Anda di halaman 1dari 48

Rekayasa Sungai

• Rekayasa sungai adalah ilmu yang


mempelajari perilaku sungai termasuk
cara/teknik pemanfaatan sungai tersebut
secara optimum.

Tujuan utama dari Rekayasa sungai adalah bagaimana mendapatkan


manfaat dari sungai untuk kehidupan manusia dan mengurangi/mencegah
aspek negatif yang ditimbulkannya serta untuk menjaga kelestarian sungai
tersebut.
Teknik sungai
Pengaturan saluran (channel
regulation)

Pengaturan debit (water


discharge regulation)

Pengaturan Muka Air Sungai


(river water level regulation)
Tenik sungai secara umum (General river engineering)
yang mengaplikasikan berbagai macam tipe pekerjaan
di sungai yaitu:

• Pengaturan saluran
• Konstruksi pelindung tebing (revetment protection)
• Konstruksi pelindung dasar sungai (bottom revetment)
• Konstruksi tanggul (dike construction) untuk
melindungi terhadap luapan banjir
• Pengeruk dasar sungai (dredging works)
• Konstruksi pengalihan aliran sungai (river diversion
works)
• Pengaturan muka air sungai (river water level
regulation)
• Pengendalian aliran sedimentasi (sediment control)
Normalisasi Alur Sungai dan Tanggul
• Normalisasi sungai merupakan usaha untuk
memperbesar kapasitas dari pengaliran dari
sungai itu sendiri.

- Normalisasi pengerukan perbaikan alur


- Pembangunan Tanggul + tembok banjir
Pembuatan Alur Pengendali Banjir
(Flood Way)
• Pembuatan Flood Way dimaksudkan untuk
mengurangi debit banjir pada alur sungai lama
dan mengalirkannya melalui flood way.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan pembuatan flood
way antara lain adalah :
• Sulit tidaknya dilaksanakan normalisasi sesuai dengan debit
design pada alur lama yang melewati kota;
• Sulit tidaknya pembebasan tanah apabila dilakukan
normalisasi atau flood way;
• Kondisi alur lama yang berbelok-belok terlalu jauh untuk
menuju ke laut sangat tidak menguntungkan dari segi
hidrologis;
• Terdapatnya jalur untuk alur baru yang lebih pendek
menuju ke laut dengan menggunakan sungai kecil yang ada;
• Tidak terganggunya pemanfaatan sumber daya air yang
ada;
• Besar kecilnya dampak negatif (sosial-ekonomi) yang
ditimbulkan.
1.SUDETAN
1. SUDETAN
SUDETAN :
Usaha menyudet sungai yang bermeander ditempat-tempat
tertentu sehigga air sungai tersebut tidak melewati meander
lagi, namun melintas langsung melewati saluran sudetan
baru.

Tujuan :
- Untuk menurunkan elevasi muka air sungai di suatu tempat
- Untuk mempercepat aliran menuju ke hilir sekaligus
mendapatkan tanah untuk pertanian serta mengurangi
banjir lokal.
• Misalnya untuk menurunkan elevasi muka air di suatu
tempat (A) diperlukan sudetan sepanjang B - C
• Dengan dibuat sudetan, diharapkan sebagian debit
sungai bisa dialirkan lewat sudetan B-C sehingga debit
alur B-A-C (Qbac) lebih kecil dari pada debit semula,
akibatnya muka air ditempat A elevasinya turun.
Rating Curve
• Untuk mengetahui
besarnya penurunan
terhadap debit, maka
dilakukan pengukuran
debit dan kedalaman
bersamaan secara
berulang- ulang dengan
besar debit yang
berbeda-beda.
• Kedalaman yang
dimaksud adalah jarak
antara permukaan air
sungai sampai dasar
sungai yang diukur.
• Hubungan kedalaman
dengan debit disebut 
Rating Curve
Hitungan Penurunan Elevasi Muka Air

• Tampang memanjang alur B – A – C setelah


mengalami sudetan di B - C
• Misal dikehendaki elevasi muka air di A turun dari
+A1 menjadi +A2 maka :
A2 = +A1 – h + X

• H = hn – hn’ hn’ = kedalaman yang dipilih


Sb = kemiringan dasar sungai
• X = 1 hn’ / 4 Sb Harga X dicari dengan interpolasi
Contoh Soal
• Q = 1600 m3/det
• Elevasi di A1= +97 m
• Sb = 0,0004
• C = 46
• Elevasi A2 = 95,3 m

• Ditanya :
– Sudetan Qcb?
2. GALIAN
Penggalian
• Penggalian dimaksudkan untuk menurunkan elevasi
muka air disuatu tempat (misal di A) sampai pada
elevasi yang dimaksud. Penggalian ini dilakukan pada
dasar sungai sepanjang A – C.
• Rumus yg digunakan :
•+A1 = elevasi muka air sungai sebelum digali
•+A2 = elevasi muka air sungai yang
+A2 = +A1 – h + X diturunkn setelah digali
•Hn = kedalaman mula-mula
h =d •H = beda/penurunan ekuasi
•D = kedalaman tanah yang digali
X = ¼ hn/Sb (Tetap) •Lac = jarak antara A – C
•Sb = kemiringan dasar sungai
Contoh Soal
• Q = 1600 m3/det
• Elevasi di A1= +97 m
• Sb = 0,0004
• C = 46
• Elevasi A2 = 95,3 m

• Ditanya :
– Galian ???
3. TANGGUL
1. TANGGUL
Pengertian :
Tanggul adalah semacam tembok
miring/tegak lurus baik buatan maupun alami
dan dipergunakan untuk mengatur muka air
Jenis-jenis tanggul
Berdasarkan fungsi (tujuan penggunaan), jenis tanggul dapat
dibedakan sebagai berikut:

• a. Tanggul primer.
Tanggul primer adalah bangunan tanggul yang dibangun sepanjang
kanan-kiri sungai guna menangkis debit banjir rencana.
• b. Tanggul sekunder.
Tanggul sekunder adalah bangunan tanggul yang dibangun di atas
bantaran sungai atau yang dibangun dibelakang tanggul primer
yang berfungsi sebagai pangamanan atau pertahanan kedua apabila
tanggul primer jebol atau rusak. Tergantung terhadap daerah
yang harus dilindungi (obyek vital) mungkin diperlukan
pembangunan tanggul tersier.
Kriteria Desain Bangunan Tanggul
1. Persyaratan
1.1. Data dan informasi
Untuk membuat perencanaan teknis tanggul pada sungai lahar diperlukan :
1) parameter desain, meliputi parameter desain topografi, hidrologi, dan geoteknik
yang merupakan hasil analisis data;
2) data lain yang diperlukan adalah data atau informasi bahan bangunan dan bahan
timbunan tanggul yang tersedia, sarana dan prasarana, serta tenaga kerja yang
tersedia.
1.2. Fungsi

Tanggul yang direncanakan harus dapat berfungsi untuk:


1) membatasi penyebaran aliran;
2) mengarahkan aliran di hilir;
3) keperluan lain asal tidak mengganggu fungsi utamanya.
1.3. Keamanan dan stabilitas
Tanggul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1) stabil terhadap gaya-gaya yang bekerja.
2) aman terhadap gerusan, rembesan dan erosi buluh, abrasi, benturan,
limpasan, dan longsoran;
3) Stabil terhadap penurunan/settlement.

1.4. Tanggung jawab


Tanggul yang direncanakan harus dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis terhadap:
1) fungsi;
2) keamanan dan stabilitas;
3) mutu bangunan;
4) ekonomis.
2. Ketentuan-ketentuan
2.1. Ketentuan umum
Ketentuan umum yang harus dipenuhi dalam membuat perencanaan
teknis tanggul pada sungai adalah tersedianya parameter desain dan data
lain yang diperlukan.

2.2. Ketentuan teknis


2.2.1. Tata letak
Tata letak tanggul harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
1) tanggul harus terletak di daerah yang dimungkinkan terjadinya pelimpasan
aliran lahar;
2) tanggul harus terletak pada lokasi dengan biaya pembuatan yang murah;
2.2.2. Bentuk dan dimensi
Bentuk dan dimensi tanggul beserta kelengkapannya harus memenuhi
ketentuanketentuan sebagai berikut.
1) tanggul dapat dibuat tunggal atau ganda;
2) talud tanggul bagian dalam harus diberi perkuatan pasangan batu/beton kedap air;
3) talud tanggul bagian luar dilapis tanah liat dan ditanami rumput atau dipasang
gebalan rumput dan apabila diperlukan diberi pasangan batu kosong dengan ijuk
setebal 10 cm;
4) bila tinggi tanggul lebih dari 3 m, setiap ketinggian tanggul 3 m harus dibuat bahu
dengan lebar minimal 1m, baik pad bagian dalam maupun bagian luar tanggul;
5) kemiringan arah memanjang tanggul sama dengan kemiringan dasar sungai rencana
(Ip);
6) tinggi tanggul ditentukan berdasarkan elevasi muka aliran desain ditambah dengan
tinggi jagaan;
7) tinggi jagaan tanggul ditentukan sesuai dengan syarat tinggi jagaan yang tercantum
padaTabel B1;
8) lebar puncak diambil minimal 4 m;
9) pada talud luar dan dalam dibuat tangga pasangan batu dengan jarak maksimum 40
m;
10) talud tanggul bagian dalam harus tahan terhadap abrasi dan benturan akibat aliran
lahar, dengan ketentuan minimum perkuatan tanggul jika diuji di laboratorium
seperti pada Tabel B2.
2.3. Bahan bangunan yang dipergunakan
untuk membuat tanggul sungai adalah:
1) tanah nonkohesif;
2) pasangan batu kali atau beton;
3) pasangan batu kosong;
4) ijuk dan suling-suling;
5) gebalan rumput.

2.4. Gaya-gaya yang bekerja pada tanggul


1) berat sendiri;
2) tekanan air;
3) tekanan sedimen;
4) benturan akibat aliran.
Prosedur perencanaan
3.1. Desain hidraulik
Untuk perencanaan teknis tanggul pada sungai,
persamaan yang dipakai didasarkankan tinjauan
terhadap gaya-gaya yang bekerja, sifat-sifat
bahan yang dipergunakan, dan stabilitas tanggul.
3.1.1. Tinggi tanggul
Tinggi tanggul dihitung dengan persamaan
sebagai berikut.
h = hd + hs + hu + hf
1) Tinggi endapan (hd).
Tinggi endapan pada kantong sedimen (sediment pocket) ditentukan sesuai dengan
perencanaan pengendalian sedimen. Jika tanggul terletak di luar kantong sedimen,
tinggi endapan dapat diabaikan (hd = 0).
2) Tinggi aliran lahar (hs)
Tinggi aliran lahar dapat dihitung dengan tahap-tahap sebagai berikut.
• Menghitung besar debit rencana (Qp)
Qp = (1 + C*)Q0
dengan:
Qp adalah debit sediment rencana (m3/dt);
C* adalah konsentrasi butiran dalam volume material debris pada dasar
sungai sebelum bergerak (unconsolidated material deposit);
Q0 adalah debit banjir rencana (m3/dt).
• Menghitung lebar rata-rata sungai (Br)
Br = kw.Qp^1/2
dengan:
Br adalah lebar rata-rata aliran (m);
kw adalah koefisien lebar sungai (Tabel B.4);
Qp adalah debit sediment rencana (m3/dt).
• Menghitung tinggi aliran dengan (hs)
- Menentukan jenis aliran
Adapun tipe aliran sedimen berdasarkan kemiringan dasar sungai dapat dikelompokkan
menjadi :
Aliran debris tan θ ≥ tan θd
Aliran hiperkonsentrasi tan θd > tan θ ≥ tan θh
Aliran individu/traktif tan θ < tan θh
dimana:
• Menentukan kecepatan aliran lahar (U)
Untuk aliran debris digunakan rumus kecepatan berikut.
• - Menghitung debit aliran

dengan:
Q adalah debit aliran (m3/dt);
U adalah kecepatan aliran lahar (m/dt);
Br adalah lebar rata-rata aliran (m);
hs adalah tinggi aliran lahar (m).
Dalam perhitungan tinggi aliran terlebih dahulu diambil suatu nilai ha
sebagai asumsi awal dan dengan metode trial and error dilakukan
perhitungan di atas hingga diperoleh nilai debit aliran (Q) yang sama
dengan nilai debit rencana (Qp).
3) Tinggi loncat aliran (hu)
Tinggi loncatan aliran lahar dihitung dengan rumus :
3.1.2. Sudut datang (β)
Sudut datang adalah besarnya sudut yang dihitung dari as tanggul
terhadap as aliran lahar menurut arah jarum jam.
3.1.3. Tinggi jagaan (hf)
Tinggi jagaan ditentukan seperti pada Tabel B.1.
3.2. Abrasi dan bentur
3.2.1. Koefisien abrasi ( CA)
Koefisien abrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut.

dengan:
CA adalah koefisien abrasi (mm3/cm2);
V adalah volume beton yang mengalami abrasi (mm3);
Ab adalah luas bidang permukaan yang mengalami abrasi (cm2).
Besarnya koefisien abrasi disyaratkan sebagai berikut :
a) Untuk kuat bentur beton, E = 27,54 kg.m2/dt2 : CA = 0,43
b) Untuk kuat bentur beton, E = 32,44 kg.m2/dt2 : CA = 0,33
c) Untuk kuat bentur beton, E = 29,99 kg.m2/dt2 : CA = 0,18
3.2.2. Kuat bentur (E)
Kekuatan beton terhadap benturan dihitung
sebagai berikut.

dengan:
E adalah kuat bentur (kg.m2/dt2 atau N.m);
m adalah massa hammer (kg);
g adalah percepatan gravitasi (m/dt2);
hj adalah tinggi jatuh (m).
3.3. Stabilitas
3.3.1. Stabilitas fondasi
Tegangan yang terjadi akibat berat sendiri, tekanan air, tekanan sedimen,
pukulan akibat aliran, dan gaya seret yang bekerja pada tanggul tidak
boleh melebihi daya dukung tanah pondasi yang diizinkan, yaitu 2 kPa.
3.3.2. Rembesan tanggul
Rembesan yang terjadi harus lebih kecil dari rembesan yang diizinkan yaitu
0.0003 cm/dt seperti pada tabel B.6.
3.3.3. Stabilitas terhadap geser
Stabilitas tanggul dihitung dengan persamaan :
3.3.4. Longsoran permukaan
Longsoran permukaan lereng tanggul dapat dihitung dengan
persamaan :
Sudetan
Penyelesaian

Besar Penurunan = 97 – 95,3 = 1,7 m

Trial delta h diambil diatas 1,7  1,8  2,0 m


Lanjutan

Delta h =2
hn1 = 8 – 2 = 6  delta X = 1/4 . Hn/sb
= 1/4 . 6/0,0004
= 3750
Interpolasi Elevasi di A
= 97 – 2 + 0,158
x = ((1000/8 + 2750/16) / 3750 ) . 2
= 95,158
= 0,158
Lanjutan

Delta h = 1,8
hn1 = 8 – 1,8= 6 ,2 delta X = 1/4 . Hn/sb
= 1/4 . 6,2/0,0004
= 3875
Interpolasi Elevasi di A
= 97 – 1,8 + 0,156
x = ((1500/8 + 2375/16) / 3875 ) . 2
= 95,356
= 0,156
Lanjutan

Dari elevasi A diatas di interpolasi lagi :


hn3 = 6,143  delta h = 8- 6,143 = 1,857
delta x = ¼ . 6,143/0,0004 = 3839,65

Elevasi di A
x = ((1358,60/8 + 2481,05/16) / 3839,65)
. 1,875 = 97 – 1,8 57+ 0,157
= 0,157 = 95,30
Lanjutan
Q CAB = A. V  B.H.C.
= (90) (6,143) ( 46)
= 1182,54 m3/det
B = 90 m
Q CB = 1600 – 1182,54 H = 6,143 m = hn3
= 417, 46 m3/det C = 46
R = A/P
A= 90 x 6,143 = 552,87 m2
P = B+2h  90 + 2(6,143)  102,286
Cara lain : R = 552,87 / 102,286 = 5,405
Untuk mencari QCAB bisa dilihat
dari RATING CURVE
pada h = 6,143
didapat Q = 100 m3/det

Q CB = 1600 – 1100 = 500 m3/det


Galian
Penyelesaian
• Dalam galian (d), Jika muka air
di A diturunkan dari +97
menjadi +95,30 mka besar
penurunan = 1,7 m

• Trial delta h = 1,9 – 2,2


• Delta X = ¼ . Hn/Sb
= ¼ . 8/0,0004
= 5000 m (tetap)

Delta h = d
x = ((1000/4+ 4000/8) /
5000 ) . d
= 0,15 d
= 0,15 delta h
Lanjutan Delta h = d
x = ((1000/4+ 4000/8) /5000 ) . d
= 0,15 d
= 0,15 delta h

D = delta h X = 0,15 d Elevasi m.a di A

Q1 1,9 0,285 97 – 1,9 + 0,285 = 95,385

Q2 2 0,3 97 – 2 + 0,3 = 95,3

Q3 2,2 0,33 97 – 2,2 + 0,33 = 95,13


Lanjutan

Delta h = d3 = 1,9 + ((95,385 – 95,3) / ( 95,385 – 95,3)) . (22 -1,9) = 2 m

Dengan Cara Lain :


A2 = A1 – delta h + X
95,3 = 97 – delta h + 0,15 delta h
0,85 delta h = 1,7  2 m

Anda mungkin juga menyukai