Anda di halaman 1dari 23

BANGUNAN UTAMA

Bangunan utama irigasi adalah seluruh


bangunan yang direncanakan pada dan di
sepanjang sungai atau aliran air untuk
membelokkan air ke jaringan saluran irigasi
yang dilengkapi dengan bangunan untuk
mengurangi sedimen dan bangunan untuk
mengukur jumlah volume yang masuk.
Bagian-bagian Bangunan Utama

• Bangunan pengelak
• Bangunan pengambilan (intake)
• Bangunan pembilas
• Bangunan kantong Lumpur (sand trape)
• Bangunan pengatur sungai
• Bangunan pelengkap
Data Perencanaan Bangunan
Utama Irigasi
• Data topografi
• Data Hidrologi
• Data Morfologi
• Data Geologi
• Data Mekanika Tanah
• Data Lingkungan dan Ekologi
• Buku standar perencanaan dan
peraturan bangunan
Bendung

Bendung atau “weir” adalah suatu


bangunan sungai yang ditujukan
untuk meninggikan elevasi muka air,
disebelah hulu bangunan dan
kemudian memanfaatkannya untuk
suatu keperluan.
Pemilihan lokasi bendung
• Pilih bagian sungai lurus, tidak ada gerusan
• Pilih lembah yang sempit (biaya murah)
• Pondasi bendung kokoh, stabilitas bendung bisa
tercapai seiring dengan biaya yang ekonomis
• Keperluan elevasi muka air, air sungai yang akan
disadap mencukupi meskipun pada saat musim
kemarau.
• Pelaksanaan mudah, pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan
• Ketersediaan bahan bangunan
• Sedikit sedimen yang masuk pada saat penyadapan.
• Dampak pembangunan bendung adalah kecil baik ke
arah hulu dan hilir.
1. Lebar Bendung
Lebar bendung adalah panjang bagian bendung
yang terlintas air. Sama dengan lebar sungai rata-
rata sungai di daerah lokasi bendung, dikurangi
dengan fasilitas bangunan pembilas
Q  m.B.d . gd
Be  B  2 n.K p  K a  H 1
dengan :
Q = debit rancangan
m = koefisien peluapan
n = jumlah pilar
Kp = koefisien kontraksi pilar
Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung
H1 = tinggi energi
Nilai Kp
Pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut 0,02
dibulatkan pada jari-jari yang hampir sama
dengan 0,1 dari tebal pilar
Pilar berujung bulat 0,01
Pilar berujung runcing 0
Nilai Ka
Pangkal tembok segi empat dengan tembok 0,20
hulu pada 90 ke arah aliran
Pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 0,10
90 ke arah aliran dengan 0,5 H1 r  0,15 H1
Pangkal tembok bulat dimana r  0,15 H1 dan 0
tembok hulu tidak lebih dari 45 ke arah aliran
2. Tinggi Bendung
Yang dimaksud dengan tinggi
bendung adalah tinggi tubuh bendung
dihitung dari dasar pondasi sampai ke
mercu bendung. Tinggi tubuh bendung
dari dasar sungai ditetapkan berdasar
elevasi muka air rancangan, lebar
bendung, serta elevasi dasar sungai.
3. Perencanaan Mercu
Mercu Ogee
Tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi.
Persamaan untuk merencanakan mercu Ogee bagian
hilirn :
Y 1 X 
  
hd K  hd 

dengan
hd = tinggi energi rencana diatas mercu
Y = koordinat permukaan hilir
K & n = parameter yang nilainya tergantung harga
kecepatan dan kemiringan permukaan belakang
Kemiringan permukaan hilir K n
Vertikal 2,000 1,850
3:1 1,936 1,836
3:2 1,939 1,810
1:1 1,873 1,776
Mercu Bulat
Mempunyai koefisien debit lebih tinggi (44%)
dibandingkan dengan mercu ambang lebar
atau ogee karena selama terjadi banjir mercu
ini mampu mengurangi tinggi muka air hulu,
lengkung streamline dan tekanan negatif pada
mercu (H1/r).

1, 5
Q  Cd 2
3
2
3 g .b.H 1
Menentukan elevasi mercu bendung
• Dihitung kehilangan energi yang terjadi pada
masing-masing ruas saluran (IxL)
• Dijumlah kehilangan energi pada masing-masing
ruas saluran sesuai dengan arah yang dituju dan
seterusnya
• Dihitung berapa kehilangan energi pada masing-
masing bangunan
• Dijumlah kehilangan energi pada masing-masing
bangunan sesuai dengan arah yang dituju
• Jumlahkan seluruh kehilangan energi yang terjadi
kemudian ditambah dengan elevasi muka
tanah/sawah pada masing-masing titik.
• Tambahkan hasil penjumlahan tersebut (poin v)
dengan angka keamanan.
4. Analisa Stabilitas Bendung
• Tekanan air : luar dan dalam, hidrostatik dan
hidrodinamik.
• Tekanan lumpur : menekan horizontal dan
membebani vertikal
• Gaya gempa : tergantung peta gempa di
Indonesia. Minimum 0,1g.
• Berat sendiri bangunan : berat tubuh bendung
• Reaksi pondasi : gaya tekan ke atas terhadap
bendung dari reaksi pondasi
5. Bendung Gerak
Bendung gerak terdiri dari pintu-pintu air, faktor penting
yang perlu dipertimbangkan adalah beban yang
bekerja, alat pengangkat (mesin atau manusia), sekat
kedap air, dan bahan bangunan. Beban adalah
tekanan air horizontal bekerja pada plat pintu dan
diteruskan ke sponning. Alat pengangkat berupa pintu
kecil dan ringan pakai setang dengan cara manual.

Bahan bangunan untuk pintu air ini adalah baja atau


dapat pula gabungan kayu dan kerangka baja, atau
pelat dan kerangka baja. Pintu pengambilan biasanya
dari kayu, kalau kayu mahal bisa diganti baja. Kalau
pintu terlalu tinggi, maka operasional pintunya sulit.
Sebaiknya digunakan pintu radial.
Bangunan Pengambilan (intake)
Berfungsi untuk mengelakkan air
sungai/sumber air lainnya agar
masuk ke saluran irigasi.
Diletakkan dekat bendung dan pada
tikungan luar sebelah daerah irigasi
yang akan dialiri, samping kiri atau
kanan bendung atau keduanya (kiri
dan kanan) jika suatu irigasi
mempunyai dua daerah irigasi.
Rumus hidrolis bangunan pengambilan

Q  .b.a. 2.g.z
dimana :
 = koefisien pengaliran (nilainya tergantung harga 
dan
bentuk pemasukan – bulat atau bersudut)
b = lebar intake (lebar bersih pintu intake)
a = tinggi bukaan pintu
g = percepatan gravitasi
z = beda tinggi muka air dihulu dan hilir intake
Bangunan Pembilas

Adalah tempat mengendapkan dan


membuang/menguras sedimen kasar yang
berada didepan pintu bangunan
pengambilan (intake). Penguras/pembilasan
dilakukan secara priodik atau setelah banjir
dengan cara membuka pintu pembilas.

Anda mungkin juga menyukai