Anda di halaman 1dari 67

Bab 4

Angkutan Sediman
(Sediment Transport)
4.1. Pendahuluan
Penting untuk beberapa aspek rekayasa hidraulik
• Perencanaan sungai, perbaikan navigasi, bangunan pengendali
banjir
• Irigasi; perencanaan saluran stabil, intake
• Rekayasa Pantai ; perkiraan angkutan sediment sejajar garis
pantai, perencanaan bangunan pelindung pantai dan pelabuhan

Tujuan:
• Untuk memperkirakan apakah terjadi suatu keseimbangan
(equilibrium), erosi/degradasi/ scouring atau pengenadapan/
deposisi/agradasi
• Menentukan besarnya angkutan sediment

Sifat:
• Sangat kompleks, akurasinya rendah dan bersifat empiris
• Didasarkan pada eksperimen dan pengukuran lapangan serta
laboratorium.
• Angkutan sedimen berkaitan dgn hubungan; antara aliran air dan
butir sedimen.

• Penting pemahaman tentang sifat-sifat fisik dari air dan butir


sediment
4.2. Sifat2 Air dan Sedimen
Termonilogi/Istilah dalam angkutan sedimen.
Beberapa Istilah yang sering digunakan.
• Density/kepadatan (ρ); masa per satuan volume
• Specific Weight/Berat spesifik (γ); berat per satuan volume

Hubungan antara kepadatan dan berat spesifik;

dimana; γ = Berat spesifik


γ = ρg ( 4.1) ρ = kepadatan dan
g = percepatan gravitasi

• Specific Gravity;
Rasio antara berat spesifik/specific weight suatu material
terhadap berat spesifik air pada temperature 4o C. Specific
Gravity sediment rata-rata adalah 2,65.

• Nominal diameter;
Diameter suatu bentuk butiran yang mempunyai volume yang
sama dengan butir itu.
• Sieve diameter/diameter ayakan;
Diameter suatu bentuk butiran yang sama dengan sisi empat persegi
dari lubang ayakan yang terbuka dimana butiran dapat melaluinya.
Sebagai pendekatan diameter ayakan sama dengan diameter nominal.

• Fall Velocity/ kecepatan jatuh;


Kecepatan rata-rata butiran tunggal hingga jatuh/mengendap pada
air suling yang tenang/diam.

• Angle of repose;
sudut miring yang dibentuk oleh suatu material pada saat keruntuhan
lereng yang terjadi.

• Porositas/porosity;
Suatu ukuran suatu rongga per satuan volume sedimen.

dimana;
VV Vt  Vs p = porositas
p  ( 4.2) Vv = Volume rongga
Vt Vt
Vt = Volume total sediment termasuk
bagian rongga
Vs = Volume sediment tidak termasuk
rongga
• Viscosity/Viskositas;
tingkat dimana zat cair dapat menahan aliran pada suatu gaya
yang bekerja.
• Viskositas dinamis;
Konstanta proporsional yang menghubungkan gaya geser/shear
stress dan gradien kecepatan.

dv dimana;
  τ = tegangan geser
dy Μ = viskositas dinamis
( 4.3) dv/dy = gradient kecepatan

• Viskositas Kinematis/Kinematic viscosity;


rasio antara viskositas dinamis dan kepadatan zat cair.

dimana ;
υ ═ μ/ρ (4.4) ν = viskositas kinematis
ρ = kepadatan zat cair/ fluid density
a.Sifat-sifat Air
Sifat-sifat dasar air yang merupakan bagian penting dari angkutan
sedimen;

• Kepadatan/rapat masa (ρ)


Kepadatan/rapat masa; tergantung pada temperatur;

T (o C) 0 4 12 16 20 30 40
ρ (kg/m3) 999,9 1000 999,5 999,0 998,3 995,7 992,3

Untuk tujuan praktis;


ρ = rapat masa air tawar = 1000 kg/m3
ρw = rapat masa air laut = 1026 kg/m3
ρs = rapat masa sediment = 2650 kg/m3

• Viskositas kinematis.
Untuk tujuan praktis . ν = 10-6 m2/dt
b. Sifat-sifat butiran sedimen tunggal
Sifat-sifat dari butiran sedimen tunggal;

Ukuran butir.
(1947 Sifat-sifat dasar yang dapat diukur yang menunjukkan sifat-sifat fisik
Ukuran butir dapat ditentukan dengan analisa saringan dan analisa tabung.
berdasarkan; U.S. Standard Sieve Series dan.usulan oleh Lane at all ).

Bentuk butiran
• Bentuk butiran mengikuti formasi atau konfigurasi dari butiran tanpa
memperhatikan ukuran dan komposisi butiran.
• Menurut Corey (lihat Schultz et al, 1954);

c
Sp  (4.5)
ab
Dimana;
Sp = faktor bentuk/shape factor;
a, b dan c= masing-masing adalah ukuran dari yang paling panjang,
menengah dan yang paling kecil dari sumbu yang saling
tegak lurus satu sama lain.
Kepadatan/Specific Gravity
• Kepadatan sedimen mengikuti komposisi mineralnya.
• Specific gravity; rasio antara specific weight atau kepadatan sedimen
terhadap specific weight air, digunakan sebagai indikator kepadatan
butiran.
• Besaran Specific Gravity ini adalah 2,65.

Viskositas Kinematis
adalah fungsi dari temperatur air yang dapat dihitung dari;

ν = 1,792 x 10-6 / (1.0 + 0,03377 T + 0,000221 T2 ) (4.6)


dimana
T = Temperatur air dalam o C

T (o C) 0 4 12 16 20 30 40
ν (10-6 m2/dt) 1,793 1,567 1,237 1,112 1,011 0,802 0,661

Koefisien viskositas kinematis dipengaruhi oleh butir sedimen, untuk


kondisi dalam suspensi dimana untuk c < 0,1 menurut Einstein;

m   1 2,5.c  (4.7)

Dimana;
νm = koefisien viskositas kinematis untuk campuran sedimen-air
ν = koefisien viskositas kinematis untuk air
c = volume konsentrasi sedimen
Kecepatan Jatuh/ Fall Velocity
 Kecepatan jatuh/kecepatan jatuh akhir
• dimana butiran berada dalam kolom air, berkaitan dengan
kondisi aliran, sedimen dan air. Dimana proses ini ada 3 tahapan;
pada saat sedimen mulai bergerak, selama sedimen bergerak dan
pada saat sedimen mulai mengendap.
• Kecepatan jatuh; hasil yang terintegrasi dari ukuran, bentuk,
kekasaran permukaan, specific gravity dan viskositas dari
cairan.
• Kecepatan jatuh butiran dihitung dengan keseimbangan antara
berat butiran mengambang dan gaya tahanan yang dihasilkan
dari gaya drag cairan.

Ws = FD
(4.8)
4/3. r3. π (ρs – ρ).g = CD .ρ. A. ( ω2/2 )

Gravitasi tahanan/resistence
WS  FD
4 .r 3 . (  S   ). g C . . A.( 2
)
3 
D 2
gravitasi tahanan / resistence
C D . . A.(
2
)  4 .r 3 . (  S   ).g
2 3
 .d 2 2  .d 3
. s   s   .g.
1
 .C D
2 4 6

 .d 3
Ws  4 .r 3 . .(  s   ).g  (  s   ).g
3 6

FD  C D . . A.   
1
2 2
2
  .C D .
 .
4
d 2
. s2

4(s  1).g.d
s  10
3.C D
 Gaya Drag secara umum adalah;

 
FD  CD . . A. 
2 1
  .CD .
2 2
 .
4
d 2
.s2
(4.9)
Dimana; FD = Gaya drag
CD = Koefisien Drag
ρ = kepadatan air
A = Luas proyeksi butiran pada arah jatuh
ω = Kecepatan jatuh.

 Berat mengambang butiran sedimen


 .d 3
Ws  4 .r . .(  s   ).g 
3
(  s   ).g (4.10)
3 6
Dimana :
r = diameter butiran
ρs dan ρ = masing-masing kepadatan sedimen dan air

Gaya drag dapat dihitung jika koefisien drag diketahui


Koefisien drag dipengaruhi oleh Angka Reynold dan Faktor
bentuk/Shape factor
Drag Koefisien
Untuk butiran pada aliran yang bergerak tetap dan sangat
lambat dalam suatu cairan tak terbatas pada Angka Reynold
yang kecil (Re<1,0), Gaya Drag adalah;

FD = 6.μ π ω (4.11)

Drag koefisien menjadi;

24 Dimana ; Re = Angka Reynold


CD 
Re (4.12)

Gaya drag dapat dinyatakan;

FD = 3.π.d. ρ. υ. ω (4.13)
Kecepatan jatuh akhir untuk butiran sedimen.

1 s  d2
 g (4.14)
18  
dimana;
d = diameter butiran sedimen
ρs dan ρ = masing-masing kepadatan sedimen dan air

Persamaan di atas dapat dipakai untuk menghitung kecepatan


jatuh butiran sedimen dalam air jika diameter butiran sama
atau lebih kecil dari 0.1 mm (≤ 0,1 mm).

Oseen (1929) menyajikan yang berkaitan dengan inersia


dalam solusi persamaan Navier-Stokes, Koefisien Drag
didapatkan;

24  3 
CD  1  Re  (4.15)
Re  16 
Goldstein (1929) menyajikan solusi yang lebih lengkap dari Pendekatan Oseen,
dan Drag Koefisien menjadi;

CD = (24/Re) [ 1 + (3/16).Re – (19/1280).Re² + (71/20480).Re³ + ……] (4.16)

Persamaan di atas berlaku untuk Angka Reynold sampai dengan 2.0 (Re <2,0).

Graf dan Acaroglu (1966), jika Angka Reynold lebih besar dari 2.0 hubungan
drag koefisien dan Angka Reynold harusnya ditentukan secara eksperimental.

Rumus Rubey
Rubey (1933); Kecepatan jatuh untuk butiran kerikil/gravel, pasir dan lanau.
Untuk butiran kwarsa dengan diameter lebih besar dari 1.0 mm (d>1,0 mm),
Kecepatan jatuh dihitung dengan;

1/ 2
 s  
  F dg   (4.17)
   
Di mana parameter F=0,79 untuk ukuran butir lebih besar dari 1 mm jatuh
pada air dengan temperatur antara 10º C dan 25ºC dan d adalah diameter
butiran.
Untuk ukuran butiran yang lebih kecil (dari 1,0mm);

1/ 2 1/ 2
2 36 2
  36 2

F  3   3  (4.18)
 3 gd  s /   1   gd  s /   1 

Untuk ukuran butiran lebih besar dari 2mm, Kecepatan jatuh


dalam air dengan temperatur 16ºC;

  6,01d 1 / 2 4.19a) (dalam ft/dt, d dalam ft)

  3,32d 1 / 2 (4.19b) (dalam m/dt, d dalam m)


Eksperimen untuk Koefisien Drag dan Kecepatan
Jatuh.
• Koefisien Drag tidak dapat ditentukan secara analitis jika Angka
Reynold lebih besar dari 2,0 (Re>2,0) harus ditetapkan secara
eksperimen dengan mengamati kecepatan jatuh pada air yang
tenang.
• Hasil penelitian Rouse (1937), seperti diperlihatkan pada Gambar
1.2.
• Setelah Koefisien Drag ditemukan dengan melalui Gambar 1.1. atau
• Gambar 1.2, kecepatan jatuh dari butiran sedimen dihitung dengan
rumus (1.15) dan rumus (1.16).
• Perhitungan rumit dapat dihindari dengan Skala pembantu dalam
Gambar 1.2, dimana Ws adalah berat layang sedimen.
• Untuk butiran pasir alami Faktor Bentuk/shape factor biasanya
<1,0 dan Gambar 1.1.dan Gambar 1.2 tidak dapat dipakai secara
langsung.
• Pendekatan yang paling praktis adalah pemakaian Gambar 1.3 jika
ukuran butir, shape factor dan temperatur air diketahui.
• Gambar 1.3, direkomendasi oleh the U.S. Interagency Committee
on Water Resources, Subcommittee on Sedimentation (1957).
Untuk pasir alami dipakai shape factor = 0,70
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecepatan Jatuh butir
sedimen.
• Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kecepatan jatuh
adalah relative density antara cairan dan sedimen, viskositas
cairan, kekasaran permukaan butir, ukuran butir dan bentuk,
konsentrasi sedimen layang dan kekuatan turbulence/olakan.
• Pada banyak kasus butir sediment tidak jatuh dengan sendirinya.
• Haushild(1961) menemukan bahwa dengan bertambahnya
sedimen halus dapat memperbesar viskositas dan berat spesifik
(specific weight) dari campuran air-sedimen. Kecepatan jatuh
partikel secara progresif berkurang dengan bertambahnya
konsentrasi dari sebaran sedimen halus di air.
• Kapasitas angkutan sedimen dapat diperbesar dengan
menambahkan butiran halus ke dalam sistem.
Gambar 4.1. Hubungan Angka Reynold dan Koefisien Drag (Graft dan
Acaroglu 1966)
Gambar 4.2: Koefisien Drag sebagai fungsi dari Angka Reynold
(Rouse, 1937)
Gambar 4.3. Hubungan antara diameter ayakan butir dan kecepatan jatuh (fall
velocity) untuk sediment lebih besar 100μm
Contoh Soal
Tentukan kecepatan jatuh (Fall velocity) Untuk butir sedimen dengan
diameter 0,3 mm dan Spesifik gravity S = 2,65 pada air dengan
temperatur 20o C

d  0,3mm
 s  2650kg / m 3
 w  1000kg / m 3
  1,0906 x10 5 ft 2 / dt pada 20 0 C  0,0929 x1,0906 x10 5 m 2 / dt

Ws  d 3  s   g   (3x10  4 ) 3 [m 3 ].( 2650  1000)[ kg / m 3 ]  23,314 x10 9 [kg]


1 1
6 6
Ws 23,31x10 9
  224
 w 2 (.0,0929 x1,0906 x10 5 ) 2 x(1000 / 10)
Dari Diagram didapat C D  3,5
4.3.Permulaan Gerak
Awal terjadinya gerakan sedimen penting dalam;
• studi angkutan sedimen,
• degradasi dan
• perencanaan stabilisasi saluran.

Pada kondisi alami gerakan sedimen didasar sungai sulit ditentukan


secara tepat (kondisi aliran yg bagaimana sedimen mulai bergerak).

Tergantung pada definisi/metode yang dipakai oleh peneliti baik


secara teoritis maupun eksperimen.

Gaya gaya bekerja pada butir sedimen di dasar saluran terbuka


seperti pada Gambar dihalaman berikut.

Pada saluran alami kemiringan dasar saluran kecil dibandingkan gaya-


gaya arah lain sehingga komponen gaya gravitasi arah aliran dapat
diabaikan. 23
Gaya Drag dan Gaya Angkat (Lift Force)
Gaya Drag total:
1
FD  . .CD . A.V
2

Gaya Angkat/Lift Force:


1
FL  . .CL . A.V
2

Dimana:
A = Luas proyeksi dari benda thd bidang datar yang tegak lurus arah aliran

CD, CL = Koefisien Drag dan Koef. Gaya angkat yg tergantung pd bentuk dan 24

kekasaran permukaan dari benda dan Angka Reynold.


Koefisien Gesekan
Dimana α diperhitungkan, krn kita tdk tahu
Kecepatan arus yg melalui butir sedimen tetapi
dianggap merupakan fungsi kecepatan rata-rata
FD  . .CD . A .V 
1 2

2 Dan parameter lain

Gaya fluida yg bekerja pada butir sedimen di dasar saluran

Butir sedimen menimbulkan gaya tahanan FD pada aliran


Jika A’ adalah luas proyeksi butiran pada bidang datar,
tegangan geser dasar:
25
F 1 A 1
 b  D  . .(CD . 2 . ).V 2  . . f .V 2
A' 2 A' 2
FD 1 A 1
b   . .(CD . 2 . ).V 2  . . f .V 2
A' 2 A' 2

Dimana f adalah koefisien gesek pada dasar saluran (tdk berdimensi),


dengan menggunakan persamaan Chezy

0,06 u* .k s
Hydraulica lly smooth flow 5
  12h  
2

 log  
  3,3 / u  
2g   * 
f  
C2 0,06 u* .k s
Hydraulica lly rough flow  70
  12h  
2

 log  
  k 
  s 

26
Contoh Soal
Soal:
Kedalaman air h = 5m, kecepatan arus U = 1 m/dt, ukuran butir d90 = 0,15 mm,
ks = 0,075
Ditanyakan : Tegangan geser dasar
Jawab: koefisien gesekan dasar:

0,06 0,06
f  2
 2
 0,0071
  12h     12 x5  
 log     log   
  k    0,075 
  s 
sehingga , tegangan geser dasar :
1 1
 b  . . f .U 2  .1000 x0,0071x12  3,6 N / m 2
2 2

27
Koefisien Drag tergantung pada Angka Reynold

Re   s .(d /  )

24 1 g.d
La min ar ( Re  0,5) CD  (teori)   s  ( s  1).
Re 18 
Turbulen ( Re  10 3 ) C D  0,4( percobaan)   s  3( s  1) g.d

Fredse et al.(1992)
36
C D  1.4 
Re

2
 36.   7,5( s  1). g.d  36.
 d n 
 dn
n
s 
2,80
28
Keseimbangan butir sedimen di dasar saluran
Aliran air (steady) mengalir di dasar saluran dimana sedimen dasar
Berupa pasir, Gaya yang bekerja pada butiran:

Gaya dorong adalah gaya drag aliran yg bekerja pada butiran


1  .d 2
FD   .C D . .( .u*,c ) 2
2 4
Pada saat sedimen akan bergerak

 .d 2   .d 3 1  .d 2  29
.( .u*,c )  f   s   .g.
1
.C D . 2
 ..C L . ( .u*,c ) 2 
2 4  6 2 4 
Persamaan menjadi:
u*,2 c f 4
 .
( s  1). g.d  2 .C D  f . 2 .C L 3. 2

 Parameter Shield (parameter mobilitas)


u*2 b
   
(s  1).g.d (s  1).g.d
 Parameter Shield kritis (parameter mobilitas kritis)
b
cr  cr

( s  1).g.d50

 Parameter partikel butiran


 s  1g 
1
3
D*    2  .d50
30
Sedimen mulai bergerak jika:
u*  u*,cr  Kecepa tan geser kritis u*,cr
atau  b   b, cr  Tegangan geser dasar kritis  b, cr   .u*,cr
u*,2 cr
atau   cr  Parameter Shield kritis cr 
( s  1).g.d

Dari formula sebelumnya

u* .d n
Re  s .(d /  ) 

31
Berdasarkan studi Shield diperoleh hubungan θ dengan Angka Reynold (Re)

1). Hydraulically Smooth untuk Re≤ 2


dn jauh lebih kecil dpd tebal lap.viskus. Butir sedimen terendam didalam
lap viskus shg nilai θ tdk tergantung pada diameter butir, dari percobaan
didapat θ=0,1/Re .

2). Hydraulically Rough Flow untuk Re≥ 500


Lapisan Viskus tidak ada, nilai θ tidak tergantung pada viskositas fluida
Nilai θ mempunyai nilai konstan = 0,06

3) Hydraulically transitional Flow 2 ≤ Re ≤ 500


Butiran sedimen sama dengan tebal lapisan viskus
Nilai θ minimum = 0,032 dengan nilai Re = 10
Diagram Shield memperlihatkan θc sebagai fungsi Re
Diagram Shield memperlihatkan θc sebagai fungsi Re

34
Diagram Shield agak sulit digunakan karena nilai u* berada pada dua
sisi sumbu. Madsen et al (1976) mengkonversi Diagram Shield
Kedalam suatu diagram yg memperlihatkan hubungan antara
Parameter Shield kritis θc dan Parameter Sedimen-Fluida (S*)

d (s  1).g.d
S* 
4.
Untuk memudahkan dapat digunakan Diagram berikut:

35
Diagram Shield memperlihatkan nilai Parameter Shield θc
sebagai fungsi Parameter sedimen-fluida S* 36

(Madsen et al, 1976)


Tegangan geser kritis (τb,cr)berdasarkan teori Shield sebagai fungsi
dari diameter sedimen (d) pada temperatur T = 10o, 20o dan 30o
Angka mobilitas kritis, θcr

Diagram Shield memperlihatkan θcr sebagai fungsi D*


Contoh Soal
Diketahui: Sedimen pasir dg ρs = 2650 kg/m3 dan d = 0,20 mm
Zat cair adalah air laut dengan ρ = 1025 kg/m3 dan ν=10-6 m2/dt
Tentukan Tegangan Geser kritis, τb,c
Penyelesaian:
Densitas relative s = (ρs /ρ)=(2650/1024)=2,59
Parameter Sedimen-Fluida :

d ( s  1).g.d 0,0002 (2,59  1) x9,8 x0,0002


S*    2,79
4. 4 x10 6

Dari diagram didapat θc = 0,052 sehingga:

u*,c   c ( s  1).g.d  0,0127 m / dt


 b,c   .u*,2 c  0,165 N / m 2

39
Kumpulan rumus-2
u*2 u*2
    ; ( s  1)  
( s  1).g .d .g.d
 b   .g.h.I ; u*  g.h.I  u*2  g .h.I
 b   .u*2
u*2 b b
    
( s  1).g .d  .( s  1).g .d  .(.g .d )

40
4.4. Pengaruh kemiringan Dasar dan Tebing Saluran
Dari pendekatan permulaan gerak sedimen maka dapat dilakukan analisa
tentang stabilitas dasar dan tebing saluran ditinjau dari kondisi butir
sedimen.
1. Untuk Dasar saluran (berupa bidang horizontal/hor. bed)
Kecepatan, U

Fres Ffluid = Fdrag = ½.CD.ρ.A.U2


Ffluid
α = 00

Frest  .N
 (tan  ).G   30 0  40 0
Bergerak jika Ffluid,0 ≥ G.tan φ sehingga

F fluid,0
tan  
G
u*2
  
( s  1) g.d
s
s

u*  g.h.I  b   .u*2

d (s  1).g.d
S* 
4.
2. Untuk Bidang miring (long bed slope)

Frest

Gsinα
Ffluid
α

G.cosα
G

F res .N  .G. cos   tan . cos  .G

F fluid,  G. sin   Fres


Bergerak jika:
F fluid,  (G. cos  . tan  )  (G. sin  )
F fluid, (G. cos  . tan  )  (G. sin  )
k  
F fluid,0 G. tan 
F fluid, sin(    ) Untuk α =φ τcr = 0
k  
F fluid, 0 sin 
 cr ,  k . cr ,0
sin(    )
 cr ,    cr , 0
sin 

Untuk kondisi-2:

α sin(    )
 cr ,    cr ,0  k cr 1 s / d 0
sin 
Gerakan kebawah

sin(    )
α  cr ,    cr ,0  k cr  1
sin 
Gerakan keatas
3. Dinding Miring/Tebing saluran trapesium (Side slope)

Ffluid,β

Fres R R  ( F fluid
2
, )  G 2
sin 2

G.sinβ

β
G.cosβ

Fres  .N
 tan .G. cos   tan 2  
0 , 50

k   cos  .1  
 tan 2
 
Bergerak jika: R ≥ Fres 0 , 50
 tan 2  
 cr ,  cos  1   . cr ,0
 tan  
2
4. Longitudinal slope + Side Slope

Ffluid,β
α

Fres R

G.sinβ

 cr ,  k .k . cr ,0  k . cr ,0 sinα = 10-3 ~ 10-4

Longitudinal slope penting jika α > 3o


Hubungan antara diameter butir dan Angle of Repose (φ )
CONTOH SOAL:
Suatu saluran dengan debit Q = 95 m3/dt, dengan sediment kasar (very angular)
d50 = 0,02 m. Kekasaran dasar ditetapkan dengan ks=d90 = 0,04 m.
Tentukan a). kemiringan dasar saluran (Ib)
b). Apakah saluran stabil jika θ = 0,03 ?

h = 3m 1:2

6m 20 m 6m

Penyelesaian:
Q2
U  C. R.I b  Q  A.C. R.I b  Ib  2 2
A .C .R
(20  32)
A  3  78m 2
2
R  A  78
P 
2  32  6 2  20  
 2,33m

Anggap dasar saluran " rough / kasar":


12.h 12  3 1
C  18. log( )  18. log( )  53,2m 2 / dt
ks 0,04
952
Ib  2  22  10 5
78  53,2  2,33
2
2) Bagian tengah (dasar saluran)

 b   .g.h.I b  103 10  3  (22.105 )  6,6 N / m 2


 b,c   c (  s   ).g.d 50  0,03(2650  1000) 10  0,02  9,9 N / m 2
 b  6,6   b,c  9,9  SALURAN STABIL

3) Bagian tebing
 b  3 4 . .g.h.I b  3 4 1000 10  3  (22 10 5 )  4,95 N / m 2
 c ,tebing  k  . c ,dasar
sedimen ve ry angular  lihat diagram dengan d 50  0,02m  0,8in
   38o  tan   tan 38o  0,781
sedangkan   arc tan(3/6)  26,56o  tan   0,50
 tan 2   o  0,52 
k   cos  1    cos( 26,56 )1    0,53
2 
 tan  
2
 0,781 
 c ,tebing  0,53  9,9  5,24 N / m 2
 b  4,95   c ,tebing  5,24  STABIL
4.4. Kecepatan rata-rata kritis.
Studi terdahulu (Brahms, 1753 dan Sternberg, 1875), kecepatan kritis
berhubungan dengan diameter sedimen.

ub,cr   .d 0,50

Karena kecepatan aliran dekat dasar saluran belum banyak


dikembangkan , maka digunakan kecepatan rata-rata (depth-average
velocity) u cr;
Kecepatan rata-2 kritis didapat dari pers. Chezy dg. Kondisi /asumsi
aliran kasar secara hidrolis.

Dimana:
 12h 
u cr  5,75.u*,cr log   u = kecepatan rata-2
u*,cr = kecepatan geser dasar kritis (m/dt)
 ks  h = kedalaman air
ks = α.d90 =kekasaran dasar efektif dasar saluran rata (m)
α = koefisien
= 1, untuk batu dg d50> 0,1m dan
= 3 , untuk pasir dan kerikil

u*,cr  cr0,5 .S  1g.d50 


0, 5
Kecepatan kritis rata-2 menjadi;

 12h 
u cr  5,75.S  1g.d50  . log  
0,5 0,5
cr
 ks 

Jika ks = 3 d90 dan d90 = 2 d50 dengan menggunakan diagram Shield,


maka kecepatan rata-2 kritis untuk material pasir dengan diameter
0,0001 – 0,002 m, dapat dinyatakan:

 12h   0,0001≤ d50 ≤ 0,0005 m


u cr  0,19d 50  log  
0 ,1

 3d 90 
 12h   0,0001≤ d ≤ 0,0005 m
u cr  8,50d 50  log  
0,6
50
 3d 90 

Pers. Diatas diperlihatkan pada diagram dibawah.


Untuk material dg diameter kerikil dan batu (d50 ≥ 0,002m) beberapa
formula
1
 h 
u cr  1,4.S  1g.d50  . log 
6
0,5
  Neill
 d50 
1
 h 
u cr  1,3.S  1g.d50  . log 
6
0,5
  Maynord
 d50 
4.5. Disain Saluran Stabil.

 Penting untuk saluran irigasi


 Metode disain dapat dibagi menjadi 2 kategori.
a. Metode Rezim aliran
b. Metode gaya tarik (tractive force)

a. Metode Rezim aliran


Berasal dari India dan pakistan
Persamaan merupakan hubungan antara kedalaman air (h), lebar
saluran (b), kemiringan (I) dan kecepatan aliran rata-2 (I) dengan
Debit Q dan diameter partikel sedimen (d50) . Lacey (1930)

h, b, I , u  f (Q, d50 )

Metode ini berlaku jika tidak terjadi gerusan atau deposisi


tahunan, artinya selalu dalam kondisi keseimbangan
a. Metode Gaya Tarik (tractive force)
 Berdasarkan prinsip mengabaikan terjadinya gerakan material
pada dasar saluran.
 Sesuai untuk irigasi ukuran kecil dengan d50 > atau sama dengan
500 μm
 Disini Diagram Shield tidak dapat digunakan untuk mendesain
saluran stabil.
 Maka pendekatan yang lebih baik dikenalkan oleh Paintal (1971)
yang menghubungkan antara Bed Transport rate (Ø =
dimensionless transport rate) dan Permulaan Gerak (θ = parameter
mobilitas).

  10 9 untuk   0,01   qb
 S  1g.d
s 
3 0 , 50
50 
  10 8
untuk   0,02 s
S

  10  7 untuk   0,025
   b    g .d 
  10 6
untuk   0,03 s 50

  10  4 untuk   0,04
qb = bed load transport rate (kg/m2)
τb = tegangan geser dasar saluran
 Pers diatas digunakan oleh van Rijn untuk menghitung bed load transport
rate (kg/m/hari) dan dikaitkan dengan jumlah batu yang bergerak
(m/hari) dg beberapa ukuran batu pada harga θ yang kecil.

 Kecepatan rata-rata kritis untuk batu

 6h 
  0,02 u cr  0,8s  1g.d50  log  
0,5

 d50 
 6h 
  0,03 u cr  1,0s  1g .d50  log  
0,5

 d50 
Skematisasi Penampang melintang
 Penampang yang paling praktis  Trapesium
 Dari hasil perhitungan dan pengukuran yang dilakukan oleh Olsen and Florey,
1952, Lane 1955) didapat hasil sbb:

 Bagian Tengah/dasar saluran :  b  .g.h.I b

 b,tebing  0,75. .g.h.I b  0,75. b ,tengah untuk tebi ng 1 : 2


 b,tebing  0,85. .g.h.I b  0,85. b ,tengah untuk tebi ng 1 : 3
 b,tebing  0,90. .g.h.I b  0,90. b ,tengah untuk tebi ng 1 : 4
 b,tebing  0,95. .g.h.I b  0,95. b ,tengah untuk tebi ng 1 : 6

 Material dasar saluran akan stabil jika tegangan geser dasar


maksimum yang terjadi lebih kecil dpd tegangan geser dasar kritis

• Dasar saluran/bag. Tengah stabil jika: ˆb, dasar   b, cr ,0

• Tebing saluran/bag. Tepi stabil jika: ˆb ,tebing  k . b, cr ,0


Hubungan antara diameter butir dan Angle of Repose (φ )
SOAL=SOAL
1. Sungai yang sangat lebar dg kedalaman h = 2m, kemiringan sungai I =
0,5x10-3, dg material dasar d50 = 0,002m dan d90 = 0,005m, ρs = 2650 kg/m3
temperatur T = 20o C dan rapat massa air ρ = 1000 kg/m3. Pertanyaan ;
Apakah ada gerakan sedimen berdasarkan teori Shield

2. Sungai yg lebar dengan kemiringan I = 10-5 dg material d50 = 0,0002 m dan


d90 = 0,0003m. ρs = 2650 kg/m3 temperatur T = 20o C dan rapat massa air ρ
= 1000 kg/m3. kinematik viskositas υ = 1x10-6. Berapa besarnya debit
persatuan lebar q tanpa ada gerakan sedimen berdasarkan teori Shield.

3. Sungai yang lebar dengan h = 5m, dasar sungai berupa sand-dunes, dengan
d50 = 0,0003m dan d90 = 0,0005m , ρs = 2650 kg/m3 temperatur T = 20o C
dan rapat massa air ρ = 1000 kg/m3. Temperatur air 20o C dan koefisien C =
50 m0,5/dt. Viskositas kinematis υ = 1x10-6 . Berapa kecepatan rata-rata pada
saat sedimen mulai bergerak didepan Dunes dan berapa tegangan geser dasar
yang terjadi.

4. Sungai yang lebar h = 1,7m, kecepatan rata-rata u = 2,5 m/dt. Material dasar
d90 = 2 d50 , Temperatur air T = 20o C, Viskositas kinematis υ = 1x10-6
m2/dt. ρs = 2650 kg/m3dan ρ = 1000 kg/m3. Berapakah dimensi minimum
material dasar sungai untuk mendapatkan dasar sungai yang stabil.?
5. Suatu saluran berbentuk trapesium dengan kedalaman air h dan lebar dasar b,
sedangkan kemiringan tebing saluran 1 : 2 (ϴ = 27o). Kemiringan muka air I
= 3,5x10-4 . Debit yg ada Q = 160 m3/dt. Dengan material dasar dengan d50
= 0,04m dan d90 = 0,08m. Temperatur air T = 20o C dan viskositas kinematis
adalah υ = 1x10-6 m2/dt serta kerapatan massa sedimen dan air masing2
adalah ρs = 2650 kg/m3 ρ = 1000 kg/m3. Berapa kedalaman air h dan lebar b
untuk mendapatkan dasar saluran yang stabil.

6. Suatu saluran yang sangat lebar mempunyai kemiringan I = 10-4. Material


dasar sungai mempunyai karakteristik d50 = 0,003 m dan d90 = 0,006 m. data
lain adalah viskositas kinematis adalah υ = 1x10-6 m2/dt serta kerapatan
massa sedimen dan air masing2 adalah ρs = 2650 kg/m3 ρ = 1000 kg/m3.
Berapa debit persatuan lebar tanpa adanya gerakan sedimen material dasar.

7. Dasar suatu sungai yang sangat lebar diproteksi dengan batu bulat yang
seragam (uniform round stones). Massa batu adalah 30 kg dan rapat massa
sedimen ρs = 2800 kg/m3. Kedalaman air h = 4 m, data lain adalah ρ = 1000
kg/m3 dan υ = 1x10-6 m2/dt. Berapa kecepatan rata-2 kritis (critical depth
average velocity) jika θcr = 0,037
8. Suatu saluran berbentuk trapesium dengan kedalaman air (di bagian tengah)
h = 2 m dan lebar dasar b = 15 m, sedangkan kemiringan tebing saluran 1 : 2
(ϴ = 27o). Bagian dasar saluran tertutup dengan batu bulat (rounded stone)
dengan d50 = 0,05 m dan ks = 0,05 m. Data lain adalah viskositas kinematis
adalah υ = 1x10-6 m2/dt serta kerapatan massa sedimen dan air masing2
adalah ρs = 2650 kg/m3 ρ = 1000 kg/m3. Berapa kemiringan dasar saluran
maksimum dan debit maksimum dalam rangka mendapatkan saluran yang
stabil (gunakan Shield).
Soal 1
Tegangan geser dasar kritis untuk d 50  0,002 m adalah :  b,cr  1,3N / m 2
(diagram Shield yg dimodif, van Rijn)
Tegangan geser dasar yang ada : b   .g.h.I
 1000  9,8  2  0,5.10 3
 9,8 N / m 2
 b  b , cr  Terjadi gerakan sedimen, tidak stabil
Soal 2

Tegangan geser dasar kritis untuk d 50  0,0002 m adalah :  b,cr  0,18 N / m


2

(diagram Shield yg dimodif, van Rijn)


Mencari h ; Tegangan geser dasar kritis : b   .g.h.I  0,18
 1000  9,8  h  10 5  0,18
h  1,83m
Debit persatuan lebar q  u.h  (C h.I )  h  C  h1,5  I 0,5 (C - blm diketahui)
 12h 
Asumsi regim hidrolik adalah scr hidrolis transisi : C  18 log  
 k s  (3,3 ) u* 
Kekasaran dasar sungai efektif (plane bed) : k s  3d90  3  0,0003m  0,0009m

: u*  b    0,18 
0,5
 0,0134m
1000 
Kecepatan geser dasar
 
 12  1,83 
Maka besarnya Koef. Chezy adalah : C  18 log  6
  77,1m0,5 / dt
 0,0009  (3,3  10 ) / 0,0134 
Debit persatuan lebar  
: q  77,1  (1,83)1,5  10 5
0,5

q  0,60m 2 / dt
Soal 5

Ambil harga  cr yg aman :  cr  0,03


 b , cr
Parameter mobilitas/ Shield :  cr 
 s   g.d50
Tegangan geser dasar bagian ten gah : b , cr   cr  s   g .d 50  0,032650  1000   9,8  0,04
 b , cr  20 N / m 2
Material pasir ambil   36o (lihat diagram)
0,5
 1 - tan 2    1 - tan 2 (27) 
Sudut tebi ng saluran   27 - -- 
o
: k   cos  2 
 Cos(27)  
1  tan   1  tan (36) 
2

k   0,64
Tegangan geser kritis bag. tebing : b,cr  0,64  20  12,8 N / m 2
Bagian Tengah stabil jika : b  ghI   b,cr,0  1000  9,8  h  3,5  10 4  20
h  5,83m
Bagian Tebing stabil jika : b  0,75.( ghI )   b,cr,  
 0,75  1000  9,8  h  3,5  10 4  12,8
h  5,0 m
Maka dipilih h yg minimum - --  h  5,0 m

Anda mungkin juga menyukai