HIDROLOGI
DALAM SISTEM
PENYEDIAAN AIR
BERSIH KELOMPOK 5
MUHAMMAD KHAJARATUL AZWAD / 41223229
ROSMINI / 41223237
MARHANA / 41223247
03 Kesimpulan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah substansi yang paling melimpah di permukaan bumi, merupakan komponen utama bagi
semua makhluk hidup, dan merupakan kekuatan utama yang secara konstan membentuk permukaan
bumi. Air juga merupakan faktor penentu dalam pengaturan iklim di permukaan bumi untuk
kehidupan manusia (Indarto, 2010, p.3).
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk air, kejadian dan distribusinya, sifat
Content Content
fisik dan sifat kimianya, serta tanggapannya
B terhadap perilaku
C manusia. Dengan pengertian seperti itu
berarti ilmu hidrologi mencakup hampir semua masalah yang terkait dengan air
Dalam perencanaan maupun perancangan bangunan air, data hidrologi mempunyai peran yang
sangat penting sebagai bahan informasi. Kuantitas dan kualitas data hidrologi yang akurat dalam
penentuan potensi air pada suatu Wilayah Sungai (WS) sangat diperlukan dalam rangka
mengoptimalkan kebutuhan dan pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai tersebut. Hal
ini tidak terlepas dari pentingnya jaringan pos hidrologi yaitu, pos hujan, pos duga air, pos
klimatologi dan lain sebagainya yang ideal serta penempatan lokasi pos yang dapat mewakili
sebagai representasi karakteristik suatu Daerah Aliran Sungai (DAS). Untuk itu, dalam
implementasinya diperlukan suatu analisis yang membutuhkan data hidrologi yang akurat sebagai
masukan hidrologi siap pakai bagiContent
suatu pengembangan,
Contentpenelitian dan dalam perhitungan
B C
informasi pengelolaan sumber daya air.
Data hidrologi merupakan kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena
hidrologi. Dimana data hidrologi sangat penting untuk melakukan analisa hidrologi.
Karena itu, data curah hujan di suatu daerah selalu dicatat pada stasiun pengamat curah
hujan untuk keperluan perencanaan yang akan dilakukan. Pencatatan ini dilakukan di
beberapa titik stasiun pencatat pada suatu daerah aliran sungai untuk mengetahui sebaran
hujan yang turun pada daerah aliran sungai tersebut. Untuk memperoleh data curah hujan
yang dapat mewakili hujan pada suatu daerah aliran sungai tertentu diperlukan stasiun
hujan dengan jumlah dan kerapatan tertentu yang terdapat pada daerah aliran sungai
Content Content
tersebut. Semakin banyak stasiun hujan yang digunakan, maka semakin teliti perhitungan
B C
yang dilakukan (Pariarta, P.G.S, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari hidrologi?
2. Apa saja data – data Hidrologi dalam penyediaan air bersih?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui defenisi dari hidrologi
2. Mengetahui data – data hidologi dalam penyediaan air bersih
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Pengertian hidrologi
Ilmu yang mempelajari tentang air adalah hidrologi. Hidrologi berasal dari bahasa
Yunani, Hydro = Air, Logia = Ilmu, yang berarti Ilmu Air. Hidrologi adalah ilmu yang
mempelajari air di bumi dalam segala bentukannya baik yang berupa cairan, padat, dan gas.
Siklus pendek.
Siklus sedang.
Siklus panjang.
2.2 Data- Data Hidrologi
Data hidrologi merupakan data yang menjadi dasar dari perencanaan kegiatan Pengelolaan Sumber
Daya Air (SDA) di wilayah sungai, seperti perencanaan bangunan irigasi, bagunan air, pengelolaan sungai,
pengendalian banjir dan lain-lain. Oleh karena itu, data hidrologi perlu dikelola ke dalam suatu sistem hidrologi
agar tersedia informasi SDA yang akurat, benar dan tepat waktu bagi semua pihak yang berkepentingan.
A. Curah Hujan
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap,
tidak meresap, dan tidak mengalir. Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan milimeter atau inchi
namun untuk di indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam satuan milimeter (mm). Curah hujan
dalam 1 (satu) milimeter memiliki arti dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air
setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan
dalam suatu satuan waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan dalam mm/jam, mm/hari, mm/tahun, dan
sebagainya
Biasanya data yang sering digunakan untuk analisis adalah nilai maksimum, minimum dan nilai rata-ratanya.
Untuk memperoleh besaran hujan yang dapat dianggap sebagai kedalaman hujan, diperlukan sejumlah stasiun
hujan dengan pola penyebaran yang telah diatur oleh WMO (World Meteorological Organisation). Alat pengukur
hujan terdiri dari dua jenis, yaitu alat ukur hujan biasa (manual raingauge) dan alat ukur hujan otomatik (automatic
raingauge) (Sri Harto, 1993).
Karakteristik hujan yang perlu ditinjau dalam analisa dan perancangan hidrologi meliputi antara lain :
a. intensitas i, adalah laju curah hujan = tinggi air per satuan waktu, misalnya mm/menit, mm/jam, mm/hari
b. lama waktu atau durasi t, adalah lamanya curah hujan terjadi dalam menit atau jam.
c. tinggi hujan d, adalah banyaknya atau jumlah hujan yang dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan
dasar, dalam mm.
d. frekuensi, adalah frekuensi terjadinya hujan, biasanya dinyatakan dengan waktu ulang (return period) T,
misalnya sekali dalam T tahun.
Daerah aliran sungai dapat ditentukan dengan menggunakan peta topografi skala 1:50.000 yang
dilengkapi dengan garis-garis kontur. Garis kontur tersebut dipelajari untuk menentukan arah dari limpasan
permukaan. Limpasan permukaan berasal dari titik-titik tertinggi dan bergerak menuju titik-titik yang lebih
rendah. Luas DAS dapat dihitung dengan metode elips, dimana As yang pendek sekurangkurangnya 2/3 dari
As panjang. Luas daerah aliran sungai ditentukan dengan metode elips.
Metode yang umum digunakan untuk memperkirakan laju aliran puncak (debit banjir
atau debit rencana) yaitu Metode Rasional USSCS (1973). Metode ini digunakan untuk daerah
yang luas pengalirannya kurang dari 300 ha (Goldman et.al., 1986, dalam Suripin, 2004).
Karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS)
Karakteristik suatu daerah aliran sungai (DAS) akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain
1. Luas dan Bentuk DAS
2. Kondisi Topografi