DISUSUN OLEH :
NIM : 185100900111010
KELOMPOK : M2
ASISTEN :
Arofah Al Musfira Makaby Haris Azhari
Dinda Amelia Ramadhani Muthia El Afwa
Farihatun Na’imah Yuliana Maghfiroh
Fikar Razani Zalfa Karina
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana banjir menjadi fenomena rutin di musim penghujan yang merebak di berbagai
daerah aliran sungai (DAS) di sebagian besar wilayah Indonesia. Jumlah kejadian banjir
dalam musim hujan terus meningkat, demikian juga dengan jumlah korban manusia dan
kerugian harta benda serta sarana dan prasarana umum/sosial, prasarana transportasi dan
prasarana pertanian/pengairan. Banjir itu sendiri merupakan indikasi dari ketidak seimbangan
sistem lingkungan dalam proses mengalirkan air permukaan dan dipengaruhi oleh besar debit
air yang mengalir melebihi daya tampung daerah pengaliran. Selain curah hujan sebagai
faktor penyebab timbulnya bencana banjir juga tidak terlepas dari adanya kerusakan
ekosistem lingkungan yang terjadi di (DAS) dan buruknya pengelolaan sumberdaya air.
Adanya kerusakan lahan menyebabkan meningkatnya koefisien aliran permukaan semakin
besar.
Bangunan-bangunan air yang berada di sungai yang peruntukannya sebagai
bangunan pengatur dan perbaikan sungai serta pengendalian banjir. Dalam perencanaannya
selalu memperhitungkan debit rencana. Bangunan-bangunan air tersebut antara lain pintu air,
kanal banjir, tebing sungai, tanggul, kolam penampung banjir sementara, check dam dan lain-
lain. Debit rencana adalah debit dengan periode ulang tertentu yang diperkirakan akan melalui
suatu sungai atau bangunan air. Periode ulang sendiri adalah waktu hipotetik dimana suatu
kejadian dengan nilai tertentu, debit rencana misalnya, akan disamai atau dilampaui 1 kali
dalam jangka waktu hipotetik tersebut
Perhitungan debit rencana menjadi bagian yang sangat penting dalam perencanaan
teknis bangunan sungai, karena nilai (besar-kecilnya) debit rencana akan menentukan besar
kecilnya dimensi hidrolis suatu bangunan air. Dimensi hidrolis suatu bangunan air yang lebih
besar akan lebih aman dalam mengalirkan debit tertentu, namun dimensi yang lebih besar
akan berdampak pada pembengkakan biaya. Sebaliknya dimensi hidrolis bangunan air yang
lebih kecil akan menjadi kurang aman dalam mengalirkan debit tertentu. Muara dari
perhitungan debit rencana adalah mendapatkan dimensi hidrolis (kapasitas) yang ideal dan
terbaik, terbaik dari segi teknis maupun ekonomi.
1.2 Tujuan
a. Setelah melakukan praktikum, mahasiswa mampu mengetahui langkah langkah
perhitungan untuk mendapatkan nilai Intensitas Curah Hujan dan menggabarkannya
dalam Diagram Flow Duration Curve
b. Setelah melakukan praktikum, mahasiswa mampu menghitung debit banjir rencana
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, padat,
gas) pada, dalam atau di atas permukaan tanah termasuk di dalamnya adalah penyebaran
daur dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimia, serta hubungannya dengan unsur-unsur
hidup dalam air itu sendiri. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode
ulang curah hujan karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap
bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan. Secara umum Hidrologi
adalah ilmu yang mempelajari masalah keberadaan air di bumi (siklus air) dan hidrologi
memberikan alternatif bagi pengembangan sumberdaya air bagi pertanian dan industri.
(Aryanto, 2014).
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air dari laut ke atmosfer kemudian ke bumi dan kembali
lagi ke laut dan seterusnya. Air dari permukaan laut menguap ke udara, bergerak dan naik ke
atmosfer. Kemudian mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik air berbentuk awan dan
selanjutnya jatuh ke bumi dan lautan sebagai hujan. Hujan yang jatuh ke bumi sebagian
tertahan oleh tumbuh-tumbuhan sebagian lagi meresap ke dalam tanah, jika tanah sudah
jenuh maka air akan mengalir di atas permukaan tanah yang mengisi cekungan, danau,
sungai dan kembali lagi ke laut (Hidayat dan Empung, 2016).
Dimana:
XT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahunan,
x̅ = nilai rata-rata hitung variat,
s = deviasi standar nilai variat,
z = faktor frekuensi dari distribusi normal (tabel z untuk distribusi normal), merupakan
fungsi dari peluang atau periode ulang dan tipe model matematik distribusi peluang yang
digunakan untuk analisis peluang.
Dimana:
Xt = besarnya curah hujan yang mungkin terjadi pada periode ulang T tahun (mm/hari)
Sx = Standar deviasi =
X = curah hujan rata-rata (mm/hari)
Kt = Standar variabel untuk periode ulang tahun
5. Menghitung besarnya logaritma hujan rencana dengan waktu ulang yang dipilih,
dengan rumus:
Dimana:
R = tinggi hujan rata-rata daerah
n = jumlah tahun pengamatan data
Cs = Koefisien penyimpangan
Sx = standar deviasi
K = faktor kekerapan Log Pearson Tipe III
6. Menentukan nilai K untuk metode Log Pearson Tipe III
2.3.4 Distribusi Gumbel
Menurut Oktariansyah dan Parlindungan (2014), distribusi Gumbel umumnya
digunakan untuk analisis data maksimum, misalnya analisis frekuensi banjir. Ciri khas
statistik distribusi Gumbel adalah nilai asimetris (koefisien skewness) sama dengan 1,396
dan dengan kurtosis (Ck) = 5,4002. Rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah
sebagai berikut.
Dimana:
Xt = curah hujan rencana dalam periode ulang T tahun (mm/hari)
X = curah hujan rata-rata hasil pengamatan (mm/hari)
Yt = reduced variabel, parameter Gumbel untuk periode T tahun
Yn = reduced mean, merupakan fungsi dari banyaknya data (n)
Sn = reduced standar deviasi, merupakan fungsi dari banyaknya data (n)
Sx = standar deviasi =
Xi = curah hujan maksimum (mm)
n = lamanya pengamatan
Dimana
X2 = Nilai chi-kuadrat terhitung
Ei = Frekuensi yang diharapkan sesuai pembagian kelasnya
Oi = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama
N =Jumlah sub kelompok dalam satu grup (jumlah kelas).
Suatu distrisbusi dikatakan selaras jika nilai X 2 hitung < dari X2 kritis. Dari hasil
pengamatan yang didapat dicari penyimpangannya dengan chi square kritis paling kecil.
Untuk suatu nilai nyata tertentu (level of significant) yang sering diambil adalah 5 %.
Derajat kebebasan ini secara umum dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Dk = n-3
Dimana:
Dk = derajat kebebasan
n = banyak data
Dimana:
RT = Curah hujan rencana kala ulang
5. Menghitung lama hujan:
t = 0,25 x L x Q-0,125 x I-0,25
Dimana:
t = Lama hujan
L = Panjang sungai
Qn = Debit banjir
I = Kemiringan rata-rata dasar sungai
Dengan menggunakan cara coba-coba dengan menggunakan nilai t, sehingga akan
diperoleh nilai debit banjir rencana.
2.6.3 Haspers
Menurut Nasjono, et al. (2018), metode yang digunakan untuk mengestimasi debit
rancangan adalah Metode Haspers. Haspers melakukan penelitian pada beberapa DAS
dengan luas kurang dari atau sama dengan 300 km 2. Rumus debit maksimum dengan
Metode Haspers adalah sebagai berikut:
Qmaks = α x β x I x A (3)
dengan Qmaks adalah debit maksimum (m3/det), α adalah koefisien pengaliran, β adalah
koefisien reduksi, I adalah hujan maksimum (m3/det/km2), A adalah luas daerah
pengaliran (km2). Untuk koefisien pengaliran (α) dalam Metode Haspers digunakan rumus
sebagai berikut:
1+0,012xA0,7
α = 1+0,075xA0,7
dengan α adalah koefisien pengaliran, A adalah luas daerah pengaliran (km 2). Untuk
waktu konsentrasi Metode Haspers digunakan rumus sebagai berikut
tc = 0,1 x L0,8 x S-0.3
dengan tc adalah waktu konsentrasi (jam), L adalah panjang sungai utama (m), S adalah
kemiringan dasar sungai rata-rata. Kemiringan sungai dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut:
∆H
S=
L
dengan S adalah kemiringan rata-rata sungai, ∆H adalah beda elevasi hulu dan hilir (m),
L adalah panjang sungai (km). Haspers juga menetapkan koefisien reduksi (β) dengan
persamaan sebagai berikut:
1 t+3,7.10−0,4t A0,75
=1+ x
β t2+15 12
dengan β adalah koefisien reduksi, t adalah waktu konsentrasi (jam), A adalah luas
daerah pengaliran (km2).
Disiapkan
Hasil
3.4 Tahapan Pelaksanaan
Pada praktikum ini dilaksanakan dengan melakukan beberapa tahapan. Tahapan
tersebut diantaranya adalah pengambilan data, proses data, dan analisis data. Data yang
diperlukan adalah data curah hujan maksimal selama 10 sampai 12 tahun dan luas wilayahnya
tergantung tempat yang akan diuji. Dalam hal ini, kelompok M2 menggunakan data curah
hujan selama 12 tahun terakhir dan luas wilayah dari Kota Bandung. Pengujian yang dilakukan
adalah uji konsistensi curah hujan harian maksimum. Setelah dilakukan uji curah hujan harian
maksimum, selanjutnya yaitu menganalisa frekuensi dan sebaran melalui metode Normal, Log
Normal, Log Pearson III dan Gumbel. Setelah melakukan analisa tersebut, masing-masing
metode selanjutnya diuji dengan dua metode berbeda, yaitu metode Smirnov-Kolmogrov dan
juga Chi-Square. Dari metode curah hujan yang terpilih kemudian digunakan untuk
perhitungan intensitas hujan dalam menentukan debit banjir rencana pada periode waktu
tertentu. Data debit banjir rencana dalam m 3/detik dan kala ulang dalam tahun kemudian
dibuat menjadi grafik.
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Data Hasil Praktikum
Curah Hujan
No. Tahun
(mm/hari)
1 2011 149.06
2 2008 166.75
3 2019 169.29
4 2009 174.80
5 2018 182.39
6 2015 184.74
7 2017 191.54
8 2014 198.78
9 2012 209.23
10 2013 223.45
11 2016 295.76
12 2010 322.37
Tabel 4. 2 Uji Konsistensi CH harian Maksimum dengan Metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums)
R
No. Tahun SK* [SK] DY^2 DY SK** [SK**]
(mm/hari)
1 2011 149.06 -56.62 56.62 267.16 50.24 -1.13 1.13
2 2008 166.75 -38.93 38.93 126.29 50.24 -0.77 0.77
3 2019 169.29 -36.39 36.39 110.34 50.24 -0.72 0.72
4 2009 174.80 -30.88 30.88 79.46 50.24 -0.61 0.61
5 2018 182.39 -23.29 23.29 45.19 50.24 -0.46 0.46
6 2015 184.74 -20.94 20.94 36.53 50.24 -0.42 0.42
7 2017 191.54 -14.14 14.14 16.66 50.24 -0.28 0.28
8 2014 198.78 -6.90 6.90 3.97 50.24 -0.14 0.14
9 2012 209.23 3.55 3.55 1.05 50.24 0.07 0.07
10 2013 223.45 17.77 17.77 26.32 50.24 0.35 0.35
11 2016 295.76 90.08 90.08 676.19 50.24 1.79 1.79
12 2010 322.37 116.69 116.69 1134.66 50.24 2.32 2.32
Jumlah 2468.15 2523.82 Max 2.32 2.32
Rata-Rata 205.68 Min -1.13
Banyak Data (n) 12.00
SK** Max 2.32
SK ** Min -1.13
Q = Max[SK**] 2.32
R = (Sk** Max)- Menggunakan probalitas
3.45 Hasil
(Sk** Min) 90%
Q/(n^0,5) 0.67 < Q/(n^0.5) dari tabel 1.06 Diterima
R/(n^0,5) 1.00 < R/(n^0.5) dari tabel 1.24 Diterima
R Peluang
No, Tahun
(mm/hari) (%)
1 2011 149.06 0.9231
2 2008 166.75 0.8462
3 2019 169.29 0.7692
4 2009 174.80 0.6923
5 2018 182.39 0.6154
6 2015 184.74 0.5385
7 2017 191.54 0.4615
8 2014 198.78 0.3846
9 2012 209.23 0.3077
10 2013 223.45 0.2308
11 2016 295.76 0.1538
12 2010 322.37 0.0769
rata rata CH 205.68 0.5
Yn 0.5035
Sn 0.9833
Si (SD) 52.4715 0.2774
Banyak Data (n) 12
Tr Pr Curah
Rata
No kala K K.Si hujan
Probabilitas rata CH
ulang rancangan
1 2 0.5 -0.1393 -7.3100 205.68 198.369
2 5 0.2 1.0134 53.1726 205.68 258.852
3 10 0.1 1.7765 93.2174 205.68 298.897
4 25 0.04 2.7408 143.8141 205.68 349.493
5 50 0.02 3.4562 181.3496 205.68 387.029
6 100 0.01 4.1662 218.6079 205.68 424.287
7 200 0.005 4.8737 255.7303 205.68 461.409
8 1000 0.001 6.5125 341.7211 205.68 547.400
C. Pengujian Smirnov Kolmogorov
Tabel 4.5 Uji Smirnov kolmogorov distribusi Gumbel
R
No. Tahun K Yt Px Sn D
(mm/hari)
1 2011 149.0583 -1.0791 -0.5576 0.8256 0.9231 0.0975
2 2008 166.7500 -0.7419 -0.2260 0.7145 0.8462 0.1316
3 2019 169.2917 -0.6935 -0.1784 0.6974 0.7692 0.0718
4 2009 174.8000 -0.5885 -0.0752 0.6597 0.6923 0.0326
5 2018 182.3917 -0.4438 0.0671 0.6075 0.6154 0.0079
6 2015 184.7417 -0.3990 0.1111 0.5913 0.5385 0.0529
7 2017 191.5417 -0.2694 0.2386 0.5451 0.4615 0.0836
8 2014 198.7750 -0.1316 0.3741 0.4974 0.3846 0.1128
9 2012 209.2250 0.0676 0.5699 0.4320 0.3077 0.1243
10 2013 223.4500 0.3387 0.8365 0.3516 0.2308 0.1208
11 2016 295.7583 1.7167 2.1916 0.1057 0.1538 0.0481
12 2010 322.3667 2.2238 2.6902 0.0656 0.0769 0.0113
jumlah 2468.1500 D max 0.1316
rata rata 205.6792
SD 52.4715 Yn 0.5035
Banyak Data
12 Sn 0.9833
(n)
R rata-
No Peluang SD Tr Yt K CH (mm)
rata
1 20 205.68 52.4714 5 1.4999 1.01336 258.85
2 40 205.68 52.4714 2.5 0.6717 0.1710 214.66
3 60 205.68 52.4714 1.6667 0.0874 -0.4231 183.48
4 80 205.68 52.4714 1.25 -0.4758 -0.9960 153.42
(Ef-
Interval Ef Of Ef-Of
Of)^2/Ef
0 < 153.42 2.6815 1 1.6815 1.0544
153.42 < 183.48 2.6815 4 -1.3184 0.6482
183.48 < 214.66 2.6815 4 -1.3184 0.6482
214.66 < 258.85 2.6815 1 1.6815 1.0544
> 258.85 2.6815 2 0.6815 0.1732
jumlah 12 3.5786
kelas 4.4749 =5
Distribusi
Distribusi yang
Kala Ulang log
Normal Log normal gumbel Dipilih
pearson III
2 205.6792 2.3020 199.6975 198.3692
5 249.7552 2.7905 242.7684 258.8518
10 272.8426 3.0864 269.4580 298.8966
25 295.3004 3.4044 301.6033 349.4933
50 313.2457 3.6818 324.6308 387.0288
100 327.9377 3.9257 347.0958 424.2871
200 341.0555 4.1572 369.1687 461.4095 Metode Gumbel
1000 367.8160 4.6724 419.9671 547.4003
Delta maks 0.7830 0.8246 0.9139 0.1316
Delta kritis
(level 0.3380 0.3380 0.3380 0.3380
0,1/10%)
Selisih 0.4450 0.4866 0.5759 0.2064
Keterangan DITOLAK DITOLAK DITOLAK DITERIMA
F. Rekap pengujian Chi Square
Tabel 4.11 Rekap pengujian Chi Square
Normal
No. alpha x^2tabel X^2 keterangan
1 1% 9.21 1.4333 Diterima
2 5% 5.991 1.4333 Diterima
Log Normal
No. alpha x^2tabel X^2 keterangan
1 1% 9.21 5.5 Diterima
2 5% 5.991 5.5 Diterima
Gumbel
No. alpha x^2tabel X^2 keterangan
1 1% 6.635 3.5786 Diterima
2 5% 3.841 3.5786 Diterima
Tr R24 H L W t I
No.
tahun mm km km km/jam jam mm/jam
1 2 198.3692 2.511 20.04 20.706271 0.9678 70.2867
2 5 258.8518 2.511 20.04 20.706271 0.9678 91.7171
3 10 298.8966 2.511 20.04 20.706271 0.9678 105.9059
4 25 349.4933 2.511 20.04 20.706271 0.9678 123.8334
5 50 387.0288 2.511 20.04 20.706271 0.9678 137.1331
6 100 424.2871 2.511 20.04 20.706271 0.9678 150.3346
7 200 461.4095 2.511 20.04 20.706271 0.9678 163.4879
8 1000 547.4003 2.511 20.04 20.706271 0.9678 193.9564
Tabel 4.13 Menghitung Q banjir rencana
Periode
I A Qt
No. Ulang (Tr) c
tahun mm/jam km2 m3/detik
1 2 0.52 70.2867 138.7 1408.1552
2 5 0.52 91.7171 138.7 1837.5009
3 10 0.52 105.9059 138.7 2121.7650
4 25 0.52 123.8334 138.7 2480.9336
5 50 0.52 137.1331 138.7 2747.3853
6 100 0.52 150.3346 138.7 3011.8696
7 200 0.52 163.4879 138.7 3275.3889
8 1000 0.52 193.9564 138.7 3885.8084
debit rencana
4500,0000
4000,0000
3500,0000
Debit banjir (m3/s)
3000,0000
2500,0000
2000,0000
1500,0000
1000,0000
500,0000
0,0000
0 200 400 600 800 1000 1200
Periode ulang (tahun)
nilai R24 dengan waktu sehingga didapat hasil sesuai dengan rumus. Perhitungan intensitas
curah hujan dilakukan untuk setiap periode kala ulang, sehingga dihasilkan nilai intensitas
curah hujan yang berbeda-beda. Setelah itu dihitung debit banjir rencana (Q t) dengan data
koefisien pengaliran, intensitas curah hujan, dan luas DAS yang sesuai daerah yang dipilih
sehingga didapat hasil perhitungan sesuai data di atas. Perhitungan debit banjir rencana
dilakukan pada masing-masing periode ulang. Output dari perhitungan ini adalah grafik
hubungan antara debit banijr rencana dengan periode kala ulang atau Flow Duration Curve.
5.2 Saran
Diharapkan kepada seluruh praktikan untuk memperhatikan selama jalannya
praktikum. Agar seluruh praktikan mengerti dan paham akan materi yang diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aryanto, Heru. 2014. Pemodelan Periodik dan Stokastik Curah Hujan Harian di Beberapa
Stasiun Kabupaten Lampung Tengah. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas
Lampung
Herison, Ahmad, Yuda Romdania, Ofik Taufik Purwadi, dan Rahmat Effendi. 2018. Kajian
Penggunaan Metode Empiris dalam Menentukan Debit Banjir Rancangan pada
Perencanaan Drainase (Review). Jurnal Aplikasi Teknik Sipil 16 (2): 77-86
Hidayat, Asep Kurnia dan Empung. 2016. Analisis Curah Hujan Efektif Dan Curah Hujan
Dengan Berbagai Periode Ulang Untuk Wilayah Kota Tasikmalaya Dan Kabupaten
Garut. Jurnal Siliwangi 2(2) : 121-126
Kusumastuti, Dyah Indriana, Dwi Joko Winarno, Humaidi, M. Najmul Falah, dan Robiyanto.
2016. Estimasi Potensi PLTMH dengan Metode Regionalisasi pada Ungauged
Catchments di Kecamatan Suoh. Jurnal Teknik Sipil 23 (1): 63-74
Larasati. M, F. Tanti Esterin. 2014. Pengendalian Banjir Sungai Code dengan Kolam Retensi
dan Pintu Air Otomatis. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Atma Jaya
Lestari, Utami Sylvia. 2016. Kajian Metode Empiris untuk Menghitung Debit Banjir Sungai
Negara di Ruas Kecamatan Sungai Pandan (Alabio). Jurnal Poros Teknik 8 (2): 86-96
Mawening, Iswara Tyas Dan Theresia Puji Setyaningsih. 2010. Perencanaan Polder Sawah
Besar pada Sistem Drainase Kali Tenggang. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik.
Universitas Diponegoro
Nasjono, Judi K., Elia Hunggurami, dan Mariana G. Sarty. 2018. Keandalan Metode Haspers
dan Weduwen pada DAS Manikin. Jurnal Teknik Sipil 7 (2): 193-204
Oktariansyah, Panca dan Parlindungan Siahaan. 2014. Perencanaan Saluran dan Kolam
Retensi Daerah Kedamaian Kecamatan Kalidoni Palembang Provinsi Sumatera
Selatan. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya
Sodikin, Wahlul. 2017. Analisis Debit Banjir Kala Ulang Sungai Kali Sapi (Studi Kasus
Keruntuhan Jembatan Kali Sapi). Program Studi Teknik Sipil. Fakultas Teknik Sipil.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Sriyono, Edy. 2012. Analisis Debit Banjir Rancangan Rehabilitasi Situ Sidomukti. Jurnal
Teknik. Vol. 2 (2) : 78-87
Timur, Haniti Mangku. 2017. Stabilitas Talud dan Bendung untuk Embung Memanjang Desa
Ngawu, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Program Studi
Teknik Sipil. Fakultas Teknik.
Upomo, Togani Cahyadi dan Rini Kusumawardani. 2016. Pemilihan Distribusi Probabilitas
pada Analisa Hujan dengan Metode Goodness of Fit Test. Jurnal Teknik Sipil &
Perencanaan 18 (2): 139 - 148
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Dwiyanto, Very, Dyah Indriana K, Subuh Tugiono. 2016. Analisis Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) Studi Kasus: Sungai Air Anak (Hulu Sungai Way Besai). Jurnal
Rekayasa Sipil dan Desain 4 (3): 407-422
Raco, Maria Gloria, Tommy Jansen, dan Liany A. Hendratta. 2019. Pengaruh Pasang Surut
Terhadap Tinggi Muka Air Di Muara Sungai Bailang. Jurnal Sipil Statik 7(6) : 627-636
Rapar, Sharon Marthina Esther. 2014. Analisis Debit Banjir Sungai Tondano Menggunakan
Metode Hss Gama I dan Hss Limantara. Jurnal Sipil Statik 2(1): 13-23
Zahroh, Nyayu Fatimah dan Sara Aisyah Syafira. 2015. Identifikasi Kekeringan Hidrologi di
DAS Citarum Hulu. Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca 16 (1): 21 - 27
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN