uji Keselarasan Chi-Square


Uji keselarasan chi-square menggunakan rumus :

k 2
(EF-OF) n
( X ) hit = ∑
2
, EF= (2.14)
i=1 EF k
Keterangan :
(X2)hit = Uji statistik
OF = Nilai yang diamati (Observed frequency)
EF = Nilai yang diharapkan (Expected frequency)

Tabel 2.4. Nilai Kritis Distribusi Chi-Square

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 13


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Sumber: Suripin (2004)

2. Uji Keselarasan Smirnov-Kolmogorov


Smirnov-Kolmogorov test merupakan pengujian statistik non-parametrik yang
paling mendasar dan paling banyak digunakan, pertama kali diperkenalkan dalam
makalahnya Andrey Nikolaevich Kolmogorov pada tahun 1933 dan kemudian
ditabulasikan oleh Nikolai Vasilyevich Smirnov pada tahun 1948.
Rumus Smirnov-Kolmogorov :

∆ maks = | Pe ( X ) - P t ( X ) | (2.15)
Keterangan :
∆ maks = Selisih data probabilitas teoritis dan empiris
Pe(X) = Posisi data x menurut sebaran empiris
Pt(X) = Posisi data x menurut sebaran teoritis

Tabel 2.5. Nilai Kritis Distribusi Smirnov-Kolmogorov

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 14


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Sumber: Samuel jr

Umumnya taraf signifiksi atau derajat nyata (α) diambil sebesar 5% dengan
asumsi bahwa 5 dari 100 kesimpulan kita akan menolak hipotesa yang seharusnya
kita terima atau kira-kira 95% konfiden bahwa kita telah membuat kesimpulan
yang benar. Pengujian ini dilakukan dengan mencari nilai selisih probabilitas tiap
varian, menurut distribusi empiris dan teoritis yaitu disimbolkan dengan Δ. Harga
Δ maksimum harus lebih kecil dari Δ kritis.

2.5. Intensitas Curah Hujan


Curah hujan adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar,
tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Sebagai contoh curah hujan 1
mm berarti adalah air hujan yang memiliki ketinggian 1 mm yang tertampung
pada tempat yang datar dengan luas 1 m² (Mulyono, 2016). Data curah hujan
diperoleh dengan cara mengukur menggunakan alat penakar hujan. Alat ini
bekerja dengan mengukur ketinggian air huja yang jatuh ke tanah dan menumpuk
di atas kolom air. Jumlah curah hujan diketahui dalam jumlah satuan millimeter,
artinya curah hujan 1 mm ialah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan per
satuan luas tanpa ada yang menguap ataupun mengalir.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 15


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Curah hujan dibatasi sebagai tinggi air hujan yang diterima di permukaan sebelum
terjadinya aliran pada permukaan, penguapan, dan infiltrasi ke dalam tanah. Data
dari curah hujan yang dibutuhkan dalam pembuatan rencana adalah curah hujan
dengan jangka waktu pendek dan bukan merupakan curah hujan bulanan ataupun
tahunan. Curah hujan tersebut berdasarkan volume debit dari daerah pengaliran
yang kecil seperti perhitungan debit banjir, rencana peluap seuatu bending,
gorong-gorong melintasi jalan dan saluran, dan selokan-selokan samping.

Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan dalam satuan waktu tertentu yang
dinyatakan dalam mm/jam, mm/hari, mm/tahun, dan lainnya. Besar intensitas
curah hujan berbeda-beda ditiap titiknya. Hal ini disebabkan faktor lamanya curah
hujan serta frekuensi kejadiannya. Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan
berlangsung intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar periode
ulangnya makin tinggi pula intensitasnya. Intensitas hujan diperoleh dengan cara
melakukan analisis data hujan baik secara statistik maupun secara empiris.

Biasanya intensitas hujan dihubungkan dengan durasi hujan jangka pendek


misalnya 5 menit, 30 menit, 60 menit dan jam jaman. Data curah hujan jangka
pendek ini hanya dapat diperoleh dengan menggunakan alat pencatat hujan
otomatis. Apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data
hujan harian, maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus Mononobe.
Dalam proses pengalihragaman hujan menjadi aliran ada beberapa sifat hujan
yang penting untuk diperhatikan, antara lain adalah intensitas hujan (I), lama
waktu hujan (t), kedalaman hujan (d), frekuensi (f) dan luas daerah pengaruh
hujan (A).

Komponen hujan dengan sifat-sifatnya ini dapat dianalisis berupa hujan titik
maupun hujan rata-rata yang meliputi luas daerah tangkapan (chatment) yang
kecil sampai yang besar. Analisis hubungan dua parameter hujan yang penting
berupa intensitas dan durasi dapat dihubungkan secara statistik dengan suatu
frekuensi kejadiannya (Yulius, 2014). Adapun rumus intensitas hujan, yaitu :

2.5.1. Metode Mononobe


Metode Mononobe memiliki rumus sebagai berikut.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 16


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

R 24 24
2
I= × ( )3 (2.16)
24 t
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Durasi curah hujan (jam)
R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)

2.5.2. Metode Talbot


Rumus Talbot dikemukakan oleh Professor Talbot pada tahun 1881. Rumus ini
banyak digunakan di Jepang karena mudah diterapkan. Tetapan-tetapan a dan b
ditentukan dengan harga yang terukur. Adapun rumus tersebut adalah sebagai
berikut.
a
I= (2.17)
t+b
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Durasi curah hujan (jam)
a, b = Koefisien

2.5.3. Metode Shearman


Rumus Shearman ini pada umumnya cocok digunakan untuk menghitung
intensitas
hujan dengan curah hujan jangka waktu lebih dari 2 jam dengan formulasi sebagai
berikut:
a
I= n (2.18)
t
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Durasi curah hujan (jam)
n = Konstanta

2.5.4. Metode Ishiguro


Rumus Ishiguro ini dikemukakan oleh Dr. Ishiguro tahun 1953. Adapun rumus
tersebut adalah sebagai berikut.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 17


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

a
I= (2.19)
√t + b
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Durasi curah hujan (jam)
a, b = Koefisien

2.6. Debit Rencana


Salah satu metode yang umum digunakan untuk memperkirakan laju aliran
puncak (debit banjir atau debit rencana) yaitu Metode Rasional USSC (1973).
Metode ini digunakan untuk daerah yang luas pengalirannya kurang dari 300 ha.
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa curah hujan yang
terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh daerah pengaliran
selama paling sedikit sama dengan waktu konsentrasi (tc). Persamaan matematik
Metode Rasional adalah sebagai berikut :

Q = 0,278 × C × I × A (2.20)
Keterangan :
Q = Debit (m3/detik)
C = Koefisien aliran
I = Intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = Luas daerah aliran

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 18


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

BAB III
METODOLOGI
3.1. Soal Tugas Besar Semester Genap (2022/2023)

Gambar 3.1. Soal Tugas Besar Rekayasa Hidrologi


Sumber: Data Tugas Besar Rekayasa Hidrologi 2023

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 19


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

3.2. Peta Daerah Aliran Sungai


3.2.1 Peta DAS

Gambar 3.2. Peta DAS B


Sumber: Data Tugas Besar Rekayasa Hidrologi 2023

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 20


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

3.
3.1.
3.2.
3.2.1. Metodelogi Pengerjaan
Berikut merupakan langkah-langkah pengerjaan tugas besar rekayasa hidrologi
yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung luas peta DAS dengan menggunakan metode Thiessen dan
Isohyet .
2. Menghitung data curah hujan dengan menambahkan dua digit nim terakhir
(0, xy) pada 5 stasiun dari tahun 1986-2005.
3. Menentukan luas DAS dengan metode Thiessen dan curah hujan maksimum
tiap tahun dari 5 stasiun pada tahun 1986-2005.
4. Menghitung analisis curah hujan harian maksimum dengan menggunakan
metode Thiessen dan Isohyet .
5. Menghitung analisis vrekuensi dengan menggunakan metode normal, log
normal, gumbel, dan log person III.
6. Melakukan uji Smirnov-Kolmogorov dan Chi-Square pada distribusi log
person III.
7. Menghitung intensitas curah hujan dengan metode Mononobe, Talbot ,dan
Shearman.
8. Menghitun debit rencana menggunakan metode rasional.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 21


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

3.3. Flowchart
Mu
MULAI

Pengumpulan data curah hujan,


mengganti berdasarkan dua
angka NIM terakhir

Menghitung nilai
maksimum curah hujan

Dispersi
Mencari luas Daerah
Aliran Sungai dan Parameter statika
nilai distribusi Sx, Cs, Ck, Cv
Dispersi Log
Distributor Sebaran:

(Normal, Log Normal,


Gubel, Log Person III
Tidak Memenuhi

Memenuhi

Smirnov-Kornogotov dan Chi


-Kuadrat

Menghitung intensitas
curah hujan:
Menghitung debit
(Mononobe, Ishiguro, rencana banjir
Talbot, dan Shearman)

SELESAI

Gambar 3.3. Flowchart

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 22


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

BAB IV
ANALISIS DAN PERHITUNGAN

4.
4.1. Analisis Perhitungan Thiessen dan Isohyet
Pada sub bab ini terdapat pembahasan yang mencakup luasan pada peta polygon
Isohyet . Analisis perhitungan distribusi curah hujan dengan metode Isohyet .

4.
4.1.
4.1.1. Perhitungan Metode Thiessen

Pada sub bab ini dijabarkan cara mencari luasan dengan metode polygon Thiessen.
Berikut persamaan yang digunakan:=

Luas = ∑ kotak×luas kotak× skala2 ×konversi (4.1)

Luas PH
Koefisien = (4.2)
Luas DAS
1
RRata-Rata =
n
∑ Pi (4.3)

Luas = Luas stasiun (Ha)


∑ kotak = Jumlah kotak
Luas kotak = 0,1 cm × 0,1 cm
= 0,01 cm2
Skala = 1:10000
Konversi = 10-8
n = Banyaknya stasiun hujan
∑ Pi = Jumlah curah hujan yang tercatat (mm)

a. Perhitungan metode Thiessen


873× (0,12 )× (100002 )
Luas PH-010 =
108
= 8,73 Ha

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 23


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

2 2
719× (0,1 )×(10000 )
Luas PH-019 = 8
10
= 7,19 Ha
2 2
2782× (0,1 )× (10000 )
Luas PH-031 = 8
10
= 27,82 Ha
2 2
2641× (0,1 )× (10000 )
Luas PH-032 = 8
10
= 26,41 Ha
2 2
199× (0,1 )×(10000 )
Luas PH-033 = 8
10
= 1,99 Ha
b. Perhitungan Luas Daerah Aliran Sungai (DAS)
Luas DAS = 8,73 + 9,19 + 27,82 + 26,41 + 1,99 = 72,14 Ha

c. Perhitungan Nilai Koefisien Thiessen


Didapat dari perbandingan luas stasiun hujan dengan luas DAS.
8,73
C PH-010 =
72,14
= 0,12101
7,19
C PH-019 =
72,14
= 0,09967
27,82
C PH-031 =
72,14
= 0,38564
26,42
C PH-032 =
72,14
= 0,36609
199
C PH-033 =
72,14
= 0,02759
C total = 0,12101 + 0,09967 + 0,38564 + 0,36609 + 0,02759
=1
Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 24
TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.21 Data Hasil Perhitungan Thiessen


Stasiun Jumlah Kotak Luas (Ha) C
PH-010 873 8,73 0,12101
PH-019 719 7,19 0,09967
PH-031 2782 27,82 0,38564
PH-032 2641 26,41 0,36609
PH-033 199 1,99 0,02759
Jumlah 7214 72,14 1,0000
Sumber : Data Hasil Perhitungan

d. Perhitungan Curah Hujan

1). Data curah hujan tahun 1986

PH-010
Curah hujan (R) = 112,1 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,121
Ri × C = 13,57 mm

PH-019
Curah hujan (R) = 91,1 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,100
Ri × C = 9,908 mm

PH-031
Curah hujan (R) = 59,1 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,386
Ri × C = 22,79 mm

PH-032
Curah hujan (R) = 152,1 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,366
Ri × C = 55,68 mm

PH-033
Curah hujan (R) = 89,1 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,028

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 25


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Ri × C = 2,46 mm

2). Data curah hujan tahun 1987

PH-010
Curah hujan (R) = 111,1 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,121
Ri × C = 13,445 mm

PH-019
Curah hujan (R) = 41,1 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,100
Ri × C = 4,096 mm

PH-031
Curah hujan (R) = 50,1 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,386
Ri × C = 19,321 mm

PH-032
Curah hujan (R) = 50,1 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,366
Ri × C = 18,341 mm

PH-033
Curah hujan (R) = 89,1 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,028
Ri × C = 2,458 mm
3). Data curah hujan tahun 1988

PH-010
Curah hujan (R) = 105,1 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,121
Ri × C = 12,719 mm

PH-019
Curah hujan (R) = 64,1 mm

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 26


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Koefisien Thiessen (C) = 0,100


Ri × C = 6,389 mm

PH-031
Curah hujan (R) = 64,6 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,386
Ri × C = 24,912 mm

PH-032
Curah hujan (R) = 97,1 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,366
Ri × C = 35,548 mm

PH-033
Curah hujan (R) = 152,1 mm
Koefisien Thiessen (C) = 0,028
Ri × C = 4,196 mm

e. Perhitungan rata-rata curah hujan pertahun

Tahun 1986
1
R rata-rata = (0+0, 46 +0+5 5 , 68+0)
5
= 11,23 mm
Xi max = 11,23 mm

Tahun 1987
1
R rata-rata = (7, 03 +0,26 + 19,32 +18,34 +0, 20 )
5
= 9,03 mm
Xi max = 9,03 mm

Tahun 1988
1
R rata-rata = (0+ 1,80 +2 4 , 91 +22 ,73 +0, 17 )
5
= 9,92 mm
Xi max = 9,92 mm

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 27


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

4.1.1.
4.1.2. Perhitungan Metode Isohyet
Pada sub bab ini dijabarkan cara mencari luasan dengan metode polygon Isohyet .
Berikut persamaan yang digunakan :

Luas = ∑ kotak×luas kotak× skala2 ×konversi (4.1)

Isohyet 1+ Isohyet 2
Rata –rata Isohyet = (4.2)
2

Curah hujan rata-rata =


∑ ( luas ×rata-rata) (4.3)
∑ luas

Keterangan :
Luas = Luas stasiun (Ha)
∑ kotak = Jumlah kotak
Luas kotak = 0,1 cm × 0,1 cm
= 0,01 cm2
Skala = 1:10000
Konversi = 10-8

a. Perhitungan metode Ishohyet tahun 1986


Isohyet 70
Luas = 29 × 0,01 × 10.0002× 10-8
= 0,29 ha
0+ 70
Rata rata Isohyet =
2
= 30 mm
Luas × rata-rata = 0,29 × 35
= 10,15
Curah hujan rata-rata
7192,75
R =
71, 21
= 101,00 ha

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 28


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

b. Perhitungan metode ishohyet tahun 1987


Isohyet 50
Luas = 110 × 0,01 × 10.0002× 10-8
= 1,1 ha
0+ 50
Rata rata Isohyet =
2
= 25 mm
Luas × rata-rata = 1,1 × 25
= 27,50
Curah hujan rata-rata
4667,95
R =
7 0 , 29
= 66,40 ha

c. Perhitungan metode ishohyet tahun 1988


Isohyet 60
Luas = 240 × 0,01 × 10.0002× 10-8
= 2,4 ha
0+6 0
Rata rata Isohyet =
2
= 30 mm
Luas × rata-rata = 2,4 × 30
= 72,00
Curah hujan rata-rata
5 489,70
R =
71,14
= 77,16 ha

4.2. Analisis Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan

Pada sub bab ini terdapat pembahasan yang mencakup luasan pada peta polygon
Thiessen . Analisis perhitungan distribusi curah hujan dengan metode Thiessen.

Tabel 4.1 Data Hasil Perhitungan Tahun 1986

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 29


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

DATA LUASAN TAHUN 1986


Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
70,0 29 0,29 35 10,15
80,0 919 9,19 75 689,25
90,0 1596 15,96 85 1356,60
100,0 1265 12,65 95 1201,75
110,0 998 9,98 105 1047,90
120,0 982 9,82 115 1129,30
130,0 694 6,94 125 867,50
140,0 667 6,67 135 900,45
150,0 0 0 145 0,00
160,0 0 0 155 0,00
Jumlah 7150 71,21 1035 7192,75
R 101,0075832
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Tahun 1987


DATA LUASAN TAHUN 1987
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
50,0 110 1,1 25 27,50
60 2332 23,32 55 1282,60
70,0 2578 25,78 65 1675,70
80,00 1157 11,57 75 867,75
90,0 720 7,2 85 612,00
100,0 242 2,42 95 229,90
110,0 0 0 105 0,00
Jumlah 7139 70,29 480 4667,95
R 66,40987338
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Tahun 1988


DATA LUASAN TAHUN 1988
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
60,0 240 2,4 30 72,00
70,0 1696 16,96 65 1102,40
80,0 2504 25,04 75 1878,00
90,0 1729 17,29 85 1469,65
100,0 436 4,36 95 414,20
110 319 3,19 105 334,95
120,0 190 1,9 115 218,50
130,0 0 0 125 0,00
140,0 0 0 135 0,00
150,0 0 0 145 0,00
Jumlah 7114 71,14 975 5489,70
R 77,16755693

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 30


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Tahun 1989


DATA LUASAN TAHUN 1989
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
60,0 68 0,68 30 20,40
70,0 1362 13,62 65 885,30
80,0 1997 19,97 75 1497,75
90,0 953 9,53 85 810,05
100,0 1903 19,03 95 1807,85
110,0 939 9,39 105 985,95
120,0 31 0,31 115 35,65
Jumlah 7253 72,53 570 6042,95
R 83,31655867
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.5 Data Hasil Perhitungan Tahun 1990


DATA LUASAN TAHUN 1990
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
70,0 27 0,27 35 9,45
80,0 729 7,29 75 546,75
90,0 1531 15,31 85 1301,35
100,0 1514 15,14 95 1438,30
110,0 1732 17,32 105 1818,60
120,0 1701 17,01 115 1956,15
Jumlah 7234 72,34 510 7070,60
R 97,74122201
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Tahun 1991


DATA LUASAN TAHUN 1991
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
50,0 0 0 25 0,00
60,0 280 2,8 35 98,00
70,0 1352 13,52 65 878,80
80,0 1802 18,02 75 1351,50
90,0 2312 23,12 85 1965,20
100,0 996 9,96 95 946,20
110,0 339 3,39 105 355,95
Jumlah 7081 70,81 485 5595,65
R 79,02344302
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 31


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.7 Data Hasil Perhitungan Tahun 1992


DATA LUASAN TAHUN 1992
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
60,0 0 0 30 0,00
70,0 2713 27,13 65 1763,45
80,0 3451 34,51 75 2588,25
90,0 957 9,57 85 813,45
100,0 0 0 95 0,00
110,0 0 0 105 0,00
Jumlah 7121 71,21 455 5165,15
R 72,53405421
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.8 Data Hasil Perhitungan Tahun 1993


DATA LUASAN TAHUN 1993
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
50,0 0 0 25 0,00
60,0 362 3,62 55 199,10
70,0 2292 22,92 65 1489,80
80,0 2479 24,79 75 1859,25
90,0 1743 17,43 85 1481,55
100,0 159 1,59 95 151,05
110,0 0 0 105 0,00
Jumlah 7035 70,35 505 5180,75
R 73,64250178
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.9 Data Hasil Perhitungan Tahun 1994


DATA LUASAN TAHUN 1994
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
50,0 137 1,37 25 34,25
60,0 1744 17,44 55 959,20
70,0 2632 26,32 65 1710,80
80,0 2773 27,73 75 2079,75
Jumlah 7286 72,86 220 4784,00
R 65,66017019
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 32


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.10 Data Hasil Perhitungan Tahun 1995


DATA LUASAN TAHUN 1995
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
30,0 0 0 15 0,00
40,0 131 1,31 35 45,85
50,0 793 7,93 45 356,85
60,0 1548 15,48 55 851,40
70,0 1657 16,57 65 1077,05
80,0 1525 15,25 75 1143,75
90,0 993 9,93 85 844,05
100,0 478 4,78 95 454,10
110,0 73 0,73 105 76,65
120,0 0 0 115 0,00
130,0 0 0 125 0,00
140,0 0 0 135 0,00
150,0 0 0 145 0,00
Jumlah 7198 71,98 950 4849,70
R 67,37565991
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.11 Data Hasil Perhitungan Tahun 1996


DATA LUASAN TAHUN 1996
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
60,0 135 1,35 30 40,50
70,0 6040 60,4 65 3926,00
80,0 1026 10,26 75 769,50
Jumlah 7201 72,01 170 4736,00
R 65,76864324
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.12 Data Hasil Perhitungan Tahun 1997


DATA LUASAN TAHUN 1997
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
40,0 6 0,06 20 1,20
50,0 3626 36,26 45 1631,70
60,0 3494 34,94 55 1921,70
70,0 0 0 65 0,00
Jumlah 7126 71,26 185 3554,60
R 49,88212181
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 33


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.13 Data Hasil Perhitungan Tahun 1998


DATA LUASAN TAHUN 1998
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
30,0 0 0 15 0,00
40,0 2 0,02 35 0,70
50,0 1033 10,33 45 464,85
60,0 2717 27,17 55 1494,35
70,0 2545 25,45 65 1654,25
80,0 806 8,06 75 604,50
Jumlah 7103 71,03 290 4218,65
R 59,39251021
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.14 Data Hasil Perhitungan Tahun 1999


DATA LUASAN TAHUN 1999
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
90,0 103 1,03 45 46,35
100,0 866 8,66 95 822,70
110,0 2367 23,67 105 2485,35
120,0 2333 23,33 115 2682,95
130,0 1459 14,59 125 1823,75
140,0 0 0 135 0,00
Jumlah 7128 71,28 620 7861,10
R 110,2847924
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 34


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.15 Data Hasil Perhitungan Tahun 2000


DATA LUASAN TAHUN 2000
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
40,0 55 0,55 20 11,00
50,0 831 8,31 45 373,95
60,0 1214 12,14 55 667,70
70,0 1484 14,84 65 964,60
80,0 1340 13,4 75 1005,00
90,0 1115 11,15 85 947,75
100,0 1093 10,93 95 1038,35
110,0 0 0 105 0,00
Jumlah 7132 71,32 545 5008,35
R 70,22363993
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.16 Data Hasil Perhitungan Tahun 2001


DATA LUASAN TAHUN 2001
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
60,0 784 7,84 30 235,20
70,0 1543 15,43 65 1002,95
80,0 1019 10,19 75 764,25
90,0 741 7,41 85 629,85
100,0 966 9,66 95 917,70
110,0 1060 10,6 105 1113,00
120,0 692 6,92 115 795,80
130,0 388 3,88 125 485,00
140,0 0 0 135 0,00
150,0 0 0 145 0,00
150,0 0 0 150 0,00
160,0 0 0 155 0,00
Jumlah 7193 71,93 1280 5943,75
R 82,63242041
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 35


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.17 Data Hasil Perhitungan Tahun 2002


DATA LUASAN TAHUN 2002
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
80,0 0 0 40 0,00
90 1.488 14,88 85 1264,80
100,0 4065 40,65 95 3861,75
110 1592 15,92 105 1671,60
120,0 0 0 115 0,00
130 0 0 125 0,00
Jumlah 7145 71,45 525 6798,15
R 95,14555633
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.18 Data Hasil Perhitungan Tahun 2003


DATA LUASAN TAHUN 2003
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
40,0 0 0 20 0,00
50 209 2,09 45 94,05
60,0 883 8,83 55 485,65
70 1876 18,76 65 1219,40
80,0 1790 17,9 75 1342,50
90 991 9,91 85 842,35
100,0 967 9,67 95 918,65
110 391 3,91 105 410,55
120,0 0 0 115 0,00
130 0 0 125 0,00
139,1 0 0 135 0,00
149,1 0 0 144 0,00
Jumlah 7107 71,07 1044 5313,15
R 74,75939215
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 36


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.19 Data Hasil Perhitungan Tahun 2004


DATA LUASAN TAHUN 2004
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
50,0 0 0 25 0,00
60 0 0 55 0,00
70 90 0,9 65 58,50
80 556 5,56 75 417,00
90 2123 21,23 85 1804,55
100 2.491 24,91 95 2366,45
110 937 9,37 105 983,85
120 183 1,83 115 210,45
130 249 2,49 125 311,25
140 372 3,72 135 502,20
150 111 1,11 145 160,95
160 29 0,29 155 44,95
170 0 0 165 0,00
180 0 0 175 0,00
Jumlah 7141 71,41 1495 6860,15
R 96,06707744
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.20 Data Hasil Perhitungan Tahun 2005


DATA LUASAN TAHUN 2005
Daerah Banyak Kotak Luas Rata-Rata Isohyet Luas x Rata-Rata
80,0 0 0 40 0,00
90,0 5213 52,13 85 4431,05
100,0 456 4,56 95 433,20
110,0 477 4,77 105 500,85
120,0 315 3,15 115 362,25
130,0 420 4,2 125 525,00
140,0 233 2,33 135 314,55
150,0 59 0,59 145 85,55
160,0 0 0 155 0,00
160,0 0 0 160 0,00
Jumlah 7173 71,73 960 6652,45
R 92,74292486
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 37


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

4.1.
4.2.
4.3.
4.3.1.
Tabel 4.22 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1986

Sumber : Data Hasil Perhitungan


Tabel 4.23 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1987

Sumber : Data Hasil Perhitungan


Tabel 4.24 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1988

Sumber : Data Hasil Perhitungan


Tabel 4.25 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1989

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.26 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1990

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.27 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1991

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 38


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.28 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1992

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.29 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1993

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.30 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1994

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.31 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1995

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.32 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1996

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 39


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.33 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1997

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.34 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1998

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.35 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 1999

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.36 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 2000

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.37 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 2001

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.38 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 2002

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 40


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.39 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 2003

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.40 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 2004

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.41 Data Hasil Perhitungan Thiessen Tahun 2005

Sumber : Data Hasil Perhitungan

4.3. Analisis Distribusi Frekuensi


Setelah menghitung nilai curah hujan tahunan maksimum dengan metode Isohyet
dan Thiessen , maka selanjutnya mencari analisis frekuensi hujan. Pada analisis
ini terdapat beberapa metode yaitu metode distribusi normal, metode logaritma
normal, metode gumbel, dan metode log pearson III.

4.3.1. Perhitungan Parameter Statistik


Perhitungan ini digunakan untuk mencari nilai standar deviasi, koefisien
kemencengan, koefisien varian, dan koefisien kurtosis. Persamaan yang
digunakan sebagai berikut:

Sx
Cv = 4.4
Xr

n × ( ∑ Xi -Xr)
2 4

Cx = 4
4.5
(n-1)(n-2)(n-3) (Sx)
n×( ∑ Xi-Xr)
3
Cs = 3 4.6
(n-2)(n-1) (Sx)
Keterangan:

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 41


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Cv = Koefisien variasi
Sx = Standar deviasi
Xr = Rata-rata curah hujan
Ck = Koefisien kurtosis
Cs = Koefisien kemencengan
n = Jumlah data

a. Perhitungan Tahun 1986

(Xi – Xr) = (101,00758 – 79,09)

= 21,92
(Xi – Xr)2 = (101,00758 – 79,09)2
= 480,36
(Xi – Xr)3 = (101,00758 – 79,09)3
= 10528,22
(Xi – Xr)4 = (101,00758 – 79,09)4
= 230749,17

b. Perhitungan Tahun 1987

(Xi – Xr) = (66,40987– 79,09)


= -12,68
(Xi – Xr)2 = (66,40987– 79,09)2
= 160,80
(Xi – Xr)3 = (66,40987– 79,09)3
= -2038,97
(Xi – Xr)4 = (66,40987– 79,09)4
= 25855,15

c. Perhitungan Tahun 1988


(Xi – Xr) = (77,16756– 79,09)
= -1,92
(Xi – Xr)2 = (77,16756– 79,09)2

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 42


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

= 3,70
(Xi – Xr)3 = (77,16756– 79,09)3
= -7,11
(Xi – Xr)4 = (77,16756– 79,09)4
= 13,67
d. Perhitungan simpangan baku (Sx)

Sx =
√ 4662,36
20-1
= 15,66
e. Perhittungan koefisien kemencengan (Cs)
20 (17656,16)
Cs = 3
(19)(18) (15,66)
= 0,27
f. Perhitungan koefisisen kurtosis (Ck)
202 (2495324,81)
Ck =
(19)(18) (15,66) 4
= 2,85
g. Perhitungan koefisien variasi (Cv)
15,66
Cv =
79,09
= 0,20

Tabel 4.42 Perhitungan Parameter Statistik

DISTRIBUSI NORMAL
No Tahu (Xi- (Xi- (Xi-
. n Xi Xr Xr) Xr)^2 Xr)^3 (Xi-Xr)^4
101,0075
1 1986 8 79,09 21,92 480,36 10528,22 230749,17
2 1987 66,40987 79,09 -12,68 160,80 -2038,97 25855,15
3 1988 77,16756 79,09 -1,92 3,70 -7,11 13,67
4 1989 83,31656 79,09 4,23 17,86 75,48 319,00
5 1990 97,74122 79,09 18,65 347,85 6487,76 121002,22
6 1991 79,02344 79,09 -0,07 0,00 0,00 0,00
7 1992 72,53405 79,09 -6,56 42,99 -281,83 1847,75
8 1993 73,64250 79,09 -5,45 29,68 -161,69 880,87
Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 43
TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

9 1994 67,37566 79,09 -11,71 137,23 -1607,67 18833,38


10 1995 65,76864 79,09 -13,32 177,47 -2364,19 31495,17
11 1996 65,76864 79,09 -13,32 177,47 -2364,19 31495,17
-
12 1997 49,88212 79,09 -29,21 853,12 24918,23 727818,22
13 1998 59,39251 79,09 -19,70 388,01 -7642,90 150548,86
110,2847
14 1999 9 79,09 31,19 973,09 30355,00 946906,22
15 2000 70,22364 79,09 -8,87 78,62 -697,10 6180,97
16 2001 82,63242 79,09 3,54 12,55 44,44 157,40
17 2002 74,75939 79,09 -4,33 18,76 -81,24 351,84
18 2003 96,06708 79,09 16,98 288,21 4892,82 83063,90
19 2004 96,06708 79,09 16,98 288,21 4892,82 83063,90
20 2005 92,74292 79,09 13,65 186,39 2544,72 34741,92
1581,8 2495324,8
Jumlah 1581,81 1 0,00 4662,36 17656,16 1
Rata-Rata 79,09 79,09 0,00 233,12 882,81 124766,24
Sx 15,66
Cs 0,27
Ck 2,85
Cv 0,20
Sumber : Data Hasil Perhitungan

4.3.2. Perhitungan Parameter Statistik Logaritma


Perhitungan ini digunakan untuk mencari simpangan baku, serta koefisien variasi,
koefisien kemencengan, dan koefisien kurtosis.

a. Perhitungan Tahun 1986

(log Xi – log Xr) = (2,0044– 1,89)

= 0,1144
(log Xi – log Xr)2 = (2,0044– 1,89)2
= 0,01309
(log Xi – log Xr)3 = (2,0044– 1,89)3
= 0,00150
(log Xi – log Xr)4 = (2,0044– 1,89)4
= 0,0002
b. Perhitungan Tahun 1987

(log Xi – log Xr) = (1,8222– 1,89)

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 44


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

= -0,0677
(log Xi – log Xr)2 = (1,8222– 1,89)2
= 0,00458
(log Xi – log Xr)3 = (1,8222– 1,89)3
= -0,00031
(log Xi – log Xr)4 = (1,8222– 1,89)4
= 0,0000
c. Perhitungan Tahun 1988

(log Xi – log Xr) = (1,8874– 1,89)

= -0,0025
(log Xi – log Xr)2 = (1,8874– 1,89)2
= 0,00001
(log Xi – log Xr)3 = (1,8874– 1,89)3
= 0,00000
(log Xi – log Xr)4 = (1,8874– 1,89)4
= 0,0000

Tabel 4.43 Perhitungan Parameter Statistik Logaritma


N Tah Log (Log Xi- (Xi- (Xi- (XI-
Xi Xr
o. un Xi Xr) Xr)^2 Xr)^3 Xr)^4
92,66 0,00838 0,00076 0,00007
1 1986 1,967 1,88 0,092
5 06 72 02
-
59,51 0,01015 0,00010
2 1987 1,775 1,88 -0,101 0,00102
0 69 32
36
83,65 0,00222 0,00010 0,00000
3 1988 1,922 1,88 0,047
6 10 47 49
77,44 0,00018 0,00000 0,00000
4 1989 1,889 1,88 0,014
4 55 25 00
95,75 0,01119 0,00118 0,00012
5 1990 1,981 1,88 0,106
9 52 45 53
86,53 0,00382 0,00023 0,00001
6 1991 1,937 1,88 0,062
3 07 62 46

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 45


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

79,63 0,00066 0,00001 0,00000


7 1992 1,901 1,88 0,026
4 19 70 04
8 1993 1,811 1,88 -0,064 -
64,74 0,00411 0,00001
0,00026
3 92 70
44
9 1994 1,816 1,88 -0,059 -
65,47 0,00351 0,00001
0,00020
6 54 24
84
10 1995 1,812 1,88 -0,063 -
64,87 0,00400 0,00001
0,00025
7 43 60
34
11 1996 1,812 1,88 -0,063 -
64,87 0,00400 0,00001
0,00025
7 43 60
34
12 1997 1,677 1,88 -0,198 -
47,56 0,03925 0,00154
0,00777
0 42 09
73
13 1998 1,803 1,88 -0,073 -
63,49 0,00527 0,00002
0,00038
3 78 79
34
97,34 0,01275 0,00144 0,00016
14 1999 1,988 1,88 0,113
2 31 02 26
15 2000 1,828 1,88 -0,047 -
67,35 0,00221 0,00000
0,00010
3 01 49
39
75,01 0,00000 0,00000 0,00000
16 2001 1,875 1,88 0,000
0 01 00 00
17 2002 1,871 1,88 -0,005 -
74,26 0,00002 0,00000
0,00000
3 11 00
01
87,54 0,00447 0,00029 0,00002
18 2003 1,942 1,88 0,067
5 05 89 00
87,54 0,00447 0,00029 0,00002
19 2004 1,942 1,88 0,067
5 05 89 00
90,47 0,00658 0,00053 0,00004
20 2005 1,957 1,88 0,081
5 64 45 34
Jumlah 37,51 0,000 -
1525, 37,5 0,12730 0,00219
0,00538
76 1 87 97
33
Rata-Rata 76,29 1,88 1,88 0,000 -
0,00636 0,00011
0,00026
54 00
92
Sx 0,08
Cs -0,57
Ck 3,37
Cv 0,001

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 46


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

1
Sumber : Data Hasil Perhitungan

4.2.1. Hasil Dispersi

Pada bagian ini berisi hasil disperse parameter statistic yang telah dihitung pada
perhitungan sebelumnya.
Tabel 4.44 Hasil Dispersi

Hasil Dispersi
Data
Dispersi Statistik Dispersi Statistik Logaritma
Xr 79,090 1,890
Sx 15,665 0,085
Cs 0,269 -0,168
Cv 0,198 0,046
Ck 2,85 3,16
Sumber : Data Hasil Perhitungan

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan table hasil disperse yang
berisi nilai rata-rata, simpangan baku, koefisien kurtosis, koefisien variasi, dan
koefisien kemencengan pada parameter statistik dan disperse statistic logaritma.
Hasil dari nilai disperse statistik memiliki nilai yang lebih besar disbandingkan
nilai disperse statistik logaritma. Dikarenakan pada nilai disperse statistic
logaritma, hasil perhitungan diubah ke dalam bentuk logaritma sehingga nilai
dispersi statistik logaritma lebih kecil.

4.3.3. Metode Distribusi Normal


Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui perhitungan dengan menggunakan
metode normal.
a. Mencari nilai curah hujan dengan kala ulang (Xt)
Kala ulang 2 tahun
Xt = 79,09 + (0,00 × 15,665)
= 79,0904 mm
Kala ulang 5 tahun
Xt = 79,09 + (0,84 × 15,665)

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 47


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

= 92,2489 mm
Kala ulang 10 tahun
Xt = 79,09 + (1,28 × 15,665)
= 99,1414 mm
Kala ulang 20 tahun
Xt = 79,09 + (1,64 × 15,665)
= 104,7807 mm
Kala ulang 25 tahun
Xt = 79,09 + (1,71 × 15,665)
= 105,8773 mm
Kala ulang 50 tahun
Xt = 79,09 + (2,05 × 15,665)
= 111,2033 mm
Kala ulang 100 tahun
Xt = 79,09 + (2,33 × 15,665)
= 115,5895 mm
Tabel 4.45 Hasil Distribusi Normal

Distribusi Normal
Kala Ulang Xr Kt Sx Xt
2 0,00 79,0904
5 0,84 92,2489
10 1,28 99,1414
20 79,09 1,64 15,665 104,7807
25 1,71 105,8773
50 2,05 111,2033
100 2,33 115,5895
Sumber : Data Hasil Perhitungan

4.3.4. Metode Distribusi Log Normal


Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui perhitungan dengan menggunakan
metode log normal.
b. Menghitung log Xt dan Xt
Kala ulang 2 tahun
Log Xt = 1,8899 + (0,00 × 0,08)

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 48


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

= 1,8899 mm
Xt = 101,8899
= 77,61 mm
Kala ulang 5 tahun
Log Xt = 1,8899 + (0,84 × 0,08)
= 1,9630 mm
Xt = 101,9630
= 91,84 mm
Kala ulang 10 tahun
Log Xt = 1,8899 + (1,28 × 0,08)
= 2,0013 mm
Xt = 102,0013
= 100,31 mm
Kala ulang 20 tahun
Log Xt = 1,8899 + (1,64 × 0,08)
= 2,0327mm
Xt = 102,0327
= 107,81mm
Kala ulang 25 tahun
Log Xt = 1,8899 + (1,71 × 0,08)
= 2,0388 mm
Xt = 102,0388
= 109,33 mm
Kala ulang 50 tahun
Log Xt = 1,8899 + (2,05 × 0,08)
= 2,0683mm
Xt = 102,0683
= 117,04 mm
Kala ulang 100 tahun
Log Xt = 1,8899 + (2,33 × 0,08)
= 2,0927mm
Xt = 102,0927
Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 49
TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

= 123,80 mm

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 50


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.45 Hasil Distribusi Log Normal


Distribusi Log Normal
Kala Ulang Xr Kt Sx log Xt Xt
2 0,00 1,8899 77,61
5 0,84 1,9630 91,84
10 1,28 2,0013 100,31
20 1,8899 1,64 0,0870 2,0327 107,81
25 1,71 2,0388 109,33
50 2,05 2,0683 117,04
100 2,33 2,0927 123,80
Sumber : Data Hasil Perhitungan

4.3.5. Metode Distribusi Gumbel


Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui nilai curah hujan dengan kala ulang
tahunan menggunakan metode gumbel.
a. Curah hujan rencana pada kala ulang 2
2-1
Yt = -ln (-ln )
2
= 0,37
0,37 - 0,52
K =
1,063
= -0,147
Xt = 79,09 + (-0,148 × 15,66 )

= 76,78 mm

b. Curah hujan rencana pada kala ulang 5


5-1
Yt = -ln (-ln )
5
= 1,4999
1,4999 - 0,52
K =
1,063
= 0,919
Xt = 79,09 + (0,919 × 15,66)
= 93,48 mm
c. Curah hujan rencana pada kala ulang 10

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 51


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

10 - 1
Yt = -ln (-ln )
10
= 2,25
2,25 - 0,52
K =
1,063
= 1,624
Xt = 79,09 + (1,62 × 15,66)
= 104,54mm
d. Curah hujan rencana pada kala ulang 20
20 - 1
Yt = -ln (-ln )
20
= 2,97
2,97 - 0,52
K =
1,063
= 2,302
Xt = 79,09 + (2,302 × 15,66)
= 115,15 mm
e. Curah hujan rencana pada kala ulang 25
25 - 1
Yt = -ln (-ln )
25
= 0,37
0,37-0,52
K =
1,063
= 2,517
Xt = 79,09 + (2,517 × 15,66)
= 118,52 mm
f. Curah hujan rencana pada kala ulang 50
50 - 1
Yt = -ln (-ln )
50
= 3,90
3,90 - 0,52
K =
1,063
= 3,18
Xt = 79,09 + 3,18 × 15,66)

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 52


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

= 128,88 mm
g. Curah hujan rencana pada kala ulang 100
100 - 1
Yt = -ln (-ln )
100
= 4,6
4,6 - 0,52
K =
1,063
= 3,84
Xt = 79,09 + (3,84 × 15,66)
= 139,18 mm

Tabel 4.46 Hasil Distribusi Gumbel


Menentukan Sebaran Metode Gumbel
Kala Ulang Yt Xr Yn Sn K Sx Xt
2 0,3665 -0,1478 76,78
5 1,4999 0,9186 93,48
10 2,2504 1,6247 104,54
20 2,9702 79,0904 0,5236 1,0628 2,3020 15,6648 115,15
25 3,1985 2,5169 118,52
50 3,9019 3,1787 128,88
100 4,6001 3,8357 139,18

Sumber : Data Hasil Perhitungan

Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa apabila nilai kala ulang semakin besar
maka nilai Yt akan semakin besar. Jika nilai Yt semakin besar maka nilai K dan
Xt akan semakin besar juga. Dapat disimpulkan bahwa nilai kala ulang, nilai Yt,
nilai K, dan nilai Xt berbanding lurus.

4.3.6. Metode Distribusi Log Pearson III


Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui nilai curah hujan dengan
menggunakan metode log pearson III. Dengan Xr = 1,88 dan Cs = -0,574. Untuk
mendapatkan nilai koefisien Gt pada nilai Cs = -0,574, maka dilakukan interpolasi
nilai Cs antara -0,5 dan -0,6 pada kala ulang 2, 5, 10, 20, 25, 50, dan 100.
a. Curah hujan rencana pada kala ulang 2
Log Xt = 1,8899 + (0,028 × 0,087)
= 1,8924
Xt = 101,89

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 53


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

= 78,0493 mm
b. Curah hujan rencana pada kala ulang 5
Log Xt = 1,8899 + (0,846× 0,087)
= 1,9635
Xt = 101,96
= 91,9446 mm
c. Curah hujan rencana pada kala ulang 10
Log Xt = 1,8899 + (1,262 × 0,087)
= 1,9997
Xt = 101.99
= 99,9418 mm
d. Curah hujan rencana pada kala ulang 20
Log Xt = 1,8899 + (1,693 × 0,087)
= 2,0372
Xt = 102,03
= 108,9536 mm
e. Curah hujan rencana pada kala ulang 25
Log Xt = 1,8899 + (1,945 × 0,087)
= 2,0592
Xt = 102,05
= 114,6058 mm
f. Curah hujan rencana pada kala ulang 50
Log Xt = 1,8899 + (2,178× 0, 0,087)
= 2,0795
Xt = 102,07
= 120,0838 mm

g. Curah hujan rencana pada kala ulang 100


Log Xt = 1,8899 + (2,388× 0,087)
= 2,0978
Xt = 102,9
= 125,2450 mm
Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 54
TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.47. Analisis Frekuensi Distribusi Log Pearson III

Menentukan Sebaran Log Pearson III

Kala Koef. Log S Log Log


Xr GT Xt
Ulang G Xr X Xt
0,033 1,892
2 0,028 1,8899 0,0870 78,0493
0 4
0,850 1,963
5 0,846 1,8899 0,0870 91,9446
0 5
1,258 1,999
10 1,262 1,8899 0,0870 99,9418
0 7
79,09 1,680 2,037 108,953
20 1,693 1,8899 0,0870
0 0 2 6
1,945 2,059 114,605
25 1,945 1,8899 0,0870
0 2 8
2,178 2,079 120,083
50 2,178 1,8899 0,0870
0 5 8
2,388 2,097 125,245
100 2,388 1,8899 0,0870
0 8 0
Sumber: Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.48. Koefisien G Distribusi Log Pearson III

KALA ULANG

Kala Ulang
2 5 10 20 25 50 100
Koefisien G
Presentase Peluang Terlampaui
50% 20% 10% 5% 4% 2% 1%
-0,1 0,017 0,836 1,27 1,72 1,945 2,178 2,388
-0,2 0,033 0,85 1,258 1,68 1,945 2,178 2,388
-0,168 0,028 0,846 1,262 1,693 1,945 2,178 2,388
Sumber: Data Hasil Perhitungan

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 55


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

4.3.7. 4.2.8. Penentuan Sebaran


Pada proses ini akan ditentukan sebaran yang sesuai untuk digunakan sebagai data
intensitas hujan.

Tabel 4.49. Hasil Dispersi dan Dispersi Logaritma Metode Isohyet


Hasil Dispersi
No Data
Dispersi Statistik Dispersi Statistik Logaritma

1 Xr 79,090 1,890

2 Sx 15,665 0,085

3 Cs 0,269 -0,168

4 Cv 0,198 0,046

5 Ck 2,85 3,16

Sumber: Data Hasil Perhitungan

Tabel 4.50. Penentuan Sebaran Metode Isohyet


No Jenis Distribusi Syarat Hasil Perhitungan Kesimpulan
Cs ≈ 0 0,269 Tidak Memenuhi
1 Normal
Ck ≈ 3 2,8511 Tidak Memenuhi
Cs = 3 -0,1685 Tidak Memenuhi
2 Log Normal 3Cv + Cv^2 = 3 0,0033 Tidak Memenuhi
Ck = 5,383 3,16 Tidak Memenuhi
Gumbel Cs ≤ 1,1396 0,269 Memenuhi
3
  Ck ≤ 5,4002 2,851 Memenuhi
Log Pearson
4
III Cs ≠ 0 -0,1685 Memenuhi
Sumber: Data Hasil Perhitungan

4.4. Uji Kecocokan Distribusi Frekuensi


Pada sub-bab ini nilai Xt yang telah didapatkan dari Distribusi Log Pearson III
maupun Gumbel akan diuji kecocokan distribusinya dengan menggunakan uji
Chi-Kuadrat dan uji Smirnov-Kolmogorov.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 56


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

4.4.
4.4.1. Uji Chi Kuadrat
Untuk menguji kecocokan suatu distribusi sebaran yang memenuhi, digunakan uji
Chi-Kuadrat. Sebelum memcari X2 Cr analisis, harus mengurutkan nilai Xi dan
Log Xi diurutkan dari nilai terkecil. Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:

K = 1 + (3,322 × Log n)

DK = K – (1 + 1)

n
EF =
K

Log Xi max - Log Xi min


ΔX =
K-1

2
(EF - OF)
X2 =
EF
Keterangan:
X2 = Nilai Chi-Kuadrat
K = Jumlah kelas
Dk = Derajat kebebasan
EF = Nilai harapan
OF = Nilai observasi
n = Jumlah data
ΔX = Interval kelas

1. Menghitung kelas (K)


K = 1 + 3,322 log n
= 1 + 3,322 log 20
= 5,322 ≈ 5

2. Menghitung Derajat Kebebasan (DK)


Dk = K – (P + 1)
= 5 – (1 + 1)

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 57


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

=3
3. Menghitung Nilai EF
n
EF =
K
20
=
5
=4

4. Menghitung Interval Kelas dan Xawal Metode Log Pearson III


Log Xi max - Log Xi min
∆x =
K -1
2, 043 - 1, 698
=
5-1
= 0,079 mm

5. Menghitung X2 Cr
(4 - 2 )2
X2(1) = =1
4
2
(4 - 5 )
X2(2) = = 0,25
4
(4 - 8 )2
X2(3) = =4
4
2
(4 - 4 )
X2(4) = =0
4
(4 - 1 )2
X2(5) = = 2,25
4

X² Cr analisis = 1 + 0,25 + 4 + 0 + 2,25


= 0,5

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 58


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.51. Hasil Uji Chi-Kuadrat Metode Isohyet


(EF-
Log Xi Nilai Batas Tiap Batas EF OF EF-OF (EF-OF)²/EF
OF)²
1,698 1,698 ≤ x ≤ 1,778 4 1 3 9 2,25
1,818
1,818
1,822
1,829
1,778 ≤ x ≤ 1,857 4 8 -4 16 4
1,774
1,867
1,846
1,874
1,861
1,921
1,917 1,857 ≤ x ≤ 1,937 4 5 -1 1 0,25
1,887
1,898
1,983
1,983
1,967 1,937 ≤ x ≤ 2,017 4 5 -1 1 0,25
2,004
1,990
2,043 2,017 ≤ x ≤ 2,097 4 1 3 9 2,25
Jumlah 20 20 0 36 9,0
Sumber: Data Hasil Perhitungan

4.4.2. Uji Smirnov-Kolmogrof


Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui perhitungan dengan menggunakan
uji Smirnov Kolmogorov. Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

m
P(X) =
n+1

P(X<1) = 1 – P

m
Pꞌ(X) =
n-1

Pꞌ(X<1) = 1 – Pꞌ

ΔP = P(X<1) – Pꞌ(X<1)

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 59


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Keterangan:

P(X) = Frekuensi kumulatif

m = Urutan data frekuensi kumulatif

n = Jumlah data

1. Menghitung P(X)
1
P(X)1997 = = 0,0476
20+1

2
P(X)1995 = = 0,0952
20+1

3
P(X)1996 = = 0,1429
20+1

2. Menghitung P(X<1)

P(X<1)1997 = 1 – 0,0476

= 0,9524

P(X<1)1995 = 1 – 0,0952

= 0,9048

P(X<1)1996 = 1 – 0,1429

= 0,8571

3. Menghitung Pꞌ(X)

1
Pꞌ(X)2002 = = 0,0526
20 - 1

2
Pꞌ(X)2004 = = 0,1053
20 - 1

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 60


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

3
Pꞌ(X)2005 = = 0,1579
20 - 1

4. Menghitung Pꞌ(X<1)

Pꞌ(X<1)2002 = 1 – 0,0526

= 0,9474

Pꞌ(X<1)2004 = 1 – 0,1053

= 0,8947

Pꞌ(X<1)2005 = 1 – 0,1579

= 0,8421

5. Menghitung ΔP

ΔP2002 = 0,9524 – 0,9474

= 0,0050

ΔP2004 = 0,9048 – 0,8947

= 0,0100

ΔP2005 = 0,8571 – 0,8421

= 0,0150

Tabel 4.52. Hasil Uji Smirnov-Kolmogrov Metode Isohyet

Tahun Xi max M P(X) P(X<) P'(X) P'(X<) ΔP


1997 49,9 1 0,0476 0,9524 0,0526 0,9474 0,0050
1995 65,8 2 0,0952 0,9048 0,1053 0,8947 0,0100
1996 65,8 3 0,1429 0,8571 0,1579 0,8421 0,0150
1987 66,4 4 0,1905 0,8095 0,2105 0,7895 0,0201
1994 67,4 5 0,2381 0,7619 0,2632 0,7368 0,0251
1998 59,4 6 0,2857 0,7143 0,3158 0,6842 0,0301
1993 73,6 7 0,3333 0,6667 0,3684 0,6316 0,0351
2000 70,2 8 0,3810 0,6190 0,4211 0,5789 0,0401
2002 74,8 9 0,4286 0,5714 0,4737 0,5263 0,0451

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 61


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

1992 72,5 100,4762 0,5238 0,5263 0,4737 0,0501


1989 83,3 110,5238 0,4762 0,5789 0,4211 0,0551
1989 82,6 120,5714 0,4286 0,6316 0,3684 0,0602
1988 77,2 130,6190 0,3810 0,6842 0,3158 0,0652
1991 79,0 140,6667 0,3333 0,7368 0,2632 0,0702
2003 96,1 150,7143 0,2857 0,7895 0,2105 0,0752
2004 96,1 160,7619 0,2381 0,8421 0,1579 0,0802
2005 92,7 170,8095 0,1905 0,8947 0,1053 0,0852
1986 101,0 180,8571 0,1429 0,9474 0,0526 0,0902
1990 97,7 190,9048 0,0952 1,0000 0,0000 0,0952
1999 110,3 200,9524 0,0476 1,0526 -0,0526 0,1003
Δmax 0,1003
Δkritis 0,29
Sumber: Data Hasil Perhitungan

4.5. Analisis Curah Hujan


Berdasarkan analisis curah hujan, metode yang cocok adalah distribusi Gumbel
dengan kala ulang R2, R5, R10, R20, R25, R50 dan R100. Intensitas curah hujan yang
digunakan sebesar 90% dengan masing-masing persentase intensitas curah hujan
tiap jam adalah 20% untuk jam pertama, 30% untuk jam kedua, 35% untuk jam
ketiga, 10% untuk jam keempat dan 5% untuk jam kelima.

a. Curah hujan pada kala ulang 2

Jam ke-1 (20%) = 70,240 × 20%

= 14,048

Jam ke-2 (30%) = 70,240 × 30%

= 21,072

Jam ke-3 (35%) = 70,240 × 35%

= 24,584

Jam ke-4 (10%) = 70,240 × 10%

= 7,024

Jam ke-5 (5%) = 70,240 × 5%

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 62


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

= 3,512

b. Curah hujan pada kala ulang 5

Jam ke-1 (20%) = 82,808 × 20%

= 16,562

Jam ke-2 (30%) = 82,808 × 30%

= 24,842

Jam ke-3 (35%) = 82,808 × 35%

= 28,983

Jam ke-4 (10%) = 82,808 × 10%

= 8,281

Jam ke-5 (5%) = 82,808 × 5%

= 4,140

c. Intensitas hujan pada kala ulang 10

Jam ke-1 (20%) = 89,953 × 20%

= 17,991

Jam ke-2 (30%) = 89,953 × 30%

= 26,986

Jam ke-3 (35%) = 89,953 × 35%

= 31,484

Jam ke-4 (10%) = 89,953 × 10%

= 8,995

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 63


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Jam ke-5 (5%) = 89,953 × 5%

= 4,498

Tabel 4.53. Curah Hujan Distribusi Gumbel

Sumber: Data Hasil Perhitungan

4.6. Analisis Intensitas Hujan dan Kurva IDF


Pada perhitungan intensitas hujan dengan distribusi Gumbel kali ini menggunakan
metode Mononobe, metode Talbot , dan metode Shearman.

4.5.
4.6.
4.6.1. Intensitas Hujan Metode Mononobe
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
R 24 24 23
I= ( )
24 t

Keterangan:

I = Intensitas hujan (mm/jam)

R24 = Curah hujan maksimum harian (mm)

t = Lamanya hujan (jam)

a. Intensitas hujan pada kala ulang 2

2
78,044 24
I(5) = ( )3
24 0,083

= 141,816 mm/jam

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 64


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

2
78,044 24
I(10) = ( )3
24 0,167

= 89,338 mm/jam

2
78,044 24
I(20) = ( )3
24 0,333

= 56,280 mm/jam

b. Intensitas hujan pada kala ulang 5


2
92,009 24
I(5) = ( )3
24 0,083

= 167,191 mm/jam

2
92,009 24
I(10) = ( )3
24 0,167

= 105,323 mm/jam
2
92,009 24
I(20) = ( )3
24 0,333

= 66,350 mm/jam

c. Intensitas hujan pada kala ulang 10


2
99,948 24
I(5) = ( )3
24 0,083

= 181,618 mm/jam

2
99,948 24
I(10) = ( )3
24 0,167

= 114,412 mm/jam

2
99,948 24
I(20) = ( )3
24 0,333

= 72,075 mm/jam

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 65


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.54. Intensitas Curah Hujan Gumbel Metode Mononobe

Sumber: Data Hasil Perhitungan

Mononobe
250.000
Intensitas (mm/jam)

200.000 Kala Ulang 2 Tahun


Kala Ulang 5 Tahun
150.000 Kala Ulang 10 Tahun
Kala Ulang 20 Tahun
100.000 Kala Ulang 25 Tahun
Kala Ulang 50 Tahun
50.000 Kala Ulang 100 Tahun

0.000
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000
Waktu (jam)
Grafik 4.1. Kurva IDF Metode Mononobe

4.6.2. Intensitas Hujan Metode Talbot


Pada bagian ini akan dihitung besarnya intensitas curah hujan dengan Distribusi
Gumbel menggunakan Metode Talbot dengan persamaan sebagai berikut:

a
I=
t+b

a=
∑ ( I × t ) ∑ ( I2 ) - n ∑ ( I 2 × t ) ∑ ( I )
n × ∑ ( I2 ) - ∑ ( I) ∑ ( I )

b=
∑ ( I ) ∑ ( I × t ) - n ∑ ( I2 × t )
n × ∑ ( I ) - ∑ ( I) ∑ ( I )
2

Keterangan :

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 66


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

t = Durasi (jam)

a dan b = Konstanta

Berikut contoh perhitungan intensitas curah hujan dengan Distribusi Gumbel


menggunakan Metode Talbot.

a. Mencari I × t pada kala ulang 2

I didapat dari hasil I Mononobe

I × t (5) = 141,816 × 0,083 = 11,818 mm/jam

I × t (10) = 89,338 × 0,167 = 14,890 mm/jam

I × t (20) = 56,280 × 0,333 = 18,760 mm/jam

Mencari I × t pada kala ulang 5

I didapat dari hasil I Mononobe

I × t (5) = 167,191 × 0,083 = 13,933 mm/jam

I × t (10) = 105,323 × 0,167 = 17,554 mm/jam

I × t (20) = 66,350 × 0,333 = 22,117 mm/jam

Mencari I × t pada kala ulang 10

I didapat dari hasil I Mononobe

I × t (5) = 181,618 × 0,083 = 15,135 mm/jam

I × t (10) = 114,412 × 0,167 = 19,069 mm/jam

I × t (20) = 72,075 × 0,333 = 24,025 mm/jam

Tabel 4.55. Mencari I × t

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 67


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Sumber: Data Hasil Percobaan

b. Mencari I2 pada kala ulang 2

I didapat dari hasil I Mononobe

I2(5) = 141,8162 = 20111,774 mm/jam

I2(10) = 89,3382 = 7981,363 mm/jam

I2(20) = 56,2802 = 3167,406 mm/jam

Mencari I2 pada kala ulang 5

I didapat dari hasil I Mononobe

I2(5) = 167,1912 = 27952,685 mm/jam

I2(10) = 105,3232 = 11093,030 mm/jam

I2(20) = 66,3502 = 4402,272 mm/jam

Mencari I2 pada kala ulang 10

I didapat dari hasil I Mononobe

I2(5) = 181,6182 = 32985,038 mm/jam

I2(10) = 114,4122 = 13090,121 mm/jam

I2(20) = 72,0752 = 5194,818 mm/jam

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 68


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.56. Mencari I2

Sumber: Data Hasil Perhitungan

c. Mencari I2 × t pada kala ulang 2

I didapat dari hasil I Mononobe

I2 × t(5) = 141,8162 × 0,083 = 1675,981 mm/jam

I2 × t(10) = 89,3382 × 0,167 = 1330,227 mm/jam

I2 × t(20) = 56,2802 × 0,333 = 1055,802 mm/jam

Mencari I2 pada kala ulang 5

I didapat dari hasil I Mononobe

I2 × t(5) = 167,1912 × 0,083 = 2329,390 mm/jam

I2 × t(10) = 105,3232 × 0,167 = 1848,838 mm/jam

I2 × t(20) = 66,3502 × 0,333 = 1467,424 mm/jam

Mencari I2 pada kala ulang 10

I didapat dari hasil I Mononobe

I2 × t(5) = 181,6182 × 0,083 = 2748,753 mm/jam

I2 × t(10) = 114,4122 × 0,167 = 2181,687 mm/jam

I2 × t(20) = 72,0752 × 0,333 = 1731,606 mm/jam

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 69


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Tabel 4.57. Mencar I2 × t

Sumber: Data Hasil Percobaan

d. Menghitung a dan b

Pada kala ulang 2

( 36669,886 × 308,321) - (472,431 × 9284,937 )


a =
( 11 × 36669,886 ) - ( 472,431 × 472,431 )

= 38,404

( 472,431 × 308,321 ) - (11 × 9284,937)


b =
( 11 × 36669,886 ) - (472,431 × 472,431)

= 0,242

Pada kala ulang 5

( 50966,252 × 363,488 ) - (556,961 × 12904,825)


a =
(11 × 50966,252 ) - (556,961 × 556,961)

= 45,276

( 556,961 × 363,488 ) - (11 × 12904,825)


b =
( 11 × 50966,252) - (556,961 × 556,961)

= 0,242

Pada kala ulang 10

( 60141,763 × 394,854 ) - (605,022 × 15228,095)


a =
( 11 × 60141,763 ) - (605,022 × 605,022)

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 70


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

= 49,183

( 605,022 × 394,854 ) - (11 × 15228,095)


b =
( 11 × 60141,763 ) - (605,022 × 605,022 )

= 0,242

Tabel 4.58 . Nilai Ketetapan Metode Talbot (Distribusi Gumbel)

Sumber: Data Hasil Percobaan

e. Menghitung Intensitas Talbot (Gumbel)

Pada kala ulang 2

38,404
I(5) = = 118,2 mm/jam
0,083+0,242

38,404
I(10) = = 94,1 mm/jam
0,167+0,242

38,404
I(20) = = 66,8 mm/jam
0,333+0,242

Pada kala ulang 5

45,276
I(5) = = 158,154 mm/jam
0,083+0,242

45,276
I(10) = = 125,870 mm/jam
0,167+0,242

45,276
I(20) = = 89,380 mm/jam
0,333+0,242

Pada kala ulang 10

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 71


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

57,174
I(5) = = 175,971 mm/jam
0,083+0,242

57,174
I(10) = = 140,050 mm/jam
0,167+0,242

57,174
I(20) = = 99,449 mm/jam6
0,333+0,242

Tabel 4.59. Intensitas Curah Hujan Talbot (Gumbel)

t t Intensitas Curah Hujan (mm/jam)


(Meni (Ja
t) m) 2 5 10 20 25 50 100

0,08 123,8 158,1 175,9 187,5 194,2 205,5 215,1


5 3 06 54 71 54 77 38 72

0,16 98,53 125,8 140,0 149,2 154,6 163,5 171,2


10 7 4 70 50 69 19 82 50

0,33 69,96 89,38 99,45 105,9 109,7 116,1 121,6


20 3 9 0 0 95 95 59 04

0,50 54,24 69,29 77,09 82,17 85,11 90,05 94,27


30 0 3 2 9 3 9 3 4

0,66 44,28 56,57 62,95 67,09 69,49 73,52 76,97


40 7 9 7 1 4 9 8 4

0,83 37,42 47,80 53,19 56,69 58,72 62,12 65,03


50 3 2 4 0 1 3 7 9

32,39 41,38 46,05 49,08 50,84 53,78 56,30


60 1 9 7 0 1 0 7 8

17,94 22,92 25,50 27,18 28,16 29,79 31,18


120 2 5 4 6 5 0 2 8

12,40 15,85 17,63 18,79 19,47 20,60 21,56


180 3 9 2 8 9 3 1 7

12,11 13,47 14,36 14,88 15,74 16,48


240 4 9,484 5 9 7 2 4 2

360 6 6,445 8,233 9,160 9,763 10,11 10,69 11,20


Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 72
TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

3 9 1

506,9 647,5 720,5 767,9 795,4 841,6 881,0


Jumlah 45 87 44 70 99 12 60

Sumber: Data Hasil Percobaan

Grafik 4.2. Kurva IDF Metode Talbot ( Isohyet )

4.6.3. Intensitas Hujan Metode Shearman


Pada sub-bab ini menghitung besarnya intensitas curah hujan dengan
menggunakan Metode Shearman. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:

a
I= n
t

Keterangan:
I = Intensitas Hujan (mm/jam)
t = Lamanya Hujan (Menit)
n = Konstanta

Berikut contoh perhitungan intensitas curah hujan menggunakan Metode


Shearman.
a. Mencari log I pada kala ulang 2

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 73


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

I didapat dari hasil I Mononobe

Log I(5) = Log 126,938= 2,104 mm/jam


Log I(10) = Log 79,966 = 1,903 mm/jam
Log I(20) = Log 50,376 = 1,702 mm/jam

4.7. Analisis Debit


4.7.
4.7.1. Analisis Debit dengan metode Mononobe
4.7.2. Analisis Debit dengan metode Talbot
4.7.3. Analisis Debit dengan metode Shearman

BAB V

PENUTUP

5.
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 74


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

DAFTAR PUSTAKA

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 75


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

LAMPIRAN

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 76


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, I. W. (2019). Pengaruh Iklim, Sinar Matahari, Hujan, dan Kelembaban


Pada Bangunan. Seminar Nasional Arsitektur, Budaya, Dan Lingkungan
Binaan (SEMARAYANA), 147-156.

Mulyono, D. (2016). ANALISIS KARAKTERISTIK CURAH HUJAN DI


WILAYAH KABUPATEN GARUT SELATAN. Jurnal Konstruksi.

Yulius, E. (2014). ANALISA CURAH HUJAN DALAM MEMBUAT KURVA


INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF) PADA DAS BEKASI.
Jurnal BENTANG.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 77

Anda mungkin juga menyukai