Q=AxV ( 1.1 )
dimana
Q = debit, m3/dt.
A = luas penampang aliran, m2.
V = kecepatan aliran, m/dt.
Sedangkan kecepatan aliran dapat dihitung
dengan rumus Chezy dan Bazin, sebagai berikut
V = C √ RI ( 1.2 )
𝟖𝟕
𝑪= ɣ ( 1.3 )
𝟏+
√𝑹
dimana :
C = koefisien kecepatan.
R = jari-jari hidrolis = A/P
I = kemiringan dasar sungai
P = keliling basah
ɣ = koefisien kekasaran dinding.
untuk sungai, harga ɣ dapat diambil 1,5 - 1,75.
Untuk ini diperlukan data-data geometri sungai asli, terutama
bila bendung dibangun di palung sungai dan bagian sungai di
hilir bendung direncanakan tidak akan dimodifikasi. Tapi bila
bendung dibangun pada pelurusan sungai (coupure), maka
geometrinya diambil berdasarkan dimensi rencana pelurusan
tersebut dengan kemiringan dasar yang relatif sama atau
disesuaikan dengan kemiringan dasar sungai asli di sekitar
rencana bendung. Data yang diperlukan adalah profil
melintang sungai di sekitar rencana bendung dan profil
memanjang sungai sejauh lebih kurang dua kilometer ke arah
hulu dan hilir dari lokasi rencana bendung.
Dari beberapa profil melintang diambil/ditetapkan profil
melintang yang mewakili (misalnya profil melintang rata-rata),
lihat Gambar 1.4. Sedangkan profil memanjang digunakan untuk
menentukan kemiringan rata-rata sungai, lihat Gambar 1.5.
dimana
Be = lebar efektif bendung.
Bn = lebar total bendung.
n = jumlah pilar.
Kp = koefisien kontraksi pilar.
Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung.
H1 = tinggi energi di hulu bendung, m.
t = lebar pilar, m
b = lebar pintu bilas, m.
1.5.4 Bentuk Mercu.
Bentuk mercu suatu pelimpah sangat menentukan kemampuannya
untuk melewatkan debit banjir dan ketahanannya, terutama
terhadap bahaya kapitasi. Di Indonesia pada umumnya perencanaan
bendung menggunakan mercu Tipe Ogee dan Tipe Bulat, lihat
Gambar 1.9. Kedua bentuk mercu tersebut dapat digunakan baik
untuk konstruksi beton, maupun pasangan batu kali. Kemiringan
maksimum bidang hilir adalah 1 : 1, sedangkan bidang hulu dapat
dibuat vertikal atau miring sampai 3 : 1.
A. Mercu Bulat.
Bendung dengan mercu bulat mempunyai harga koefisien debit
yang jauh lebih besar ( 44 % lebih besar )
dibandingkan dengan bendung ambang lebar. Hal ini akan sangat
menguntungkan, karena dapat mengurangi tinggi air banjir di hulu
bendung.
Gambar 1.12 - Koefisien C2 Untuk Mercu Ogee Dengan Muka Hulu Melengkung
( menurut USBR, 1960 )
Gambar 1.13 - Faktor Pengurangan Aliran Tenggelam Sebagai Fungsi H2 / H1.
B. Mercu Ogee.
Tipe mercu ini pertama kali diperkenalkan oleh US Army Corps
of Engineers. Pembentukan mercunya didasarkan
pada persamaan berikut, lihat Gambar 1.14.
Gambar 1.14 - Bentuk - Bentuk Bendung Mercu Ogee
Gambar 1.15 - Faktor Koreksi Untuk Selain Tinggi Energi Rencana pada Bendung
Mercu Ogee ( Menurut Ven Te Chow, 1959, Berdasarkan Data USBR dan WES )