Pustaka:
Jorgen Fredsoe and Rolf Deigaard, 1992. Mechanics of Coastal Sediment Transport. World
Scientific Publ.
Pendahuluan
Sedimen transport sebenarnya berhubungan dengan faktor hidrolik dan lingkungan. Erosi
daratan, muatan dasar dan muatan tersuspensi dalam sungai dan endapan-endapan mengalir ke
laut. Material-material sedimen yang bergerak sepanjang dasar berdampak terhadap kondisi-
kondisi/parameter-parameter pembatas seperti shear stress dan distribusi velositas. Muatan
padatan-padatan (tanah) ke sungai atau kolam berdampak terhadap turbiditas perairan.
Sedimen transport memainkan perairan penting terhadap sedimentasi di perairan, baik di
daerah pelabuhan, navigasi dan pengerukan, maupun dalam pembentukan delta.
Transpor padatan oleh air terdiri atas berbagai ukuran, yaitu dari dissolved material
(padatan tersuspensi) seperti salt (molecular esensial), sampai dengan kerikil atau batuan.
Dengan kata lain, dalam pergerakan suatu aliran terdapat sejumlah besar material. Transport
material koloid yang didefinisikan sebagai padatan tersuspensi berukuran lebih kecil dari 1 µm.
Transport partikel/material oleh suatu aliran dapat dibagi atas
1. muatan suspensi (Suspended load)
2. muatan dasar(bed load)
3. Saltation load
Muatan suspensi, dimana turbulensi dalam air menyebabkan posisi partikel-partikel
tetap berada di atas dasar perairan (dalam kolom perairan). Bed load (muatan dasar)
mengelinding atau meluncur sepanjang dasar perairan, sedangkan saltation load, merupakan
partikel-patrikel yang dapat mengapung sepanjang dasar perairan dimana kadang-kadang
kelihatan sebagai suspended load namun kadang-kadang sebagai bed load.
Fractal dimension digunakan untuk mengukur dimensi gemometri partikel, terutama untuk
aggregasi partikel.
L = panjang partikel
Gambar. partikel dengan volume yang sama tetapi berbeda L dan Df . patrikel sebelah kiri
memiliki df lebih besar dari pada partikel sebelah kanan.
Specific gravity atau rata-rata densitas partikel juga menentukan karakteristik hidrolika
sedimen. Specific gravity adalah ratio berat suatu partikel terhadap berat suatu volume air yang
sama.
Laju tenggelam partikel (fall velocity) atau settling velocity, Ws dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan
π 3 π 2
(γs - γ) d = CD ρ d w2s
6 8
dimana
s = berat spesifik berat air
= berat spesifik partikel padatan
= densitas air
CD = koefisien drag. CD tergantung pada Reynolds Number , Re = d ws/v
v = Viskositas kinematika fluida dan bentuk partikel
Analisa sedimen pada dasar perairan (bed) pertama kali di deskripsikan oleh duBoy’s.
Model Transpor
Wash load terdiri atas partikel-partikel yang sangat halus yang ditranspor oleh air dan secara
umum tidak diwakili dalam dasar.
Bed load adalah bagian dari total load yang secara terus-menerus bersentuhan dengan bed /dasar
selama transport. Butiran-butiran partikel biasanya mengelinding, meluncur atau melompat
sepanjang bed
Suspended load adalah bagian dari total load yang bergeraknya tanpa kontak dengan bed
sebagai suatu hasil dari agitasi/pergolakan turbulensi fluida
Sifat-sifat sedimen
Sedimen yang ditranspor pada daerah pantai biasanya terdiri atas partikel-partikel yang
berukuran gravel atau sand hingga partikel-partikel yang sangat kecil yang diklasifikasi sebagai
silt atau clay. umumnya ukuran partikel berkisar dari pasir (0,06 mm – 2 mm) hingga gravel (2
mm – 20 mm). Untuk fraksi-fraksi yang sangat halus transpornya disebut sebagai washload.
Hidrolika sedimen dalam kolom air sangat tergantung pada sifat sedimen yang meliputi ukuran,
bentuk dan specific gravity.
Motode untuk analisis distribusi ukuran partikel adalah sieve analisis. Hasil analisis
sampel sedimen disajikan sebagai kurva frekwensi. Kurva tersebut menyajikan fungsi
probability densitas terhadap konsentrasi sedimen dengan diameter saringan d. Umumnya
kurva distribusi sedimen menggunakan pendekatan kurva probability normal.
Specific gravity
specific gravity s suatu butiran partikel menujukkan variasi yang sangat kecil.
Rasio
s= s/
dimana adalah spesifik gravity air pada suhu 4oC yang disebut dengan densitas relative.
Secara alami, rasio spesifik gravity sedimen s dapat mencapai 2,65
Settling velocity
Settling velocity atau fall velocity (ws) dari suatu butiran sedimen didefinisikan sebagai
kecepatan tenggelam butiran sedimen dalam fluida dibawah pengaruh gaya gravitasi. Kecepatan
tenggelam suatu butiran sedimen sangat tergantung pada ukuran butiran, spesifik gravity, dan
dinamika viskositas fluida.
Gaya drag F pada suatu permukaan badan air secara umum diekspresikan dengan kooefisien
drag CD, densitas fluida, V kecepatan relatif dan A area arah aliran
1
F= C ρV 2 A
2 D
Jika suatu partikel berbentuk bola dengan diameter d dan dikombinasi dengan gaya gravity dan
buoyancy maka akan memberikan gaya
π 3
(γs − γ)
d
6
Dimana dibawah kondisi keseimbangan harus diimbangi oleh drag. Dengan demikian
persamaannya menjadi:
π 3 1 π
(γs − γ) d = CD ρ ws2 d2
6 2 4
yang mana
4(s − 1)gd
ws = √
3 CD
Untuk satu partikel berbentuk bola yang bergerak dalam suatu fluida maka nilai CD tergantung
pada bilangan Reynolds
𝑣𝑠 𝑑
𝑅=
𝑣
Nilai CD untuk fraksi pasir berlawanan dengan bilangan Reynolds. Untuk lebih sederhana maka
CD didefenisikan melalui persamaan berikut:
1 π 2
F= CD ρws2 d
2 4
(s − 1)gd2
ws =
18 v
Transport Sedimen akibat Tiupan Angin
Transport pasir oleh angin seringkali merupakan suatu komponen penting dalam neraca
sedimen pantai. Angin dapat membawa pasir dan mendistribusikan dalam zona litoral. Angin
onshore membawa pasir dan mendepositkannya dalam backshore marshes. Angin laut lepas
(offshore) membawa pasir dari pantai masuk ke laut atau danau. Pada beberapa daerah/area,
tiupan angin yang membawa pasir adalah suatu gangguan yang s dikontrol/dicegah. Pada area
lain, pertumbuhan alami dunes dibatasi oleh sejumlah transport pasir ke temapat-tempat
tersebut oleh angin., Transport pasir oleh angin merupakan suatu proses alami dan secara
signifikan mengakibatkan terjadinya perubahan pantai itu sendiri. Dalam memprediksi secara
kuantitatif transport pasir dibutuhkan informasi arah dan kecepatan angin (arah transport
pasir),
Konsep Dasar
1. Kecepatan angin dan gradient vertikal kecepatan angin di dekat permukaan bumi
merupakan faktor penting untuk mendeterminasi berapa besar sedimen yang akan
ditranspor oleh angin. Selain itu, karakteristik sedimen seperti ukuran, distribusi ukuran,
kelembaban juga memainkan peranan penting. Gradien vertikal kecepatan angin
menghasilkan gaya-gaya gesek dalam udara dan kejadiannya pada permukaan daratan.
Ketika dijumpai vegetasi, sheer akan ditransfer kedalam bagian atas dari lapisan tanah. Bila
gradiennyanya sangat curam (besar) maka shear stress juga akan besar. Gradien velositas
secara signifikan dipengaruhi oleh topografi local, vegetasi dan penggunaan lahan.
2. Distribusi vertical kecepatan angin secara umum mengikuti distribusi logarihtma.
Parameter penting dalam hal ini adalah velosistas shear yang didefenisikan seperti
persamaan berikut (Persamaan 1):
τ
U∗ = √
ρa
dimana
U* = kecepatan friksi
= boundary sher stress (gaya per satuan luas)
a = densitas udara
Distribusi logarithma velositas angin dapat diketahui dengan persamaan (Persamaan 2):
U∗ Z0 + Z
Uz = ln ( )
k Z0
dimana
Uz = rata-rata kecepatan angin pada suatu ketinggian diatas permukaan
U* = shear velocity
Z = ketinggian di atas suatu permukaan
Z0 = ketinggian suatu elemen roughness
k = konstanta von Karman’s (k = 0,4)
Kecepatan angin biasanya diukur dari rata-rata untuk suatu perode dalam beberapa
menit.
3. Oleh karena Z0 biasanya kecil bila dibandingkan dengan Z, maka persaman diatas dapat
menjadi (Persamaan 3):
U∗ Z
Uz ≈ ln ( )
k Z0
Atau (persamaan 4):
𝑘
ln 𝑍 = ln 𝑍0 + ( ) 𝑈𝑧
𝑈∗
Yang mana dari bentuk
Y = a0 + a1X
dimana
Y = ln Z. ao = ln Zo atau Zo = ea0 , a1 = k/U* atau U* = k/a1 , dan X = Uz
4. Konsep koefisein drag seringkali digunakan dalam menghitung transport angin. Koefisien
drag diperoleh dengan persamaan (Persamaan 5):
U∗ 2
Cz = ( )
Uz
dimana
Cz = kooefisen drag pada ketinggian z
Seringkali Cz merupakan suatu konstanta untuk suatu nilai z. Hsu dan Blanchard
(1991) menetapkan nilai C10 bervariasi dari 0,5 X 10-3 – 5,0 X 10-3. Secara musiman nilai Cz
berubah-ubah dan arah angin tidak konstan.
5. Elemen ketinggian roughness dapat diketahui dengan menggunakan Persamaan 2 dengan
mengaplikasi pada 2 ketinggian yang berbeda. Jika Z0 kecil dan kecepatan angin tidak
diukur dengan teliti terhadap permukaan daratan maka dapat digunakan Persamaan 3
untuk mengestimasi distribusi kecepatan angin tanpa menemukan nilai Z0 lebih dulu. Z1
dan Z2 dapat diketahui dengan persamaan berikut:
Persamaan 6:
𝑘
ln 𝑍1 = ln 𝑍0 + ( ) 𝑈𝑧1
𝑈∗
Persamaan 7:
𝑘
ln 𝑍2 = ln 𝑍0 + ( ) 𝑈𝑧2
𝑈∗
Dimana Z1 dibawah Z2 dan Uzi lebih kecil daripada Uz2
6. Eliminasi Zo dari Persamaan 6 dan 7 sehingga menjadi Persamaan 8:
𝑘 (𝑈𝑧2 − 𝑈𝑧1 )
𝑢∗ =
𝑍
ln (𝑍2 )
1
dimana u* = velositas shear
Contoh:
Jika diketahui kecepatan angin pada ketinggian 10 m sebesar 11,3 m/det dan pada ketinggian
4 m sebesar 9,36 m/det. Hitunglah ketinggian dari elemen roughness (Z0), shear velocity
(u*) dan ?
Perhitungan:
Perhitungan logarithma distribusi velositas dapat menggunakan Persamaan 2, namun
karena terdapat 2 parameter yang tidak diketahui yaitu Z0 dan u* maka harus didekati
dengan persamaan untuk 2 levasi yang berbeda. k = 0,4
U∗ Z0 + 10
11,3 = ln ( )
0,4 Z0
dan
U∗ Z0 + 4
9,36 = ln ( )
0,4 Z0
u* untuk setiap persamaan menjadi:
9,36 (0,4) 11,3 (0,4)
=
𝑍 + 4 𝑍 + 10
ln ( 0𝑍 ) ln ( 0 𝑍 )
0 0
atau
𝑍0 + 10 𝑍0 + 4
ln ( ) = 1,207 ln ( )
𝑍0 𝑍0
0,4 ( 11,3)
𝑢∗ = = 0,852 𝑚/𝑑𝑒𝑡
0,05 + 10
ln ( )
0,05
Bila diasumsikan bahwa Z0 kecil maka shear velocity (u*) adalah sebesar
u∗ Z
Uz = ln ( )
k Z0
u∗ 10
11,3 = ln ( )
0,4 Z0
atau 11,3 (0,4) = u* ln (ln 10 – ln Z0)
dan
u∗ 4
9,36 = ln ( )
0,4 Z0
atau 9,36 (0,4) = u* ln (ln 4– ln Z0)
maka menjadi
10
0,776 = u∗ ln ( )
4
Shear velocity (u*) = 0,847 m/det
Bila nilai u* disubtitusikan kedalam persamaan diatas maka diperoleh nilai Z0
sebesar 0,048 m
Berapa nilai wind stress?
τ
U∗ = √
ρa
τ = ρa U∗ 2
Bila a = 0,00122 grm/cm3 dan u* = 0,852 m/det maka = 0,00122 (85,2)2 = 8,86 dynes/cm2
Transport Rates
Processes of sand transport by wind.
Proses transport pasir oleh angin telah disimpulkan oleh Raudkivi (1976) yang mengatakan
bahwa butiran pasir bergerak mengapung/melayang sepanjang permukaan. Proses ini disebut
sebagai Saltation. Butiran-butiran pasir dikeluarkan atau dibawah masuk ke dalam pergerakan
udara akibat turbulen. Pergerakan sedimen tersebut mendapatkan energy dari pergerakan
udara. Saltation butiran pasir berdampak terhadap permukaan daratan.
Coastal Zone Processes
Pada perairan pantai, deposit sedimen melalui aliran sungai lebih mendominasi proses
sedimentasi jika dibandingkan dengan gelombang dan arus. Pantai dan sedimen dekat pantai
secara kontinu merespon aksi gelombang secara langsung, arus-arus pantai akibat adanya
gelombang pantai, arus yang disebabkan oleh angin dan pasut. Meskipun aksi gelombang secara
langsung dan gelombang- termasuk arus pantai bisanya merupakan factor yang dominan,
Perubahan atau perkembangan pantai disebabkan oleh proses pada zone pantai:
1. Perubahan laju/ atau karakter sedimen yang disuplai ke laut
2. Tingkat energy gelombang yang masuk ke pantai
3. Proses transport sedimen
Sifat fisik sedimen pantai dikontrol/ditentukan oleh angin, gelombang, arus yang terjadi pada
wilayah pantai.
Sifat-sifat fisik sedimen diantaranya:
1. Petrology atau unsur atau senjawa kimia dari butiran sedimen
2. Spesifik grafivity dari material butiran dan spesifik berat dari massa butiran
3. Porositas dari butiran-butiran massa
4. Bentuk butiran
5. Ukuran butiran dan distribusi ukuran butiran sedimen
Secara umum, prosedur mengukuran ukuran sedimen dan distribusi ukuran sedimen
mengunakan analisis Sieving (Saringan) dan analisis pengendapan dalam tabung. Analisis
Seiving: beberapa aspek bentuk butiran. Analisis Pengendapan: butiran shape dan spesifik
gravity
Butiran-butiran sedimen yang ditemukan di wilayah pantai sangat bervariasi bentuknya serta
diameternya. Ukuran sedimen dipantai bervariasi dari clay (diameternya kurang dari 1 m)
hingga gravel dan boulders (diameternya beberapa sentimeter)
Klasifikasi ukuran sedimen dilakukan berdasarkan skala Wentworth (1922) seperti terlihat
pada tabel berikut:
Karakteristik-karakteristik dari distribusi frekwensi ukuran sedimen sampel ditentukan oleh 3
parameter statistic yaitu:
1. The central tendency (kecondongan pemusatan): mean, median atau modal dimeter
2. Disperse atau sorting : standar deviasi
3. Kemungkinan asimetri : skewness
Gelombang yang mencapai perairan pantai, kemudian pecah dan mencapai tepi pantai bila
terjadi secara kontinu akan merubah bentuk pantai. Hal ini sangat tergantung kepada
karakteristik gelombang yaitu tinggi, periode dan arah gelombang terhadap garis pantai.
Perubahan bentuk pantai disebabkan oleh arus yang ditimbulkan oleh gelombang yang
berkembang di surf zone, arah gelombang menyebabkan terjadinya turbulensi akibat pecahnya
gelombang. Perubahan bentuk pantai karena adanya transport sedimen baik yang bergerak
dengan arah menunju atau meninggalkan pantai maupun yang bergerak sejajar garis pantai.
Sirkulasi di Perairan Pantai
Arus di perairan pantai yang ditimbulkan oleh adanya gelombang adalah arus menyusur pantai
(longshore current), arus seret (Rip current) dan kombinasi antara ke dua arus tersebut/ arus
balik (cross-shore flows).
Arus dekat pantai sangat tergantung pada sudut datang gelombang. Bila garis puncak
gelombang sejajar dengan garis pantai (= 0o) maka akan terjadi 2 kemungkinan arus dominan
di pantai, yakni:
1. Bila di zona surf banyak penghalang bukit pasir (sand bars) dan celah-celah maka arus
yang terjadi adalah sirkulasi sel-sel dengan rip current yang bergerak menuju ke laut.
Sirkulasi sel dengan Rip Current terjadi karena adanya variasi tinggi gelombang pecah di
sepanjang pantai.
2. Bila di zona surf (daerah antara gelombang pecah dan garis pantai) tidak terdapat
penghalang maka arus dominan yang terjadi adalah arus balik (back flows).
Bila gelombang pecah membentuk sudut > 5o terhadap garis pantai maka arus dominan yang
terjadi adalah arus menyusur pantai yang bergerak dengan arah yang sama dengan arah
datangnya gelombang. Arus sepanjang pantai dapat mentransport sedimen sepanjang pantai
bahkan dapat mencapai beberapa kilometer jauhnya.
Arus menyusur pantai dapat diketahui dengan persamaan (menurut Sorensen, 2006):
Soal:
Diketahui tinggi gelombang 1,3 m dengan sudut datang gelombang terhadap garis pantai adalah
15o. Rata-rata kemiringan surf zone adalah 1:30 (m = 0,033) hitunglah laju arus menyusur pantai
di zone surf.
Solusi:
Tinggi gelombang maksimum untuk perairan dangkal dapat diketahui dengan rumus
Dimana:
d = kedalaman
H = tinggi gelombang
Untuk mengetahui volume sedimen yang ditranspor oleh arus menyusur pantai digunakan
persamaan:
Dimana:
Q = laju transport sedimen
= rasio tinggi gelombang terhadap kedalaman perairan (0,9)
a = rasio padatan terhadap volume sedimen = (0,6)
s = spesifik gravity = 2,65
Hb = tinggi gelombang pecah
K = konstanta yang tergantung pada tipe sedimen (umumnya 0,32)
= sudut datang gelombang
Klasifikasi Pantai (Classification of coasts)
Klasifikasi Primer
PRIMARY COAST
1. Drowned rivers
(sungai-sungai yang tenggelam atau tergenang)
Contoh : Chesapeake Bay
b. Trough (wide)
b. Alluvial plains
2. Glacial-deposition coasts
a. Moraines
b. Drumlins
4. Landslide coasts
Sand flats
C. Volcanic coasts
1. Faults
2. Folds
3. Sedimentary extrusions
a. Mud lumps (gumpalan-gumpalan lumpur)
E. Ice Coasts
1. Straightened coasts
2. Irregular coasts
1. Barrier coasts
a. Sand beaches (single ridge)
d. Bay barriers
2. Cuspate foreland
3. Beach plains
4. Mud flats, salt marshes (no breaking waves)