Anda di halaman 1dari 11

TUGAS IRIGASI DAN

BANGUNAN AIR
NAMA :ALFA IZAAK JENIUS WAMBRAUW
NIM : 19111063
Komponen bendung
mercu
Mercu Bendung
Mercu bendung adalah bagian dari bendung yang berfungsi untuk mengatur
tinggi air minimum, melewatkan debit banjir dan untuk membatasi tinggi
genangan yang akan terjadi. Di Indonesia umumnya digunakan dua tipe mercu
untuk bendung pelimpah yaitu mercu bulat dan mercu ogee.
a. Mercu Bulat
Mercu bendung bulat mempunyai koefisien debit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mercu
bendung ambang lebar. Pada sungai, ini akan banyak memberikan keuntungan karena bangunan ini
akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisien debit menjadi lebih tinggi karena
lengkung streamline dan tekanan negatif pada mercu. Tinggi energi di atas mercu dapat dihitung
dengan persamaan tinggi energi – debit, untuk ambang bulat dan pengontrol segi empat

b. Mercu Ogee
Mercu Ogee adalah sebuah mercu bendung yang memiliki bentuk tirai
luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi. Oleh karena itu mercu ini tidak
akan memberikan tekanan sub atmosfir pada permukaan mercu sewaktu bendung
mengalirkan air pada debit rencana.Untuk debit rendah , air akan memberikan
tekanan kebawah pada mercu.
Komponen sayap bendung
Tembok Sayap Hilir

Tembok sayap hilir adalah tembok sayap yang terletak dibagian kanan dan kiri peredam
energi bendung yang menerus ke hilir dari tembok pangkal bendung dengan bentuk dan
ukuran yang berkaitan dengan ukuran peredam energi. Fungsinya sebagai pembatas,
pengarah arus dan longsoran teing sungai di hilir bangunan dan pencegah aliran samping.

Tembok Sayap Udik dan Pengarah Arus

Tembok sayap udik adalah tembok sayap yang menerus ke udik dari tembok pangkal dengan
bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan fungsinya sebagai pengarah arus, pelindung tebing
dan atau pelindung tanggul penutup dari arus yang deras.
Kolam Olak
Kolam olak adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai peredam energi yang terkandung dalam aliran
dengan memanfaatkan loncatan hidraulis dari suatu aliran yang berkecepatan tinggi. Kolam olak
sangat ditentukan oleh tinggi loncatan hidraulis, yang terjadi di dalam aliran. Dalam perencanaan kolam
olak tergantung pada energi yang masuk yang dinyatakan dengan bilangan Froude, dan tergantung juga
pada bahankonstruksi yang digunakan untuk kolam olak.
Kolam olak yang sering digunakan di Indonesia ada dua tipe, yaitu kolam olak
tipe Vlughter dan kolam olak tipe Bak tenggelam.

1. Kolam olak tipe Vlugter


Bentuk hidrolik kolam olak tipe Vlugter merupakan pertemuan suatu
penampang miring, penampang melengkung dan penampang lurus. Tipe ini
digunakan karena mempunyai dasar aluvial dengan sungai yang tidak
banyak membawa sedimen yang berdiameter besar. Dalamnya lantai ruang
olakan dari puncak mercu tidak lenih dari 8 meter.

2. Kolam Olak tipe Bak Tenggelam


Kolam olak tipe Bak Tenggelam telah digunakan sejak lama dengan sangat
berhasil pada bendung-bendung rendah dan untuk bilangan-bilangan Fruode
rendah. Kriteria- kriteria dasar sebagaimana diberikan oleh USBR sulit untuk
diterapkan bagi perencanaan bendung dengan tinggi energi rendah.
Kolam olak tipe
vlughter

Kolam olak tipe bak


tenggelam
TANGGUL
Tanggul adalah salah satu infrastruktur persungaian yang dibuat untuk menahan debit banjir
sungai. Tanggul umumnya dibuat dari material pasir dan tanah, serta merupakan bangunan
hidraulik yang selalu terkena gerusan atau infiltrasi akibat aliran air sungai.
BANGUNAN PENGAMBIL
Pengambilan Bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai menyadap air sungai untuk dialirkan ke daerah
irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan bendung adalah pada bangunan pengambilan bebas tidak dilakukan
pengaturan tinggi muka air di sungai. Untuk dapat mengalirkan air secara, gravitasi muka air di sungai harus lebih
tinggi dari daerah irigasi yang dilayani.
Bangunan pembilas / penguras
Bangunan pembilas merupakan salah satu perlengkapan pokok bendung yang terletak didekat intake dan hilir setelah
kantong lumpur. Bangunan pembilas dirancang pada bendung yang dibangun di sungai dengan angkutan sedimen
yang relatif besar yang dikhawatirkan mengganggu aliran ke bangunan pengambilan.
BANGUNAN PENGUKURAN
Bangunan ukur berfungsi untuk mengukur besarnya debit aliran dan dipasang pada hulu saluran primer, pada cabang
saluran dan pada bangunan sadap tersier.

Tujuan Bangunan Ukur dalam jaringan irigasi adalah :

a. Untuk menghasilkan penggunaan air irigasi yang efisien di tingkat petani yang disesuaikan dengan kebutuhan air
tanaman

b. Untuk penelitian terapan dalam evaluasi tingkat efisiensi penggunaan air irigasi permukaan, misalnya rembesan/
bocoran di saluran, debit yang diperlukan, panjang alur (furrow), ukuran border dan sebagainya c. Untuk keperluan
iuran pelayanan air irigasi diperlukan alat ukur untuk

menetapkan jumlah air yang telah digunakan dan besarnya iuran air yang harus dibayar oleh pemakai air tersebut

Pengukuran debit air penting dilakukan, terutama untuk pembagian air pada saat musim kemarau, agar
pemakaian air dapat seefisien mungkin. Pada waktu persediaan air masih cukup banyak terutama pada waktu
musim hujan, pengukuran banyaknya air yang harus diberikan pada tanaman melalui jaringan saluran tidak begitu
dipentingkan. Jika tidak dianggap perlu pengukuran dapat dilakukan dengan melakukan “driving”, yaitu dengan
cara menghanyutkan sebuah benda yang mengambang diatas air untuk mendapatkan kecepatan aliran (V).
dengan menghitung luas profil penampang maka dengan persamaan kontinuitas Q VxA debit ditentukan secara
kasar.
CONTOH GAMBAR BANGUNAN UKUR BENDUNG
KANTONG LUMPUR
Bangunan kantong lumpur merupakan bangunan pelengkap atau bagian dari bangunan utama yang berfungsi untuk
mengelakkan angkutan sedimen dasar dan layang terutama fraksi pasir dan yang lebih besar agar tidak masuk ke
jaringan pengairan. Bangunan kantong lumpur pada umumnya dibangun di hilir bangunan pengambil (intake)
sebelum masuk ke saluran induk.
Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir halus tetapi masih termasuk
pasir halus dengan diameter butir berukuran 0,088 mm dan biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir pengambilan.
Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong lumpur biasa dan harus diangkut melalui
jaringan saluran ke sawah-sawah. Bahan yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan secara
berkala. Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan aliran air yang deras untuk menghanyutkan
bahan endapan tersebut kembali ke sungai. Dalam hal-hal tertentu, pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain,
yaitu dengan jalan mengeruknya atau dilakukan dengan tangan.

Anda mungkin juga menyukai