Viskositas Relatif, Sand Content, dan Lubrisitas pada Water Based Mud
Kestabilan Emulsi dan Water Oil Ratio Dari Oil Based Mud
LAPORAN PRAKTIKUM
TEORI DASAR
Viscositas Relatif
Pengukuran viskositas ini didasarkan pada prinsip bahwa lumpur kental mengalir lebih lambat
daripada lumpur encer. Pengukuran ini merupakan tes singkat terhadap konsistensi dan ketebalan
lumpur pemboran dan biasanya digunakan untuk memonitor perubahan viskositas dari lumpur
yang sedang disirkulasikan. Dinyatakan sebagai waktu yang diperlukan oleh sampel lumpur
3
sebanyak 1 quart (946 ml) untuk mengalir keluar dari tabung sepanjang 2 inch dan berdiameter 16
inch pada bagian bawah Marsh Funnel dalam satuan detik per quart. Satu quart air dapat mengalir
melalui Marsh Funnel kira-kira dalam 26 ± 0.5 detik.
Sand Content
𝑉𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑
𝑛= × 100%
𝑉𝑚𝑢𝑑
Gambar 2.3 Sand Content Screen & Funnel
(Sumber: dokumentasi asisten)
Sifat pelumasan lumpur adalah kemampuan lumpur untuk melumasi bagian alat pemboran
yang saling bersinggungan atau bergesekan pada saat pemboran berlangsung. Gesekan-gesekan
yang mungkin terjadi pada saat pemboran adalah sebagai berikut:
Sifat pelumasan yang baik terutama diperlukan untuk memperpanjang umur peralatan (misal:
casing, bit, dll), melawan efek sidewall sticking, menurunkan efek drillpipe torque (momen
puntir), dan drillpipe drag (seretan) yang sebagian besar terjadi pada sumur berarah (directional
well). Pengembangan pelumas yang efektif berasal dari fakta bahwa beberapa produk pelumas
membentuk lapisan pelindung luar yang bagus, namun jika diberi tekanan ekstrim dan temperatur
tinggi akibat gesekan, maka pelumas bisa rusak.
Pada setiap jenis lumpur dilakukan pengukuran pada berbagai harga beban torsi dan
kemudian direpresentasikan dalam bentuk grafik antara gaya friksi dengan beban torsi. Gambaran
yang diperoleh secara tidak langsung yaitu bahwa terjadinya gaya friksi yang lebih besar
diakibatkan oleh sifat pelumasan lumpur yang rendah.
Seizure adalah sobekan dan luka pada besi yang bersentuhan antara permukaan test block dan
test ring, menunjukkan penurunan dari kemampuan pelumasan lumpur pemboran. Seizure dapat
ditentukan dengan kenaikan yang cepat dari kuat arus dan kenaikan tajam dan substansial pada
kuat arus.
Pass adalah keadaan operasi yang terjadi pada beban torsi konstan selama 5 menit tanpa
terjadinya seizure. Terjadinya pass menyebabkan keausan yang halus pada test block. Pass dapat
terjadi dengan: uji beban torsi konstan selama 5 menit dengan pembacaan ammeter yang konstan
atau bisa juga dengan penyimpangan kecil dari pembacaan ammeter.
1. Pengukuran lebar scar pada test block. Lebar scar diukur dengan magnifier calibrated yang
1
dapat membaca sampai 0,005 inch. Hasil pengukuran dituliskan dalam 100 inch.
2. Perhitungan tekanan pada test block. Untuk menentukan tekanan pada test block (tekanan
pelumasan yang diterima film lumpur) diperoleh dengan cara berikut:
Menggunakan rumus:
𝑇
𝑃=𝐶 ×
𝑊
dimana,
C = konstanta pelumasan
1. Beban torsi minimum (lb-in) dan kuat arus rata-rata (A) pada saat seizure.
1
2. Pada keadaan pass, data yang dicatat yaitu beban torsi (lb-in), lebar scar (100 inch), kekuatan
film (psi).
3. Rata-rata kuat arus (A).
1. Aquadest
2. Bentonite
3. Zat aditif
1. Lubri-film® = Cocok untuk sumur dalam dan bertemperatur tinggi dimana gesekan
antara casing dan drillpipe sangat diperhatikan. Bersifat tahan lama,
dapat menyediakan lubrisitas untuk waktu yang lama tanpa tambahan
perawatan.
3. AQUA-MAGIC™ = Lubricant yang dapat digunakan pada fluida air tawar atau air
asin. Lubricant ini paling efisien digunakan pada pH ≤ 9.5.
Menurut Browning (1960), sifat-sifat dasar lubricant dapat disimpulkan sebagai berikut:
2. Bahan yang diserap harus bersifat plastik atau pseudoplastic dengan yield point yang tinggi.
Keterangan:
Vo = Volume minyak yang tertampung, cm3
Vw = Volume air yang tertampung, cm3
VRC = Volume Retort Cup, cm3
Ww = Berat air yang tertampung dalam retort cup, gram
ρw = Densitas air, gr/cm3
b. Emulsion Stability
Pengukuran stabilitas emulsi dilakukan untuk mengetahui kestabilan OBM yang
telah dibuat. Stabilitas emulsi diukur dengan menggunakan alat Emulsion Stability Tester.
Alat ini akan memberikan tegangan listrik pada OBM lalu diukur berapa tegangan puncak
ketika emulsi pecah dan arus listrik mulai mengalir.
BAB III
Pengolahan Data
A. Komposisi Lumpur
a. WBM I : 350 ml air + 22.5 gr Bentonite
b. WBM II : 350 ml air + 22.5 gr Bentonite + 0.7 gr XCD
c. OBM I : 250 ml Diesel + 10 ml Tessodril BS-1102 (primary emulsifier) + 15 ml
Tessodril BS-1201 (secondary emulsifier) + 15 gr Unitone (Filtration Loss Control) + 9
gr Lime + 50 ml air + 10 gr Carbogel (viscofier) + 20 gr CaCl2 + 90 gr Barite
(Weighting Agent)
d. OBM II : 260 ml Diesel + 15 ml Tessodril BS-1102 (primary emulsifier) + 12 ml
Tessodril BS-1201 (secondary emulsifier) + 18 gr Unitone (Filtration Loss Control) +
10 gr Lime + 70 ml air + 5 gr Carbogel (viscofier) + 24 gr CaCl2 + 5 gr Barite
B. Sand Content
WBM I :1%
WBM II : 0.5 %
C. Viskositas Relatif
No Jenis Fluida Waktu (Detik)
1 Air 25.49
2 WBM I 64
3 144.46
4 WBM II 146.59
5 146.09
Tabel 3.1: Data Viskositas Relatif
A. Asumsi
A. Kesimpulan
B. Saran
Praktikan tidak diberi kesempatan untuk melakukan setiap percobaan pada modul ini. Hal ini
mengakibatkan tidak meratanya pengetahuan setiap praktikan mengenai modul ini.
Daftar Pustaka
Tim penyusun modul praktikum. (2017). Modul Praktikum Teknik Operasi Pemboran I –
Semester I 2017/2018. Bandung: Institut Teknologi Bandung
http://petrowiki.org/Drilling_fluid_types#Oil-based_fluids
Growcock, F.B., Ellis, C.F., and Schmidt, D.D. Electrical Stability, Emulsion Stability, and
Wettability of Invert Oil-Base Muds. SPE Drilling & Completion (1994)