• Pengaturan saluran
• Konstruksi pelindung tebing (revetment protection)
• Konstruksi pelindung dasar sungai (bottom revetment)
• Konstruksi tanggul (dike construction) untuk
melindungi terhadap luapan banjir
• Pengeruk dasar sungai (dredging works)
• Konstruksi pengalihan aliran sungai (river diversion
works)
• Pengaturan muka air sungai (river water level
regulation)
• Pengendalian aliran sedimentasi (sediment control)
Normalisasi Alur Sungai dan Tanggul
• Normalisasi sungai merupakan usaha untuk
memperbesar kapasitas dari pengaliran dari
sungai itu sendiri.
Tujuan :
- Untuk menurunkan elevasi muka air sungai di suatu tempat
- Untuk mempercepat aliran menuju ke hilir sekaligus
mendapatkan tanah untuk pertanian serta mengurangi
banjir lokal.
• Misalnya untuk menurunkan elevasi muka air di suatu
tempat (A) diperlukan sudetan sepanjang B - C
• Dengan dibuat sudetan, diharapkan sebagian debit
sungai bisa dialirkan lewat sudetan B-C sehingga debit
alur B-A-C (Qbac) lebih kecil dari pada debit semula,
akibatnya muka air ditempat A elevasinya turun.
Rating Curve
• Untuk mengetahui
besarnya penurunan
terhadap debit, maka
dilakukan pengukuran
debit dan kedalaman
bersamaan secara
berulang- ulang dengan
besar debit yang
berbeda-beda.
• Kedalaman yang
dimaksud adalah jarak
antara permukaan air
sungai sampai dasar
sungai yang diukur.
• Hubungan kedalaman
dengan debit disebut
Rating Curve
Hitungan Penurunan Elevasi Muka Air
• Ditanya :
– Sudetan Qcb?
2. GALIAN
Penggalian
• Penggalian dimaksudkan untuk menurunkan elevasi
muka air disuatu tempat (misal di A) sampai pada
elevasi yang dimaksud. Penggalian ini dilakukan pada
dasar sungai sepanjang A – C.
• Rumus yg digunakan :
•+A1 = elevasi muka air sungai sebelum digali
•+A2 = elevasi muka air sungai yang
+A2 = +A1 – h + X diturunkn setelah digali
•Hn = kedalaman mula-mula
h =d •H = beda/penurunan ekuasi
•D = kedalaman tanah yang digali
X = ¼ hn/Sb (Tetap) •Lac = jarak antara A – C
•Sb = kemiringan dasar sungai
Contoh Soal
• Q = 1600 m3/det
• Elevasi di A1= +97 m
• Sb = 0,0004
• C = 46
• Elevasi A2 = 95,3 m
• Ditanya :
– Galian ???
3. TANGGUL
1. TANGGUL
Pengertian :
Tanggul adalah semacam tembok
miring/tegak lurus baik buatan maupun alami
dan dipergunakan untuk mengatur muka air
Jenis-jenis tanggul
Berdasarkan fungsi (tujuan penggunaan), jenis tanggul dapat
dibedakan sebagai berikut:
• a. Tanggul primer.
Tanggul primer adalah bangunan tanggul yang dibangun sepanjang
kanan-kiri sungai guna menangkis debit banjir rencana.
• b. Tanggul sekunder.
Tanggul sekunder adalah bangunan tanggul yang dibangun di atas
bantaran sungai atau yang dibangun dibelakang tanggul primer
yang berfungsi sebagai pangamanan atau pertahanan kedua apabila
tanggul primer jebol atau rusak. Tergantung terhadap daerah
yang harus dilindungi (obyek vital) mungkin diperlukan
pembangunan tanggul tersier.
Kriteria Desain Bangunan Tanggul
1. Persyaratan
1.1. Data dan informasi
Untuk membuat perencanaan teknis tanggul pada sungai lahar diperlukan :
1) parameter desain, meliputi parameter desain topografi, hidrologi, dan geoteknik
yang merupakan hasil analisis data;
2) data lain yang diperlukan adalah data atau informasi bahan bangunan dan bahan
timbunan tanggul yang tersedia, sarana dan prasarana, serta tenaga kerja yang
tersedia.
1.2. Fungsi
dengan:
Q adalah debit aliran (m3/dt);
U adalah kecepatan aliran lahar (m/dt);
Br adalah lebar rata-rata aliran (m);
hs adalah tinggi aliran lahar (m).
Dalam perhitungan tinggi aliran terlebih dahulu diambil suatu nilai ha
sebagai asumsi awal dan dengan metode trial and error dilakukan
perhitungan di atas hingga diperoleh nilai debit aliran (Q) yang sama
dengan nilai debit rencana (Qp).
3) Tinggi loncat aliran (hu)
Tinggi loncatan aliran lahar dihitung dengan rumus :
3.1.2. Sudut datang (β)
Sudut datang adalah besarnya sudut yang dihitung dari as tanggul
terhadap as aliran lahar menurut arah jarum jam.
3.1.3. Tinggi jagaan (hf)
Tinggi jagaan ditentukan seperti pada Tabel B.1.
3.2. Abrasi dan bentur
3.2.1. Koefisien abrasi ( CA)
Koefisien abrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut.
dengan:
CA adalah koefisien abrasi (mm3/cm2);
V adalah volume beton yang mengalami abrasi (mm3);
Ab adalah luas bidang permukaan yang mengalami abrasi (cm2).
Besarnya koefisien abrasi disyaratkan sebagai berikut :
a) Untuk kuat bentur beton, E = 27,54 kg.m2/dt2 : CA = 0,43
b) Untuk kuat bentur beton, E = 32,44 kg.m2/dt2 : CA = 0,33
c) Untuk kuat bentur beton, E = 29,99 kg.m2/dt2 : CA = 0,18
3.2.2. Kuat bentur (E)
Kekuatan beton terhadap benturan dihitung
sebagai berikut.
dengan:
E adalah kuat bentur (kg.m2/dt2 atau N.m);
m adalah massa hammer (kg);
g adalah percepatan gravitasi (m/dt2);
hj adalah tinggi jatuh (m).
3.3. Stabilitas
3.3.1. Stabilitas fondasi
Tegangan yang terjadi akibat berat sendiri, tekanan air, tekanan sedimen,
pukulan akibat aliran, dan gaya seret yang bekerja pada tanggul tidak
boleh melebihi daya dukung tanah pondasi yang diizinkan, yaitu 2 kPa.
3.3.2. Rembesan tanggul
Rembesan yang terjadi harus lebih kecil dari rembesan yang diizinkan yaitu
0.0003 cm/dt seperti pada tabel B.6.
3.3.3. Stabilitas terhadap geser
Stabilitas tanggul dihitung dengan persamaan :
3.3.4. Longsoran permukaan
Longsoran permukaan lereng tanggul dapat dihitung dengan
persamaan :
Sudetan
Penyelesaian
Delta h =2
hn1 = 8 – 2 = 6 delta X = 1/4 . Hn/sb
= 1/4 . 6/0,0004
= 3750
Interpolasi Elevasi di A
= 97 – 2 + 0,158
x = ((1000/8 + 2750/16) / 3750 ) . 2
= 95,158
= 0,158
Lanjutan
Delta h = 1,8
hn1 = 8 – 1,8= 6 ,2 delta X = 1/4 . Hn/sb
= 1/4 . 6,2/0,0004
= 3875
Interpolasi Elevasi di A
= 97 – 1,8 + 0,156
x = ((1500/8 + 2375/16) / 3875 ) . 2
= 95,356
= 0,156
Lanjutan
Elevasi di A
x = ((1358,60/8 + 2481,05/16) / 3839,65)
. 1,875 = 97 – 1,8 57+ 0,157
= 0,157 = 95,30
Lanjutan
Q CAB = A. V B.H.C.
= (90) (6,143) ( 46)
= 1182,54 m3/det
B = 90 m
Q CB = 1600 – 1182,54 H = 6,143 m = hn3
= 417, 46 m3/det C = 46
R = A/P
A= 90 x 6,143 = 552,87 m2
P = B+2h 90 + 2(6,143) 102,286
Cara lain : R = 552,87 / 102,286 = 5,405
Untuk mencari QCAB bisa dilihat
dari RATING CURVE
pada h = 6,143
didapat Q = 100 m3/det
Delta h = d
x = ((1000/4+ 4000/8) /
5000 ) . d
= 0,15 d
= 0,15 delta h
Lanjutan Delta h = d
x = ((1000/4+ 4000/8) /5000 ) . d
= 0,15 d
= 0,15 delta h