Oleh :
Oleh:
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Bengkulu
Besperi, S.T.,M.T
NIP.
i
MOTTO
Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada dijalan Allah SWT.
(HR.Turmudzi)
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran
Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, karena berkat rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan judul
“Analisis Tingkat Pencemaran Air Terhadap Daerah Aliran Sungai Rupat
Bengkulu”.
Proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan tingkat Sarjana Strata-1 (S-1) pada Program Studi Teknik Sipil
FakultasTeknik Universitas Bengkulu.
Proses penyelesaian penulisan proposal skripsi ini tidak lepas dari adanya
bantuan dan bimbingan baik moril maupun materil dari beberapa pihak, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis menyampaikan
ucapan terima-kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Khairul Amri, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Bengkulu.
2. Ibu Fepy Supriani, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bengkulu.
3. Ibu Elhusna,S.T.,M.T. selaku dosen Pembimbing Akademik.
4. Dr. Muhammad Fauzi, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing utama dalam
mengerjakan proposal skripsi.
5. Bapak Samsul Bahri, S.T., M.T., selaku dosen Pembimbing pendamping dalam
mengerjakan proposal skripsi.
6. , S.T., M.T., selaku dosen penguji I di proposal skripsi ini.
7. S.T., M.T., selaku dosen penguji II di proposal skripsi ini.
8. SegenapBapak dan Ibu Dosen Pengajar di Program Studi Teknik Sipil.
9. Mbk Yovika Sari selaku staf Prodi Teknik Sipil yang sudah banyak membantu
dalm segala halnya.
iii
10. Keluarga besar saya yang masih setia mendukung sayabaik doa, moral dan
material dalammenjalanikuliah di Program Studi Teknik Sipil ini.
11. Teman-teman diTeknik Sipilyangtelahbanyakmembantu dan
memberikandukungan dan doa dalampenulisan proposal skripsi ini.
Jika di dalam penulisan proposal ini masih ada kesalahan dan kekeliruan,
untuksemuaitu, kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan untuk menjadi
dorongan dan motifasi bagi penulis.
Bengkulu, 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI
MOTTO .............................................................................................................................. ii
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini :
1. Kandungan zat apa saja yang ada didalam air pada Sungai Rupat?
2. Seberapa besar tingkat pencemaran air pada Sungai Rupat?
3. Bagaimana cara mengatasi pencemaran yang terjadi pada Sungai Rupat?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sungai
Sungai berfungsi untuk menampung curah hujan dan mengalirkan air sampai
ke laut. Sehingga sungai dapat diartikan sebagai wadah atau penampung dan
penyalur suatu aliran air dari tempat yang lebih tinggi menuju ketempat yang
lebih rendah dan bermuara di laut. (Soewarno, 1995).
Panjang sungai adalah panjang yang diukur sepanjang sungai, dari muara
sungai atau percabangan sungai sampai ketitik paling jauh atau muara sungai.
Pengukuran panjang sungai sangat penting dalam menganalisis tingkat
pencemaran air sungai. (Triatmodjo, 2010).
3
contoh, air kali di pegunungan yang belum tercemar tidak dapat digunakan
langsung sebagai air minum karena belum memenuhi persyaratan untuk
dikategorikan sebagai air minum (Kristanto, 2002).
4
tersebut juga dapat menurunkan produksi tanaman pangan dan merusak
peralatan yang dilalui air tersebut (karena korosif).
4. Pencemaran Bahan Kimia Organik
Bahan kimia organik seperti minyak, plastik, pestisida, larutan pembersih,
detergen dan masih banyak lagi bahan organik terlarut yang digunakan oleh
manusia dapat menyebabkan kematian pada ikan maupun organisme air
lainnya. Lebih dari 700 bahan kimia organik sintetis ditemukan dalam jumlah
relatif sedikit pada permukaan air tanah untuk diminum di Amerika, dan
dapat menyebabkan gangguan pada ginjal, gangguan kelahiran, dan beberapa
bentuk kanker pada hewan percobaan di laboratorium. Tetapi sampai
sekarang belum diketahui apa akibatnya pada orang yang mengkonsumsi air
tersebut sehingga dapat menyebabkan keracunan kronis.
5
press. Slude dapat dikategorikan tidak berbahaya dan dapat juga
dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Limbah
padat yang terbentuk lebih halus, bila dibuang ke air lingkungan tidak
dapat larut dalam air dan tidak dapat mengendap, melainkan membentuk
koloid yang melayang-layang di dalam air. Koloid tersebut akan
menjadikan air menjadi keruh sehingga akan menghalangi penetrasi sinar
matahari ke dalam air dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis
tanaman di dalam air. Kandungan oksigen terlarut di dalam air juga
menurun sehingga akan mempengaruhi kehidupan di dalam air.
c) Limbah Bahan Makanan
Limbah bahan makanan pada dasarnya bersifat organik yang sering
menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung dan dapat didegradasi
oleh mikroorganisme. Apabila limbah bahan makanan mengandung
protein, maka pada saat didegradasi oleh mikroorganisme akan terurai
menjadi senyawa yang mudah menguap dan menimbulkan bau busuk.
d) Limbah Organik
Limbah organik biasanya dapat membusuk atau terdegradasi oleh
mikroorganisme. Oleh karena itu, bila limbah industri terbuang langsung
ke air lingkungan akan menambah populasi mikroorganisme di dalam air.
Bila air lingkungan sudah tercemar limbah organik berarti sudah terdapat
cukup banyak mikroorganisme di dalam air, maka tidak tertutup
kemungkinan berkembangnya bakteri patogen.
e) Limbah Anorganik
Limbah anorganik biasanya tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi
oleh mikroorganisme. Limbah anorganik pada umumnya berasal dari
industri yang menggunakan unsur-unsur logam seperti Arsen (As),
Kadmium (Cd), Timbal (Pb), Krom (Cr), Kalsium (Ca), Nikel (Ni),
Magnesium (Mg), Air Raksa (Hg), dan lain-lain. Industri yang
mengeluarkan limbah anorganik seperti industri electroplating, industri
kimia, dan lain-lain. Bila limbah anorganik langsung dibuang di air
lingkungan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air.
6
Ion logam yang berasal dari logam berat, bila terbuang ke air lingkungan
sangat berbahaya bagi kehidupan khususnya manusia
7
- Industri pulp dan kertas
- Industri kimia
- Industri kulit
- Industri electroplating
4. Pencemaran Air oleh Aktivitas Perkotaan
Aktivitas manusia di perkotaan memberikan andil dalam menimbulkan
pencemaran lingkungan yang tinggi. Ledakan jumlah penduduk yang tidak
terkendali mengakibatkan laju pencemaran lingkungan melampaui laju
kemampuan alam. Penyebab pencemaran air karena limbah perkotaan seperti
air limbah, kotoran manusia, limbah rumah tangga, limbah gas, dan limbah
panas.
8
pencemaranbahanorganikyang
tidakmudahterurai.BODmenunjukkanjumlah oksigen yang dikosumsi oleh
respirasi mikro aerob yang terdapat dalam
botolBODyangdiinkubasipadasuhusekitar20oCselama.limahari,dalamkead
aantanpacahaya(Boyd,1998).
c) ChemicalOxigenDemand(COD)
Kebutuhan oksigen kimiawi atau COD menggambarkan jumlah total
oksigenyang dibutuhkanuntukmengoksidasibahanorganiksecara
kimiawi,baik yang dapatdidegradasisecarabiologismaupunyang
sukardidegradasisecara
biologismenjadiCO2danH2O(Boyd1998).Keberadaanbahanorganikdapatb
erasaldarialamataupundariaktivitasrumah tangga dan industri. Perairan
yang memiliki nilai COD tinggi tidak diinginkan bagikepentingan
perikanan danpetanian. NilaiCODpadaperairan
yangtidaktercemarbiasanyakurangdari29mg/liter.Sedangkanpadaperairan
yangtercemardapatlebihdari200mg/literpadalimbahindustridapatmencapai
60.000mg/liter(UNISCO/WHO/UNEP.1992).
d) LemakdanMinyak
Merupakanzat pencemaryangseringdimasukkankedalamkelompok
padatan,yaitupadatanyangmengapungdi
ataspermukaanair.MenurutSugiharto
(1987),bahwalemaktergolongbendaorganikyang
relatiftidakmudahteruraikan olehbakteri.Terbentuknyaemulsiair
dalamminyakakanmembuatlapisanyang menutuppermukaanair
dandapatmerugikan,karenapenetrasisinarmataharike dalamair
berkurangsertalapisanminyakmenghambatpegambilanoksigendari udara
sehingga oksigen terlarut menurun. Untuk air sungai kadar maksimum
lemakdanminyak1mg/l.
e) NitrogenAmoniak(NH3-N)
Merupakansalahsatuparameterdalammenentukankualitasair, baikair
minummaupunairsungai.Amoniakberupagasyangberbautidakenaksehingga
9
kadarnyaharusrendah,padaairminumkadarnyaharusnolsedangkanairsurgai
kadarnya0.5mg/l.
2. ParameterFisika
a) Suhu
Menurut Effendi (2003), suhu dari suatu badan air dipengaruhi oleh
musim, lintang (latitute),ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam
hari, sirkulasi udara,.penutupan awan, danaliran sertakedalaman badan
airadalah salahsatufaktor yangsangatpentingbagi
kehidupanorganisme,karenasuhu mempengaruhibaik
aktivitasmetabolismemaupunpengembangbiakandari organisme-
organismetersebut(HutabaratdanEvans,1986).
b) TotalSuspendedSolid(TSS)
TotalSuspendedSolidatau padatantersuspensiadalahpadatanyang
menyebabkankekeruhanair, tidakterlarut,dan
tidakdapatmengendap.Padatan tersuspensiterdiridanpartikel-
partikelyangukuranmaupunberatnyalebihkecil
daripadasedimen,sepertibahan-bahanOrganiktertentu,tanahliat danlainnya.
Partikel menurunkan intensitas cahaya yang tersuspensi dalam air
umumnya terdiridarifitoplankton, zooplatkton, kotoran
hewan,sisatanaman danhewan,
kotoranmanusiadanlimbahindustri(Sunu,2001).
c) TotalDissolvedSolid(TDS)
TotalDissolvedSolidataupadatanterlarutadalahpadatan-padatan yang
mempunyai ukuran lebih kecil daripadatan tersuspensi. Bahan-bahan
terlarut pada perairanalamitidak bersifattoksik,akan tetapijika
berlebihandapat meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya akan
menghambat penetrasicahaya matahari ke kolom air dan akhirnya
berpengaruh terhadap proses fotosintesisdiperairan.
3. Parameter Biologi
1. Plankton
10
Kelimpahan plankton yang terdiri dari phytoplankton dan zooplankton
sangat diperlukan untuk mengetahui kesuburan suatu perairan yang akan
dipergunakan untuk kegiatan budidaya. Plankton sebagai organisme
perairan tingkat rendah yang melayang-layang di air dalam waktu yang
relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada umumnya sangat
peka terhadap perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH, salinitas,
gerakan air, cahaya matahari dll) baik untuk mempercepat perkembangan
atau yang mematikan.
Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibedakan sebagai berikut:
a) Macroplankton (masih dapat dilihat dengan mata telanjang atau tanpa
pertolongan mikroskop.
b) Netplankton atau plankton yang masih dapat disaring dengan
menggunakan plankton net berukuran 0,03 – 0,04 mm
c) Nanoplankton atau plankton yang masih dapat lolos oleh plankton net <
0,04 mm.
Berdasarkan tempat hidup dan penyebarannya :
a) Limnoplankton (plankton air tawar/danau)
b) Haliplankton (hidup dalam air asin)
c) Hypalmyroplankton (khusus hidup dalam air payau)
d) Heleoplankton (khusus hidup dalam kolam-kolam)
e) Petamoplankton atau rheoplankton (hidup dalam air mengalir, sungai)
11
Pada penanganan limbah cair jenis dan jumlah proses pengolahan limbah cair
tergantung pada kualitas efluen limbah cair. Jadi, jenis teknologi yang digunakan
bergantung pada analisis kualitas limbah cair serta penggunaan efluen. Efluen
limbah cair dengan konsentrasi tinggi yang dibuang di sungai dapat dimanfaatkan
sebagai baku air minum. Akan tetapi, memanfaatkan air tersebut menuntut proses
pengolahan yang lengkap dibandingkan dengan limbah cair yang dibuang
kedalam saluran irigasi untuk pertanian (Soeparman, 2001).
12
Metodestoretmerupakan salahsatu metodeuntuk menentukanstatusmutuair
yangumum digunakan. MenggunakanmetodeStoretini melampaui baku mutu
air. Secara prinsip metode adalahmembandingkan datakualitasair dengan
bakumutu airyang disesuaikan dengan peruntukannyagunamenentukan
statusmutuair (Akhrunisa R, 2015).Klasifikasi pemberian skor dengan metode
Storet dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.
Tabel 2.1 Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air
Jumlah Parameter
Nilai
Contoh Fisika Kimia Biologi
<10 Maksimum -1 -2 -3
Minimum -1 -2 -3
Rata-rata -3 -6 -9
≥10 Maksimum -2 -4 -6
Minimum -2 -4 -6
Rata-rata -6 -12 -18
Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003
Tabel 2.2 Klasifikasi Nilai US-EPA
Kelas Skor Keterangan
A 0 Memenuhi mutu baku
B -1 s/d -10 Cemar Ringan
C -11 s/d -30 Cemar Sedang
D ≥ -31 Cemar Berat
Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003
2. Metode Indeks Pencemaran
Sumitomo dan Nemerow (1970) dalam Lampiran II Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup mengusulkan suatu indeks yang berkaitan dengan
senyawa pencemaran parameter yang bermakna untuk suatu peruntukan.
Indeks ini dinyatakan sebagai Indeks Pencemaran yang digunakan untuk
menentukan tingkat pencemaran terhadap parameter kualitas air yang
diizinkan.
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003,
Harga indeks pencemaran (IP) dapat ditentukan dengan cara :
1. Pilih parameter-parameter yang jika harga parameter rendah maka kualitas air
akan membaik.
13
2. Pilih konsentrasi parameter baku mutu yang tidak memiliki rentang.
3. Hitung harga Ci/Li untuk tiap parameter pada setiap lokasi pengambilan
sampel.
4. Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat
pencemaran meningkat, misal DO. Tentukan nilai teoritik atau nilai
maksimum Cim (misal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO jenuh).
Dalam kasus nilai Ci/Lij hasil pengukuran digantikan oleh nilai Ci/Lij hasil
perhitungan, yaitu :
Untuk Ci≤ Lij rata-rata
Ci 2 Ci
( ) × M + ( )2 ×R
Pij= √ Lij Lij
.............................................................................. (2.1)
2
Dimana:
14
Lij : Konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam baku
mutu peruntukan air (J)
Ci : Konsentrasi parameter kualitas air dilapangan
Pij : Indeks pencemaran bagi peruntukan (J)
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
16
Gambar 3.2 Bagian Tengah
17
dalam setiap pertanyaan yang berkaitan dengan pencemaran yang terjadi pada
Sungai Rupat.
2. Metode Eksperimen
Menurut Salman (1993) metode eksperimen yaitu metode yang menjadikan
sebuah bahan, sampel, atau lainnya yang bersifat mentah sehingga menjadi
hasil tertentu yang dikaitkan dan dibutuhkan akan tujuan eksperimen.
18
3.3 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : seperangkat
komputer (PC), printer, kamera digital untuk keperluan dokumentasi, seperangkat
alat tulis, alat pengambil sampel air, wadah penyimpanan sampel air, dan
laboratorium pengujian indeks pencemaran air sungai. Bahan dalam penelitian ini
adalah berupa kuesioner untuk masyarakat didaerah aliran Sungai Rupat dan
sampel air pada titik-titik tertentu berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan
terlebih dahulu dikalangan masyarakat.
N
n= ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (3.1)
1 + NE²
19
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
20
Mulai
Studi Pustaka
Survei Pendahuluan
Pengambilan Data
Kesimpulan
Selesai
Selesai
Gambar 3.4 Diagram Alir Penelitian
21
BAB IV
Tabel 4.1 Konsentrasi rata-rata dan kisaran TSS air sungai Rupat
Lokasi Penelitian Kadar maksimum
Parameter Satuan
Hulu Tengah Hilir yang diperbolehkan
Residu Tersuspensi (TSS) mg/L 5.4 6.0 7.0 400
Residu Terlarut (TDS) mg/L 17.46 48.22 118.76 1000
Suhu °C 26.0 26.0 26.0 25-32
Bau - Tidak Tidak Tidak Tidak berbau
Rasa - Tidak Tidak Tidak Tidak berasa
Warna - 2 2 2 -
22
Residu tersuspensi (TSS) merupakan salah satu parameter perairan untuk
indikator tingkat sedimentasi. Hasil uji pengukuran TSS di hilir lebih tinggi
dibandingkan dengan di bagian tengah dan hulu sungai namun masih tetap dalam
batas yang disyaratkan. Rata-rata berat zat padat yang terkandung dalam air
sungai hanya sebesar 6,13 mg/L. Hal ini sangat jauh dari batas maksimum yang
disyaratkan sebesar 400 mg/L. Indikasi sedimentasi yang akan terjadi pada aliran
sungai Rupat sangat kecil.
Residu terlarut (TDS) merupakan jumlah material terlarut dalam air. Material
ini dapat mencakup karbonat, bikarbonat, klorida, sulfat, fosfat, nitrat, kalsium,
magnesium serta ion-ion lainnya. Perubahan dalam konsentrasi TDS dapat
berbahaya karena densitas (masa jenis) air menentukan aliran masuk dan keluar
dari sel-sel organik.
23
DAFTAR PUSTAKA
24