(EXPERIMENT I)
3
4
V s +V ml=V mb..................................................................................................(1)
d s V s + d ml V ml=d mb V mb ....................................................................................(2)
Vs ( d mb−d ml )
×100= ....................................................................................(5)
V mb ( d s−dml )
% berat solid:
ds× V s
×100 %...........................................................................................(6)
d mb × V mb
Maka bila yang digunakan sebagai solid adalah barit dengan SG = 4,3,
untuk menaikkan densitas dari lumpur lama seberat d ml ke lumpur baru
sebesar dmb setiap bbl lumpur lama memerlukan berat solid, Ws sebanyak:
( d mb−d ml )
W s=684 × ....................................................................................(7)
( 35,8−d mb )
Keterangan:
Ws = berat solid atau zat pemberat, kg barit/bbl lumpur. Sedangkan jika yang
digunakan sebagai zat pemberat adalah Bentonit dengan SG = 2,5, maka untuk
tiap barrel lumpur diperlukan:
( d mb−d ml )
W s=684 × ....................................................................................(8)
( 20,8−d mb )
b. Degasser
Fungsinya untuk membersihkan lumpur dari gas yang mungkin masuk ke
lumpur pemboran.
c. Desander
Fungsinya untuk membersihkan lumpur dari partikel-partikel padatan yang
berukuran kecil yang bisa lolos dari shale shaker.
d. Desiliter
Fungsinya sama dengan desander, tetapi desiliter dapat membersihkan
lumpur dari partikel-partikel yang berukuran lebih kecil.
Penggambaran Sand content dari lumpur pemboran adalah merupakan
persen volume dari partikel-partikel yang diameternya lebih besar dari 74
mikron. Hal ini dilakukan melalui pengukuran dengan saringan tertentu. Jadi
rumus untuk menentukan kandungan pasir (Sand content) pada lumpur
pemboran adalah:
Vs
n= ×100...................................................................................................(9)
Vm
di mana:
n = kandungan pasir
Vs = volume pasir dalam lumpur
Vm = volume lumpur
7
Pada tabel di atas terlihat adanya ‘irisan’ nilai resistivitas antara jenis
batuan sedimen. Hal ini mengakibatkan interpretasi batuan berdasarkan nilai
log resistivitas merupakan pekerjaan yang sangat sulit.
Akan tetapi nilai resistivitas air garam dapat dibedakan dengan baik dari
minyak dan gas. Karena air garam memiliki nilai resistivitas yang sangat
rendah, sedangkan hidrokarbon (minyak-gas) memiliki nilai resistivitas yang
sangat tinggi. Log resistivitas banyak sekali membantu pekerjaan evaluasi
formasi khususnya untuk menganalisis apakah suatu reservoir mengandung air
garam (wet) atau mengandung hidrokarbon, sehingga log ini digunakan untuk
menganalisis Hydrocarbon Water Contact.
Di dalam pengukuran resistivity log, biasanya terdapat tiga jenis
‘penetrasi’ resistivity, yakni shallow (borehole), medium (invaded zone) dan
8
1.3.2 Bahan
1. Barite
2. Bentonite
3. CaCO3
4. CMC
5. Pasir
6. Aquadest
4. Menutup cup dan lumpur yang melekat pada dinding bagian luar dan
menutup cup membersihkan sampai bersih.
5. Meletakkan balance arm pada kedudukannya semula, lalu mengatur
rider hingga seimbang. Membaca densitas yang ditunjukkan oleh skala.
6. Mengulangi Langkah 5 untuk komposisi campuran yang diberikan
oleh asisten.
1.4.2 Sand content
1. Mengisi tabung gelas ukur dengan lumpur pemboran dan tandai.
Menambahkan air pada batas berikutnya. Menutup mulut tabung dan kocok
dengan kuat.
2. Menuangkan campuran tersebut ke saringan. Membiarkan cairan mengalir
keluar melalui saringan. Mengulangi hingga tabung menjadi bersih. Mencuci
pasir yang tersaring pada saringan untuk melepaskan dari sisa-sisa lumpur yang
melekat.
3. Memasang funnel tersebut pada sisi atas dari sieve. Dengan perlahan-lahan
membalik rangkaian peralatan tersebut dan memasukkan ujung funnel ke dalam
gelas ukur. Menghanyutkan pasir ke dalam tabung dengan menyemprotkan air
melalui saringan hingga semua pasir tertampung dalam gelas ukur. Membiarkan
pasir mengendap. Dari skala yang ada pada tabung, membaca persen volume
dari pasir yang mengendap.
4. Mencatat Sand content dari lumpur dalam persen volume.
1.4.3 Resistivity Meter
1. Mempersiapkan peralatan Resistivity meter dan memeriksa kembali tabung
resistivity agar tidak ada air yang masih menempel di dalam lubang. Jika masih
ada air dapat dibersihkan dengan menggunakan kawat pembersih resistivity
meter yang ada di dalam box resistivity meter.
2. Setelah lumpur selesai di mixer, ambil pipet tetes.
3. Sedot lumpur menggunakan pipet tetes dan dimasukkan ke dalam karet
penampung lumpur (red ball), lalu tutup lubang yang vertikal dari resistivity
12
meter dan tempelkan ball di ujung lubang yang horizontal dengan posisi ball
berada di bawah.
4. Lalu tegakkan kembali ball-nya, pencet ball secara perlahan sambil lubang
vertikal dibuka dan ditutup dengan jari secara perlahan hingga interval ohm
meter terisi oleh lumpur.
5. Letakkan resistivity meter ke meter pengukur, lalu tekan kedua tombol yang ada
di meter pengukur dengan serempak.
6. Baca skala di meter pengukur
13
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Pengukuran Densitas, Sand content dan Resistivitas pada
Lumpur Pemboran
1.6 Perhitungan
a. Pengukuran Densitas
Diketahui:
m bentonite = 22,5 gr ρ bentonite = 2,5 gr/ml
m barite = 10,1 gr ρ pasir = 2,63 gr/ml
m pasir = 11 gr v additove = 2,221 gr/ml
V air = 350 ml
Ditanya:
a. ρlumpur standar
b. ρlumpur standar + barite
c. ρlumpur standar + pasir
Jawab:
a. ρlumpur standar
mbentonite 22,5 gr
V bentonite ¿ ¿ =9 ml
ρbentonite 2,5 gr /ml
m m +m
ρ= = air bentonite
V V air +V bentonite
( 350+ 22,5 ) gr
¿
( 350+9 ) ml
gr
¿ 1,0376 × 8,33
ml
¿ 8,645 ppg
b. ρlumpur standar + barite
mbarite 10 gr
V barite ¿ ¿ =2,3 ml
ρbarite 4,3 gr /ml
m m +m +mbentonite
ρ= = air barite
V V air +V barite +mbentonite
( 350+ 10,1 gr +22,5 ) gr
¿
( 350+9+2,221 ) ml
15
gr
¿ 1,0591 ×8,33
ml
¿ 8,833 ppg
c. ρlumpur standar + pasir
m pasir 10 gr
V pasir ¿ ¿ =4,18ml
ρpasir 2,64 gr /ml
m m +m + m pasir
ρ= = air bentonite
V V air +V bentonite + v pasir
( 350+ 22,5+11 ) gr
¿
( 350+ 9+4,18 ) ml
gr
¿ 1,0559 × 8,33
ml
¿ 8,806 ppg
b. Pengukuran sand content
a. Lumpur standar
N=0%
b. Lumpur standar + Barite
N=0%
c. Lumpur standar + pasir
v pasir
N¿ × 100 %
v mud
4,18
¿ ×100 %
363,18
= 1,15 %
16
1.7 Pembahasan
Pada saat pratikum kita membuat lumpur dasar untuk menentukan
densitas lumpur, sent content dan resitivity lumpur pemboran. Lumpur dasar
merupakan lumpur yang dibuat dari bentonite sebesar 22,5 gr ditambah dengan
air sebanyak 350 ml. menurut agung hermanto ( 2009 vol 16 ) mengatakan
bahwa bentonite ataupun padatan yang terkandung dalam minyak, sangat
mempengaruhi berat persen kadar volume air dan minyak.
Untuk menentukan densitas kita menggunakan alat mud balance.
Tabulasi alat dengan air perlu dilakukan agar mendapatkan hasil yang optimal
dalam penganalisaan lumpur dasar, pada saat kalibrasi air dengan air dengan
air, rider diarahkan pada skala 8,33 ppg hal ini ditujukan untuk mengkonversi
massa jenis air 1 gr/cc menjadi 8,33 ppg. Membersihkan mud balance dan
setelah cup ditutp akan mengekibatkan tumpahan yang menjadi suatu hal untuk
mengantisipasi terjadinya kesalahan dalam analisa lumpur. Selain itu factor –
factor yang mempengaruhi pengukuran densitas dengan peralatan mud balance
antara lain:
1. Pengadukan pencampuran bentonite dan air kurang merata
2. Lumpur yang dites dalam mud balance harus mewakili lumpur secara
keseluruhan lumpur yang telah dibuat
3. Kebersihan dari peralatan mud balance
4. Keseimbangan komponen - komponen dalam membuat lumpur percobaan
Dari percobaan densitas lumpur didapat bahwa densitas dari lumpur yang diuji ( 350
cc air + 22,5 gr bentonite + 10,1 gr barite ), yaitu 8,8 ppg atau 1,06 gr/cc. lumpur
harus tercampur dengan baik, agar diperoleh densitas yang akurat, begitu juga
pengamat haru teliti saat membaca skala rider yang diatur agar mub balance menjai
seimbang
17
Sepetri yang pernah dikemukan oleh john wileg dan sons (2001), bahwa lumpur
yang terlalu ringan akan menyebabkan enterusi fluida formasi kedalam lubang dan
hal ini akan menyebabkan kerontokan dinding lubang kick dan blowout, lumpur
yang terlalu berat akan menyebabkan problem loss circulation. Dalam percobaan
densitas didapat hubungan yang saling tegak lurus ( barite dan air ) vs denistas,
dimana semakin besar jumlah barite maka akan diperoleh densitas yang semakin
besar pula.
Pada percobaan sand content, penambahan air dan lumpur yang kemdian dimixer
dimaksudkan agar lumpur menjadi lebih encer sehingga proses penuangan dalam
sand content menjadi lebih mudah, pembilasan dengan air juga dilakuan agar sisa
lumpur yang masih tertinggal dalam tabung gelas ukur dapat dibersihkan semua.
Menurut bordello ( 2012 ) apabila berat pasir besar maka sand content semakin
besar, akan tetapi dalam percobaan ini berat pasir yang semakin besar maka didapat
send content yang semakin kecil hal ini mungkin terjadi karena partikel – partikel
dalam lumpur standar kurang dari 74 mikron sehingga tidak dapat tersaring dengan
baik. Untuk penentuan resistivity lumpur pemboran dapat ditentukan volume air,
volume pasir. Kadar air dalam percobaan ini yaitu 350 ml dan kadar pasir yaitu 4,18
ml. (cite)
Aplikasi lapangan pada percobaan ini ialah mengetahui densitas berguna agar kita
bisa menentukban densitas yang tepat untuk jenis pemboran yang tepat, karena
densitas digunakan untuk menahan tekanan formasi. Mengetahui sand content
berfungsi untuk mengetahui kandungan pasir dalam lumpur sehingga dapat mencegah
kerusakan yang bisa saja terjadi akibat pasir tersebut. Resistivity berfungsi untuk
mengetahui jenis formasi dan fluida pori pada batuan
1.8 Discussion
At the practicum, we make basic mud to determine the density of the mud, sent
content and resitivity of the drilling mud. Basic mud is mud made from 22.5 grams of
bentonite plus 350 ml of water. According to Agung Hermanto (2009 vol 16) says
18
that bentonite or solids contained in oil, greatly affects the weight percent volume
content of water and oil.
To determine the density we use the mud balance tool. Tabulation of tools with
water needs to be done in order to get optimal results in analyzing the basic sludge,
when calibrating water with water with water, the rider is directed at a scale of 8.33
ppg, this is intended to convert the density of water from 1 gr / cc to 8.33 ppg .
Cleaning the mud balance and after the cup is closed will result in spills which is one
thing to anticipate errors in the mud analysis. In addition, the factors that affect
density measurement with mud balance equipment include:
1. Stirring bentonite and water is not evenly distributed
2. The sludge tested in the mud balance must represent the overall sludge that
has been created
3. Cleanliness of mud balance equipment
4. The balance of the components in making the experimental sludge
From the mud density experiment, it was found that the density of the tested
sludge (350 cc of water + 22.5 gr bentonite + 10.1 gr barite) was 8.8 ppg or 1.06 gr /
cc. the mud must be well mixed, in order to obtain an accurate density, as well as the
observer must be careful when reading the rider scale which is set so that the mub
balance is balanced
As stated by John Wileg and sons (2001), too light mud will cause formation
fluid to enter the hole and this will cause the wall of the kick hole to fall and blowout,
too heavy mud will cause loss circulation problems. In the density experiment, there
is a mutually perpendicular relationship (barite and water) vs denistas, where the
greater the amount of barite, the greater the density will be obtained.
In the send content experiment, the addition of water and sludge which is then
mixed is intended so that the sludge becomes more dilute so that the pouring process
in the sand content becomes easier, rinsing with water is also carried out so that the
remaining sludge that is still left in the measuring glass tube can be cleaned all.
According to Bordello (2012), if the weight of sand is large, the sand content is
19
greater, but in this experiment, the greater the weight of the sand, the smaller the
cent content is obtained. This may occur because the particles in standard mud are
less than 74 microns. well filtered. To determine the resistivity of the drilling mud,
the volume of water and the volume of sand can be determined. The water content in
this experiment was 350 ml and the sand content was 4.18 ml.
The field application in this experiment is knowing density is useful so that we
can determine the right density for the right type of drilling, because density is used
to withstand formation pressure. Knowing the sand content serves to determine the
content of sand in the mud so that it can prevent damage that could occur due to the
sand. Resistivity functions to determine the type of formation and pore fluid in rocks
1.9 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan. maka dapat disimpulkan disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Material pembentuk lumpur pemboran yaitu air atau minyak Reaktive solid
( tanah liat/clay), inert solids, dan fasa kimia
2. Densitas yang telah dilakukan didapat dari sample 1 (lumpur standart) yaitu
8.645 ppg, lumpur 2 (air,bentonite,barite) yaitu 8.833 ppg, lumpur ke 3 (air
bentonite,pasir) yaitu 8.806 ppg.
3. Tidak ditemukan kandungan pasir pada lumpur standar begitupun pada
lumpur + CMC kadungan pasir juga tidak ditemukan sedangkan pada lumpur
+ pasir terdapat kandungan pasir.
4. Sand content yang didapatkan pada sample 3 didapatkan indikasi kandungan
sebesar 1,15 %.
5. Resistivity lumpur tidak dapat di uji dikarenakan alat di laboratorium dan
pratikum ini dilaksanakan secara online
1.10 Tugas
20
2. High gravity solid adalah padatan padan seperti barit atau hematic yang
ditambahkan ke lumpur untuk meningkatkan kepadatanya, juga dikenal
sebagai material pembobok, contohnya : klorida
5. Jelaskan apa pengaruh temperature yang tinggi terhadap lumpur pemboran !
Jawab:
Temperature yang tinggi dapat menyebabkan turunya harga dan sifat fisik lumpur,
karena lumpur tidak tahan terhadap temperatur yang tinggi hal ini menyebabkan
lumpur menjadi encer dan densitas akan menurun dan nilai yield point juga akan
menurun.