TRANSPORT SEDIMENT
NENNY KARIM
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PENGAIRAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
1
BAB III
1. Ukuran (size)
Klarifikasi butiran menurut ukuran untuk berbagai macam sedimen
diberikan dalam tabel berikut (3.1 – 3.3) baik menurut EINSTEIN maupun
AMERICAN GEOPHISYCAL UNION (AGU), misalnya untuk:
a. Koloid (colloids)
b. Lempung (clay)
c. Lumpur (silt)
d. Pasir (sand)
e. Kerikil (gravel)
f. Kerakal (cobbles)
g. Batu (boulders)
2
Volum = 𝟏 𝝅 (volume
𝟔 𝒏
𝒅𝟑
bola)
2. Bentuk (shape)
Disamping diameternya, bentuk dari butiran merupakan hal yang penting.
Butiran dipilih mempunyai kecepatan endap lebih kecil dan lebih sulit ditransport
daripada butiran bulat (sebagai bedload).
Beberapa definisi digunakan untuk karakterisasi bentuk butiran. Misalnya
“sphericity”, “roundness” dan “shape factor/Sf” dan faktor bentuk.
𝒄
S.f = 𝒂.𝒃
Dimana :
a.b.c = 3 sumbu ortogonal
a = max.
b = min.
Bola : S.f = 1
Pasir alam : S.f = 0,7 (lihat grafik S2
3
3. Rapat massa (density)
Sedimen umumnya berasal daridesintegrasi atau dekomposisi batuan.
a. Lempung : pecahan feldspar dan mica
b. Lumpur : silikat
c. Kerikil dan batu : pecahan batuan asal.
Rapat massa butiran sedimen umumnya (< 4 mm) tidak banyak berbeda,
karena kuarts paling banyak terdapat dalam sedimen alam, rata – rata dapat
dianggap :
𝝆𝒔 =𝟐𝟔𝟓𝟎 𝒌𝒈/𝒎𝟑
( S= 𝜸𝑺 = 𝝆𝑺 = 2,65 )
𝜸 𝑾𝝆𝑾
∆ = 𝝆𝑺 _ 𝝆𝑾
𝝆𝑾
4
Berat butir di air =
gaya hambatan
𝛑
𝐝𝟑 (𝛒
− 𝛒 )g= 𝟏
𝟐 𝛑
𝐝𝟐
𝟔 𝐬 𝐰 𝐂𝐃. 𝛒𝐖 𝐰 .
𝟐 𝟒
𝟏 𝛑
𝐂𝐃. 𝛒𝐖 𝐰 �. 𝐝𝟐
𝟐 𝟒
𝛑
𝐝𝟑 (𝛒 − 𝛒 ) g
𝟔 𝐬 𝐰
W = 𝟒 (𝒈.𝒅 ∆)𝟏⁄𝟐
𝟑𝐂𝐃
∆ = 𝝆𝑺 _ 𝝆𝑾
𝝆𝑾
5
Hubungan antar parameter tersebut diberikan oleh SCHULZ, WILDE dan
ALBERSTON (1954) / lihat grafik S2.
Untuk butiran bentuk bola dan Re < 1 → 𝐂𝐃 𝟐𝟒 sehingga w = 𝝆𝑺 _ 𝝆𝑾 g𝒅 =
= 𝐑𝐞 𝟏𝟖 .𝑟 �
𝟐
𝒈𝒅 ∆
( hukum stokes)
𝟏𝟖 𝒗
𝟏⁄
Untuk nilai Re yang besar, 𝐂 �
~ tetap, sehingga W ~ 𝒅 𝟐 dalam prakteknya
𝟏⁄ − 𝟐
𝟐
Untuk bola kuarts dalam air (lihatgrafik S1)
Dalam meneliti kecepatan endap butir harus dihindari adanya faktor – faktor
yang mengganggu antara lain :
a. Benda padat (dinding atau butir – butir lain) akan menghambat
pengendapan butir.
b. Arus air yang dapat mempercepat/ menghambat endapan butir.
Dalam grafik S1 oleh SCHULZ, WILDE dan ALBERTSON (1954) diberikan
kecepatan endap bola pasir kuarts dalam air pada berbagai suhu.
Pada grafik tersebut tampak pula liku RUBEY yang brlaku untuk air bersuhu 20°
C dan pasir alam
( Sf ≠ 1) yang lebih disukai oleh EINSTEIN.
Catatan :
Hal yang diuraikan diatas tidak berlaku bagi lempung karena adanya sifat
koloidal dan mungkin terjadi flokulasi. Demikian pula pada endapan dalam air
mengalir akan terdapat kondisi keseimbangan yang lain (turbulensi).
6
density” (𝜌𝑏). Misalnya untuk sedimen halus yang kering udara 𝜌𝑏 = 1200 –
2000 kg/𝑚3.
Untuk bahan yang sama bila diendapkan dalam keadaanterus menerus
terendam air 𝜌𝑏 = 300 - 1000 kg/𝑚3. 𝜌𝑏 tergantung pula pada ukuran butiran d
dan kadar lumpur.
Jadi v.r = 𝑎
𝟏− 𝑎 dan 𝝆𝒃 = (1 – 𝑎 ) . 𝝆𝒔
𝜌𝑏 = bulk density
𝜌𝑠 = mass density
Misalnya pasir 𝜌𝑠 = 2650 kg/𝑚3 dan 𝛼 = 30 %, maka 𝜌𝑏 = ( 1 – 0,3 ) 2650 =
1855 kg/𝑚3
Tabel 1. Tabel Jenis porositas
Bahan Bahan
𝛼 (%) 𝛼 (%)
1. Tanah 50 – 60 6. pasir halus - 30 – 35
sedang
2. lempung 45 – 55 7. kerikil 30 – 40
3. lumpur 40 – 50 8. Kerikil dan 20 – 35
pasir
4. pasir sedang - 35 – 40 9. batu pasir 10 -20
kasar
5. pasir seragam 30 - 40 10. batu kapur, 1 - 10
shale
7
“ bulk density” (𝜌𝑏) ; massasedimen kering dalam satu satuan volum atau
disebut juga “dry density” atau “unit dry weight”
Volum sedimennya tergantung pada kondisi pengendapan dan mungkin juga
waktu akibat proses konsolidasi.
Rumus empirik LANE DAN KOELZER (1953) untuk menaksir “bulk density”
endapan dalam waduk adalah sebagai berikut:
Dimana:
𝜌𝑏𝑇 = 𝜌𝑏1 + 𝐵 log 𝑇
T = waktu (tahun)
𝜌𝑏1 = bulk density sesudah konsolidasi 1 tahun.
𝜌𝑏𝑇 = idem sesudah T tahun
B = koefisien konsolidasi.
8
Contoh : sedimen dalam waduk tipe I mengandung 35 % pasir , 45 % lumpur
dan 20% lempung . “bulk density” sesudah konsolidasi 1 tahun:
𝜌𝑏1 = 0,35 .(1500) + 0,45 .(1050) + 0,20 (500) = 1100 kg/𝑚3
LARA & PEMBERTON(1963) setelah menganilisi 1316 sampel diperoleh nilai
b1 yang agak berbeda berdasarkan klarifikasi AGU sebagai berikut :
Lempung < 4 m
Lumpur 4 – 62,5 m
Pasir > 62,5 m
9
CONTOH SOAL :
Contoh yang sama dengan sebelumnya memberikan :
𝜌𝑏1 = 0,35 (1550) + 0,45 (1120) + 0,20 (420) = 1130 kg/𝑚3
Soal : butir pasir 𝜌𝑠 = 2650 kg/𝑚3 berdiameter nominal 𝑑𝑛 = 1 mm mengendap
dalam air bersuhu 20°C
Hitung:
a. berapa kecepatan endap jika butir dianggap bola ?
b. berapa kecepatan endap menurut rubey?
c. Hitung faktor bentuk (s.f) butir pasiryang kecepatan endapnya sesuai
dengan nilai menurut rubey tersebut pada (b).
Penyelesaian :
a. Dari grafik S1 ( tair = 20°C ) didapat w = 15 a 16 cm/det. (dianggap bola
d = 1 mm).
b. Dari grafik S1 liku Rubey memberikan w = 10 cm/ det. Untuk d = 1 mm.
c. T air = 20°C → Vair = 10−6 𝑚2 /det.
𝑤.𝑑 0,10 .(10−3)
Re = 𝑣
= 10−6
= 100 > 1
𝜌𝑆 _ 𝜌𝑊 2650 −1000
∆= 𝜌𝑊 = 1000 = 1,65
4 ∆.𝑔.𝑑 4 1,65 .(9,8) (10−3)
𝐶𝐷 = .
𝑤2
= 0,01
= 2,15
3
10
BAB IV
PERMULAAN GERAK BUTIRAN (“INITIATON OF PARTICEL MOTION”)
Pandanglah sebuah butiran di atas dasar (licin dan datar) yang terdiri
atas sedimen berukuran sama (“uniform grains”), sedangkan aliran air di
atasnya adalah aliran parallel.
Gaya – gaya yang bekerja pada butiran tersebut :
Vertical :
a. Gaya berat di udara (W) = “weight”
b. Gaya apung (B) = “buoyant force”
c. Gaya angkat hidrodinamik = “hydro dynamic lifit force”
Horizontal :
a.
Gaya gesek (Ffr) = “friction force”
b.
Gaya seret hidrodinamik (FD) = “hydrodynamic drag force”
Perlu diigat bahwa dalam aliran turbulen besaran- besaran dinyatakan dalam
harga rata- rata (“temporal mean”)
Ukuran butiran ditentukan oleh diameter ekivalen. Apabila butiran tak seragam
ukurannya (“non uniform grains”), menurut EINSTEIN harus diambil d35.
11
A. Permulaan Geraka Butiran oleh Aliran Air (TEORI SHIELDS)
𝑅𝑒
𝑢∗.𝑑 11,6 .𝑑 𝑑
∗ = = 𝑣 .𝛿
= 11,6 𝛿
𝑣
𝐽𝑎𝑑𝑖,
𝑢̅
̅𝑧̅ = 𝑢∗ . 𝑓2 . (𝑅𝑒∗ )…………………………… (4.2)
a. Gaya yang bekerja pada butiran akibat aliran air = gaya seret (“drag
force”) FD
1 1
𝐹 = 𝜌 𝐶 𝜋 𝑑 2 ̅𝑢2̅ ̅……………………(4.3)
𝐷 2 𝑤 𝐷 4 𝑧
𝐶𝐷 = 𝑓3 (𝑅𝑒 . 𝐹𝑟)
𝐶𝐷 = 𝑓4 (𝑅𝑒∗)................(simplifikasi)
Mengingat rumus (4.2), maka
𝐹𝐷 = 𝜌𝑤 𝑢2 𝑑2 𝑓5 (𝑅𝑒∗)
∗
𝐹𝐷 = 𝜌𝑤 𝑔 ℎ 𝑖 𝑑2 𝑓5 (𝑅𝑒∗)
12
𝐹𝐷 = 𝑟𝑜 𝑑2 𝑓5 (𝑅𝑒∗)………………………. (4.4)
13
b. Gaya gesek pada butiran akibat sudut alam :
14
2) Diagram S3 dapat juga dipakai untuk nilai ρs dan suhu air yang lain.
Tetapi nilai – nilai Re* dan u* menjadi berubah. Yang tetap adalah nilai –
nilai :
𝑟𝑐 2
𝑎𝑡𝑎𝑢 ∗𝑐 , 𝑑 𝑑𝑎𝑛 𝜉
(𝜌𝑠 − 𝜌𝑤) 𝑔𝑑 Δ 𝑔𝑑
3) Apabila butiran dasar tak seragam, dapat diambil d35 sebagai pengganti d
(EINSTEIN)
Jadi berat butiran yang akan digerakkan oleh aliran air berubah menurut
kecepatan berpangkat 6. Ini khusus berlaku untuk Re yang cukup tinggi.
Menurut Hjulstrom (1939) : d (:) u2
Ini sebenarnya kurang tepat.
Lebih baik di katakan d (:) u*2
15
Khususnya untuk d ≥ 8 mm (lihat diagram S3)
a. Pengaruh Butiran yang Tak Seragam (Gradasi Butiran)
Jika butiran- butiran tak seragam, ada pengaruh terhadap stabiliras butir,
yang disebut “gradation effect”. Jika butiran tak sama, jelas τ C akan
terpenuhi.
Menurut KNOROZ (1971) dalam praktek gradasi butir berpengaruh
terhadap
𝑑90
𝑟𝑐 j𝑖𝑘𝑎 >5
𝑑5
Seolah – olah butir- butir kecil berling diantara butir besar. Untuk
hitungan τc rata –rata lazim diambil d50
Jika gradasi butiran sangat besar ada pengaruh yang disebut “armouring
effect” , artinya batu- batu kecil akan tererosi dan terbentuk lapisan pelindung
terdiri atas butir- butir kasar yang menghalangi tergerusnya dasar sungai lebih
lanjut.
Efek ini sangat penting pada proses degradasi sebelah hilir bendungan :
LIVESEY (1963) dan GESSLER (1970)
Dalam hal seperti itu d85 – d95 dapat diambil sebagai nilai yang
representative untuk campuran “bed material”
16
Tugas 4
17
Contoh :
h = 3 m ; tair = 12o C ; I = 10-4 ; ρs = 2650 kg/m3 ; ρw = 1000 kg/m3 ; g =
2 mm. Dianggap seragam
Ditanyakan :
a) Kestabilan butir – butir di dasar.
b) Hitung τo , τc, u*c, Re*c
c) Jika ρs = 3000 kg/mm3 dan tair =20o C berapakah τc, dan Re*c (ρw
= tetap)
Jawab :
a) tair = 12oC → ѵair = 1,25 x 10-6
m2/dt ρs = 2650 kg/m3
jadi seluruh monogram S3 (SHIELDS) berlaku.
𝑚
𝑢∗ = √𝑔 ℎ 𝐼 = √9,81 . 3 . 10−4 = 0.0542
𝑑
d = 2 mm
S3 : Butiran bergerak :
Dapat juga dicari dari
𝑅𝑒 𝑢∗ 𝑑 0,0542 ×2 × 10−3
∗ = 𝑣
= 1,25 × 10−6
= 86,72
𝑐𝑐
b) Dari S3 : = 0,08
(𝜌𝑠− 𝜌𝑤) 𝑔𝑑
𝜌𝑠 − 𝜌𝑤 2650 − 1000
∆= 𝜌𝑤 = 1000 = 1,65
1⁄
𝑢 = [0,04 (1,65)(9.8)(2 . 10−3] 2 = 0,036 𝑚/𝑑𝑡
∗
18
𝑢∗ = 0,054 𝑚⁄𝑑𝑡 > 𝑢∗𝑐 = Jadi butir bergerak!
u∗c d 0,036 .2 .10−3
Re = = = 57,6 (periksa di S3)
∗c ν 1,25 × 10−6
19
𝑟𝑐 1,57 = 0,0396 𝑚⁄𝑑𝑒𝑡 ≠ 0,036 𝑚/𝑑𝑒𝑡
𝑢∗𝑐 = √ = √
𝜌𝑤 1000
𝑢 0,0396 × 2 . 10−3
∗𝑐 𝑑
𝑅𝑒∗𝑐 =
𝜈 = = 79,2 ≠ 57,6
10−6
20