Anda di halaman 1dari 20

MATA KULIAH PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (PDAS)

KULIAH KE-06, 13 SEPTEMBER 2023

DESKRIPSI DAN ANALISIS KONDISI HIDROLOGIS WILAYAH DAS


I. SIKLUS HIDROLOGI DAN SATUAN PENGAMATAN KONDISI HIDROLOGIS DAS SEBAGAI BASIS ANALISIS
II. INVENTARISASI DAN PEMILIHAN, SERTA PROSEDUR DAN TEKNIK ANALISIS PARAMETER PENCIRI KONDISI HIDROLOGIS DAS
III. PEMODELAN HODROLOGI

Pengajar : 1
Sigit Hardwinarto
Dosen Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman
I. SIKLUS HIDROLOGI DAN SATUAN PENGAMATAN KONDISI HIDROLOGIS DAS SEBAGAI BASIS ANALISIS
A. Siklus/Daur Hidrologi / Hydrological Cycle
Komponen Penyusun Siklus Hidrologi:
§ Penguapan massa air;
perubahan fasa cair menjadi gas;
§ Kondensasi: perubahan fasa gas/uap àcurah hujan;
§ Infiltrasi dan/atau perkolasi;
§ Limpasan permukaan (surface runoff/overland flow);
n Limpasan bawah permukaan (sub-surface runoff);
§ Limpasan air bumi (base/groundwater flow). 2

B. Satuan Pengamatan Kondisi Hidrologis


Satuan pengamatan kondisi hidrologis:
§ Petak Ukur/Satuan Lahan/Wilayah DAS;
§ Jam, Hari, Minggu, Dasarian, Bulan, Musim, Tahun.

Peralatan, Teknik Pengamatan dan Analisis Data Hidrologi:


§ Stasiun Penakar Curah Hujan dan Peralatan Pengamatan Elemen Iklim lainnya;
§ Stasiun Pengamat Arus Sungai (SPAS) dan Peralatan Pengamatan Parameter Kondisi Hidrologis lainnya;
§ Pengolahan dan Analisis Data Curah Hujan dan Elemen Iklim lainnya;
§ Pengolahan dan Analisis Data Arus Sungai dan Parameter Kondisi Hidrologis DAS lainnya.
II. INVENTARISASI DAN PEMILIHAN, SERTA PROSEDUR DAN TEKNIK ANALISIS
PARAMETER PENCIRI KONDISI HIDROLOGIS DAS

Inventarisasi dan pemilihan, serta


prosedur dan teknik analisis
parameter penciri kondisi hidrologis DAS,
diantaranya terhadap beberapa
parameter sebagai berikut:
A. Koefisien Limpasan Air Permukaan 3
B. Indeks Kebasahan
C. Debit Limpasan Air Sungai
D. Hidrograf Limpasan Air Sungai
E. Indeks Rejim DAS
A. Koefisien Limpasan Air Permukaan
q Koefisien limpasan permukaan yang
dinotasikan dengan C adalah bilangan
yang menunjukkan perbandingan antara
besarnya limpasan air permukaan
terhadap curah hujan (Asdak, 1995).

q Angka koefisien limpasan air permukaan


(C) ini merupakan salah satu indikator 4
untuk menentukan apakah suatu DAS
telah mengalami gangguan (fisik).

q Nilai C yang besar menunjukkan bahwa


lebih banyak air hujan yang menjadi
Runoff terdiri atas:
limpasan air permukaan. Apabila nilai C
q Limpasan Permukaan
ini besar akan dapat mengancam
(Surface Runoff/Overland Flow) dan terjadinya erosi dan banjir serta
q Limpasan Bawah Permukaan kekurangan air yang masuk ke dalam
(Sub-surface Runoff) tanah menjadi air tanah.
B. Indeks Kebasahan
Metode Index Kebasahan TWI (Topographic Selanjutnya, penyusunan informasi spasial bencana
Wetness Index) adalah metode untuk banjir ditempuh melalui pemodelan spasial Daerah
memodelkan zona rawan banjir dengan Aliran Sungai. Adapun tahapan yang dilakukan pada
menggunakan data Digital Elevation Model tahap ini adalah dititikberatkan kepada penurunan
(DEM). Model data raster yang digunakan algoritma tentang hidrologi dan geomorfologi yang
lebih sesuai untuk memodelkan zona rawan berupa:
banjir, terutama dalam memahami pola aliran
dari data topografis yang ada (El-Sheimy, N. § Sink; merupakan bagian yang sering terdapat
1999 dalam Ahmad Pratama Putra, A.P.,
pada lembah yang sempit di mana lebar lembah
Wisyanto, 2016 ). 5
tersebut lebih kecil dari ukuran sel;
Model ini menggunakan DEM yang § Flow Direction; merupakan arah di mana air
diturunkan menjadi akumulasi aliran (flow mengalir ke luar dari sebuah sel DEM (Meijerink
accumulation), batas DAS (Watershed), arah et al., 1994);
aliran (flow direction) dan tipe/ordo sungai § Flow Accumulation; untuk mengetahui ke mana
(stream), dengan menggunakan Watershed arah air akan mengalir, sehingga dapat
Delineation Tools (WDT) pada Analyst Tools digambarkan daerah mana yang mempunyai
program Arc GIS dapat dihitung zona banjir kelebihan air yang mengalir melaluinya
(Prahasta, 2008 dalam Ahmad Pratama Putra, dibandingkan dengan daerah lainnya;
A.P., Wisyanto, 2016 ). § Pemetaan Stream Channel dan Stream Link, serta
Watershed dari data DEM.
Menurut Putra E. H. 2007 dalam Ahmad Selanjutnya, Wetness Index dihitung dengan
Pratama Putra, A.P., Wisyanto, 2016 bahwa: persamaan berikut :
WI = ln (As / tan B)
dimana :
q Indeks Kebasahan / Wetness Index (WI) As= Luas Area, jika dilakukan pendekatan raster
adalah indeks kebasahan yang dapat maka As adalah Akumulasi Ketersediaan Air
digunakan sebagai indikator dari suatu Untuk Limpasan / flow accumulation.
kawasan yang mempunyai potensi B= Kemiringan lahan (dalam derajat).
banjir;
Selain itu, Peta Potensi Banjir diperoleh
q Indeks ini diturunkan dari peubah- berdasarkan hasil re-klasifikasi nilai dari peta 6
Wetness Index tersebut di atas. Klasifikasi nilai
peubah permukaan, sehingga untuk Wetness Index dibuat dengan memperhatikan
mengetahui jumlah limpasan air yang beberapa parameter agar lebih akurat. Sehingga
tersedia ataupun tinggi suatu genangan klasifikasi yang digunakan adalah yang
air dalam tiap sel atau area, maka menggambarkan tingkat potensi banjir dan dibagi
diperlukan informasi dari perhitungan ke dalam 3 (tiga) kelas, yaitu:
limpasan permukaan.
• WI < 10 = Tidak Berpotensi (Aman)
• 10 < WI < 12 = Potensi Rendah
• 12 < WI < 23 = Potensi Sedang
C. Hidrograf Limpasan Air Sungai
Hidrograf limpasan air sungai / Hidrograf
aliran adalah suatu perilaku debit
sebagai respons adanya perubahan
karakteristik biogeofisik yang
berlangsung dalam suatu DAS (oleh
adanya kegiatan pengelolaan DAS)
dan/atau adanya perubahan (fluktuasi
musiman atau tahunan) iklim lokal
(Asdak, 2020).
7
Hidrograf ada 2 macam yaitu hidrograf
tinggi muka air sungai dan hidrograf
debit limpasan air sungai:
1) Hidrograf Tinggi Muka Air Sungai
yaitu grafik yang menggambarkan
hubungan tinggi muka air sungai
dengan waktu.
2) Hidrograf Debit Limpasan Air
Sungai yaitu grafik yang menggam-
barkan hubungan debit limpasan
Sumber : Materi MK Hidrologi DAS, PS Teknik Geologi,
air sungai (Q) dengan waktu.
FTeknik UNMUL, 2018. Siklus Hidrologi
Sumber : Materi MK Hidrologi DAS, PS Teknik Geologi, FTeknik UNMUL, 2018. Siklus Hidrologi
D. Debit Limpasan Air Sungai
Sehubungan dengan debit limpasan air sungai, Asdak, Debit air sungai diperoleh dengan cara pengukuran
2020 mengemukakan bahwa: luas penampang basah limpasan air sungai dan
q Data debit atau aliran sungai merupakan informasi kecepatan limpasan air sungai pada lokasi titik
yang paling penting bagi pengelola sumber daya air. pengukuran dan pengambilan contoh yang telah
Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang ditentukan, sedangkan persamaan umum DLAS
bangunan pengendali banjir. Sementara itu, data (Chow, 1959) yaitu:
debit aliran kecil diperlukan untuk perencanaan Q=V A
alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam dimana: Q adalah debit air sungai (m3/dtk), V adalah
kecepatan air sungai (m/dtk), dan A adalah luas
keperluan, terutama pada musim kemarau panjang.
penampang basah air sungai (m2). 9
Debit aliran rata-rata tahunan dapat memberikan
gambaran potensi sumber daya air yang dapat
dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai;
q Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang
melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem
satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan
meter kubik per detik (m3/detik);
q Dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya
ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran/limpasan
Sumber : Materi MK Hidrologi DAS, PS Teknik Geologi,
air sungai. Fteknik UNMUL, 2018. Siklus Hidrologi
10

Sumber : Materi MK Hidrologi DAS, PS Teknik Geologi, FTeknik UNMUL, 2018. Siklus Hidrologi
Sumber : Materi MK Hidrologi DAS, PS Teknik Geologi, FTeknik UNMUL, 2018. Siklus Hidrologi
Sumber : Materi MK Hidrologi DAS, PS Teknik Geologi, FTeknik UNMUL, 2018. Siklus Hidrologi
E. Indeks Regim Air atau Koefisien Regim Sungai (Qmak/Qmin)

Indeks Rejim Air (Water Regime Index) dapat digunakan untuk mengetahui keseimbangan fluktuasi limpasan air
sungai pada periode tertentu. Indeks rejim ini merupakan nilai hasil perbandingan antara debit maksimum
(Qmak.) dengan debit minimum (Qmin.).
Indeks tersebut dapat menunjukkan tingkatan (level) kenormalan atau ketergangguan kondisi hidrologik DAS.
Bila mengacu pada standar kualitas lingkungan yang dipergunakan sebagai pedoman baku mutu lingkungan
(Kep. Men. KLH No. 02/1988 dalam Fandeli, 1995), standar skala dan nilai rentangan tersebut sebagai berikut:

Komponen Nilai dan Rentangan (%)


Lingkungan Sangat Jelek Jelek Sedang Baik Sangat Baik
Indeks ResimAir(Qmak/Qmin) < 20 20 ~ 40 40 ~ 60 60 ~ 80 > 80 13

Sumber : Materi MK Hidrologi DAS, PS Teknik Geologi, FTeknik UNMUL, 2018. Siklus Hidrologi
III. PEMODELAN HIDROLOGI

14

Sumber : Materi MK Hidrologi DAS, PS Teknik Geologi, FTeknik UNMUL, 2018. Siklus Hidrologi
15

Sumber : Materi MK Hidrologi DAS, PS Teknik Geologi, FTeknik UNMUL, 2018. Siklus Hidrologi
Sumber : Materi MK Hidrologi DAS, PS Teknik Geologi, FTeknik UNMUL, 2018. Siklus Hidrologi
17

Sumber : Materi MK Hidrologi DAS, PS Teknik Geologi, FTeknik UNMUL, 2018. Siklus Hidrologi
18

Sumber : Materi MK Hidrologi DAS, PS Teknik Geologi, FTeknik UNMUL, 2018. Siklus Hidrologi
19

Sumber : Materi MK Hidrologi DAS, PS Teknik Geologi, FTeknik UNMUL, 2018. Siklus Hidrologi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai