untuk keperluan air bersih, keperluan irigasi, sarana transportasi dan untuk sumber energi serta
keperluan lainnya. Exploitasi terhadap Sumber Daya Alam ( SDA ) terutama yang berada pada
wilayah sungai serta Daerah Aliran Sungai ( DAS ) telah terjadi selama beberapa tahun terakhir ini
dan pada akhirnya berdampak terhadap kondisi DAS itu sendiri yang merupakan wilayah pendukung
dari sistem tata air sungai.
Sungai adalah suatu saluran drainase yang terbentuk akibat alam itu sendiri. Disamping
fungsinya sebagai saluran drainase, air yang mengalir di dalam sungai tersebut menggerus tanah
dasarnya secara terus- menerus dan terbentuklah lembah-lembah sungai. Pada daerah daratan yang
rata alur sungai tidak stabil dan apabila sungai mulai membelok, maka terjadilah erosi pada tebing
belokan luar yang berlangsung sangat intensif, sehingga terbentuk lah meander
Analisis hidrologi dilakukan untuk menentukan debit banjir rencana, yang selanjutnya hasil
tersebut dimasukkan ke dalam laporan Hidrologi. Banjir rencana adalah besarnya debit dengan kala
ulang tertentu. Banjir rencana dihitung dari data-data debit yang tercatat melalui peilschall yang
dikonversikan menjadi debit. Jika tidak terdapat data debit (data tinggi muka air) maka debit rencana
dihitung dari data hujan yang tersedia.
Usulan saya terhadap masalah banjir dengan sumber masalah hujan lebat di kota adalah melalui
beberapa langkah prosedur penelitian data hujan berikut:
1. Metodologi
Menurut sugiyono, 2001, Metodologi adalah suatu cara yang tersusun secara
terstruktur dan teratur dalam melakukan penelitian terhadap suatu objek. Metodologi akan
menuntun peneliti tentang langkah-langkah dalam melakukan penelitian sehingga penelitian
tersebut akan memiliki suatu keteraturan dan akan mudah dipahami bagi pihak lain selain
penulis.
2. Flow Chart
Diagram adalah bentuk teraan yang sifatnya lebih menerangkan ketimbang
menyajikan gambar.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data meliputi data Sekunder yaitu:
Data Klimatologi, Hidrologi dan Hidrometri
Peta Topografi daratan
4. Analisa Data
Data untuk penentuan debit banjir rencana pada penelitian ini adalah data curah
hujan, dimana curah hujan merupakan salah satu dari beberapa data yang dapat
digunakan untuk memperkiran besarnya debit banjir rencana dengan persamaan
rasional, seperti berikut (Suripin,2004):
5. Q = 0.002778 C I A
Dimana:
Q = laju aliran (debit) puncak (m³/detik)
C = koefisien aliran permukaan (0 = C = 1)
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
A = luas DAS (ha)
Koefisien aliran permukaan (C), koefisien C didefinisikan sebagai nisbah antara puncak
aliran permukaan terhadap intensitas hujan. Harga C ditentukan dengan metode dari
Hassing (1995):
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu.
Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung
makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya.
Intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus mononobe:
6. Analisa Hidrolika dengan HEC- RASS
Langkah-langkah simulasi aliran dengan memakai model fisik atau model matematik pada
prinsipnya terdiri dari lima langkah pokok, yaitu: 1) penyiapan tempat, 2) peniruan geometri
sungai/saluran, 3) peniruan aliran, 4) pengukuran atau hitungan kecepatan dan kedalaman
aliran, dan 5) presentasi dan interpretasi hasil.