Pelimpah
berfungsi untuk mengalirkan air banjir dari waduk bila waduk penuh
Material : Beton (bendungan tinggi) dan pasangan batu kali (bendungan
rendah)
Pelimpah harus dibangun pada pondasi yang kokoh (berat sendiri + gaya
hidrodinamis)
Pada bendungan urugan, pelimpah tidak boleh diletakkan diatas
timbunan
Tipe bangunan pelimpah
Bangunan pelimpah utama
Bangunan pelimpah pembantu
Bangunan pelimpah darurat
Bangunan pelimpah darurat dengan penghancuran secara disengaja
Bagian pelimpah
Entrance (berhubungan langsung dengan waduk dan merupakan
bangunan pengatur debit) : saluran pengarah aliran dan ambang
(saluran pengatur debit aliran)
Conduit (saluran yang membawa air keluar waduk menuju sungai di
bagian hilir) : transisi, peluncur, transisi bawah
Outlet (bangunan peredam energi): peredam energi, saluran pengatur
tinggi muka air
Tipe dan komponen bangunan
pelimpah
Debit rencana
Debit maksimum untuk merencanakan pelimpah, tergantung dari
◦ Jenis/ fungsi bangunan
◦ Tingkat bahaya
◦ Resiko yang diambil
◦ Referensi dari bangunan yang sama
Be B 2nK p K a H 1
Dimana:
Be = Bentang efektif ambang pelimpah
B = bentang ambang pelimpah
n = jumlah pilar
Kp = koefisien kontraksi pilar
Ka = koefisien kontraksi pangkal ambang pelimpah
H1 = tinggi energi
Nilai Kp dan Ka
Perencanaan hidrolis mercu/
ambang pelimpah
Bentuk mercu yang banyak dipakai bendungan besar adalah tipe Ogee.
Profil mercu ini direncanakan sedemikian sehingga agar sesuai dengan
tirai luapan (flow nappe) bawah dari suatu ambang tajam.
Mercu Ogee
berbentuk tirai luapan bawah dari bendung Harga k dan n
ambang tajam aerasi tidak akan
memberikan tekanan subatmosfer pada Kemiringan k N
permukaan mercu sewaktu bendung
mengalirkan debit rencana permukaan hilir
Untuk debit yang lebih rendah, air akan Vertikal 2.000 1.850
memberikan tekanan ke bawah pada mercu. 1 - 0.33 (3:1) 1.936 1.836
1 - 0.67 (3:2) 1.939 1.810
X n Khdn 1Y 1 – 1 (3:3) 1.873 1.776
Q Cd Be H
1,5
1
Q = debit, m3/dt
Cd = koefisien debit
(Cd = C0C1C2)
- C0 adalah konstanta (= 1,30),
- C1 adalah fungsi p/hd dan H1/hd
- C2 adalah faktor koreksi untuk permukaan hulu.
G = percepatan gravitasi, m/dt2 (≅ 9,8)
b = lebar mercu, m
H1 = tinggi enegi di atas ambang, m.
Besarnya koefisien debit Cd
tergantung pada beberapa faktor :
faktor kecepatan awal,
kemiringan permukaan hulu mercu
efek aliran tenggelam di landasan hilir
Pengaruh kecepatan awal
Besarnya koefisien debit tergantung dari ketinggian bendung/ pelimpah ogee (p)
dan tinggi rencana di atas mercu bendung/ pelimpah (hd)
Bila ketinggian bendung/pelimpah lebih besar dari 1,33 kali tinggi rencana, maka efek
kecepatan masuk dapat diabaikan atau bila maka
p H1
1,33 1,0
hd hd
Pengaruh kecepatan awal
Bila ketinggian bendung/pelimpah lebih kecil dari 1,33 kali tinggi
rencana, maka efek kecepatan masuk tidak dapat diabaikan. Kondisi ini
biasanya terjadi pada bendung-bendung yang rendah dengan
de
ve2
dc
vc2 K ve2 vc2 hm
2g 2g 2g
d c1
vc21
dc2
vc21 K vc21 vc22
hm
2g 2g 2g
dc = kedalaman aliran kritis
vc = keceatan aliran kritis
hm = kehilangan total tinggi tekanan yang disebabkan oleh gesekan dll
KONDISI LAINNYA
• Kondisi aliran sub kritis melalui ambang hilir saluran transisi sampai jarak tertentu
di saluran peluncur.
• Kondisi aliran super kritis seluruh saluran transisi. (ALIRANNYA SANGAT
TIDAK STABIL)
• Kondisi aliran super kritis di seluruh saluran transisi akan tetapi mulai melimpah
ke dalam saluran peluncur dengan kondisi aliran sub kritis. (LONCATAN—
LONCATAN HIDROLIS PADA UJUNG HILIR SALURAN TRANSISI SERTA KONTROL
HIDROLISNYA TIDAK TERATUR)
ഥ 2𝐿
𝑉
ℎ𝑚 =
𝑛𝑅ത 4/3
𝑉 +𝑉
𝑉ത = 1 2
2
𝑅 +𝑅
𝑅ത = 1 2
2
Saluran transisi dengan ambang kecil
de
ve2
pmin d c
vc2 K ve2 vc2
hm
2g 2g 2g
- Kedalaman dan kecepatan di ujung hilir ambang harus dihitung
ulang karena pengaruh back water dari ambang kecil
Saluran peluncur
Agar air yang melimpah dari saluran pengatur mengalir dengan lancar tanpa
hambatan-hambatan hidrolis.
Agar konstruksi saluran peluncur cukup kokoh dan stabil dalam menampung
semua beban yang timbul.
Agar biaya konstruksi seekonomis mungkin (volume beton kecil) maka
alirannya harus berkecepatan tinggi (super kritis) dengan 1<Fr<9
YANG HARUS DIPERHATIKAN :
◦ Layout selurus mungkin, bila lengkung radius besar.
◦ Penampang melintang = persegiempat
◦ Kemiringan dasar saluran pada udiknya berlereng landai akan tetapi
semakin ke hilir : curam (agar kecepatan secara berangsur-angsur dapat
ditingkatkan & kemudian aliran berkecepatan tingi saat masuk kolam
olak)
Metode perhitungan Saluran
peluncur
Ditentukan menggunakan metode kekekalan energi :
◦ Metode tahapan standar
Dengan:
Y = ordinat, X = absis, S = kemiringan bagian lengkungan dasar
saluran pada titik x, ℎ𝑣 = tinggi tekan karena kecepatan pada titik
awal lengkungan saluran, 𝜃 = sudut kemiringan dasar saluran
pada titik awal lengkungan, K koefisien yang didasarkan pada
gaya gravitasi (biasanya ≤ 0,5)
Saluran transisi bawah
(terompet)
Untuk mengurangi beban peredam energi karena aliran pada saluran
peluncur dengan kecepatan tinggi, untuk mengurangi angka Froude
maka saluran dilebarkan
Sudut pelebaran ditentukan dengan pertimbangan bila pelebaran
terlalu besar maka berkas aliran akan mengumpul ditengah bagian
saluran berbentuk terompet sehingga mengurangi fungsi peredaman
energi
Kolam Olak
Tipe kolam olak bergantung pada energi air yang masuk, yang
dinyatakan dengan bilangan Froude, dan pada bahan konstruksi kolam
olak
Pengelompokan Kolam Olak Berdasarkan Bilangan
Froude :
1.Untuk Fru ≤ 1,7 tidak diperlukan kolam olak;
pada saluran tanah, bagian hilir harus dilindungi dari bahaya erosi;
saluran pasangan batu atau beton tidak memerlukan lindungan
khusus.
2.Bila 1,7 < Fru ≤ 2,5 kolam olak untuk meredam energi secara
efektif.
Umumnya kolam olak dengan ambang ujung mampu bekerja
dengan baik.
Untuk penurunan muka air ΔZ < 1,5 m dipakai bangunan terjun
tegak.
Pengelompokan Kolam Olak Berdasarkan
Bilangan Froude :
3. Jika 2,5 < Fru ≤ 4,5 paling sulit dalam memilih kolam olak yang tepat.
Loncatan air tidak terbentuk dengan baik dan menimbulkan gelombang
sampai jarak yang jauh di saluran. Cara mengatasinya :
◦ Mengusahakan olakan (turbulensi) yang tinggi atau menambah
intensitas pusaran dengan pemasangan blok depan kolam (berukuran
besar - tipe USBR tipe IV). Tetapi sebaiknya tidak merencanakan
kolam olak jika 2,5 < Fru < 4,5 dengan cara geometrinya diubah
memperbesar /memperkecil Fr dan memakai kolam dari kategori
lain.
4.Kalau Fru ≥ 4,5 merupakan kolam terekonomis. karena kolam ini pendek.
Termasuk kolam olak USBR tipe III (dilengkapi dgn blok depan dan blok
halang).
Hubungan percobaan antara Fru, y2/y1 dan n/y2 untuk ambang pendek
(Foster dan Skrinde, 1950)
Perhitungan Hidrolis:
Nilai – nilai dasar loncat hidrolis bentuk ruang olak persegi empat
1. Perbedaan muka air dihulu dan di hilir ( Z ) = Y2 /3
(Dimana tinggi muka air di ruang olak Y2 dipengaruhi oleh besarnya nilai Froude Number
(Fr ) aliran masuk ).
2. Kehilangan energy: ∆ E
∆E = E1 - E2 = Y1 Y2
4.Y1.Y2
8.F
2
1 2
3
4.F1 1
2
1
3. Efisiensi loncatan E2/E1 =
8.F1 2 F1
2 2
dengan menambah kecepatan (v) atau mengurangi kedalaman air (y) yang bisa ditambah
dengan mengurangi lebar bangunan (q = Q/B)
Bila pendekatan Fr > 4,5 tidak mungkin ; 2 tipe kolam olak yang
dapat dipakai :
1. Kolam olak USBR tipe IV, dilengkapi dengan blok muka yang besar
membantu memperkuat pusaran. Panjang kolam (L). Kedalaman
minimum air hilir = 1,1 . yd = y2 + n ≥ 1,1 yd
2. Kolam olak tipe-blok-halang (baffle-block-type basin).
Kelemahan : (1) semua benda yang mengapung dan melayang dapat
tersangkut menyebabkan meluapnya kolam dan merusak blok – blok
halang. (2) Pembuatan blok halang memerlukan beton tulangan.
Kolam olak USBR tipe IV
Kolam olak tipe-blok-halang
Kolam olak USBR tipe III (Untuk
Bilangan Froude > 4,5)
4. tinggi terjun
Potongan memanjang bangunan terjun tetap dengan peredam energi tipe MDO
Potongan memanjang bangunan terjun tetap dengan
peredam energi tipe MDS
Hubungan antara keceparan rata-rata di atas ambang
ujung bangunan dan ukuran butir yang stabil
Contoh perhitungan
• Elevasi mercu pelimpah = + 95 m
• Elevasi permukaan max dalam waduk = 97 m
• Debit max = 100 m3/det
METODE USBR
• Koefisien C P E 95 94
0,5
Ho 97 95
• Panjang BendungL Q
3
100
3
16,62m
2 2
CH 2,127 x 2
• Tinggi tekanan total 97 – 94 = 3 m
• Andaikan elv permukaan air di sal pengarah = 96,7 m d = 96,7 – 94 = 2,7 m
A = 2,7 x 16,62 = 44,87 m2.
V = Q/A = 100/44,87 = 2,23 m/det
Tekanan kecepatan hv = v2/2g = 0,25 m
tekanan total 2,7 + 0,25 = 2,95 < 3,0 m
• Andaikan elv permukaai air di sal pengarah = 96,8m
d = 96,8 – 94 = 2,8 m; A = 2,8 x 16,62 = 46,54 m2
V = Q/A = 100/46,54 = 2,15 m/dt hv = 0,24 m
tekanan total di sal pengarah = 2,8+0,24 = 3,04 >3 m
Apabila perbedaan kedalaman air = 10
cm, didapat perbedaan tekanan 9 cm.
Dengan penambahan tekanan 5 cm
maka kedalaman air = (10 x 5)/9 = 5,55
cm.
d = 2,7 + 0,055 = 2,76 m dan hv =
0,24m
MENDAPATKAN PENAMPANG LINTANG
BENDUNG