Anda di halaman 1dari 83

Pengertian Bendung

 Bendung adalah suatu


bangunan yang diletakkan
melintang pada suatu
daerah aliran (sungai)
dengan tujuan untuk
menaikkan elevasi muka air
yang kemudian akan
digunakan untuk mengaliri
daerah yang lebih tinggi
atau daerah yang sama
tinggi. Bendung ini
bukan untuk
menampung air, tetapi
untuk menaikkan elevasi
muka air
JENIS BENDUNG
 Bendung tetap (permanent)
 Yaitu bendung yang dibangun dengan perencanaan debit kala ulang
tertentu, misalnya 50 tahun, 100 tahun, dan sebagainya. Dengan
pengeksploitasian yang teratur dimana air ditinggikan kemudian
dilimpahkan lagi.

 Bendung sementara (tidak permanent)
 Yaitu bendung yang dibangun tanpa perencanaan jangka waktu
tertentu atau tanpa perhitungan debit periode ulang tertentu seperti di
atas.
DATA-DATA
 Data Peta Topografi.
 Hal ini perlu untuk penyelidikan situasi sungai yang disyaratkan sebagai
wilayah bendung, serta pencarian catchment area sungai dan stasiun
hujan disekitar lokasi sebagai data perencanaan.
 Data Hidrologi.
 Mendesain bendung memerlukan data hidrologi antara lain data debit
sungai (tengah bulanan, bulanan, tahunan) dan data hujan yang ada.
Data ini dimaksudkan untuk mendapatkan debit banjir terbesar untuk
perencanaan bendung.
 Data Geologi.
 Penyelidikan ini meliputi beberapa hal, seperti :
 Macam tanah dasar serta tabel lapisannya untuk perencanaan
pondasinya.
 Tanah dasar untuk menentukan panjang lantai muka bendung serta
besarnya uplift pressure.
 Data Mekanika Tanah
 Penyelidikannya meliputi :
 Tegangan tanah yang diijinkan.
 Koefisien geser antara dasar bendung dengan tanah dasar.
 Angka permeability tanah di sekitar bendung.
 Tegangan geser tanah yang diijinkan.
FUNGSI BENDUNG SECARA UMUM
• Pada musim kemarau debit sungai kecil, pintu
pembilas ditutup rapat agar air dapat disadap
semaksimal mungkin.
• Pada musim hujan, debit melebihi kebutuhan
dan ambang bendung dapat berfungsi sebagai
peluap/spillway.
SYARAT_SYARAT KONSTRUKSI
BENDUNG
• Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu
banjir.
• Bendung harus diperhitungkan terhadap daya tekanan tanah ke bawah.
• Bendung dapat menahan bocoran / seepage karena aliran sungai dan
aliran air meresap ke dalam tanah.
• Tinggi ambang bendung memenuhi tinggi muka air minimum untuk
seluruh daerah irigasi.
• Peluap berbentuk sedemikian rupa agar air dapat membawa pasir,
kerikil, batuan, serta yang lainnya tanpa merusak konstruksi bendung.
• Ambang bendung diperhitungkan sedemikian rupa terhadap banjir-
banjir besar dengan perlengkapan konstruksi pintu pembilas.
• Biaya pembangunan dan pemeliharaan harus hemat dan ekonomis.
• Kerusakan-kerusakan tubuh bendung oleh banjir harus sekecil
mungkin.
SYARAT LOKASI BENDUNG
• Profil sungai dengan topografi yang baik dan profil
sungai serta kelandaian yang teratur.
• Sungai lurus atau belokan dengan jari-jari yang besar
dengan arah pengaliran yang tetap untuk
menghindari terjadinya penggerusan.
• Sungai dengan tanah dasar yang cukup kuat, kedap
air, tanggul banjirnya sependek mungkin serta
mudah duhubungkan ke saluran pembawa.
• Belokan-belokan harus dihindari dengan mencari
lokasi dimcoumpure yang seideal mungkin.
Pengalihan jalur sungai yang lurus dimana sungai
baru dibangun melewati bendung yang dibangun.
TIPE MERCU BENDUNG
 Tipe Vlugter.
 Tipe ini diigunakan pada tanah dasar aluvial dengan kondisi sungai tidak
membawa batuan-batuan besar. Tipe ini banyak dipakai di Indonesia.
 Tipe Schoklitser.
 Tipe ini merupakan modifikasi dari tipe Vlugter yang terlalu besar yang
mengakibatkan gauan dan koperau yang sangat besar. Secara khusus tipe ini
dipakai bila R ≥ 8 m dan ∆H ≥ 4,5 m.
 Tipe Ogee.
 Tipe ini digunakan pada tanah dasar yang lebih baik daripada aluvial, dengan
sungai yang membawa banyak batu, agar tidak cepat tergerus maka dibuat
koperau yang masuk ke dalam tanah.
 Tipe Bulat.
 Bendung dengan mercu bulat memiliki harga koefisien debit yang jauh lebih
tinggi (44%) dibandingkan dengan koefisien bendung ambang lebar. Pada
sungai ini akan banyak memberikan keuntungan karena bangunan ini akan
mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir.
BAGIAN-BAGIAN BENDUNG
 Tubuh bendung.
 Yang dimaksud dengan tubuh bendung adalah bagian
yang selalu atau boleh dilewati air baik dalam keadaan
normal maupun banjir. Tubuh bendung harus aman
terhadap:
 Tekanan air.
 Tekanan akibat perubahan debit yang mendadak.
 Tekanan sedimen di muka bendung.
 Akibat berat sendiri.
 Konstruksi tubuh bendung biasanya terbuat dari
pasangan batu kali atau beton.
BAGIAN-BAGIAN BENDUNG
 Bangunan penguras.
 Untuk mengurangi aliran air yang bergolak (turbulent)
yang terjadi di dekat Intake maka perlu dibangun under
sluice dan tubuh bendung dipisahkan oleh dinding
pemisah. Puncak ambang dari under sluice dijaga agar
lebih rendah daripada puncak ambang bendung sehingga
akan membantu membawa debit pada musim kering yang
kecil ke arah under sluice.
 Normalnya permukaan dasar saluran terdalam waktu
musim kering. Puncak ambang dari bendung lebih tinggi
dari permukaan puncak ambang under sluice ± 1,5 m.
Dengan membuka pintu penguras akan menghanyutkan
endapan lumpu yang terdapat di depan intake maupun
under sluice.
BAGIAN-BAGIAN BENDUNG
 Dinding pemisah.
 Terbuat daei susunan baru kaki atau beton yang
dibangun di sebelah kanan sumbu bendung dan
membatasi antara tubuh dengan under sluice.
 Fungsi utama dari dinding pemisah:
 Membagi antara bendung utama dan under sluice
karena kedudukan under sluice lebih rendah dari
tubuh bendung.
 Membantu mengurangi arus yang bergolak di dekat
intake sehingga lumpur akan mengendap di under
sluice dan air yang bebas dari lumpur kasuk ke intake.
BAGIAN-BAGIAN BENDUNG
 Pintu pengambilan (Canal Head regulator).
 Fungsinya:
 Mengatur pemasukan air ke dalam saluran.
 Mengontrol masuknya lumpur ke dalam saluran.
 Menahan banjir sungai masuk ke saluran.
JENIS-JENIS
BENDUNG
BENDUNG TETAP
BENDUNG TEGAL
(YOGYAKARTA)

BENDUNG TUKAD
UNDA (BALI)
BENDUNG BATH AVON
(TURKI)

BENDUNG DI SUNGAI
WHARFE (INGGRIS)
BENDUNG AMBANG GERGAJI
(JAKARTA)
BENDUNG GERAK
TIPE BENDUNG GERAK :
BENDUNG GERAK TIPE RADIAL DI SUNGAI BENGAWAN SOLO
(TAMPAK BELAKANG)
BENDUNG GERAK TIPE RADIAL DI SUNGAI BENGAWAN SOLO
(TAMPAK DEPAN)
BENDUNG GERAK WARU TURI (JAWA TIMUR)
HAGESTEIN WEIR (NETHERLAND)
DUNG KARET
BENDUNG KARET DI ACEH
BENDUNG KARET DI CHINA
BENDUNG SARINGAN BAWAH
HITUNGAN HIDRAULIKA
BENDUNG
TINGGI AIR
MAKSIMUM PADA
SUNGAI
Dengan cara trial and error diccari d3
dimana Q harus sama dengan Qd
HITUNGAN LEBAR
BENDUNG
 Lebar bendung adalah jarak tembok pangkal satu
dengan tembok sisi lainnya.
 Lebar bendung sebenarnya adalah lebar bendung
total yang telah dikurangi oleh tebal pilar.
 Lebar efektif adalah lebar sebenarnya yang telah
diperhitungkan dengan koefisien pilar dan
koefisien konstraksi.
Mencari Lebar Bendung (B)
Bn = b + 2 (1/2) d3
B = 1,2 Bn

Mencari Lebar Efektif Bendung

Hitung b1 total
b1 total = B/10

Menentukan jumlah pintu


pembilas (b1) dan tebal Beff = B – Σt – 0,2.Σb1
pilar (t)
HITUNGAN ELEVASI
MERCU BENDUNG
Elevasi mercu bendung ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain : - dari saluran tersier ke sawah
- dari saluran induk ketersier
o Elevasi sawah tertinggi
o Tinggi genangan - sepanjang saluran
o Kehilangan tekanan - pada bangunan ukur
o Elevasi dasar sungai - pada bangunan pelimpah
dilokasi bendung - pada bangunan pengambilan
- untuk eksploitasi :
- kemiringan saluran

Elev bendung = Elev sawah tertinggi + total kehilangan tekan

Jadi ketinggian mercu bendung = elev bendung-elev dasar sungai


KEDALAMAN MUKA
AIR BANJIR
PINTU PENGURAS
FUNGSI
Menguras bahan-bahan endapat pada sebelah hulu bendung
PENGURAS SAMPING
PEMBILAS BAWAH
PEMBILAS BAWAH 2 PINTU
Operasional Pintu Pembilas

Persamaan Menghitung Kecepatan


Kondisi Under
Sluice
Kondisi Terbuka
Setinggi Mercu
Bendung
LANTAI MUKA
FUNGSI
Teori Bligh
TEORI LANE
PERENCANAAN MERCU
BENDUNG
Bentu mercu di Indonesia :
1. Bentuk Ogee
2. Bentuk Bulat
MERCU TIPE BULAT
MERCU TIPE OGEE

dimana :
x = jarak horisontal
y = jarak vertikal
Hd = tinggi tekan rencana
k = tergantung pada kemiringan
permukaan hilir
n = parameter
xn = K . H n-1.Y  K = 2,0 , n = 1,850
x1,850 = 2,0 . 1,8310,850. y
x1,850 = 3,34 y
y = 0,2994 . x1,850

Koordinat titik singgung garis parabola dan garis lurus didapat dari turunan:
dy
= 0,2994.1,85.x0,85
dx
1 = 0,554 . x0,85
x = 2,003 m
Perpotongan akhir lengkung di
(2.003, 1.082)
Y = 0,2994 . X1,85
= 0,2994 . 2,0031,85
= 1,082 m
Perpotongan kurva Y = 0,2994 . X1,85 dengan garis y = x terletak pada :
x = 2,003 m dari sumbu spillway
y = 1,082 m dari sumbu spillway
DESAIN KOLAM OLAK
Aliran air yang telah melewati mercu pelimpah mempunyai kecepatan yang sangat
tinggi, dengan kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan berupa penggerusan pada
bagian belakang pelimpah. Sehingga menyebabkan terganggunya kestabilan bendung
tersebut.
Untuk menghindari hal itu, upaya untuk mengubah kondisi aliran superkritis
menjadi subkritis yaitu dengan jaln meredam energi aliran tersebut.
Untuk pemilihan tipenya digunakan bilangan Froude :
Berdasarkan bilangan Froude, dapat dibuat pengelompokan berikut :
1. Untuk Fr ≤ 1,7 tidak diperlukan kolam olak. Pada saluran tanah bagian hilir harus
dilindungi dari bahaya erosi, saluran pasangan batu atau beton tidak memerlukan
lindungan husus.
2. Bila 1,7 ≤ Fr ≤ 2,5 kolam olak diperlukan untuk meredam energi secara efektif. Pada
umumnya kolam olak dengan ambang ujung mampu bekerja dengan baik, untuk
penurunan muka air ∆z < 1,5 m dapat dipakai bangunan terjun tegak.
3. Jika 2,5 ≤ Fr ≤ 4,5 maka akan timbul loncatan yang tidak terbentuk dengan baik, dan
akan timbul gelombang sampai jarak yang jauh dari saluran. Cara mengatasinya adalah
dengan mengusahakan agar kolam olak untuk bilangan froude ini mampu menimbulkan
olakan (turbulensi) yang tinggi dengan blok halngnya, atau menambah intensitas
psarannya dengan pemasangan blok depan kolam. Blok ini harus berukuran besar (USBR
tipe IV)
4. kalau Fr ≥ 4,5 ini merupakan kolam olak yang paling ekonomis, karena kolam ini pendek.
Tipe ini termasuk USBR tipe III yang dilengkapi dengan blok depan dan blok halang.
Kedalam air pada kaki belakang pelimpah diperoleh dengan persamaan energi
sepanjang suatu garis arus diantara tinggi air maksimum diatas mercu dan pada kaki
bendung pelimpah.

P = tinggi bendung (m)


He = ketinggian air maksimum diatas
bendung (m)
d1 = kedalaman air pada kaki pelimpah (m)
V1 = kecepatan aliran rata-rata pada kaki
belakng pelimpah pada saat Q100
Contoh hitungan

Data-data :
P = 1.4 m
He = Hd = 2,424 m
Q100 = 200 m3/dt
L = 21.93 m

Anda mungkin juga menyukai