Anda di halaman 1dari 22

TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang mempunyai iklim tropis. Iklim tropis itu
sendiri terdiri dari dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Untuk
menganalisa musim hujan atau data hujan di Indonesia, terdapat ilmu rekayasa
hidrologi. Ilmu rekayasa hidrologi mengkaji beberapa bahasan yang terdiri dari
siklus hidrologi dan konsep imbangan air dalam suatu sistem daerah aliran sungai
(DAS), data hujan, besarnya evaporasi dan evapotranspirasi, besarnya infiltrasi,
limpasan, hidrometri dan hidrograf satuan sintetik, dan besaran debit banjir.

Permukaan bumi sebagian besar tertutupi oleh air sebanyak 70,9 % baik berupa
perairan darat maupun perairan laut. Perairan darat adalah semua bentuk perairan
yang terdapat di darat. Bentuk perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air,
air yang mengalir di permukaan dan bergerak menuju ke daerah-daerah yang
lebih rendah membentuk sungai, danau, telaga, rawa, dan lain-lain yang memiliki
suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Hujan adalah sebuah peristiwa turunnya butir-butir air yang berasal dari
langit ke permukaan bumi. Hujan juga merupakan siklus air di planet bumi.
Definisi hujan yang lainnya adalah sebuah peristiwa Presipitasi (jatuhnya cairan
yang berasal dari atmosfer yang berwujud cair maupun beku ke permukaan bumi)
berwujud cairan. Hujan membutuhkan keberadaan lapisan atmosfer tebal supaya
dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di
bumi, hujan adalah proses kondensasi (perubahan wujud benda ke wujud yang
lebih padat) uap air di atmosfer menjadi butiran-butiran air yang cukup berat
untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan (Gunawan, 2019).

Daerah Aliran Sungai atau DAS adalah hamparan pada permukaan bumi yang
dibatasi oleh punggungan perbukitan atau pegunungan di hulu sungai ke arah
lembah di hilir. DAS oleh karenanya merupakan satu kesatuan sumberdaya darat

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 1


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

tempat manusia beraktivitas untuk mendapatkan manfaat darinya. Agar manfaat


DAS dapat diperoleh secara optimal dan berkelanjutan maka pengelolaan DAS
harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya (Fuady, 2013).

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang didapat berdasarkan latar belakang di atas adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menentukan luasan kontur peta DAS dengan menggunakan
metode isohyet dan metode thiessen?
2. Bagaimana cara menghitung besaran curah hujan total dan curah hujan
maksimal dengan menggunakan metode isohyet dan metode thiessen?
3. Bagaimana cara menentukan analisis frekuensi distrubusi gumbel, distribusi
log pearson type III, distribusi normal, distribusi log normal dengan
menggunakan metode ishoyet dan metode thiessen?
4. Bagaimana cara menghitung uji kecocokan menggunakan uji Kolmogorov-
smirnov dan uji chi-kuadrat dengan metode isohyet?
5. Bagaimana cara menghitung intensitas curah hujan menggunakan metode
mononobe, metode shearman, dan metode talbot dengan menggunakan
metode isohyet?
6. Bagaimana cara menghitung debit hujan dalam kala ulang pada tahun
tertentu R2, R5, R10, R20, R25, R50, dan R100?

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pembuatan tugas besar Rekayasa Hidrologi ini adalah sebagai syarat
kelulusan mata kuliah Rekayasa Hidrologi. Adapun tujuan dari pembuatan tugas
besar Rekayasa Hidrologi ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menentukan luasan kontur peta DAS dengan menggunakan metode
isohyet.
2. Untuk menghitung besaran curah hujan rerata tahunan dengan
menggunakan metode isohyet dan metode thiessen.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 2


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

3. Untuk menentukan analisis frekuensi distribusi gumbel, distribusi log


pearson type III, distribusi normal, dan distribusi log normal dengan
menggunakan metode isohyet dan metode thiessen.
4. Untuk menghitung uji kecocokan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov
dan uji chi-kuadrat dengan metode isohyet.
5. Untuk menghitung intensitas curah hujan menggunakan metode mononobe,
metode shearman, dan metode Shearman dengan menggunakan metode
isohyet.
6. Bagaimana cara menghitung debit hujan dalam kata ulang R2, R5, R10, R20,
R25, R50, dan R100.

1.4. Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Data hidrologi DAS Kabupaten Lampung Selatan yang dikaji hanyalah data
curah hujan.
2. Data curah hujan yang digunakan yaitu data curah hujan dari 5 stasiun yang
tercatat dari tahun 1996-2015 dengan Pos Hujan (PH) yang digunakan, yaitu
PH-010 Penengahan, PH-019 Way Ketibung Sd. Mulyo, PH-031 Way
Pisang, PH-032 Bumi Sari, dan PH-033 Negara Batin.
3. Mencari curah hujan rerata tahunan dengan metode thiessen dan isohyet.
4. Mencari intensitas curah hujan rerata dengan kala ulang dengan metode
mononobe, metode talbot, dan metode Shearman.
5. Mencari debit banjir dengan kala ulang R2, R5, R10, R20, R25, R50, dan R100.

1.5. Sistematika Penulisan


Dalam mempermudah pemahaman lebih jelas pada laporan ini, maka materi-
materi yang dijabarkan di laporan ini dikelompokkan menjadi beberapa subbab
dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan,
ruang lingkup, dan sistematika penulisan. Dalam bagian ini menjelaskan

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 3


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

tujuan-tujuan yang menjadi pencapaian mahasiswa setelah menyelesaikan


laporan tugas besar ini.
2. BAB II LANDASAN TEORI
Berisikan tentang hidrologi hidraulika, perhitungan curah hujan wilayah,
analisis frekuensi, intensitas curah hujan, dan debit rencana. Berbagai
macam referensi dipilih untuk diambil beberapa informasi yang mengenai
penjelasan tentang materi-materi yang telah ditentukan
3. BAB III METODOLOGI
Berisikan tentang soal tugas besar, peta DAS dan metode pengerjaan, dan
flowchart. Soal tugas besar dan peta daerah aliran sungai sudah diberikan
oleh dosen pengampu dan sudah dijelaskan dengan rinci oleh asisten dosen.
4. BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN
Berisikan tentang analisis perhitungan aljabar dan thiessen, analisis curah
hujan harian maksimum tahunan, analisis distribusi frekuensi, uji kecocokan
distribusi, analisis curah hujan, analisis curah hujan dan kurva IDF, dan
analisis debit.
5. BAB V PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dan saran. Segala macam data dan informasi
dikumpulkan dan disampaikan dalam bagian ini dengan ringkas. Beberapa
saran untuk pengembangan tugas besar disam paikan pula di bagian ini.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 4


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Hidrologi
Hidrologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari dan membahas tentang
terjadinya, pergerakan, dan distribusi air di bumi baik diatas maupun dibawah
permukaan bumi, tentang sifat fisik dan kimia air, serta reaksinya terhadap
lingkungan termasuk hubungannya dengan kehidupan. Ilmu ini sangat penting
untuk dipelajari oleh orang-orang dibidang teknik sipil karena air merupakan
aspek penting dalam konstruksi seperti menentukan curah hujan di suatu daerah
dan penyediaan kebutuhan air. Tanpa cabang ilmu ini, maka sebuah rumah akan
akan sulit dalam mengatur air hujan dan air tanah. Sebuah konstruksi dengan
perhitungan hidrologi yang tepat juga bisa terhindar dari bahaya banjir, khususnya
di perkotaan.

Hidrologi sangat penting dalam sebuah konstruksi baik di wilayah desa maupun
perkotaan. Dalam cabang ilmu ini banyak sekali hal yang dipelajari yang
berkaitan dengan air, seperti pergerakan air, distribusi air diatas maupun dibawah
permukaan bumi, sifat-sifat fisik air, sifat-sifat kimia air, reaksi air terhadap
lingkungan dan kehidupan, serta kualitas dan kuantitas air di bumi.

2.2. Hidraulika
Hidraulika adalah cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari tentang perilaku zat
cair. Terdapat cabang ilmu yang hampir sama, namun berbeda yaitu illmu
hidrologi. Ilmu hidrologi mempelajari tentang air hujan, debit sungai, banjir, dan
sejenisnya. Pemanfaatan ilmu hidraulika ini antara lain untuk pembuatan
bangunan sebagai fasilitas hidup. Diantaranya adalah pembuatan gorong-gorong
yang letaknya perlu diperhitungkan sedemikian rupa sehingga setiap rumah dapat
teraliri dengan deras. Kemudian adalah bangunan penutup air pada bendungan
sehingga dapat diatur seberapa besar volume air yang akan ditahan dan dialirkan.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 5


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Lalu pengendalian banjir seperti penentuan daerah rawan banjir sehingga perlu
dipikirkan bagaimana langkah terbaik dalam mencegah banjir. Kemudian
pembuatan arus transportasi air yang dapat membagi semua lahan persawahan
dengan baik dan adil sehingga semua petani mendapatkan hasil panen yang baik
karena tanamannya mendapatkan kebutuhan air yang cukup.

2.3. Perhitungan Curah Hujan Wilayah


Curah hujan wilayah yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu dan diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan
horizontal. Pada analisis hidrologi diperlukan penentuan hujan rerata pada daerah
pos hujan yang di tinjau. Hal ini digunakan untuk mengetahui karakteristik hujan,
menganalisa hujan rancangan dan analisa debit rancangan. Untuk memenuhi
langkah tersebut, diperlukan data curah hujan, kondisi kemiringan lahan dan tata
guna, dan juga koefisien permeabilitas tanah. Analisis curah hujan diperlukan
untuk menentukan intensitas yang digunakan sebagai prediksi timbulnya aliran
permukaan wilayah.

Terdapat dua metode yang digunakan dalam menentukan hujan maksimum rerata
yang terdapat di suatu DAS dari berbagai stasiun penakar, yaitu metode Thiessen
dan metode isohyet.

2.3.1. Metode Aljabar


Metode aljabar ini adalah metode mencari rerata suatu stasiun hujan sperti pada
gambar di bawah ini.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 6


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Gambar 2.1. Stasiun hujan di suatu DAS


Sumber : Blog The Civil Engineering One

Metode ini paling sederhana, pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun


dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan dan kemudian dibagi jumlah stasiun.
Stasiun hujan yang digunakan dalam hitungan adalah yang berada dalam DAS,
tetapi stasiun di luar DAS tangkapan yang masih berdekatan juga bisa
diperhitungkan.
Hujan rerata pada seluruh DAS diberikan persamaan :

P 1 + P2 + P 3 + P 4
R = (2.1)
4
Keterangan :
R = Rata-rata curah hujan wilayah (mm)
P1, P2, … Pn = Tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3, … n

2.3.2. Metode Poligon Thiessen


Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun yang mewakili
luasan di sekitarnya. Pada suatu luasan di dalam DAS dianggap bahwa hujan
adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun yang terdekat, sehingga hujan yang
tercatat pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut. Metode ini digunakan
apabila penyebaran stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata, pada
metode ini stasium hujan minimal yang digunakan untuk perhitungan adalah tiga
stasiun hujan. Hitungan curah hujan rata-rata dilakukan dengan memperhitungkan
daerah pengaruh dari tiap stasiun. Metode poligon Thiessen banyak digunakan
untuk menghitung hujan rata-rata kawasan. Poligon Thiessen adalah tetap untuk
suatu jaringan stasiun hujan tertentu. Apabila terdapat perubahan jaringan stasiun
hujan seperti pemindahan atau penambahan stasiun, maka harus dibuat lagi
poligon yang baru. (Triatmodjo, 2008). Untuk pemilihan stasiun hujan yang
dipilih harus meliputi daerah aliran sungai yang akan dibangun. Besarnya
koefisien Thiessen dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Dwirani, 2019) :

Langkah-langkah metode Thiessen sebagai berikut :

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 7


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

1. Lokasi stasiun hujan di plot pada peta. Antar stasiun dibuat garis lurus
penghubung.
2. Tarik garis tegak lurus di tengah-tengah tiap garis penghubung sedemikian
rupa, sehingga membentuk poligon Thiessen. Semua titik dalam satu
poligon akan mempunyai jarak terdekat dengan stasiun yang ada
didalamnya dibandingkan dengan jarak terhadap stasiun lainnya.
Selanjutnya, curah hujan pada stasiun tersebut dianggap representasi hujan
pada kawasan dalam poligon yang bersangkutan.
3. Luas areal pada tiap-tiap poligon dapat diukur dengan planimeter dan luas
total dapat diketahui dengan menjumlahkan luas poligon.
4. Hujan rata-rata DAS.

Cara menghitung dengan metode adalah sebagai berikut :


A 1 d 1 + A 2 d 2 + A3 d3 + … An d n ∑ A1 d1
R = = (2.2)
A A
Keterangan :
A = Luas areal (km2)
R = Tinggi curah hujan rata-rata areal
d1, d2, d3, … dn = Tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3, … n
A1, A2, A3, … An = Luas daerah pengaruh pos 1, 2, 3, … n.

Gambar 2.2. Metode Thiessen


Sumber : Blog The Civil Engineering One

2.3.3. Metode Isohyet


Metode isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman
hujan yang sama. Pada metode isohyet, dianggap bahwa hujan pada suatu daerah
di antara dua garis isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rata-rata dari
Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 8
TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

kedua garis isohyet tersebut. Metode isohyet digunakan untuk menentukan hujan
rata-rata pada suatu daerah bergunung dan sebgaran stasiun/pos pengamatan yang
tidak merata. Berdasarkan persamaan rumus sebagai berikut.

R =
A1
2 (
P1 + P2
) (P + P2
+ A2 1
2 )P + Pn
+…+ A n n
2 ( ) (2.3)
A 1 + A 2 +…+ A n
Keterangan :
R = Rata-rata curah hujan wilayah (mm)

P1, P2, … Pn = Tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3, … n


A1, A2, … An= Luas daerah pengaruh pos 1, 2, 3, … n.

Gambar 2.3. Poligon Isohyet


Sumber : Blog The Civil Engineering One

2.4. Analisis Frekuensi


Dalam melakukan analisis hidrologi, kita sering dihadapkan dengan kejadian yang
dapat mempengaruhi bangunan-bangunan air seperti bending, jembatan, tanggul,
dan lain sebagainya yaitu peristiwa banjir dan kekeringan. Bangunan air tersebut
harus dilakukan perencanaan agar dapat melewatkan debit banjir maksimum yang
kemungkinan besar dapat terjadi. Guna mengetahui hubungan antara besaran
kejadian ekstrim dan frekuensi kemungkinan terjadinya kejadian tersebut, maka
diperlukan analisis frekuensi.

Analisis frekuensi curah hujan adalah kemungkinan tinggi hujan yang terjadi
dalam kala ulang tertentu baik jumlah frekuensi persatuan waktu maupun periode
ulangnya. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 9


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa yang akan dating
akan tetapi sama dengan sifat statik hujan masa lalu.
Untuk menentukan metode distribusi sebaran yang tepat terdapat syarat ketentuan
berdasarkan tabel berikut:

Tabel 2.1. Syarat Pemilihan Metode Distribusi Sebaran


No. Sebaran Syarat
Cs ≈ 0
1 Normal
Ck ≈ 3
Cs ≈ 3 Cv + Cv^2 = 3
2 Log Normal
Ck = 5.383
Cs ≤ 1.1396
3 Gumbel
Ck ≤ 5.4002

4 Distribusi Log Person Cs ≠ 0

sumber : Soewarno, 1999

Ada beberapa metode dalam menghitung besarnya curah hujan pada kala ulang
tertentu, yaitu :

2.4.1. Distribusi Normal


Distribusi Normal disebut juga Distribusi Gauss. Distribusi tipe normal memiliki
koefisien kemencengan (coefficient of skewness) atau CS = 0.
Perhitungan dengan distribusi normal secara praktis dapat didekati dengan
persamaan sebagai berikut :
X Tr = X + KTr × Sx (2.4)

Keterangan :
Sx =
√ ∑ ( Xi - X )2
n-1
(2.5)

XTr = Perkiraan curah hujan yang diharapkan terjadi dengan periode


ulang T
X = Nilai rata-rata curah hujan

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 10


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

KTr = Faktor frekuensi atau nilai variabel reduksi Gauss


Sx = Standar deviasi
Xi = Curah hujan pada tahun
i, n = Jumlah data
2.4.2. Distribusi Log Normal
Distribusi log normal merupakan hasil transformasi dari distribusi normal, yaitu
dengan mengubah varian X menjadi nilai logaritmik varian X. Untuk mencari
nilai perkiraan curah hujan yang diharapkan terjadi dengan periode ulang adalah
pada persamaan 2.6 dengan mencari harga rata-rata terlebih dahulu yaitu pada
persamaan 2.7 dan standar deviasi pada persamaan 2.8.
log X Tr = log X + K Tr × S logx (2.6)
n

∑ log ( Xi ) (2.7)
i
log X =
n

Slog x =
√ ∑ ( log X - log X )2
n-1
(2.8)

Keterangan :
Log XTr = Perkiraan curah hujan yang diharapkan terjadi dengan periode
ulang T
Log X = Harga rata-rata dari data
Slog x = Simpangan baku
KTr = Variabel reduksi Gauss

2.4.3. Distribusi Gumbel


Perhitungan curah hujan rencana menurut metode Gumbel, mempunyai rumus
sebagai berikut.
X Tr = X + K Tr × S x (2.9)
Yt -Yn
Y t = - ln [- ln ] (2.10)
Sn
Yt - Yn
k= (2.11)
Sn
Keterangan :
Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 11
TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

XTr = Perkiraan curah hujan yang diharapkan terjadi dengan periode


ulang T
X = Nilai rata-rata curah hujan
k = Faktor frekuensi atau nilai variabel reduksi Gauss
SX = Standar deviasi
Sn = Reduced standard deviation
Yt = Reduced variated
Yn = Nilai rata-rata reduced variate
Tr = Kala ulang

Tabel 2.2. Tabel Yn (Reduced mean)


Tabel Reduce Mean (Yn) Metode Gumbel
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,507 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,552
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5309 0,532 0,5332 0,5343 0,5353
30 0,5362 0,5371 0,538 0,5388 0,8396 0,5403 0,541 0,5418 0,5424 0,5436
40 0,5436 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5463 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5504 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,553 0,5533 0,5535 0,5538 0,554 0,5543 0,5545
70 0,5548 0,555 0,5552 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,557 0,5572 0,5574 0,0558 0,5578 0,558 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599
100 0,56 0,5602 0,560,3 0,5604 0,5606 0,5607 0,5608 0,5609 0,561 0,5611
Sumber: Suripin (2004)

Tabel 2.3. Tabel Sn (Reduced standard deviation)


Tabel Reduce Standard deviation (Sn) Metode Gumbel
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,9496 0,9676 0,9833 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 1,0628 1,0696 1,0754 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,1080
30 1,1124 1,1159 1,1193 1,1226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
40 1,1413 1,1436 1,1458 1,1480 1,1499 1,1519 1,1538 1,1557 1,1574 1,1590
50 1,1607 1,1623 1,1658 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
60 1,1747 1,1759 1,1782 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 1,1854 1,1863 1,1881 1,1881 1,1890 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,1930
80 1,1938 1,1945 1,1959 1,1959 1,1967 1,1973 1,1980 1,1987 1,1994 1,2001
90 1,2007 1,2013 1,2026 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2049 1,2055 1,2060
100 1,2065 1,2069 1,2077 1,2077 1,2081 1,2084 1,2087 1,2090 1,2093 1,2096
Sumber: Suripin (2004)

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 12


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

2.4.4. Distribusi Log Pearson Tipe III


Distribusi Log Pearson Tipe III digunakan untuk menganalisis variabel hidrologi
dengan nilai varian minimum, contohnya pada analisis frekuensi distribusi dari
debit minimum (low flows). Distribusi Log Pearson Tipe III mempunyai koefisien
kecondongan (coefficient of skewness) atau CS ≠ 0. Distribusi Log Pearson Tipe
III memiliki rumus sebagai berikut.
log X Tr = log X + K Tr × S log X (2.12)
logX Tr
X Tr =10 (2.13)

Keterangan :
XTr = Perkiraan curah hujan yang diharapkan terjadi dengan periode

ulang T
Log X = Nilai rata-rata curah hujan
k = Faktor frekuensi atau nilai variabel reduksi Gauss
S log X = Standar Deviasi

Sementara itu, untuk menentukan metode distribusi frekuensi empiris mana yang
sesuai dengan sampel data yang ada, diperlukan pengujian secara statistik.
Terdapat dua cara pengujian, yaitu uji Chi-Square dan Smirnov-Kolmogorov

1. Uji Keselarasan Chi-Square


Uji keselarasan chi-square menggunakan rumus :

k
(EF-OF)2 n
( X2 ) hit = ∑ , EF= (2.14)
i=1 EF k
Keterangan :
(X2)hit = Uji statistik
OF = Nilai yang diamati (Observed frequency)
EF = Nilai yang diharapkan (Expected frequency)

Tabel 2.5. Nilai Kritis Distribusi Chi-Square

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 13


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Sumber: Suripin (2004)

2. Uji Keselarasan Smirnov-Kolmogorov


Smirnov-Kolmogorov test merupakan pengujian statistik non-parametrik yang
paling mendasar dan paling banyak digunakan, pertama kali diperkenalkan dalam
makalahnya Andrey Nikolaevich Kolmogorov pada tahun 1933 dan kemudian
ditabulasikan oleh Nikolai Vasilyevich Smirnov pada tahun 1948.
Rumus Smirnov-Kolmogorov :

∆ maks = | Pe ( X ) - P t ( X ) | (2.15)
Keterangan :
∆ maks = Selisih data probabilitas teoritis dan empiris
Pe(X) = Posisi data x menurut sebaran empiris
Pt(X) = Posisi data x menurut sebaran teoritis

Tabel 2.6. Nilai Kritis Distribusi Smirnov-Kolmogorov

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 14


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Sumber: Samuel jr

Umumnya taraf signifiksi atau derajat nyata (α) diambil sebesar 5% dengan
asumsi bahwa 5 dari 100 kesimpulan kita akan menolak hipotesa yang seharusnya
kita terima atau kira-kira 95% konfiden bahwa kita telah membuat kesimpulan
yang benar. Pengujian ini dilakukan dengan mencari nilai selisih probabilitas tiap
varian, menurut distribusi empiris dan teoritis yaitu disimbolkan dengan Δ. Harga
Δ maksimum harus lebih kecil dari Δ kritis.

2.5. Intensitas Curah Hujan


Curah hujan adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar,
tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Sebagai contoh curah hujan 1
mm berarti adalah air hujan yang memiliki ketinggian 1 mm yang tertampung
pada tempat yang datar dengan luas 1 m² (Mulyono, 2016). Data curah hujan
diperoleh dengan cara mengukur menggunakan alat penakar hujan. Alat ini
bekerja dengan mengukur ketinggian air huja yang jatuh ke tanah dan menumpuk
di atas kolom air. Jumlah curah hujan diketahui dalam jumlah satuan millimeter,
artinya curah hujan 1 mm ialah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan per
satuan luas tanpa ada yang menguap ataupun mengalir.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 15


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Curah hujan dibatasi sebagai tinggi air hujan yang diterima di permukaan sebelum
terjadinya aliran pada permukaan, penguapan, dan infiltrasi ke dalam tanah. Data
dari curah hujan yang dibutuhkan dalam pembuatan rencana adalah curah hujan
dengan jangka waktu pendek dan bukan merupakan curah hujan bulanan ataupun
tahunan. Curah hujan tersebut berdasarkan volume debit dari daerah pengaliran
yang kecil seperti perhitungan debit banjir, rencana peluap seuatu bending,
gorong-gorong melintasi jalan dan saluran, dan selokan-selokan samping.

Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan dalam satuan waktu tertentu yang
dinyatakan dalam mm/jam, mm/hari, mm/tahun, dan lainnya. Besar intensitas
curah hujan berbeda-beda ditiap titiknya. Hal ini disebabkan faktor lamanya curah
hujan serta frekuensi kejadiannya. Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan
berlangsung intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar periode
ulangnya makin tinggi pula intensitasnya. Intensitas hujan diperoleh dengan cara
melakukan analisis data hujan baik secara statistik maupun secara empiris.

Biasanya intensitas hujan dihubungkan dengan durasi hujan jangka pendek


misalnya 5 menit, 30 menit, 60 menit dan jam jaman. Data curah hujan jangka
pendek ini hanya dapat diperoleh dengan menggunakan alat pencatat hujan
otomatis. Apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data
hujan harian, maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus Mononobe.
Dalam proses pengalihragaman hujan menjadi aliran ada beberapa sifat hujan
yang penting untuk diperhatikan, antara lain adalah intensitas hujan (I), lama
waktu hujan (t), kedalaman hujan (d), frekuensi (f) dan luas daerah pengaruh
hujan (A).

Komponen hujan dengan sifat-sifatnya ini dapat dianalisis berupa hujan titik
maupun hujan rata-rata yang meliputi luas daerah tangkapan (chatment) yang
kecil sampai yang besar. Analisis hubungan dua parameter hujan yang penting
berupa intensitas dan durasi dapat dihubungkan secara statistik dengan suatu
frekuensi kejadiannya (Yulius, 2014). Adapun rumus intensitas hujan, yaitu :

2.5.1. Metode Mononobe

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 16


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Metode Mononobe memiliki rumus sebagai berikut.


R 24 24 2
I= × ( )3 (2.16)
24 t
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Durasi curah hujan (jam)
R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)

2.5.2. Metode Talbot


Rumus Talbot dikemukakan oleh Professor Talbot pada tahun 1881. Rumus ini
banyak digunakan di Jepang karena mudah diterapkan. Tetapan-tetapan a dan b
ditentukan dengan harga yang terukur. Adapun rumus tersebut adalah sebagai
berikut.
a
I= (2.17)
t+b
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Durasi curah hujan (jam)
a, b = Koefisien

2.5.3. Metode Shearman


Rumus Shearman ini pada umumnya cocok digunakan untuk menghitung
intensitas
hujan dengan curah hujan jangka waktu lebih dari 2 jam dengan formulasi sebagai
berikut:
a
I= n (2.18)
t
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Durasi curah hujan (jam)
n = Konstanta

2.5.4. Metode Ishiguro

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 17


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

Rumus Ishiguro ini dikemukakan oleh Dr. Ishiguro tahun 1953. Adapun rumus
tersebut adalah sebagai berikut.
a
I= (2.19)
√t + b
Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Durasi curah hujan (jam)
a, b = Koefisien

2.6. Debit Rencana


Salah satu metode yang umum digunakan untuk memperkirakan laju aliran
puncak (debit banjir atau debit rencana) yaitu Metode Rasional USSC (1973).
Metode ini digunakan untuk daerah yang luas pengalirannya kurang dari 300 ha.
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa curah hujan yang
terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh daerah pengaliran
selama paling sedikit sama dengan waktu konsentrasi (tc). Persamaan matematik
Metode Rasional adalah sebagai berikut :

Q = 0,278 × C × I × A (2.20)
Keterangan :
Q = Debit (m3/detik)
C = Koefisien aliran
I = Intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = Luas daerah aliran

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 18


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

BAB III
METODOLOGI

3.1. Soal Tugas Besar Semester Genap (2022/2023)

Gambar 3.1. Lembar Soal


Sumber: Data Tugas Besar Rekayasa Hidrologi 2023
Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 19
TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

3.2. Peta Daerah Aliran Sungai


3.2.1 Peta DAS

Gambar 3.2. Peta DAS B


Sumber: Data Tugas Besar Rekayasa Hidrologi 2023

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 20


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

3.2.2 Metodelogi Pengerjaan


Berikut merupakan langkah-langkah pengerjaan tugas besar rekayasa hidrologi
yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung luas peta DAS dengan menggunakan metode Thiessen dan
Isohyet.
2. Menghitung data curah hujan dengan menambahkan dua digit nim terakhir
(0, xy) pada 5 stasiun dari tahun 1986-2005.
3. Menentukan luas DAS dengan metode Thiessen dan curah hujan maksimum
tiap tahun dari 5 stasiun pada tahun 1986-2005.
4. Menghitung analisis curah hujan harian maksimum dengan menggunakan
metode Thiessen dan Isohyet.
5. Menghitung analisis vrekuensi dengan menggunakan metode normal, log
normal, gumbel, dan log person III.
6. Melakukan uji Smirnov-Kolmogorov dan Chi-Square pada distribusi log
person III.
7. Menghitung intensitas curah hujan dengan metode Mononobe, Talbot ,dan
Shearman.
8. Menghitun debit rencana menggunakan metode rasional.

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 21


TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2023

1. Flowchart
Mu
MULAI

Pengumpulan data curah hujan,


mengganti berdasarkan dua
angka NIM terakhir

Menghitung nilai
maksimum curah hujan

Dispersi
Mencari luas Daerah
Aliran Sungai dan Parameter statika
nilai distribusi Sx, Cs, Ck, Cv
Dispersi Log

Distributor Sebaran:

(Normal, Log
Normal, Gubel, Log
Person III
Tidak Memenuhi

Memenuhi

Smirnov-Kornogotov
dan Chi -Kuadrat

Menghitung intensitas
curah hujan:
Menghitung debit
(Mononobe, Ishiguro, rencana banjir
Talbot, dan Shearman)

SELESAI

Salma Tsabitah Obelia Damanik - 121210021 22

Anda mungkin juga menyukai