Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan mengenai dasar-dasar
perencanaan alur dan bangunan sungaidalam kaitannya dengan perencanaan
teknis sungai.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, peserta diharapkan
mampu memahami dan menerapkan dasar-dasar perencanaan alur dan
bangunan sungai dalam kaitannya dengan perencanaan teknis sungai.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapkan mampu :
a. Menjelaskan tentang perencanaan alur sungai,
b. Menjelaskan tentang perencanaan bangunan sungai,
c. Menjelaskan tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan
alur dan bangunan sungai.
D. Estimasi Waktu
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
mata pelatihan “Dasar-Dasar Perencanaan Alur Dan Bangunan Sungai” ini adalah
16 (enam belas) jam pelajaran (JP) atau sekitar 720 menit.
MATERI POKOK 1
PERENCANAAN ALUR SUNGAI
Sebagai rumus kecepatan rerata, rumus Manning harus digunakan secara umum.
Rumus Manning :
Pertimbangan diatas tidak diperlukan apabila debit banjir rencana anak sungai
sangat kecil jika dibandingkan dengan sungai induk dan pengaruh pertemuan
terhadap sungai indukpun kecil.
Contoh1 Contoh 2
Gambar I.2 - Pertemuan 2 (dua) alur sungai
1.2.4 Tanggul Terbuka (Pelimpah Samping)
Untuk menjamin keamanan dari aliran permukaan (run-off) yang berasal dari
bagian hulu kedalam alur pada ujung atasnya, harus dibuat alinemen tanggul-
tanggul yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian memadai dari
tanah di daerah sekitarnya.
Gambar I.5 - Sket denah alur by-pass dan saluran banjir (floodway)
Gambar I.6. Sket penampang melintang tipikal alur by-passdan saluran
banjir (floodway) - penampang bersusun
1.5.3 Lebar Alur Aliran untuk Debit Kecil (M.A.R = muka air rendah) dan
kedalaman Alur untuk Aliran Debit Banjir (M.A.T = muka air tinggi)
Lebar palung sungai untuk aliran debit air kecil (low flow) dan elevasi debit air
banjir/air tinggi (high water) harus ditentukan berdasarkan pertimbangan :
Pemeliharaan alur,
Frekuensi terjadinya banjir (elevasi muka air tinggi), dan
Penggunaan alur sungai pada saat elvasi muka air tinggi (banjir).
1.6 Latihan
Jawablahpertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!
1. Sebutkan prosedur perencanaan alur!
2. Jelaskan secara ringkas apa yang dimaksud dengan sudetan dan saluran
banjir!
3. Ditentukan berdasarkan pada apa saja ketinggian muka air banjir rencana?
1.7 Rangkuman
Alur air direncanakan mengikuti kaidah bahwa debit yang lewat tidak boleh
melebihi debit banjir rencana. Perencanaan alur sungai meliputi :
Perencanaan alur air/saluran
Perencanaan bentuk alur
Sungai buatan (galian)
Elevasi banjir rencana
Bentuk penampang melintang dan memanjang sungai
MATERI POKOK 2
PERENCANAAN BANGUNAN SUNGAI
2.1 Tanggul
2.1.1 Bentuk Tipikal Penampang Melintang Tanggul
Tanggul yang lengkap adalah tanggul dengan ketinggian dan bentuk tampang
yang dibutuhkan untuk melindungi terhadap tinggi banjir rencana dan dilengkapi
dengan konstruksi perkuatan lereng (revetment) dan perlindungan kaki tanggul,
yang dibangun sesuai kebutuhan.
Perbedaan antara elevasi puncak tanggul dan elevasi muka air banjir rencana
disebut tinggi jagaan (free board).
Dalam menentukan arah trase tanggul agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Supaya dipilih suatu penampang basah sungai yang paling efektif dengan
kapasitas pengaliran maksimum.
b. Agar trase tanggul searah dengan arah arus sungai dan dihindarkan
terjadinya belokan yang tajam.
c. Pada sungai-sungai yang arusnya tidak deras, diusahakan agar kurva
alirannya stabil.
d. Diusahakan agar arah trase tanggul kiri dan tanggul kanan separalel mungkin
dengan alur sungai, dihindarkan adanya perubahan lebar sungai yang
mendadak. Diusahakan agar bantaran cukup lebar, sehingga jarak antara tepi
alur sungai dan kaki tanggul cukup jauh.
Gambar II.2 - Aliran sungai berbelok-belok tajam (meandering)
Bila harus memperbesar tanggul lama, maka perbesaran harus diupayakan dibuat
di sisi daratan.
Bila harus dibuat disisi air (disebabkan karena kondisi alinyemen tanggul yang ada
atau bila memerlukan alur cukup luas untuk muka air tinggi/banjir), maka hal ini
dapat dilakukan pada kondisi sungai cukup lebar.
Keterangan :
HWL = High Water Level atau
MAT = Muka air Tinggi/Muka Air Banjir
Elevasi puncak tanggul = Elevasi maka air banjir rencana + tinggi jagaan
Untuk bagian anak sungai yang terkena pengaruh back-water (pengaruh muka air
pada sungai induk), tinggi tanggul tidak boleh kurang dari tinggi tanggul sungai
induk. Hal ini juga berlaku bila tidak ada bangunan fasilitas pengendalian aliran
balik.
Tabel 2.1 - Daftar nilai tinggi jagaan untuk beberapa debit banjir rencana
Debit Banjir Rencana(m3/detik) Tinggi Jagaan(m)
Gambar II.7 - Ilustrasi tinggi jagaan tanggul pada anak sungai pada
pertemuandengan sungai utama yang terpengaruh aliran balik(reverse flow)
Pada bagian di anak sungai yang terpengaruh oleh backwater, lebar puncak
tanggul ditentukan tidak boleh lebih sempit dari lebar puncak tanggul sungai
utama: Lebar ini juga dipakai bila fasilitas pengendali aliran tersedia, jika tinggi
tanggul dari tanah kurang dari 0,6 m dan hal-hal tertentu yang tidak dapat
dihindari karena alasan topografi, dsb.
Gambar II.11 - Ilustrasi tinggi jagaan tanggul dan lebarpada tanggul khusus
Tinggi dan lebar puncak tanggul ditepi danau harus di spesifikasikan seperti di
bawah ini, terlepas dari spesifikasi pada Tabel 2.1, dan Tabel 2.2. diatas.
a. Tinggi ditentukan dengan pertimbangan tinggi banjir rencana, uprush, tiupan
angin, dan sebagainya.
b. Lebar puncak di tentukan dengan pertimbangan tinggi tanggul dan kondisi
daerah sekitarnya.
Bila spesifikasi pada uraian sebelumnya sukar sekali diterapkan (karena kondisi
topografi atau alasan khusus lainnya), struktur berikut ini dapat digunakan, di luar
spesifikasi tersebut.
Revetment untuk aliran muka air tinggi/banjir yang dipasang pada tanggul, disebut
pelindung tanggul (levee revetment).
Dasar revetment harus diletakkan cukup dalam didalam tanah (ditanam) agar
aman terhadap pengaruh gerusan dasar sungai pada terjadi aliran-aliran dengan
elevasi muka air tinggi (waktu terjadi banjir).
Gambar II.15 - Garis rembesan air, (A) menunjukkan muka air pada kondisi
banjir (MAT), (B) garis rembesan yang aman
Apabila garis rembesan keluar dari tubuh tanggul tanah, akan terjadi rembesan
(aliran air) keluar sehingga terjadi erosi buluh (piping) yang akan menyebabkan
kelongsoran dan keruntuhan tubuh tanggul.
Dimensi tanggul harus direncanakan agar menjamin terjadinya garis rembesan air
pada kondisi yang aman seperti ditunjukkan padaGambar II.15 B.
Elevasi mercu ujung krib sebaiknya sekitar 0,5 - 1,0 m di atas elevasi rata-rata
permukaan air rendah.Adapun kemiringan puncak krib biasanya dibuat 1/20 -
1/100 kearah ujung.
Kedua ujung suatu tubuh ambang dasar sungai akan dimasukkan secukupnya
dalam tanggul, alur muka air tinggi, dll.
Pada bagian hilir dari sebuah bangunan ambang dasar, harus dilengkapi lantai
depan/apron disesuaikan dengan yang diperlukan.
2.5.4 Lantai Depan (Apron) dan Matras Bronjong
Lantai depan dan bronjong mempunyai panjang yang diperlukan dan struktur yang
diperlukan untuk menjaga keamanan dari tubuh ambang dasar.
Keamanan terhadap piping dapat dijamin apabila : C = L/H > angka dalam
Tabel harga kritis C/H .
Dimana : C = nilai rayapan (creep ratio)
L = panjang lintasan aliran air rembesan
Jika h1> h2 dan l2< h1 + h2, maka L = l1 + h1 + l2 + h2 + l3
Jika angka L yang dikehendaki tidak dapat diperoleh hanya dari tubuh
ambang, kekurang annya dapat dicapai dengan menambahkan panjang lantai
lindung.
Lane :
LW = 1/3 (l1 + l2 + l3) + 2 (H1 + h2)
CW = LW/H
CW = nilai banding rayapan seimbang harus > angka pada tabel berikut :
(Dasar sungai yang turun, fondasi cukup masih cukup stabil - jembatan
jalan raya jembatan Nongsa, Batam)
Gambar II.25 - Contoh dampak penurunan dasar sungaiterhadap
bangunan yang telah ada
2.6 Bendung (Termasuk Bendung Muara Sungai)
2.6.1 Klasifikasi Bendung
1. Klasifikasi bendung berdasarkan fungsi:
a. Bendung pembagi banjir
Bendung ini dibangun pada percabangan sungai untuk mengatur muka air,
sehingga terjadi pemisahan antara debit banjir dan debit rendah, sesuai
kapasitas yang ditetapkan.
b. Bendung penahan air pasang
Dibangun di bagian sungai yang dipengaruhi pasang/surut air laut untuk
mencegah masuknya air asin (intrusi air laut), untuk menjamin agar air
sungai selalu dalam keadaan normal.
c. Bendung sadap
Bendung ini digunakan untuk mengatur muka air di dalam sungai, guna
memudahkan penyadapan airnya untuk berbagai keperluan (air baku air
minum, air perkotaan, irigasi, pembangkit tenaga listrik, dll.
d. Lain-lain
Misal : pengaturan untuk keperluaan transportasi air.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk penetapan lokasi, formasi & dimensi
bendung:
a. Bendung penyadap diusahakan kehulu, agar bendung tidak terlalu tinggi.
b. Bendung pembagi debit banjir, dekat percabangan sungai.
c. Diusahakan pada ruas sungai yang lurus dengan penampang yang konstan
(perubahan kecepatan aliran tidak terlalu drastis).
d. Pada ruas yang alurnya relatif stabil, dan perubahan dasar sungai tidak
mencolok.
e. Pengaruh air balik (back water) akibat pembendungan tidak terlalu jauh kehulu.
f. Terletak pada tanah pondasi yang baik.
Namun hal ini dapat dipasang dalam bentuk potongan aliran saat ini, di lokasi
penyempitan aliran (bottleneck) di daerah pegunungan atau jika diketahui bahwa
di lokasi itu tidak terlalu mengganggu pengendalian banjir dipandang dari kondisi
sungai, kondisi topografi dan sebagainya.
2.7.2 Arah
Arah dari sluiceway, pada prinsipnya harus pada sudut yang tepat pada alinemen
tanggul.
Untuk tujuan drainasi, ketinggian harus ditetapkan sesuai dengan elevasi dasar
sungai atau elevasi fondasi saluran yang dihubungkan.
Untuk tujuan drainasi, debit drainasi harus ditentukan dengan membuat analisa
terhadap drainase lokal yang didasarkan atas curah hujan dalam daerah
tangkapan yang harus dialirkan oleh pintu air, oleh sungai induk dan drainase
lokal.
Pintu air (gate) harus direncanakan menurut tujuan konstruksi, tetapi harus tidak
menghalangi aliran air sungai pada saat muka air tinggi (banjir).
2.10 Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!
1. Apa yang dimaksud dengan tanggul yang lengkap?
2. Sebutkan cara peningkatan tanggul!
3. Sebutkan dan jelaskan tipe ambang!
2.11 Rangkuman
Bangunan/prasarana sungai adalah suatu konstruksi bangunan/prasana yang
berfungsi untuk perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian
sungai. Perencanaan bangunan sungai meliputi :
Tanggul
Perkuatan tanggul
Pencegahan kebocoran/rembesan
Penahan gerusan
Ambang dasar
Bendung
Saluran air dan gorong-gorong
Pintu air
Terowongan sungai
MATERI POKOK 3
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PERENCANAAN ALUR
DAN BANGUNAN SUNGAI
Dimana :
e = biaya tahunan
I = biaya pembangunan proyek konstruksi
i = bunga tahunan
n =umur fasilitas (20 tahun untuk pompa, 50 tahun untuk semuafasilitas
teknik
lainnya)
(Total tinggi head pompa) = (tinggi head pompa kasar) (total kehilangan tinggi
air dalam pipa) + (kecepatan, debit, tinggi air)
Tipe pompa dan ukuran pompa ditetapkan berdasarkan total tinggi head
pompa dan jumlah debit yang diperlukan.
3.3 Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah inidengan singkat dan jelas!
1. Hal-hal apa saja yang dijadikan pertimbangan untuk menetapkan metode
penanganan muara sungai?
2. Sebutkan bangunan yang diperlukan untuk perbaikan sungai disekitar muara
sungai!
3. Berdasarkan pada apa saja penetapan skala prioritas pompa drainase?
3.4 Rangkuman
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan alur dan bangunan sungai
diantaranya :
Penanganan drainase lokal
Dalam perencanaan penanganan drainase lokal, harus ditentuikan metoda
drainase yang optimum dengan pertimbangan situasi yang nyata dari
kerusakan didaerah yang bersangkutan, arti pentingnya daerah tersebut serta
kemungkinan pengembangannya dimasa mendatang, dll.
Penanganan muara sungai
Dalam perencanaan penanganan muara sungai, kondisi sungai dan laut harus
digunakan sebagai bahan pertimbangan, untuk memutuskan metode
penanganan untuk memberikan aliran debit dengan aman tidak lebih besar
dari debit banjir rencana, untuk mencegah bencana yang disebabkan oleh air
pasang yang tinggi, meningkatkan penggunaan sungai sesuai kebutuhan dan
menjaga muara sungai dan pantai dengan keseimbangan yang baik secara
alami.
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam kegiatan perencanaan teknis sungai diperlukan perencanaan alur dan
bangunan sungai.
Alur air direncanakan mengikuti kaidah bahwa debit yang lewat tidak boleh
melebihi debit banjir rencana. Perencanaan alur sungai meliputi :
Perencanaan alur air/saluran
Perencanaan bentuk alur
Sungai buatan (galian)
Elevasi banjir rencana
Bentuk penampang melintang dan memanjang sungai
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan alur dan bangunan sungai
diantaranya :
Penanganan drainase lokal
Dalam perencanaan penanganan drainase lokal, harus ditentuikan metoda
drainase yang optimum dengan pertimbangan situasi yang nyata dari
kerusakan didaerah yang bersangkutan, arti pentingnya daerah tersebut serta
kemungkinan pengembangannya dimasa mendatang, dll.
Penanganan muara sungai
Dalam perencanaan penanganan muara sungai, kondisi sungai dan laut harus
digunakan sebagai bahan pertimbangan, untuk memutuskan metode
penanganan untuk memberikan aliran debit dengan aman tidak lebih besar
dari debit banjir rencana, untuk mencegah bencana yang disebabkan oleh air
pasang yang tinggi, meningkatkan penggunaan sungai sesuai kebutuhan dan
menjaga muara sungai dan pantai dengan keseimbangan yang baik secara
alami.
B. Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas
lanjutan untuk dapat memahami detail perencanaan teknis sungai sehingga bisa
menerapkan perencanaan teknis sungaisecara baik dan bijaksana.
EVALUASI FORMATIF
A. Soal
1. Berikut ini merupakan jenis bangunan sungai ditinjau dari fungsinya,
kecuali .....
a. tembok banjir
b. tumpukan batu
c. ambang datar
d. krib
e. perkuatan tebing
2. Fungsinya adalah untuk membuat kemiringan dasar sungai menjadi kecil serta
mencegah gerusan dasar sungai dengan cara lebih melandaikan kemiringan
dasarnya guna mengurangi gaya tarik alirannya. Fungsi tersebut merupakan
fungsi dari bangunan .....
a. bendungan
b. krib
c. tanggul
d. perkuatan lereng
e. ambang dasar sungai
Diharapkan dengan materi yang diberikan dalam modul ini, peserta dapat
memahami dasar-dasar perencanaan alur dan bangunan sungai dalam kaitannya
dengan perencanaan teknis sungai. Proses berbagi dan diskusi dalam kelas dapat
menjadi pengayaan akan materi dasar-dasar perencanaan alur dan bangunan
sungai. Untuk memperdalam pemahaman terkait materi dasar-dasar perencanaan
alur dan bangunan sungai, diperlukan pengamatan pada beberapa modul-modul
mata pelatihan terkait atau pada modul-modul yang pernah Anda dapatkan serta
melihat variasi-variasi modul-modul yang ada pada media internet. Sehingga
terbentuklah pemahaman yang utuh mengenaidasar-dasar perencanaan alur dan
bangunan sungai dalam kaitannya dengan perencanaan teknis sungai
DAFTAR PUSTAKA
Istiarto, Dr, Ir, M. Eng, JTSL FT Universitas Gadjah Mada - Urgensi Rehabilitasi
Groundsill (2008).
Kementerian Pekerjaan Umum, Ditjen. Sumber Daya Air, Direktorat Sungai dan
Pantai, Satker Direktorat Sungai dan Pantai - Perencanaan Teknik Sungai -
Juni 2011.
Garis sempadan sungai : Garis batas kiri kanan saluran yang menetapkan
daerah yang dibutuhkan untuk keperluan
pengamanan saluran.
Palung Sungai (river : Cekungan yang terbentuk oleh aliran air secara
channel) alamiah, atau galian untuk mengalirkan sejumlah
air tertentu.
Sudetan (short-cut) : Alur baru yang dibuat di luar alur sungai lama
untuk keperluan-keperluan pengelak aliran,
penurunan muka air banjir, dan pembangunan
bendung/ bendungan.
Berikut ini merupakan kumpulan jawaban atau kata kunci dari setiap butir
pertanyaan yang terdapat di dalam modul. Kunci jawaban ini diberikan dengan
maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan diri sendiri.
Adapun kunci jawaban dari soal latihan pada setiap materi pokok, sebagai berikut: