PENDAHULUAN
1.1 Umum
Sumber daya air merupakan karunia Tuhan yang tidak habis-habisnya sehingga
perlu disyukuri untuk dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Air merupakan pilar
penyangga kehidupan semua mahluk hidup yang perlu dioptimalkan penggunaannya
demi kehidupan dan kemakmuran semua mahluk hidup.
2.1. Umum
Bendung adalah Bangunan pelimpah melintang sungai yang memberikan tinggi
muka air minimum kepada Bangunan pengambilan untuk keperluan irigasi. Bendung
merukan penghalang selama banjir dan dapat menyebabkan genangan luas didaerah hulu
bendung tersebut.
Secara umum Bendung berfungsi sebagai :
a. Meninggikan permukaan air
b. Pengendalian Banjir (Flood control)
c. Pengendalian aliran (Flow Control)
d. Pengendalian Sedimen (Sedimen Control)
e. Memperbaiki Geometri Sungai
Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan bendung dalam suatu jaringan irigasi
adalah :
1. Data Topografi
Yaitu peta yang meliputi seluruh Daerah Aliran Sungai. Peta situasi untuk letak
Bangunan utama, Gambar-gambar potongan memanjang dan melintang sungai baik
sebelah hulu maupun hilir dari kedudukan Bangunan utama.
2. Data Hidrologi
Data aliran sungai yang meliputi data banjir yang andal. Data ini harus mencakup
beberapa periode ulang, daerah hujan, type tanah dan Vegetasi yang terdapat didaerah
aliran.
Data-data yang diperlukan untuk perencanaan Bangunan utama adalah :
a. Data untuk menghitung berbagaiharga banjir rencana
b. Data untuk menilai debit rendah andalan (80%) dibutuhkan untuk menilai luas daerah
potensial yang dapat diairidari dsri sungai yang bersangkutan. Jika tidak tersedia data
mengenai muka air dan debit, maka debit rendah harus dihitung berdasarkan curah
hujan dan data limpasan air hujan dari daerah aliran sungai (DAS).
c. Neraca Air
Neraca Air (Water Balance) seluruh sungai dibuat guna mempertimbangkan
perubahan debit air akibat dibuatnya Bangunan utama.
3. Data Morfologi
Data-data fisik yang dibutuhkan dari sungai adalah:
a. Kandungan dan ukuran Sedimen
b. Type dan Ukuran Sedimen
c. Pembagian (distribusi) ukuran butur
d. Banyakna Sedimen dalm waktu tertentu
e. Pembagian Sedimen secara vertical dalam sungai.
4. Data Geologi
Meliputi :
a. Kondisi umum permukaan tanah daera yang bersangkutan
b. Kondiasi geologi lapangan
c. Kedalaman lapisan kerat
d. Sesar
e. Kelulusan (Permeabilitas) tanah
f. Gempa Bumi
1 1
1 2.00
1
Untuk mencari harga h (tinggi air) dari sungai agar diperoleh Q rencana yang
mendekati harga Q100, maka harga h dicoba-coba sampai diperoleh nilai h yang
sebenarnya.
\
1 1 2,16
mm
1,5 1,5
2,16 m 22 m 2,16 m
m
Contoh penyelesaian :
Dicoba : h = 0,1 m
b = 22 m
I = 0,0015
n = 0,042
z = 1,5
Luas penampang
A = (b+z.a).h
= (22+2.0,1). 0,1
= 2,22 m2
Keliling basah
P b 2h 1 z 2
P 22 2.0,1 1 1,5 2
= 22,36 m
Jari-jari Hidrolis
A
R
V
= 2,22 / 22,36
= 0,099
Kecepatan aliran
1 2 / 3 1/ 2
V .R .S
n
1
V .0,099 2 / 3.0,00151 / 2
0,042
= 0,197 m/dt
Debit
Q=A.V
= 2,22 . 0,197
= 0,438 m3/dt
Untuk perhitungan selanjutnya (h = 0,2 ; h = 0,3 ; …) dapat dilihat dari tabel berikut :
Dimana :
L = lebar bendung effektif (m)
LI = lebar bendung sebenranya (m)
n = jumlah pilar
kp =koefisien kontraksi pilar
ka =koefisien kontraksi dinding samping
H =tinggi tekanan total diatas mercu bendung (m)
B = lebar bendung (m)
b =lebar pintu penguras (m)
t = jumlah tebal pintu penguras (m)
L = LI-2(nKp+Ka)He
= 27 – 2. (2.0,01 + 0,10). He
= 27 – 0,24 He
+20
Dengan :
Q = Debit rencana yg melewati bendung ( m3/det)
Cd = koefisien pengaliran
Be = lebar efektif bendung (m)
He = total energi diatas mercu (m)
Direncanakan dengan :
r = jari-jari mercu bendung, berkisar 0.3-0.7He
direncanakan dengan.4He
Cd = koefisien debit,
Direncanakan dengan Cd= 1.3
g = percepatab gravitasi, g = 9.8 m/det2
Diketahui dengan :
Q100 = 370 m3/det
Be = 27 - 0.240He
Maka :
Q = Cd*2/3* 2 / 3g *Be*He1,5
370 = 1.3*2/3* 2 / 3 * 9 .8 (27-0.24He)*He1.5
167,025 = 27 - 0.24 He 2.5
dengan Trial and Error, diperoleh
He = 3,441
Jadi tinggi energi air adalah 3,441 dari puncak mercu
Cd = C0*C1*C2
r = 0.5 He
= 0.5*3.441
= 1.721
bendung dibadan sungai. Aliran balik ini dapat dihitung panjangnya mulai dari
h = tinggi air max mercu + elevasi mercu – elevasi air banjir Sebelum di bendung
= 3.441+183.8- 25.4
= 4.181 m
Data-data :
P = 3.80m
He= 4.26 m
Q = 150 m3/det
Br = 10.092 m
Hd = He-Ha
= 3.441 - 0.075
= 3.365 m
6.823
6.717 = d1+ 2
d1
370
v1 = = 13.065 m/det
32 * 0.885
2
v1 13.065 2
= = 8.709
2g 2 * 9.81
v1
Fr =
g * yu
13.065
=
9.81 * 0.885
= 4.436
Karena 2.4Fr4.5
Maka tipe kolam olak yg digunakan adalah Tipe IV
370
=
32 * 5.127
= 2.255 m/det
2
v2 2.255 2
= =0.259
2 g 2 * 9.81
ΔHf = 1.779 m
Dengan :
L = Panjang kolam olak (m)
yu = Kedalaman air pada kaki pelimpah (m)
Fr = Bilangan Froude
Sehingga:
= 20.872 m
Harga minimum angka rembesan lane (CL) untuk berbagai jenis kondisi tanah :
- Pasir sangat halus/lanau = 8.5
- Pasir halus = 7.0
- Pasir sedang = 6.0
- Pasir kasar = 5.0
- Kerikil halus = 4.0
- Kerikil sedang = 3.5
- Kerikil kasar termasuk berangka = 3.0
- Bongkah dengan sedikit berangka dan kerikil = 2.5
- Lempung lunak = 2.0
- Lempung sedang = 3.0
- Lempung keras = 1.8
- Lempung sangat halus = 1.6
Dengan :
Lv = 3+1.5+1.5+1.5+0.7+0.8+(1.5 x 14) +3 +1 = 34 m
Lh = 2 + 5 +2 +2 + 2 + 2 + (1.5 x 14) = 36 m
maka :
Lv 1 / 3.Lh
Cl
H
34 (1 / 3.36)
=
4.119
= 11.168 > 8.5 …………..(OK)
Fb=0.6*0.0037*1.217*3.3651/3
= 0.607 m 0.6 m
Tinggi Jagaan pada Chute :
Kecepatan aliran pada chute (penampang 1) :
v1 = 1 m/det
d1=yu=0.885 m
Fb=0.6*0.0037*13.065*0.8851/3
= 0.646 m 0.6 m
Fb = 0.6+0.0037*2.255*5.1271/3
= 0.614 m 0.6 m
dimana :
Q = Debit rencana yang masuk untuk saluran irigasi
= Koefisien debit (diambil 0,8)
b = Lebar bukaan
a = Tinggi bukaan
g = Percepatan gravitasi = 9,8 m/dtk2
z = Kehilangan tinggi energi pada bukaan diambil 0,2 m
Elevasi dasar bangunan pengambilan sebaiknya 0.2 m diatas muka kantong
dlm keadaan penuh guna mencegah pengendapan partikel sedimen didasar
pengambilan itu sendiri
(Petunjuk Teknis Perencanaan Irigasi, Hal.77)
data – data :
- Kebutuhan air tanam
- Luas daerah irigasi = 1.1 lt/det/Ha
- Luas daerah irigasi = 350 Ha
- Direncanakan dengan pintu pengambilan menggunakan pintu radial, dengan
keuntungan tidak ada gesekan yang harus diperhitungkan, sehingga =0.8
- Berdasarkan petunjuk teknis perencanaan irigasi hal 77. Bahwa elevasi dasar
bangunan pengambilan sebaiknya 0.2 m di atas muka kantong lumpur dalam
keadaan penuh guna mencegah pengendapan partikel sedimen di dasar pengambilan
itu sendiri sehingga kehilangan tinggi energi (z) diambil 0.2 m.
- Direncanakan dengan menggunakan 2 pintu dan lebar masing- masing pintu
direncanakan 1 m, karena dibuat 2 pintu maka harus ada pilar pemisah ditengahnya,
dan tebal pilar di rencanakan 1 m, maka :
1.5 *11000
Sehingga : Qkebutuhan =
0.65
= 2307,692 l/det
= 2.308 m3/det
Berdasarkan KP 02 hal 84 :
" Kapasitas pengambilan sekurang- kurangnya 120 % dari kebutuhan pengambilan guna
menambah fleksibilitas agar dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi selama umur
pro yek ".
Qp = *b*a* 2.g.z
2.769
a =
0.8 * 2 * 2 * 9.81 * 0.2
= 0.874 m 1,0 m
Jadi tinggi bersih bukaan pintu pengambilan = 1,0 m
dengan :
Q = Debit banjir rencana yang masuk untuk saluran irigasi (m3/dt)
q = Debit rencana parameter lebar (m3/dt/m)
L = Lebar pintu penguras = 4,0 m
Vc = Kecepatan kritis (m/dt)
hc = Kedalaman kritis (m)
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
maka :
Q
q=
L
370
= = 123.33 m3/dt/m
3
q2
hc = 3
g
123.33 2
= 3 = 11.578 m
9.81
vc = g * hc
= 9.8 * 11 .578
= 10.652 m/det > 3,0 m/dt ……….(ok)
Kecepatan pembilasan
V = 1.5*C* d
Dimana :
V = kecepatan aliran pada saat pembilasan (m/det)
C = koefisien, harganya material breksi tupa, C=2.5
d = diameter maksimum sedimen = 0.2
v = 1.5*2.5* 0.2
= 1.677 m/det
vc v
10.868 m/det 1.677…………..(OK)
I = 0.087 2
I = 0.00757
LB = Q/W
Dimana :
L =Panjang kantong (m)
B =Lebar rata - rata profil pembawa (m)
Q =Kebutuhan pengambilan rencana (m3/dtk)
W =Kecepatan endap partikel rencana (m/dtk)
Vn = Ks . Kn2/3 . Sn1/2
Qn = Vn . An
Dimana :
Vn =Kecepatan rata - rata selama eksploitasi (m/dtk)
Ks =Koefisien kekasaran
Rn =Jari - jari hidrolis
Sn =Kemiringan energi
An =Luas penampang basah
Qn =Kebutuhan pengambilan rencana (m3/dtk)
4. Menentukan kemiringan energi selama pembilasan dengan kolam dalam keadaan
kosong dengan rumus Strikler.
Vs =Ks . Rs2/3 . Ss1/2
Qs =Vs . As
Dimana :
Vs =Kecepatan rata - rata selama pembilasan (m/dtk)
Ks =Koefisien kekasaran
Rs =Jari - jari hidrolis
Ss =Kemiringan energi
An =Luas penampang basah
Qs =Debit untuk membilas
As =Luas penampang basah
5. Menentukan dimensi kantong lumpur
Perencanaan sebagai berikut :
1. Ukuran partikel rencana
Dimisalkan sample yang diambil pada kali sedimen rata - rata berukuran 70 m =
7 . 10-6 m Sedimen itu terangkut oleh aliran sungai sebagai sedimen layang.
2. Diasumsikan bahwa air yang dielakan mengandung 0.5% sedimen yang harus
diendapkan dalam kantong lumpur.
Dimana :
Qn =Kebutuhan pengambilan rencana (m3/dtk)
T=Waktu pembilasan, direncanakan dengan melakukan pembilasan 1
minggu sekali =7 hari
maka :
LB =Qn/W
= 2.769/0.004 = 692.25 m2
Karena L/B > 8, maka L/B = 8 L = 8*B
L . B = 692.25 m 2
= 8*5
= 40 m
8 B.B = 692.25
B2 = 86.531
B = 9.301 9m
1
hn=0.8m
2
Hs=0.2m
bn=6 m
B=9 m
Keliling Basah (Pn) :
Pn=b+2h 1 m 2
= 6 +2*0.8 1 2 2
=9.578 m
hn
Sn=0,000151
hs
Ss=0,013 h = (Ss. L-Sn. L)
L = 70 m
BAB V
ANALISA STABILITAS BENDUNG
MT
SF 1.5
Mg
b. Untuk keadaan Ekstrem / Gempa
MT
SF 1.25
Mg
dimana :
SF = Angka keamanan
MT = Jumlah momen penahan
Mg = Jumlah momen guling
c. Stabilitas tehadap Gesar
f . v CA
SF
H ]
dimana :
SF = Angka keamanan
f= Koefisien geser : tg
V = Jumlah gaya vertikal
C= Kohesi tubuh bendung = 0 (ton/m2)
= Sudut geser dalam tanah ( o )
Maka : V 6e
max 1 L
min A
Bila : M L L
e
Y 2 6
Maka : 2 V
max
L
3 e B
2
Dimana :
e= Eksentrisitas akibat beban yang bekerja
M = SMt - SMg (ton)
V = Jumlah gaya - gaya vertikal
B= Lebar dasar pondasi (m)
A= Luas dasar pondasi (m2)
= Daya dukung yang diijinkan (t/m2)
Dasar Perhitungan pembebanan dapat diuraikan sbb:
1. Teakanan air (P)
Pd Ps Pw
Pw 1 w . H 2 Y1 H
2 3
dimana :
Pw = Tekanan air statis (ton)
w = Berat jenis air (ton/m3)
H = Kedalaman air (m)
Y = Jarak tekanan (Pw) dari dasar dalam (m)
b. Tekanan air Dinamis
Pd 1 . w . H 2 . Kh Y 2 H
2 5
dimana :
Pd = Tekanan air dinamis (ton)
w = Berat jenis air (ton/m3)
Kh = Koefisien gempa horizontal (0.15)
H = Kedalaman air (m)
Y = Jarak tekanan (Pd) dari dasar (m)
c. Berat air sendiri :
W w .V
dimana :
W = Berat air (ton)
w = Berat jenis air (ton/m3)
V = Volume air
2. Berat Sedimen (PL) :
Ps 1
2
sat 1 Cs . H 2
dimana :
Ps = Tekanan sedimen
Cs = Koefisien tekanan tanah
H= Tinggi sedimen
sat = Berat jenis tanah jenuh air (ton/m3)
3. Berat Sendiri Bangunan (w)
W3
W2
W6
W4
W5
W1 W7
Wt = W1 + W2 + W3 + . . . . . . + Wn
Wn = b . V
dimana :
V = Volume bangunan (m3)
b = Berat jenis bahan bangunan
Wn = Berat sendiri
Pa 1 . t 2 . H . Ka W H
2
dimana :
Pa
Pa = Tekanan tanah (ton)
H= Tinggi tanah (m)
t = Berat jenis tanah (ton/m3)
Ka = Koefisien tekanan tanah aktif
= Sudut geser dalam tanah
5. Tekanan Up Lift
Pu 1 . . H . A
2
dimana :
Pu = Tekanan Up Lipt
= Koefisien
H= Tinggi air
A= Luas penampang permeter lebar
6. Gaya akibat pengaruh Gempa :
a. Berat Sendiri
We = W . C
dimana :
We = Berat akibat gempa (ton)
W = Berat bahan (ton)
b. Tekanan Tanah :
Pa' = 1/2 . H . t . Ka'
dimana :
Pa' = Tekanan tanah akibat gempa (ton)
H= Tinggi tanah (m)
t = Berat isi tanah (ton/m3)
Ka' = Koefisien tanah pada kedalaman gempa
dimana :
= Sudut inklinasi material
= tg-1 K
K= Ch/(1 - CV)
CV = Koefisien gempa arah vertikal = 0
Ch = Koefisien gempa arah horizontal = 0.15
= Sudut geser dalam tanah
5.2. Perhitungan
Data-data yang diperoleh berdasarkan KP.02, dengan kondisi tanah Lempung
Berpasir adalah :
Rembesan Lane (CL) : 8,5
Sudut geser dalam (θ) : 200
Kohesi (C) : 1 t/m3
Γ pas. Batu kali : 2,2 t/m3
Koefesien geser (f) : 0,4
Berat volume tanah jenuh (γsat): 1,8 t/m3
1,72 m
G3
Berat Volume tanah (γt) : 1 t/m3
G6
4,42 m G4
G2 G8
G5
G10
G7
1,5 m
G1 G9
0,7 m
0,8 m
1 m 11m 2m 2m 2m
W7
W6
3,37m
W8
W9 W10
Pd W11
6,14 m
W2
W1
Ps Pw1
Pw3
W3
1,5 m
Pa2
0,7 m W4 W5 Pp2
0,8 m Pa1 Pp1
Pa3 A
1 m 11m 2m 2m 2m
Pu1
Pu2
1 sin 1 sin 20 0
Kp = 2,04
1 sin 1 sin 20 0
Gaya Horintal Dan Momen Guling dari Tubuh Bendung
3. Tekanan Horizontal
Rumus yang digunakan :
Pw1 = γw*h*H
Pw2 = ½ γw*h*H
Ps = ½ (γsat-γ)*Cs*H2
Pd = ½ γw*H2*Ch
Pa = ½ γt*H2*Ka
Pw3 = ½ γw*H2
Pp = ½ γsat*H2*Kp
Maka didapatkan :
∑V = 275.553-14.736-16.176
= 244.621 ton
∑H = 16.533 + 74.931
= 91.464 ton
∑ Mt = 1247.236 tm
∑ Mg = 66.204 + 323.342 + 64.704 + 78.592
= 532.842 tm
∑ Ms = 1247.236 – 532.842
= 714.394 tm
5. Kontrol Stabilitas
1. Guling
MT
SF 1.5
Mg
1247.236
SF 1.5
532.842
2. Geser
SF f .
V 1.1
H
244.621
= 0 .4 x
91.464
= 2.674 > 1.1 ……………(aman)
M L L
e
Y 2 6
; L/6 =1.33
714.394 8
e 1.33
244.621 2
2 V
max
L
3 e B
2
2 x 244.621
max
8
3 1.425.8
2
2. Gaya Horizantal
Notasi Gaya Momen
(ton) (tm)
We1 6.032 27.566
We2 6.079 30.681
We3 2.970 6.681
We4 0.462 0.531
We5 0.990 0.743
∑ H = 16.533 t ∑ MH = 66.204 tm
3. Tekanan Horizontal
Notasi Gaya Jarak Momen
(ton) (m) (tm)
Pw 20.692 5.047 104.433
Ps 15.674 5.047 79.107
Pd 2.827 5.0 14.135
Pa1 1.245 0.5 0.623
Pa2 0.271 1.033 0.28
Pa3 0.354 0.267 0.095
Pp1 5.182 0.2 2.591
Pp2 5.182. 0.5 2.591
∑ H = 51.405 ton ∑ MH = 203.855 tm
4. Gaya Up lift
Pu = ½ *μ*H*A Hu = 14.736*(2/3)*8
= ½ *0.6*6.14*8 = 78.592 tm
= 14.736 ton
Sehingga Didapatkan :
∑V = 110.22 – 14.736 = 95.484 ton
∑H = 16.533 + 51.405 = 67.938 ton
∑ Mt = 518.848
∑ Mg = 66.204 + 203.855 = 270.059 tm
∑ Ms = 518.848 – 270.059= 248.789 tm
5. Kontrol Stabilitas
1. Guling
MT
SF 1.5
Mg
518.848
SF 1.5
270.059
2. Geser
SF f .
V 1.1
H
95.484
= 0.4 x 1.1
67.938
= 1.405 > 1.1 …………(aman)
M L L
e ; L/6 =1.33
Y 2 6
248.789 8
e 1.33
95.484 2
Jadi :
2 V
max
L
3 e B
2
2 x95.484
max
8
3 1.398
2
= 2.356 < 3 …………………..(aman)
GAMBAR APRON
d1(18 Fr )
n=
Vo 2 18
2g 0,885(18 4,436)
=
Hd ∆H 18
3,441 m He = 1,103 m ≈ 1 m
V 22
r=1,7 m V1 2g
Vo
6,140 m 1
1 Y2
V2 2m
Y1
n
1,5 m 1,5m
0,7 m
1,5m
0,8 m
2m 2m 2m 2m 2m 1,5m 1,5m 1,5m 1,5m 1,5m 1,5m 1,5m 1,5m 1,5m 1,5m 1,5m 1,5m 1,5m 1,5m
8m 21 m