i
Bangunan Air I Fakultas Teknik Sipil Unsyiah
2
8 BANGUNAN PENGAMBILAN DAN PEMBILAS
Sebagai contoh, bangunan pengambilan bendung Kr. Aceh diberikan pada gambar
8.1.
Gambar 8.1. Bangunan pengambilan Bendung Kr. Aceh
Pembilas pengambilan dilengkapi dengan pintu dan bagian depannya terbuka untuk
menjaga jika terjadi muka air tinggi selama banjir, besarnya bukaan pintu
bergantung kepada kecepatan aliran masuk yang diizinkan. Kecepatan ini
bergantung kepada ukuran butir bahan yang dapat diangkut. Kapasitas pengambilan
harus sekurang-kurangnya 120% dari kebutuhan pengambilan guna menambah
fleksibilitas dan agar dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi selama umur
proyek.
v 32 h 1 / 3d
2 d .............................. Persamaan 8.1
dengan
v = kecepatan rata-rata, m/dt
h = kedalaman air, m
d = diameter butir, m
0.5
v 10d .............................. Persamaan 8.2
Dengan kecepatan masuk sebesar 1,0 - 2,0 m/dt yang merupakan besaran
perencanaan normal, dapat diharapkan bahwa butir-butir berdiameter 0,01 sampai
0,04 m dapat masuk.
Q = debit, m3/dt
= koefisien debit: untuk bukaan di bawah permukaan air dengan kehilangan
tinggi energi kecil, = 0,80
b = lebar bukaan, m
a = tinggi bukaan, m
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (~ 9,8)
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan, m
Bila pintu pengambilan dipasangi pintu radial, maka p = 0,80 jika ujung pintu bawah
tenggelam 20 cm di bawah muka air hulu dan kehilangan energi sekitar 10 cm.
Elevasi mercu bendung direncana 0,10 di atas elevasi pengambilan yang dibutuhkan
untuk mencegah kehilangan air pada bendung akibat gelombang. Elevasi ambang
bangunan pengambilan ditentukan dari tinggi dasar sungai. Ambang direncana di
atas dasar dengan ketentuan berikut:
Bila pengambilan mempunyai bukaan lebih dari satu, maka pilar sebaiknya
dimundurkan untuk menciptakan kondisi aliran masuk yang lebih mulus (gambar
8.3).
Sumber: Anonim 1
(1986)
Pengambilan hendaknya selalu dilengkapi dengan sponeng skot balok di kedua sisi
pintu, agar pintu itu dapat dikeringkan untuk keperluan-keperluan pemeliharaan
dan perbaikan. Guna mencegah masuknya benda-benda hanyut, puncak bukaan
direncanakan di bawah muka air hulu. Jika bukaan berada di atas muka air, maka
harus dipakai kisi-kisi penyaring. Kisi-kisi penyaring direncana dengan rumus
berikut:
v
h c 2
f .............................. persamaan 8.4
2g
dengan
4/3
s
c sin .............................. persamaan 8.5
b
dengan:
hf = kehilangan tinggi energi
v = kecepatan datang (approach velocity)
g = percepatan gravitasi m/dt2 (~ 9,8)
c = koefisien yang bergantung
kepada:
= faktor bentuk (lihat gambar
8.4) s = tebal jeruji, m
L = panjang jeruji, m (lihat gambar 8.4)
b = jarak bersih antarjeruji b ( b > 50 mm), m
= sudut kemiringan dari horisontal, dalam derajat.
vm 2
g
Qvab z
dengan:
Q = debit rencana, m3/dt
m = koefisien debit (=0,8 pengambilan tenggelam)
a = tinggi bersih bukaan, m
b = lebar bersih bukaan, m
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/dt2
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan, m
Elevasi dasar hilir pengambilan dengan kantung dalam keadaan penuh +14,96
Elevasi dasar bangunan pengambilan yang diperlukan +14,96 +0,20 = +15,16
Karena yang diangkut sungai adalah sedimen kasar, maka elevasi ambang
pengambilan harus sekurang-kurangnya 1 sampai 1,50 m di atas dasar sungai.
Elevasi rata-rata dasar sungai +13,40
Elevasi dasar bangunan pembilas
+13,40
Elevasi minimum bangunan pengambilan +13,40 + 1,50 = +14,90
Kemudian elevasi dasar bangunan pengambilan menjadi +15,16, Sekarang tinggi
bersih bukaan bangunan pengambilan menjadi a = +16,60 – 0,25 – 15,16= 1,19
Q
b 13 ,1 7 ,35 , diambil 7,50 m
V a ( 1,5 )( 1,19
)
+16,6
0 +16,42
a = 1,19
+15,15
+14,96
+13,40 +14,56
ikut mengatur kapasitas debit bendung, karena air dapat mengalir melalui pintu-
pintu yang tertutup selama banjir.
pembuangan benda-benda terapung lebih mudah, khususnya bila pintu dibuat
dalam dua bagian dan bagian atas dapat diturunkan.
Kelemahan-kelemahannya:
sedimen akan terangkut ke pembilas selama banjir; hal ini bisa menimbulkan
masalah, apalagi kalau sungai mengangkut banyak bongkah. Bongkah-bongkah
ini dapat menumpuk di depan pembilas dan sulit disingkirkan.
benda-benda hanyut bisa merusakkan pintu
karena debit di sungai lebih besar daripada debit di pengambilan, maka air akan
mengalir melalui pintu pembilas; dengan demikian kecepatan menjadi lebih tinggi
dan membawa lebih banyak sedimen.
Pada waktu mulai banjir pintu pengambilan akan ditutup (tinggi muka air sekitar
0,50 m sampai 1,0 m di atas mercu dan terus bertambah), pintu pembilas akan
dibiarkan tetap tertutup. Pada saat muka air surut kembali menjadi 0,5 sampai 1,0
m di atas mercu dan terus menurun, pintu pengambilan tetap tertutup dan pintu
pembilas dibuka untuk menggelontor sedimen. Karena tidak ada air yang boleh
mengalir di atas dinding pemisah selama pembilasan (sebab aliran ini akan
mengganggu), maka elevasi dinding tersebut sebaiknya diambil 0,50 m atau 1,0 m di
atas tinggi mercu.
Pembilas bawah direncana untuk mencegah masuknya angkutan sedimen dasar dan
fraksi pasir yang lebih kasar ke dalam pengambilan. "Mulut" pembilas bawah
ditempatkan di hulu pengambilan dimana ujung penutup pembilas membagi air
menjadi dua lapisan: lapisan atas mengalir ke pengambilan dan lapisan bawah
mengalir melalui saluran pembilas bawah lewat bendung (gambar 8.9)
Dimensi rata-rata dari pembilas bawah yang direncanakan dan dibangun berkisar
dari:
Luas saluran pembilas bawah (lebar kali tinggi) harus sedemikian rupa sehingga
kecepatan minimum dapat dijaga (v = 1,0 - 1,5 m/dt). Tata letak saluran pembilas
bawah harus direncana dengan hati-hati untuk menghindari sudut mati (dead
corner) dengan kemungkinan terjadinya sedimentasi atau terganggunya aliran.
Sumber: Anonim 1 (1986)
Gambar 8.11. Pusaran (vortex) dan kantong udara di bawah penutup atas saluran pembilas
bawah
Lebar bangunan pengambilan ditentukan 7,10 m, yang terdiri dari 3 bukaan yang
lebarnya 1,70 m, dipisahkan dengan dua pilar 1,00 m.
1
,
5
0
1,00
1,70
7,10
11,50
Elevasi +13,40
Kedalaman air pembilas adalah 0,56 m pada debit pembilas rencana misal, Qs = 13,1
m3/dt. Kecepatannya diambil 1,5 m/dt. Debit satuan antarpilar pintu pembilas harus
menghasilkan kecepatan yang sama. Karena diperlukan pilar, kercepatan tidak
boleh ditambah untuk mencegah efek pengempangan. Luas basah pada pintu harus
ditambah dengan cara menambah kedalaman air.
( b)( hs ) ( bnf )( h f )
dengan
b = lebar dasar kantung (15,56 m)
hs = kedalaman air pembilas (0,56 m)
bnf = lebar bersih bukaan pembilas
hf = kedalaman air pada bukaan pembilas
Pin
tu
+14,
23
+13, 0,86
67 m
1 +13,37
:
1
0
Gambar 8.13. Potongan memanjang bangunan pembilas
Kecepatan pada saluran pembilas diambil 1,50 m/dt untuk membilas sedimen ke
sungai. Muka air keluar (“outflow”) rencana terjadi selama Q 1/5 atau muka banjir
yang terjadi 5 kali setahun. Dari kurve Q-h pada komplek pembilas, muka air ini
adalah + 14,10. Panjang saluran pembilas adalah 60 m. Elevasi dasar sungai adalah
+11,50. Dengan kecepatan rencana 1,50 m/dt, dimensi saluran pembilas dapat
dihitung (dengan mengandaikan kemiringan talud 1:1)
Q = 13,1 m3/dt
m=1
nilai bandung b/h =
2,5 k = 45
Q 13 ,1 2
An n 8 ,73 m
vn 1,50
An bhn mhn hn
2 2
n m
8 ,73 hn
2
2,5 1
hn = 1,58 m
Pp B 1 m 2
2hp
Pp 4 ,00 ( 2 )
(1,58 )
2
1 1 8 ,47 m
Ap 8 ,73
R 1,03
p 8 ,47
P p
2
vp
Ip
R 2/3
ks
2
2
1,50
Ip 0 ,00176
1,03 2/3
35
2
Elevasi dasar titik temu sungai adalah + 14,00 – 1,58 = +12,42, maka di sungai
diperlukan bangunan terjun dengan tinggi jatuh 12,42 – 11,50 = 0,92 m.
Terjunan
Pembilas
Saluran Pembilas
Kantong Lumpur S
u
+14,23 n
g
+14,10 ai
+14,00
+13,67
+13,37 1,58 m
+12,52
+12,42
Ip = 0,00176
+11,50
60
m
Bangunan saluran primer dilengkapi dengan pintu untuk mencegah agar selama
pembilasan air tidak mengalir kembali ke saluran primer dan mencegah masuknya
air pembilas yang mengandung sedimen ke dalam saluran. Ambang pengambilan di
saluran primer diambil 0,10 m di atas muka kantung lumpur dalam keadaan penuh
(+14,95). Muka air disebelah hulu pengambilan adalah +14,95 + 1,47 = +16,42.
Diandaikan kehilangan tinggi energi 0,10 m di atas pengambilan. Kemudian
sekarang dapat dihitung dimensi bangunan pengambilan.
Qn hibi 2
g
10 ,9 ( 0 ,9 )( z1,27 )bi 2( 9,81
)(0 ,
bi = 6,81 m, diambil 7,00 m (lebar
10bersih
) bangunan pengambilan)
+16, 42
V2/2g +16, 32
h = 1,27
m
+15,
+14, 95
05
+14, 58
8.5 Pintu
Pada pintu sorong tekanan air diteruskan ke sponeng, dan pada pintu radial ke
bantalan pusat. Pintu sorong kayu direncana sedemikian rupa sehingga masing-
masing balok kayu mampu menahan boban dan meneruskannya ke sponeng; untuk
pintu sorong baja, gaya tersebut harus dibawa oleh balok. Lihat gambar 8.16.
Sumber: Anonim 1
(1986)
Alat pengangkat dengan stang biasanya dipakai untuk pintu-pintu lebih kecil. Untuk
pintu-pintu yang dapat menutup sendiri, karena digunakan rantai berat sendiri atau
kabel baja tegangan tinggi. Pemilihan tenaga manusia atau mesin bergantung pada
ukuran dan berat pintu, tersedianya tenaga listrik, waktu ekploitasi,
mudah/tidaknya eksploitasi pertimbangan-pertimbangan ekonomis.
Kedap air
Gambar 8.17. Sekat air dari karet untuk bagian samping (A), dasar (B) dan atas (C) pada pintu
baja
Bahan bangunan
Pintu yang dipakai untuk pengambilan dan pembilas dibuat dari kayu dengan
kerangka (mounting) baja, atau dibuat dari pelat baja yang diperkuat dengan
gelagar baja. Pelat-pelat perunggu dipasang pada pintu untuk mengurangi gesekan
di antara pintu dengan sponengnya. Pintu berukuran kecil jarang memerlukan rol.
8.5.1 Pintu Pengambilan
Biasanya pintu pengambilan adalah pintu sorong kayu sederhana (gambar 8.18).
Bila di daerah yang bersangkutan harga kayu mahal, maka dapat dipakai baja. Jika
air di depan pintu sangat dalam, maka eksploitasi pintu sorong mungkin sulit. Kalau
demikian halnya, pintu radial atau segmen akan lebih baik (lihat gambar 8.19).
.
Apabila selama banjir aliran air akan lewat di atas pintu, maka bagian atas pintu
harus direncana sedemikian rupa, sehingga tidak ada getaran dan tirai luapannya
harus diaerasi secukupnya. (lihat gambar 8.21). Menurut Anonim 1 (1986), dimensi
kebutuhan aerasi dapat diperkirakan dengan pertolongan rumus berikut:
q
qudara 0.1 air
p .............................. persamaan 8.6
y1.5
h1
dengan:
qudara = udara yang diperlukan untuk aerasi per m' lebar pintu, m3/dt
qair = debit di atas pintu, m3/dt.m
yp = kedalaman air di atas tirai luapan, m
h1 = kedalaman air di atas pintu, m
Untuk menemukan dimensi pipa, kecepatan udara maksimum di dalam pipa boleh
diambil 40 - 50 m/dt. Stang pengangkat dari pintu dengan bagian depan terbuka,
ditempatkan di luar bukaan bersih (di dalam sponeng) guna melindunginya dari
benda-benda terapung.
Dari hitungan sebelumnya data dan hasil hitungan yang telah diperoleh, misalkan
sebagai berikut:
Lebar pintu air, L = 2,0 m
Lebar teoritis, Lt = 2,16 m.
Tinggi pintu air, H1 = 2,20 m
Tinggi satu balok, t = 0,20 m
Tinggi air banjir, ha = 5,75 m
Tinggi lumpur didepan pintu, h1 = 1 m.
Berat jenis lumpur s = 1600 kg/m3.
Sudut geser lumpur, = 30o
Berat jenis air, w = 1000 kg/m3.
Berat jenis kayu kayu = 750 kg/m3.
Berat jenis baja, baja = 7800 kg/m3.
Modulus elastisitas baja Ebaja = 2,1 106 kg/cm2.
Kayu Jati, d = 80 kg/m2.
Tinggi angkat, Ta = 1,00 m.
Koefisien geser, f = 0,40
Tebal plat besi, d1 = 0,01 m.
Lebar plat besi, d2 = 0,1 m
Elevasi mika dasar saluran, MDS = + 305,0
m Elevasi muka tanggul saluran, MTS = +312,0 m
Elevasi muka air banjir, MAB = + 310,75
m Angka keamanan pintu, n=3
Penyelesaian.
Di bagian A:
1 sin
K a 1 sin
Ka = 0,333
Pa w ha t s h1 t Ka
Pa = 5,977 . 103 kg/m2
T
MT a
S
MA
B H
H
3
2
(Y1 -
H1 )
Y
1 P
1
P
H
1
P P MD
a
2 S
P
b D L
Pa A
t
= 0,20 m
Pb B
DETAIL D
Di bagian B:
Pb w ha s h1Ka
Pb = 5,977 . 103 kg/m2
P Pb t
Jadi tekanan, q a
2
q = 1,226 . 103 kg/m
Mma qLt
Momen maksimum pada 2
8
x
pintu Mmax = 715,003 kgm.
Mmax
W
pint u d
Wpintu = 8,938.10-3 m3
bbalok 6
W pint
Bbalok =0,518 m
u
t
Kontrol tegangan
ytb
Mmax
1
t bbalok
6
2
ytb = 8 <. 104 kg/m2
Y1 = MAB – MDS
Y1 = 5,75 m
H2 =Y1 –H1
H2 = 3,55 m
H3 = H2 + Ta
H3 = 4,55 m.
diameter
Itar
diameter = 0,074 m ik .
64