Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Deskripsi Penelitian


Metode penelitian eksperimental ini bertujuan untuk menginvestigasi
pengaruh rendaman air laut terhadap kekuatan tekan mortar FABA yang
ditambahkan Sikament LN. Metode penelitian ini melibatkan beberapa langkah
yang terstruktur untuk mendapatkan data yang valid dan dapat diandalkan.
Pertama, bahan-bahan yang dibutuhkan disiapkan, termasuk bahan mortar, FABA,
Sikament LN, air laut, alat pengukur kekuatan tekan, dan alat lain yang relevan.
Selanjutnya, campuran mortar FABA dibuat dengan memperhatikan proporsi
bahan yang telah ditentukan dalam desain penelitian, yaitu dengan menjadikan fly
ash dan bottom ash berperan sebagai agregat halus dalam campuran mortar
menggantikan pasir. Penelitian ini juga melibatkan variasi mortar dengan
penambahan Sikament LN pada tingkat yang ditentukan.
Setelah campuran berbagai variasi mortar selesai, dilakukan penentuan
waktu rendaman yang akan digunakan. Waktu rendaman yang dipilih akan
mencakup beberapa interval yaitu 14 hari dan 28 hari, untuk memperoleh
pemahaman yang komprehensif tentang pengaruh rendaman air laut. Sampel-
sampel mortar FABA kemudian direndam dalam air tawar dan air laut sesuai
dengan waktu rendaman yang ditentukan. Setelah masa rendaman selesai, sampel-
sampel diangkat dari air laut dan dilakukan pengujian kekuatan tekan
menggunakan mesin uji kuat tekan. Data kekuatan tekan yang diperoleh dicatat
untuk setiap sampel.
Dalam kesimpulannya, penelitian ini akan menggambarkan efek rendaman
air laut terhadap kuat tekan mortar FABA dengan penambahan Sikament LN.
Hasil penelitian akan memperjelas apakah rendaman air laut berpengaruh terhadap
kekuatan tekan mortar FABA, dan apakah penambahan Sikament LN dapat
mempengaruhi respons mortar terhadap rendaman air laut. Selain itu,
rekomendasi dapat diberikan berdasarkan temuan penelitian, seperti penggunaan
waktu rendaman yang optimal atau strategi lainnya untuk meningkatkan
26

ketahanan mortar FABA terhadap lingkungan air laut. Metode penelitian


eksperimental yang cermat ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang pengaruh rendaman air laut dan penggunaan Sikament LN pada
mortar FABA. Dalam metode penelitian ini akan diterangkan mengenai diagram
alir penelitian, alat dan bahan, waktu dan tempat penelitian, metode pengujian dan
luaran hasil penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksperimental dan
penelitian, yaitu dengan mengadakan uji laboratorium untuk mendapatkan hasil
pengujian. Yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh rendaman air
laut terhadap kuat tekan mortar faba dengan tambahan Sikament LN. Penelitian
ini dilakukan pengujian material di Laboratorium Fakultas Teknik Universitas
Wiralodra Indramayu. Benda uji yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah
mortar normal, mortar FABA dan mortar FABA yang ditambahkan Sikament LN
dengan kadar 0,5%, 1,5% dan 2,5% dari berat semen yang dirawat dan direndam
air tawar dan air laut masing-masing selama 14 dan 28 hari. Benda uji berbentuk
kubus mortar dengan dimensi panjang 50mm, lebar 50mm dan tinggi 50mm.

3.2 Variabel Penelitian


Dalam penelitian tentang pengaruh rendaman air laut terhadap kekuatan
tekan mortar FABA dengan penambahan Sikament LN, terdapat beberapa
variabel yang relevan untuk diamati dan dikontrol. Berikut adalah beberapa
variabel penelitian yang dapat dipertimbangkan :

1. Variabel bebas (Independent variable)


Variabel bebas dalam hal ini dapat diartikan sebagai variabel yang tidak
dapat dilihat namun besarnya sudah ditentukan. Variabel bebas dalam
penelitian ini yaitu variasi penambahan FABA sebagai pengganti pasir pada
pembuatan mortar, air laut sebagai media rendaman mortar dan penambahan
Sikament LN. Lamanya waktu rendaman yang dilaksanakan dalam
penelitian ini adalah 14 dan 28 hari dengan rendaman air tawar dan air laut,
penambahan FABA sebagai pengganti pasir dan penambahan Sikament LN
0,5%, 1,5% dan 2,5% dari berat semen.
27

2. Variabel terikat (Dependent variable)


Variabel terikat dapat diartikan bahwa variabel yang ditentukan oleh
faktor-faktor lain sehingga variabel tersebut sangat tergantung pada hasil
eksperimen atau penelitian. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kuat
tekan mortar.

3.3 Jenis Penelitian


Penelitian yang dilakukan adalah uji eksperimental, di mana kondisi dibuat
dan diatur oleh peneliti dengan mengacu pada peraturan SNI (Standar Nasional
Indonesia) serta literatur yang berkaitan.

3.4 Lokasi Penelitian


Penelitian secara eksperimen dilaksanakan di Laboratorium Fakultas
Teknik Universitas Wiralodra Indramayu. Untuk pengujian material dan
pengujian kuat tekan dilakukan di Laboratorium Fakultas Teknik Universitas
Wiralodra Indramayu.

3.5 Bahan dan Alat Penelitian


3.5.1 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Semen komposit
Semen berfungsi sebagai bahan pengikat pada adukan mortar. Pada
penelitian ini digunakan Portland Cement composite, dengan satuan 50
kg/zak.
2. Air
Air tawar yang digunakan berasal dari Laboratorium Fakultas Teknik
Universitas Wiralodra Indramayu.
3. Pasir
Pasir digunakan untuk pembuatan mortar normal sebagai variasi dalam
variabel.
4. Fly ash dan bottom ash
28

Abu terbang dan abu dasar batubara (fly ash dan bottom ash) yang
digunakan berasal dari sisa pembakaran batubara Indramayu, Jawa
Barat.
5. Oli
Dalam penelitian ini, oli digunakan sebagai bahan pendukung
penelitian. Berdasarkan SNI 6369-2008 tentang pembuatan capping
untuk benda uji selinder, oli digunakan sebagai pelumas cetakan mortar
agar benda uji mudah untuk dilepas.
6. Air laut
Dalam penelitian ini, air laut digunakan sebagai air rendaman untuk
perendaman mortar.
7. Zat Aditif mortar
Zat tambah untuk mortar dalam penelitian ini adalah superplasticizer
dengan merek Sikament LN.

3.5.2 Alat Penelitian


Alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Neraca Ohaus kapasitas 500 gram
Berfungsi untuk menimbang berat Sikament ln dan agregat dalam
analisa agregat guna memperoleh takaran yang teliti dalam skala yang
kecil.
2. Neraca Ohaus kapasitas 20 kg
Berfungsi untuk menimbang berat yang lebih besar dengan kapasitas
maksimal 20 kg, neraca ini digunakan untuk menimbang bahan mortar
pada saat pencampuran adukan agar sesuai dengan perenanaan mix
design.
3. Tabung volumetrik dan gelas ukur
Keduanya digunakan untuk mengukur volume air untuk menganalisa
kandungan kadar lumpur serta berat jenis dari suatu agregat pembentuk
mortar.
4. Oven
29

Digunakan untuk mengeringkan agregat yang digunakan pada


pengujian material, sehingga diperoleh agregat yang sudah tidak
mengandung air. Oven digunakan pada pengujian kelembaban, air
resapan, dan kebersihan agregat terhadap lumpur dengan cara kering.

5. CTM (Compression Testing Machine) dengan kapasitas 2000 kN.


Digunakan untuk mengukur nilai kuat mortar dengan metode
compressing dengan benda uji baik silinder maupun kubus.
6. Loyang
Digunakan sebagai tempat agregat dan semen pada saat penimbangan
serta pemanasan menggunakan oven pada pengujian material.

7. Saringan dan pan


Saringan disusun berurutan sehingga dapat digunakan untuk mengayak
agregat dengan susunan ukuran diameter lubang ayakan, hasil ayakan
dari saringan ini digunakan untuk analisa gradasi agregat campuran
mortar.
8. Concrete mixer
Digunakan untuk mengaduk campuran mortar dalam pembuatan benda
uji mortar kubus, tenaga yang digunakan untuk memutar molen berasal
dari motor listrik/ mesin diesel.
9. Cetakan Mortar
Digunakan untuk mencetak benda uji mortar yang terbuat dari susunan
plat besi dengan ukuran cetak benda uji panjang 50mm, lebar 50mm
dan tinggi 50mm. Alat ini dilengkapi dengan tongkat penumbuk untuk
memadatkan campuran mortar dalam cetakan untuk mendapatkan
pemadatan yang sempurna.

10. Alat penunjang perendaman mortar


Yaitu wadah berisi air yang berfungsi untuk merendam benda uji
mortar dengan tujuan memperlambat proses hidrasi semen.
11. Refraktometer
30

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur


kadar/konsentrasi bahan terlarut. Dalam penelitian ini refraktometer
digunakan untuk mengukur kadar garam yang terkandung dalam air laut
yang akan digunakan untuk media rendaman.
12. Alat Bantu Lainnya

3.6 Sampel Penelitian dan Populasi Data


3.6.1 Sampel Penelitian
Benda uji dalam penelitian ini berupa kubus mortar dengan panjang 50 mm,
lebar 50 mm dan tinggi 50 mm. Jumlah sampel disesuaikan dengan kondisi
perilaku perendaman mortar dan umur pengujian kuat tekan mortar.
Karena keterbatasan alat dan cetakan, maka pembuatan benda uji dilakukan
selama 5 hari dengan masing-masing satu variasi sampel di setiap hari pembuatan.
Yang mana kemudian mortar akan direndam selama 14 dan 28 hari dalam kondisi
berikut:

a. Mortar yang direndam dalam air tawar (kondisi 1)


b. Mortar yang direndam dalam air laut (kondisi 2)
Untuk lamanya perendaman sekaligus pengujian kuat tekan kubus mortar
pada penelitian ini yaitu 14 hari dan 28 hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada label penguraian jumlah sampel penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Penguraian Jumlah Sampel Penelitian


Perilaku Umur
Jenis mortar Jumlah sampel
Rendaman Rendaman
14 hari 4
Mortar Normal
28 hari 4
14 hari 4
Mortar FABA
28 hari 4
Rendaman Air 14 hari 4
FABA SK 0,5%
Laut 28 hari 4
14 hari 4
FABA SK 1,5%
28 hari 4
14 hari 4
FABA SK 2,5%
28 hari 4
Rendaman Air Mortar Normal 14 hari 4
31

28 hari 4
14 hari 4
Mortar FABA
28 hari 4
14 hari 4
FABA SK 0,5%
Tawar (PDAM) 28 hari 4
14 hari 4
FABA SK 1,5%
28 hari 4
14 hari 4
FABA SK 2,5%
28 hari 4
Jumlah 80
Keterangan :
FB / FABA = fly ash & bottom ash
SK / SIKA = Sikament LN

3.6.2 Popoulasi Data


Masing-masing sampel mendapatkan 2 perilaku perendaman, sedangkan
lamanya waktu perendaman pada masing-masing sampel berbeda. Jumlah
populasi keseluruhan sampel dengan 2 kondisi perendaman serta uji kuat tekan
sebanyak 80 buah sampel.

3.7 Perencanaan Campuran (Mix Design Mortar)


Perencanaan campuran mortar merupakan suatu proses teoritis untuk
menentukan jumlah masing-masing bahan yang diperlukan dalam suatu campuran
mortar, hal ini dilakukan agar proporsi dapat memenuhi syarat. Pada tahap ini,
dilakukan pembuatan mix design yang berdasarkan ASTM-C91-05.

3.8 Langkah-langkah Pengujian


3.8.1 Uji Saringan
Berdasarkan SNI 03-1968-1990 tentang Metode Pengujian Analisis
Saringan Agregat Halus dan Kasar, untuk metode pelaksanaan uji saringan adalah
sebagai berikut:
a). Benda yang akan diuji lolos saringan harus dimasukkan ke dalam
oven terlebih dahulu dengan suhu (110±5)°C Timbangan dan neraca
dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji;
32

b). Benda uji kemudian disaring dengan ukuran ayakan 76,2 mm (3”);
63,5 mm (2 ½”), 50,8 mm (2”); 37,5 mm (1 ½”); 25 mm (1”); 19,1
mm (3/4”); 12,5 mm (1/2”); 9,5 mm (3/8”); No.4 (4,75 mm); No.8
(2,36 mm); No.16 (1,18 mm); No.30 (0,600 mm); No.50 (0,300 mm);
No.100 (0,150 mm); No.200 (0,075 mm) dengan susunan ukuran yang
paling besar ditempatkan di urutan paling atas.
c). Setelah disaring, benda uji kemudian ditempatkan pada alat pemisah
yang telah disiapkan terlebih dahulu.
d). Masukkan benda uji ke alat pengguncang saringan yang kemudian
akan diguncang selama ±15 menit.
e). Timbang berat benda yang masih tertahan di masing-masing saringan
f). Hitung prosentase benda uji yang tertahan pada tiap saringan terhadap
berat total benda uji setelah disaring.

3.8.2 Uji berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus


Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus dilaksanakan
berdasarkan SNI 03-1970-2008. Adapun Langkah-langkah yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut:
a). Perhatikan ketelitian 0,1 gram.
Isi piknometer dengan air sebagian. Setelah itu masukkan ke dalam
piknometer (500±10) gram agregat halus kondisi jenuh kering permukaan yang
telah dipersiapkan. Tambahkan air sampai 90% kapasitas piknometer. Putar
piknometer untuk menghilangkan udara di dalam air. Sesuaikan temperatur
piknometer, air dan agregat pada (23±2)°C, apabila diperlukan rendam dalam air
yang bersirkulasi. Penuhi piknometer sampai batas pengukuran. Timbang berat
total dari piknometer, benda uji dan air. Dibutuhkan waktu 15-20 menit untuk
menghilangkan udara dari dalam air jika menggunakan cara manual. Cara
alternatif menentukan berat dapat dilakukan dengan menghitung jumlah air yang
dibutuhkan untuk mengisi piknometer pada temperatur yang ditentukan secara
volumetrik dengan menggunakan buret yang ketelitiannya 0,15 ml. Hitung berat
total piknometer, benda uji dan air dengan rumus:
33

.......................................................................(3.1)
Di mana:
C = Berat Piknometer, Benda Uji dan Air Pada Batas Pembacaan (gram)
Va = Volume Air Yang Dimasukkan ke Dalam Piknometer (ml);
S = Berat Benda Uji Kondisi Jenuh Kering Permukaan (gram);
W = Berat Piknometer Kosong (gram).

b). Keluarkan agregat halus dari piknometer, keringkan sampai pada temperatur
(110±5)°C, dinginkan pada suhu ruang (1,0±0,5) jam dan timbang beratnya.
Pada saat mengeringkan dan menimbang berat benda uji dari dalam
piknometer, sisa dari contoh uji dalam kondisi jenuh kering permukaan boleh
digunakan untuk menimbang berat kering ovennya. Benda uji ini harus
diambil pada saat yang bersamaan dan selisih beratnya hanya 0,2 gram. Jika
labu Le Chatelier digunakan, akan diperlukan benda uji yang terpisah untuk
menetukan penyerapan air. Timbanglah (500±10) gram benda uji dalam
kondisi jenuh kering permukaan yang terpisah, keringkan sampai berat tetap
kemudian timbanglah kembali Benda uji ini harus diambil pada saat yang
bersamaan dengan yang dimasukkan ke dalam labu Le Chatelier.
c). Timbang piknometer pada saat terisi air saja sampai batas pembacaan yang
ditentukan pada (23±2)°C.

3.8.3 Uji Kadar Air


Menurut SNI 03-1971-1990 tentang Metode Pengujian Kadar Air Agregat,
hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a). Timbang dan catat berat talam (W1);
b). Masukan benda uji ke talam lalu timbang dan catat beratnya (W2);
c). Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1);
d). Keringkan benda uji dalam oven dengan suhu (110 ± 5) °C sampai
beratnya tetap;
e). Setelah kering timbang dan catat berat benda uji beserta talam (W4);
f). Hitung berat benda uji kering oven (W5 = W4 – W1);
34

g). Setelah mendapatkan hasil berupa nilai benda uji yang sudah dalam
keadaan kering oven, kemudian hitung kadar air agregat dengan rumus
berikut:

.................................................. (3.3)
Di mana:
W3 = berat benda uji semula (gram)
W5 = berat benda uji kering oven (gram).

3.8.4 Pembuatan Benda Uji Kubus


Dalam pembuatan adukan mortar, setiap penuangan mortar harus dilakukan
pengujian workabilitas dengan menggunakan Kerucut Abrams dan diperiksa
apakah memenuhi persyaratan nilai slump yang diisyaratkan atau tidak. Adapun
cara pembuatan benda uji kubus adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan benda uji mortar normal, adapun cara pembuatan benda uji
sebagai berikut :
a. Setelah masing-masing bahan ditimbang, bahan yang terdiri dari pasir
dan semen kemudian diaduk dalam keadaan kering hingga homogen
dalam bak adukan. Langkah ini dilakukan agar pencampuran bahan-
bahan tersebut bisa lebih mudah dan merata sehingga diharapkan
mendapat hasil yang merata.
b. Tuang air ke dalam bak mixer kemudian aduk dengan rata.
c. Diamkan kurang lebih 1 menit, didalam bak mixer, kemudian aduk
kembali hingga merata.
d. Oleskan oli pada cetakan lalu masukan pasta kedalam cetakan, pengisian
cetakan dilakukan sebanyak 2 lapisan dan setiap lapisan dipadatkan dan
dihentakan ke tanah untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada pasta
mortar yang ingin dicetak.
e. Meratakan permukaan mortar dengan menggunakan benda apapun
sebagai perata.
f. Mortar didiamkan selama 24 jam dan setelah itu cetakan dibuka.
g. Mengumpulkan mortar untuk disimpan di tempat aman.
35

h. Lakukan perawatan dengan rendaman air laut pada variabel umur yang
telah ditentukan.
i. Hitunglah berat isi benda uji dan kuat tekan.

2. Pembuatan benda uji mortar FABA dengan penambahan Sikament LN,


adapun cara pembuatan benda uji sebagai berikut :
a. Setelah masing-masing bahan ditimbang, bahan yang terdiri dari fly ash,
bottom ash dan semen kemudian diaduk dalam keadaan kering hingga
homogen dalam bak adukan. Langkah ini dilakukan agar pencampuran
bahan-bahan tersebut bisa lebih mudah dan merata sehingga diharapkan
mendapat hasil yang merata.
b. Hitung kebutuhan air untuk adukan, lalu timbang Sikament LN sesuai
dengan persentase variasi sampel yang diinginkan, campurkan Sikament
LN pada air. Tuang air ke dalam bak adukan dengan merata, kemudian
aduk hingga didapatkan adukan yang merata.
c. Diamkan selama kurang lebih 1 menit, di dalam bak adukan, kemudian
aduk kembali hingga benar-benar tercampur merata.
d. Oleskan oli pada cetakan lalu masukan pasta mortar kedalam cetakan
kubus, pengisian cetakan dilakukan sebanyak 2 lapis dan setiap lapis
dipadatkan dan dihentakan ke tanah untuk mengeluarkan udara yang
terperangkap pada pasta mortar yang ingin dicetak.
e. Meratakan permukaan kubus mortar dengan menggunakan benda apapun
sebagai perata.
f. Mortar dibiarkan selama 24 jam dan setelah itu cetakan dibuka.
g. Mengumpulkan kubus - kubus mortar untuk disimpan di tempat tertentu
untuk masa perendaman benda uji.
h. Lakukan perendaman air laut pada variabel umur yang telah ditentukan.
i. Hitunglah berat isi benda uji dan kuat tekan.

3.8.5 Pengujian Kuat Tekan Mortar


Uji kuat tekan mortar besarnya beban persatuan luas, yang menyebabkan
benda uji mortar hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan
36

oleh mesin tekan terhadap benda uji. Uji kuat tekan mortar dilakukan setelah
mortar berumur 14 dan 28 hari dengan menggunakan alat uji kuat tekan beton
berdasarkan acuan dari Badan Standarisasi Nasional 03-6825-2002 tentang
Metode Pengujian Kekuatan Tekan Mortar Semen Portland untuk Pekerjaan Sipil.
1) Pastikan benda uji kubus telah ditimbang dan dihitung berat jenisnya.
2) Letakkan alas yang sesuai pada daerah tengah antara titik perletakan dengan
ketinggian yang sesuai balok penekan agar pembacaan uji kuat tekan dapat
dilakukan.
3) Pastikan tidak ada udara yang keluar melalui pompa penekan alat uji dengan
mengeratkan katupnya.
4) Pastikan jarum yang tertera pada bacaan dial berada di angka 0.
5) Tekan pompa penekan pada alat uji hingga jarum menunjukkan angka
kenaikan maksimal yang ditandai dengan turunnya jarum pendorong yang
berwarna merah pada bacaan dial atau hingga terlihat runtuhnya benda uji.
6) Baca nilai kuat tekan yang tertera pada dial dan konversikan nilai hasil uji.
37

3.9 Bagan Alir Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Persiapan alat dan material

Mix Design Mortar

Mortar Normal Mortar FABA Mortar FABA


Sikament LN

Pembuatan
Campuran Mortar

Pembuatan Sampel
Benda Uji

Perendaman
Benda Uji

Perendaman benda uji dengan air Perendaman benda uji dengan


tawar PDAM selama 14 & 28 hari air laut selama 14 & 28 hari
(Kondisi 1) (Kondisi 2)

Pengujian Kuat Tekan

Analisis Data & Perhitungan Kuat Tekan Mortar

Selesai

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

Anda mungkin juga menyukai