Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

JUDUL PERCOBAAN : BANDUL MATEMATIS

NAMA PRAKTIKAN :REHAN ANDRE SAPUTRA

NIM/GRUP :2022010032/III

TANGGAL PRAKTIKUM :31 NOVEMBER 2020

ASISTEN : DELA WAHYU NUR ISRAINA

LABORATORIUM KIMIA-FISIKA DASAR


UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
1. LATAR BELAKANG
Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan
kohesif yang memungkinkan merekatnya fragmen-fragmen mineral
menjadi suatu massa yang padat. Semen merupakan bahan yang jadi dan
mengeras dengan adanya air yang dinamakan semen hidraulis (hydraulic
cements), semen juga memberikansifat sebagai bahan pengikat hidroli
yang berbentuk bubuk halus yang dihasilkan dengan cara menghaluskan
klingker dengan gypsum sebagai bahan tambahan. Sifat dan karakteristik
semen dapat dibedakan anatara semen yang satu dengan semen yang
lainnya berdasarkan susunan kimianya maupun kehalusan butirnya.
Perbandingan bahan-bahan utama penyususn semen Portland adalahah
kapur (CaO) sekitar 60-65%, silica (SiO2) sekitar 20-25% dan oksida
besi(Fe2O3 dan Al2O3) sekitar 7-12 %. Sifat-sifat semen dapat dibedakan
menjadi dua yaitu; sifat kimia dan sifat fisik. Sifat fisik semen meliputi
kehalusan butir, waktu pengikatan, kuat tekan, hilang pijar.
Penambahan bahan organic seperti trass (pozolan)kedalam
pembuatan PCC (Portland Composite Cement) pada dasarnya bertujuan
untuk menghasilkan semen yang bermutu baik. Penambahan trass
sebanyak variasi 5%, 10%, 15% dan 20% dapat dilihat hasil yang terbaik
adalah penambahan trss sebanyak 15% dengan nilai blaine sebesar 4823
cm2/gr dengan kuat tekan umur 3 hari 258 kg/cm2, umur 7 hari 361
kg/cm2dan umur 28 hari 452 kg/cm2dan memenuhi persyaratan SNI 15-
7064-2004. Sifat yang tak kalah penting dalam semen adalah densitas dan
kehalusan semen yang akan mempengaruhi kuat tekan semen, berdasarkan
pengujian yang dilakukan bahwa nilai kuat tekan berkisar 220-230
kg/cm2dengan densitas 3,01-3,06 gr/cm3mempunyai nilai kehalusan
sebesar 3400-3900 cm2/gr.Cara membuat benda uji pada pengujian kuat
tekan semen adalah dengan membuat adonan semen yang telah dicampur
pasir kuarsa dan ditambahkan air lalu dicaetak dengan bentuk kubus yang
berukuran 5x5x5 cm, lalu dilakukan perawatan agar mendapatkan kualitas
yang baik dengan jalan dilakukan membasahi benda uji yang umumnya
dilakukan dengan membasahi benda uji agar tetap terjaga kelembabannya.
Uji baline (kehalusan) dapat dilakukan dengan cara contoh semen
dimasukan kedalam piringan logam atau kertas saring kedalam sel,
kemudian ditekan kedalam sehingga kertas saring dan piringan logam
berkedudukan tetap. Kemudian contoh semen yang telah siap ditimbang
sesuai dengan berat pada saat kalibrasi lalu dimasukan kedalam sel dengan
menggunakan corong plastik dan kuas keci, dipukul perlahan-lahan untuk
meratakan contoh didalam sel. Letakan selembar kertas saring diatas
semen ditekan dengan torak (penutupsel) sampai dengan torak memutar 90
derajat sedikit-sedikit, sambungkan tabung manometer, dinaikan fluida
didalamnya dengan membuka saluran udara dan ditekannya pompa karet
sampai melebihi garis batas atas dan saluran udara ditutup kembali.
Dijalnkan stopwatch pada saat cairan mencapai tanda batas atas dan
dihentikan pada saat mencapai tanda batas bawah catat rentang waktu
yang diambil dah hitung kehalusan butir. Dalam industri semen untuk
mempercepat proses hidradsi dan meningkatkan perkembangan kuat tekan
dari produk semen maka pada umumnya dilakukan dengan menggiling
lebih halus. Cara ini biasanya dipilih jika dari satu macam jenis klinker
akan digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan semen dengan
beberapa klasifikasi kuat tekan sehingga akan dihasilkan dengan kehalusan
yang berbeda. Penggilingan campuran klinker dan gypsum menjadiu
pertikel halus, dimaksudkan untuk mendapatkan sifat-sifat semen yang
disyaratkan.
Kehalusan material setelah keluar dari semen millumumnya
dilakukan dengan memantau luas permukaan material (spacific surface).
Proses dari hidrasi semen diawali dari permukaan partikel semen, semakin
besar luas permukaan specific dari semen akan meningkatkan kecepatan
hidrasi yang pada akhirnya akan mempercepat proses pengikatan dan
pengerasan semen.
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Metode ini digunakan untuk menentukan kehalusan semen
Portland yang dinyatakan dengan luas permukaan spesifik semen Portland,
dan dihitung sebagai jumlah luas permukaan total cm2/gram atau m2/gr.
3. Tuliskan Manfaat dari modul yang kalian lakukan!

4. Tuliskan alat, bahan dan langkah kerja dalam praktikum uji kehalusan
semen dengan alat blaine!
4.1 Adapun alat yang digunakan dalam praktikum Blaine Test
adalah:

4.1.1 Sel permeabilitas.


4.1.2 Piringan (disk).
4.1.3 Torak (terbuat dari logam).
4.1.4 Kertas saring medium.
4.1.5 Manometer
4.1.6 Cairan manometer
4.1.7 Bulp karet.
4.1.8 Batang statif
4.1.9 Alat pencatat waktu
4.1.10
4.2 Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum Blaine Test
adalah :
4.2.1 Semen
4.2.2 Vaseline
4.2.3 Cawan timbang
4.2.4 Valve/keran

4.3 Adapun langkah yang digunakan dalam praktikum Blaine Test


adalah :

4.1.1 Penyiapan lapisan Semen :


1. Letakkan piringan logam pada dasar sel.
2. Letakkan selembar kertas saring di atas piringan logam.
3. Timbang sejumlah contoh semen yang beratnya sudah
ditentukan.
4. Masukkan contoh semen ke dalam sel dan pukul perlahan-
lahan dinding sel bagian luar.
5. Letakkan selembar kertas saring diatas lapisan semen.
6. Masukkan torak dan tekan hingga leher torak kontak dengan
permukaan sel.
7. Tarik torak sedikit ke atas dan putas 90 derajat kemudian
tekan kembali.
4.1.2 Penentuan permeabilitas lapisan semen
1. Oleskan sedikit pelumas pada kran penghubung manometer
2. Hubungkan sel pada tabung manometer sedemikian rupa,
hingga hubungan kedap udara
3. Perlahan – lahan keluarkan udara di dalam salah satu tabung
manometer (tekan bulpkaret)
4. Buka kran dan bulp karet perlahan – lahan, kemudian tutup
kembali setelah cairan manometer sampai batas atas
5. Jalankan alat pencatat waktu bila bagian bawah miniskus
cairan mencapai tanda garis ke dua
6. Matikan alat pencatat waktu bila bagian bawah miniskus
cairan mencapai tanda garis ketiga
7. Catat rentang waktu yang diamati (detik=T) dan suhu penguji
(C)
5. A. Jelaskan yang dimaksud dengan blaine test !
Penggilingan Campuran klinker dan gypsum menjadi partikel
halus, dimaksudkan untuk mendapatkan sifat sifat semen yang diperlukan
atau di syaratkan.  Kehalusan material setelah keluar dari semen mill
umumnya dilakukan dengan memantau luas specific permukaan material
(Spacific Surface). Proses hidrasi dari semen diawali dari permukaan
partikel semen, semakin besar luas permukaan specific dari semen akan
meningkatkan kecepatan hidrasi yang pada akhirnya akan mempercepat
proses pengikatan dan pengerasan semen. Dalam industri semen untuk
mempercepat proses hidrasi dan meningkatkan perkembangan kuat tekan
dari produk semen, maka pada umumnya dilakukan dengan menggiling
lebih halus. Cara cara ini biasanya dipilih jika dari satu macam jenis
klinker akan digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan semen
dengan beberapa klasifikasi kuat tekan, sehingga akan dihasilkan dengan
kehalusan yang berbeda beda. Namun dengan memprodukasi semen
dengan menggrinding ekstra halus yang bertujuan untuk menaikkan kuat
tekan menjadi tidak ekonomis lagi, sebab dengan semen yang ekstra halus
hanya efisien menaikkan kuat tekan pada umur umur awal saja , sedang
energy yang diperlukan untuk mengrinding berkisar ½ dari konsumsi total
yang dibutuhkan pabrik semen.

Pengujian Luas permukaan (spesific Surface) dilakukan dengan


menggunakan alat Blaine Air Permeability oleh sebeb itu maka kahalusan
semen lebih dikenal dengan Blaine. Nilai kehalusan (Blaine) dihitung dari
permeability udara terhadap sample semen yang dipadatkan pada kondisi
tertentu. Biasanya  hambatan/tahanan terhadap aliran udara pada sample
semen yang dipadatkan tergantung dari permukaan spesifiknya. Semakin
besar nilai hambatannya akan menunjukkan semakin besarnya luas
permukaan spesifik dari semen, demikian pula sebaliknya. Satuan dari
kehalusan semen Portland dinyatakan dalam cm2/gram atau m2/kg. Ini
dapat juga diartikan sebagai jumlah luas muka total dibagi dengan berat
sample. Pengertian dari satuaan blaine cm2/gram adalah setiap gram
semen apabila ditebar diatas permukaan yang rata maka akan membentuk
luasan seluas 1 cm2. Syarat minimun : 2800 cm2/gr (280 m2/kg).
(Rudi,2013)

B. Sebut dan jelaskan alat yang digunakan dalam praktikum blaine


test !

Sel Permeabilitas
Permeabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki
olehm e m b r a n s e l d a l a m d a l a m m e n y a r i n g p a r t i k e l
p a r t i k e l y a n g a k a n melalui membran sel" Permeabilitas
membran tergantung pada fluiditas inti hidrofobik membran
dan aktifitas protein pengangkutnya Substansi h i d r o f i l i k
menghindari kontak dengan bilayer lipid dengan
l e w a t melalui proteintranspor yang merintangi membran"
Sejumlah protein transpor berfungsi karena memiliki
saluran hidrofilik yang digunakan oleh molekul tertentu
sebagai saluran untuk melewati membrane "Protein transpor lain
mengikat senyawa yang dibawa dan secara fisik menggerakkannya
melintasi membran" Dengan demikian, permeabilitas selektif
membran tergantung pada rintangan pembeda pada bilayer lipid
maupun protein transpor spesifik yang ada di dalam membrane
(Campbell,2000)
Piringan (disk)
1. Piringan dibuat dari logam yang tahan karat dengan ketebalan
(0,9 ± 0,1) mm berlubang-lubang sebanyak (30-40) lubang dengan
Ø 1 mm dan tersebar secara merata.
2. Piringan harus cocok dengan bagian dalam sel, bagian tengah
salah satu sisi piringan harus diberi tanda atau goresan yang dapat
dibaca, supaya penguji selalu tahu untuk menempelkan sisi
tersebut di bagian bawah jika memasukkannya ke dalam sel. (SNI
15-2049-2004)

6. Sebutkan contoh contoh semen beserta infrastukturnya!

7. A. Apa yang dimaksud dengan semen


Semen adalah salah satu bahan konstruksi paling populer di dunia
konstruksi modern. Bahan ini telah digunakan untuk mengikat bahan
bangunan lainnya secara bersamaan. Pada zaman dulu, banyak material
lain digunakan sebagai perekat, seperti kapur dan tanah liat basah untuk
membuat bangunan. Pada tahun 1756 Jhon Smeaton seorang Sarjana
Inggris berhasil melakukan penyelidikan terhadap batu kapur dengan
pengujian ketahanan air. Batu kapur yang dimaksud tersebut adalah kapur
hidrolis (hydroulic lime). Kemudian oleh Vicat ditemukan bahwasifat
hidrolis akan bertambah baik jika ditambahkan juga silika atau tanah liat
yangmengandung alumina dan silika. Akhirnya Vicat membuat kapur
hidrolis dengan cara pencampuran tanah liat (clay) dengan batu kapur
(limestone) pada perbandingan tertentu, kemudian campuran tersebut
dibakar (dikenal dengan Artifical lime twice kilned).Pada tahun 1811,
James Frost mulai membuat semen yang pertama kali dengan
menggunakan cara seperti Vicat yaitudengan mencampurkan dua bagian
kapur dan satu bagian tanah liat.
Hasilnya disebut Frost’s cement. Pada tahun 1812 prosedur
tersebut diperbaiki dengan menggunakan campuran batu kapur yang
mengandung tanah liat dan ditambahkan tanah Argillaceus (mengandung
9-40 % silica). Semen yang dihasilkan disebut British cement. Bangsa
Romawi menggunakan semen yang diambil dari materialvulkanik yang
ada dipengunungan Vesuvius dilembah Napples yang kemudiandikenal
dengan nama pozzulona cement, yang diambil dari sebuah nama kota
diItalia yaitu Pozzoula(Duda, 1984). Semen berasal dari kata
caementumyang berarti bahan perekat yang mampu mempersatukan atau
mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh atau suatu
produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat antara dua atau
lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau dalam
pengertian yang luas adalah material plastis yang memberikan sifat rekat
antara batuan-batuan konstruksi bangunan (Duda, 1984). Menurut
Wulandari(2008), Dalam lingkup konstruksi, pengertian dari semen ini
terbatas pada material penyatu yang digunakan bersamaan dengan batu,
pasir, bata, dan lainnya. Material utama dari semen ini adalah campuran
dari kapur. Semen, dalam hubungannya dengan beton, memiliki sifat akan
setting dan hardening di dalam air akibat adanya reaksi-reaksi kimia, dan
oleh karena itu disebut sebagai semen hidraulis. Semen hidraulis pada
umumnya terdiri dari silicate dan alluminate yang berasal dari kapur, dan
dapat diklasifikasikan atas semen alam, semen Portland, dan high-alumina
cement.
B. Jelaskan proses kalibrasi pada proses uji kehalusan semen

8. A. Sebut dan jelaskan Sifat Fisika Semen

1. Kehalusan

Kehalusan semen dapat dinyatakan sebagai:

Luas permukaan spesifik partikel semen., Nilai ini diperoleh


dengan metode permeabilitas udara (Blaine). Semen semakin
tinggi Blaine, semakin tinggi kehalusan.
Residu pada saringan mesh 200 dan 325 mesh . Partikel> 45 
memiliki reaktivitas rendah dan tidak memberikan kontribusi yang
signifikan bagi perkembangan kekuatan semen. Partikel> 75
mungkin tidak bereaksi sama sekali
2. Panas Hidrasi
Panas hidrasi dari komponen semen bersifat eksotermis, sehingga
pada saat proses hidrasi berlangsung, akan melepaskan sejumlah
panas. Berlangsungnya proses hidrasi dapat digambarkan sebagai
berikut : Anhidrat (padatan) + Air      Hidrate (padatan) + panas
dengan urutan proses :
a) Pemadatan/solidifikasi (pengikatan air)
b) Pembentukan fase baru (hidrat)
c) Penambahan volume pada fase padatan
d) Pengeluaran panas
3. Kuat Tekan
Kuat tekan semen salah satunya ditentukan oleh komponen
penyusun semen, terutama oleh kalsium silikat. Pada pengembangan
kuat tekan awal (misalnya sampai umur 28 hari), didominasi oleh
hidrasi C3S yang didukung oleh C3A. Untuk C2S dan C4AF akan
memberikan kontribusi terhadap kuat tekan untuk umur yang lebih
lama. Selain itu yang mempengaruhi pengembangan kuat tekan adalah
kehalusan semen (fineness) dan kandungan gypsum dalam semen.
4. Setting Time
Campuran semen dengan air akan membentuk adonan yang
bersifat kenyal dan dapat dibentuk (workable). Beberapa saat, pasta
tidak berubah. Periode ini dikenal dengan periode tidak aktif (dormant
periode). Pada tahap selanjutnya, pasta yang terbentuk menjadi
semakin kaku hingga mencapai tingkat dimana pasta tetap lunak ,
tetapi sudah tidak dapat dibentuk lagi. Periode ini disebut initial set,
Sedang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkatan ini disebut
initial setting time (waktu pengikatan awal). Selanjutnya pasta menjadi
semakin kaku menjadi padatan yang keras dan getas (rigid). Tahap ini
disebut final set  dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkatan
ini disebut final setting time (waktu pengikatan akhir). Proses ini 
berlanjut terus hingga pasta semen menjadi semakin keras dan kuat
yang disebut dengan pengerasan atau hardening.
5. Soundsness
Soundness didefinisikan sebagai kemampuan pasta semen yang
mengeras untuk mempertahankan volumenya setelah proses
pengikatan berakhir.Kestabilan volume ini dapat terganggu karena
adanya CaO bebas (free lime) dan MgO bebas (periclase) yang
berlebihan(mengakibatkan ekspansi).
6. Konsistensi
Konsistensi di definisikan sebagai kemampuan pasta semen untuk
mengalir. Pada pengujian, konsistensi normal ditunjukan dengan
penetrasi jarum vicat sebesar   10±1 mm. Sifat ini digunakan untuk
mengatur perbandingan antara jumlah air dengan semen pada
pembuatan pasta semen
7. Ketahanan terhadap sulfat (Durability)
Salah satu hal penting dalam peggunaan semen dalam struktur
beton adalah ketahanan terhadap sulfat. Komponen penyusun semen
yang mempengaruhi terhadap ketahanan terhadap sulfat adalah C3A.
Pada saat terjadi proses hidrasi semen, C3A akan bereaksi dengan
sulfat dan air membentuk ettringite. Ettringite ini mempunyai volume
yang lebih besar dibandingkan volume komponen penyusunya
sehingga bila berlebihan mengakibatkan terjadinya ekspansi yang
dapat menyebabkan kerusakan pada struktur beton. (SNI,15-0302-
2004)
B. Sebut dan jelaskan Sifat Kimia Semen

9. SNI Semen Portland

Ada beberapa defenisi atau pengertian tentang semen portland antara lain :

1. Bahan yang mempunyai sifat  ”Adhesive ” dan ”Cohesive“ digunakan


sebagai bahan pengikat (Bonding Material) yang dipakai bersama-
sama aggregate (kasar dan halus).
2. Semen adalah ”hydraulic binder“ (perekat Hidraulisis) yang berarti
bahwa senyawa-senyawa yang terkandung didalam semen tersebut
dapat bereaksi dengan air dan membentuk zat baru.
3. Semen portland adalah semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara
menggiling terak/klinker yang mengandung senyawa kalsium Silikat
yang bersifat hidrolisis ditambah dengan bahan tambahan gypsum
yang berfungsi sebagai pengatur pengikatan (memperlambat
pengikatan).
4. Semen adalah suatu campuran bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat
hidrolisis, yang bila dicampur dengan air akan berubah menjadi bahan
yang mempunyai sifat perekat.

Dari beberapa pengertian dan defenisi diatas pada dasarnya mempunyai


pengertian yang sama bahwa :

”semen adalah suatu bahan yang bersfat hidolisis (dapat mengeras dalam
air) yang digunakan sebagai bahan perekat/pengikat (Bonding
Material)“yang ditambahkan gypsum sebagai material yang berfungsi
mengatur waktu pengikatan semen.(Rudi,2009)

Semen portland merupakan komponen utama dalam teknologi beton yang


berfungsi sebagai perekat hidrolik untuk mengikat dan menyatukan agregat
menjadi masa padat. Berbagai jenis semen portland, melalui pengaturan
rancangan bahan dasar, telah dikembangkan sesuai dengan jenis bangunan dan
persyaratan lingkungan dimana beton akan digunakan. Yang umum digunakan
untuk membuat beton adalah semen portland tipe I (PPI). Semen jenis ini
dipakai untuk bangunan-bangunan yang tidak memerlukan persyaratan
khusus, seperti panas dan atau waktu hidrasi serta kondisi lingkungan agresif
[SNI 15-2049-2004]. Dengan perkembangan teknologi dan juga usaha yang
dilakukan untuk menghemat biaya dan energi produksi serta mengatasi
permasalahan lingkungan, dewasa ini telah diproduksi semen portland
pozzolan (PPC) yang merupakan campuran dari klinker semen portland
dengan bahan yang mempunyai sifat pozzolan [SNI 15-0302-2004].
10. Tuliskan daftar pustaka berdasarkan sumber yang kalian pakai !

1. ARIVAH, H. N. (2016). Analisa Kualitas Semen Melalui Pengukuran


Konstanta Dielektrik dan Resistivitas.
2. https://rdianto.wordpress.com/2013/08/02/kehalusan-semen/
3. https://rdianto.wordpress.com/2009/12/31/defenisi-semen-
portland/
4. Badan Standardisasi Nasional, 2004, Standar Nasional
Indonesia Semen Portland (SNI 15-2049-2004).

Anda mungkin juga menyukai