BENDUNG
Perencanaan hidrolis bagian-bagian pokok bangunan utama akandijelaskan dalam pasal-pasal
berikut ini. Perencanaan tersebut mencakuptipe-tipe bangunan yang telah dibicarakan dalam
pasal-pasal terdahulu,yakni:
bendung pelimpah
bendung mekanis
bendung karet
pengambilan bebas
pompa dan
bendung saringan bawah
Di sini akan diberikan kriteria hidrolis untuk bagian-bagian dari tipebangunan yang dipilih dan
sebagai referensi tambahan dapat digunakan SNI 03-1724-1989, SNI 03-2401-1991
ELEVASI MERCU BENDUNG
Penentuan tinggi bendung, utamanya didasarkan pada kebutuhan energi (head). Namun
bendung yang tinggi mempunyai masalah konstruksi yang berat, terutama dari segi
stabilitas tubuh bendungnya.
Elevasi mercu bendung dipengaruhi oleh berapa hal, yakni :
• Jika ketinggian air di sungai setinggi mercu bendung
• Elevasi sawah tertinggi
• Tingginya genangan air di sawah
• Kehilangan tekanan akibat eksploitasi
• Kehilangan tekanan di saluran irigasi (pembawa),
• Kehilangan tekanan di bangunan bagi/sadap/ukur
• Berdasarkan ketentuan di atas, maka elevasi mercu bendung dapat ditentukan sebagai
berikut :
• Elevasi sawah tertinggi = + XXX,XX m dpl
• Tinggi genangan disawah = 0,10 m
• Kehilangan tekanan di saluran kuarter = 0,10 m
• Kehilangan tekanan di saluran tersier = 0,10 m
• Kehilangan tekanan di bangunan bagi/sadap = 0,15 m
• Kehilangan tekanan di bangunan ukur = 0,60 m
• Kehilangan tekanan akibat kemiringan sungai (saluran I x L) = x,xx m
• Kehilangan tekanan di pintu pengambilan (intake) = 0,25 m
• Kehilangan tekanan akibat eksploitasi = 0,10 m +
= + XXX,XX m
LEBAR BENDUNG
• Lebar bendung adalah jarak antara kedua pangkal bendung (abutment). Lebar bendung
sebaiknya diambil sama dengan lebar rata-rata sungai dengan lebar maksimum
hendaknya tidak lebih dari 1,2 kali lebar rata-rata sungai pada ruas yang stabil. Di
bagian hilir ruas sungai, lebar rata-rata ini dapat diambil pada debit penuh (bankfull
discharge), sedangkan pada bagian hulu sungai atau daerah pegunungan/dataran
tinggi, sering kesulitan untuk menentukan debit penuh ini. Untuk hal ini dapat diambil
muka air banjir tahunan sebagai patokan lebar rata-rata.
• Agar pembuatan bangunan peredam energi tidak terlalu besar maka, aliran per-satuan
lebar hendaknya dibatasi sampai sekitar 12 – 14 m3/det, yang memberikan tinggi energi
maksimum sebesar 3,5 – 4,5 m
• Tidak seluruhnya lebar bendung itu bermanfaat, karena pada bendung ini terdapat pilar
dan pintu-pintu, baik pintu penguras, maupun pintu intake. Lebar yang benar-benar
bermanfaat disebut dengan lebar efektif bendung.
• Dalam memperhitungkan lebar efektif, maka lebar pintu pembilas yang sebenarnya
sebaiknya diambil 80 % dari lebar rencana untuk mengkompensasi perbedaaan
koefisien debit dibandingkan dengan mercu itu sendiri.
• Lebar effektif bendung (Be) dihubungkan dengan lebar bendung yang sebenarnya (B),
yakni jarak antara pangkal-pangkal bendung dan atau tiang pancang, dipakai
persamaan sebagai berikut
Be = B – 2 (nKp + Ka) H1
Dimana :
n = jumlah pilar
Kp = koefisien kontraksi pilar
Ka = Koefisien kontraksi pangkal bendung
H1 = tinggi energi
Atau dengan rumus :
Be = B – 0,2 Σ b – Σ t
Dimana :
Σb= jumlah lebar pintu pembilas
• Perhitungan ini sangat penting di lakukan, oleh karena MAB hilir ini merupakan patokan
untuk merencanakan kolam olakan (perendam energi dengan adanya MAB ini, dapat di
hitung berapa kedalaman lantai ruang olakan. Adapun faktor utama yang harus di miliki
adalah peta situasi sungai disekitar bendung, yaitu 1 km ke udik dan 1 km ke hilir serta
kearah kiri dan kanan sepanjang 0,50 km dari as rencana bendung. Kemudian profil
memanjang sungai tersebut beserta profil melintangnya
Gambar 1.
Peta Situasi Sungai dan
Potongan Melintang
Sungai
Setelah itu yang perlu diperhatikan pula ialah keadaan sungai itu sendiri, tipe-tipe sungai
seperti berbatu, pasir, banyak pohon-pohon, berumput dan sebagainya mempunyai nilai
kekasaran yang berbeda. Profil memanjang di gunakan untuk mencari kemiringan rata!rata
sungai. dengan jalan menjumlahkan kemiringan dari setiap profil dan dibagi dengan jumlah
profil di kurangi satu, maka akan di dapat kemiringan rata-rata di sekitar bendung, yaitu :
i rata-rata = ∑ i (n-1)
Profil melintang di gunakan untuk mencari luas tampang basah rata!rata sungai (A rata-rata)
Q=AxV
Dimana
Q = Debit Sungai
A = LuasPenampang Basah Sungai
V = Kecepatan Aliran Sungai
Untuk mencari v dapat digunakan metode Manning dan Checzy. Bila debit banjir sudah
diktehaui, maka akan diperoleh tinggi banjir. Atau dengan di ketahui debit banjir rencana,
kemudian dengan mencoba beberapa tinggi muka air, misalkan setiap setengah meter, maka
akan dapat di buat suatu lengkung debit, sehingga tinggi air pada debit rencana dapat
diketahui
Gambar 2.
Grafik Lengkung Debit
Perencanaan Mercu
dimana :
X dan Y = Koordinat permukaan hilir (Gambar 10.)
hd = tinggi energi rencana di atas mercu
K dan n = parameter diambil dari tabel
Persamaan antara tinggi energi dan debit adalah :
Q = Cd 2/3 √ 2/3 g b H11,5
Dimana :
Q = debit (m3/det)
Cd = Koefisien debit (Cd = Co C1 C2)
(Co Konstanta, C1 fungsi p/hd, dan H1/hd, C2 faktor koreksi untuk permukaan hulu)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
b = lebar mercu (m)
H1 = tinggi energi di atas ambang (m)
Gambar 13. memberikan harga-harga Cv untuk bendung segi empat sebagai fungsi
perbandingan luas.
Perbandingan luas =
dimana:
α1 = koefisiensi pembagian (distribusi) kecepatan dalam alur pengarah (approach
channel).
Untuk keperluan-keperluan praktis harga tersebut boleh diandaikan sebagai konstan;
α = 1,04
A1 = luas dalam alur pengarah
A* = luas semu potongan melintang aliran di atas mercu bendung jika kedalaman aliran
akan sama dengan h1 (lihat Gambar 14.).
Gambar 13.
Harga-harga Cv Sebagai Fungsi Perbandingan Luas
untuk Bagian Pengontrol Segi Empat
Gambar 14.
Potongan Hulu dan Tampak Depan Pengontrol
PELIMPAH GIGI GERGAJI
Jika kapasitas pelimpahan bendung tipe gergaji dengan besar pelipatanpanjang mercu lg /b
dan nilai koefisien pelimpahan ct adalah sebesar Qt kapasitas pelimpahan bendung gergaji
dengan lg /b yang sama tetapi dengan koefisien pelimpahan C adalah Qg = C1/C x Qt
Notasi dari gambar didepan adalah:
a = setengah lebar bagian dinding ujung-ujung gigi gergaji
b = lebar lurus satu gigi gergaji
c = panjang bagian dinding sisi gigi gergaji
p = tinggi pembendungan
h = tinggi tekan hidrolik muka air udik diukur dari mercu bendung.
Lg = panjang satu gigi gergaji = 4a + 2c
Gambar 15.
Denah Pelimpah Bentuk Gergaji
PANGKAL BENDUNG
Pangkal bendung (abutment), menghubungkan bendung dengan tanggul sungai dan tanggul
banjir. Pangkal bendung harus mengarahkan aliran air dengan tenang sepanjang
permukaannya dan tidak menimbulkan turbulensi.
Elevasi pangkal bendung di sisi hulu bendung sebaiknya lebih tinggi daripada elevasi air (yang
terbendung) selama terjadi debit rencana. Tinggi jagaan harus minimal 0,75 s.d. 1,50 m.
Bergantung kepada kurve debit sungai di tempat itu. Untuk kurve debit datar 0,75 m akan
cukup sedang untuk kurve yang curam akan diperlukan 1,50 m untuk memberikan tingkat
keamanan yang sama.
Gambar 16.
Pangkal Bendung