Anda di halaman 1dari 59

PENGUJIAN

KONSISTENSI
MORTAR
Kelompok 1
- Bagus Bimo Aldiyudhanto
- Farid Abdul Rachman
- Ikhwan Luthfi Fahrezi
Tujuan Pengujian dan
Kompetensi Khusus
Tujuan Pengujian
➢ Mencari kadar air optimum pada mortar
➢ Membandingkan kadar air pada beberapa perbandingan
campuran

Kompetensi Khusus
➢ Mahasiswa dapat melakukan prosedur pengujian konsistensi

➢ Mahasiswa dapat mengoperasikan peralatan pengujian


➢ Mahasiswa dapat menganalisa hasil pengujian
➢ Mahasiswa dapat menarik kesimpulan hasil pengujian
2
Mortar
Mortar adalah campuran yang terdiri dari pasir, bahan
perekat serta air, dan diaduk sampai homogen. Pasir sebagai
bahan bangunan dasar harus direkatkan dengan bahan perekat.
Dalam penggunaannya, mortar membutuhkan kadar
air yang optimum. Mortar yang encer akan sulit dikerjakan
karena tidak akan menempel dinding dan akan sulit di bentuk.
Untuk itu perlu dilakukan pengujian untuk mencapai kadar air
yang optimum. Pengujian yang dilakukan yaitu mencoba-coba
mencampur kadar air dalam berbagai persentase ke dalam
campuran bahan perekat dan pasir.

3
Pertama tentukan dahulu perbandingan berat antara bahan perekat dan pasir,
kemudian coba kadar air sebanyak 50% dari berat semen , lalu diaduk sesuai
prosedur pengujian.

Untuk mengetahui kadar air yang optimum lakukan pengujian dengan alat
Flow Table. Jika dari hasil uji tersebut memberikan nilai Flow antara 105-115 %
maka kadar air sudah mencukupi, tetapi jika masih kurang maka kadar air harus
ditambah.

Misalkan kadar yang diperoleh sebesar 60%, maka perlu dilakukan uji kembali
dengan alat tersebut. Demikian pula jika nilai flow-nya melebihi yang
disyaratkan kurangi kadar airnya, sampai nilainya mencapai antara 105 – 115 %.
Alat dan Bahan
Peralatan : Bahan :

╺ Mesin pengaduk mortar ╺ Semen Portland


╺ Timbangan dengan ketelitian 1 gram ╺ Pasir
╺ Gelas ukur ╺ Air
╺ Peralatan flow table
╺ stopwatch
╺ Cawan
╺ Sendok aduk
╺ Spatula
╺ Sarung tangan
╺ Calliper khusus
5
Alat
Bahan

6
Prosedur
Terlebih dahulu pasir disaring dengan 4.75 mm

PEMBUATAN MORTAR

Tentukan perbandingan antara bahan perekat dan pasir dalam


komposisi berat.

Misal Semen : Pasir = x : y


1. Timbang x gram semen , y gram pasir, dan air sebanyak 50 % kali
berat semen
2. Letakkan mangkuk pengaduk dan pengaduk pada posisinya dalam
mesin pengaduk
3. Masukkan air pengaduk ke dalam air pengaduk.
4. Tambahkan semen ke dalam mangkuk pengaduk.
5. Jalankan pengaduk dalam kecepatan rendah (140 ± 5 rpm) selama 30
detik 7
6. Tanpa mematikan mesin masukkan pasir perlahan - lahan selama
30 detik. Hentikan mesin pengaduk lalu pindah kecepatan
sedang (285 ± 5 rpm) dan jalankan selama 30 detik.

7. Hentikan mesin pengaduk biarkan mortar dalam mangkuk


pengaduk selama 90 detik. Bersihkan mortar yang menempel
pada dinding mangkuk pengaduk

8. Aduk kembali mortar dengan kecepatan sedang selama 60 detik.


Mortar yang menempel pada dinding mangkuk didorong ke
bawah.

8
Penentuan Konsistensi
➢ Persiapkan flow table, cetakan, penumbuk, stopwatch, dan jangka
sorong atau calliper khusus.
➢ Segera setelah selesai pengadukan, mortar diisikan kedalam
cetakan dalam 2 lapis. Tiap lapis ditumbuk 20x. Ratakan
permukaan mortar sama dengan permukaan cetakan.
➢ Cetakan diangkat tegak lurus secara perlahan lahan .
➢ Gerakkan flow table dengan cara memutar tuas penggerak
sehingga terjadi ketukan sebanyak 25x dalam waktu 15 detik .
Karena ketukan ini mortar akan melebar pada permukaan flow
table
➢ Ukur pelebaran mortar dengan jangka sorong atau calliper khusus
pada garis yang tertera pada flow table.
9
Perhitungan
a . Menggunakan jangka sorong :
Ukur diameter mortar setelah pengujian
(diketuk), pada 4 (empat) tempat, lalu di rata -
ratakan DI mm.

Da, Db, Dc, Dd = diameter mortar pada empat posisi.


DO = Diameter awal ( dasar kerucut / cetakan ) ( mm )

b . Menggunakan Caliper khusus :


Ukur diameter mortar setelah pengujian
Catatan : Konsistensi mortar tercapai apabila
(diketuk), pada 4 (empat) tempat, lalu
pelebaran yang diukur dengan calliper khusus
dijumlahkan. berkisar 110 ± 5 %. Apabila belum tercapai ,
ulangi lagi percobaan dengan jumlah air yang
Nilai Flow = Da + Db + Dc + Dd ( % ) berbeda
10
TERIMA KASIH
Pengujian
Perubahan
Panjang
Team Presentation

ALHA IBANES JEAN G.A. HAUDIAH HAKIM


RAMADHANA 1 TKG 2 1 TKG 2
1 TKG 2 2101421069 2101421003
2101421046

2
Roadmap

Tujuan Pengujian Alat


Dan Dan
Kompetensi Khusus Bahan Perhitungan

1 3 5

2 4 6

Teori Prosesur Pengujian Kesimpulan

3
1. Tujuan Pengujian & Kompetensi Khusus

Tujuan Pengujian Kompetensi Khusus

a). Mencari perubahan panjang a). Mahasiswa dapat melakukan


pada mortar prosedur pengujian perubahan
panjang
b). Membandingkan perubahan
panjang pada beberapa umur b). Mahasiswa dapat
pengujian mengoperasikan perlatan pengujian

c). Mahasiswa dapat menganalisa


hasil pengujian

d). Mahasiswa dapat menarik


kesimpulan hasil pengujian

4
2. Teori
Perubahan panjang pada mortar sangat dipengaruhi oleh kualitas dan
kuantitas bahan perekat. Mortar yang menggunakan kapur padam
dibandingkan semen portland pada campuran yang sama, perubahan
panjangnya lebih tinggi. Demikian pula makin kecil perbandingan bahan
perekat dengan pasir (campuran gemuk), perubahan bentuknya lebih besar,
dibandingkan dengan campuran yang kurus

Perubahan panjang pada plesteran idealnya adalah sama dengan


perubahan panjang pada bahan pasangan dinding. Plesteran yang memiliki
perubahan panjang lebih tinggi dari bahan pasangan, cenderung
mengelupas, tapi sebaliknya apabila perubahan panjang pada plestero lebih
rendah dari perubahan panjang bahan pasangannya, maka cenderung
retak-retak. Retak pada plesteran bisa juga terjadi akibat adanya perbedaan
bahan pasangan yang diplester Misalkan antara kolom beton dengan
pasangan batu bata diplester dengan bahan yang sama, dan tebal yang
sama, maka pada pertemuan beton dan bata tersebut biasanya timbul retak

5
3. Alat dan Bahan
Alat Bahan
a). Mesin pengaduk dan peralatannya a). Semen portland

b). Timbangan dengan ketelitian 1 gram b). Pasir

c). Gelas ukur c). Air


d). Cetakan prisma 25 x 25 x 285 mm

e). Batang penumbuk

e). Spatula

f). Batang penumbuk

g). Length comparator & perlengkapannya


h). Sendok aduk

i). Cawan

6
4. Prosedur Pengujian

1. Mempersiapkan cetakan
Cetakan prisma dirakit. Pasang batang ukur baja kira-kira 2 cm
pada lubang diujung cetakan lalu putar ulirnya sehingga batang
ukur baja berada tepat di bagian ujung-ujung cetakan.
2. Tentukan komposisi adukan sesuai kebutuhan dalam
perbandingan berat dan air pencampur sesuai dengan
konsistensi normal.
3. Pembuatan Mortar :
Cara pembuatan mortar sama dengan cara pengujian kuat tekan
mortar

7
Prosedur Pengujian

4. Pencetakan benda uji


a). Lumasi cetakan dengan minyak pelumas
b). Mortar yang telah mencapai konsistensi normal segera
diisikan ke dalam cetakan dalam 2 lapis
c). Padatkan setiap lapis dengan batang penumbuk. Sudut dan
ujung cetakan dipadatkan dengan baik. Jumlah tumbukan
tidak disyaratkan
d). Setelah memadatkan lapisan pertama, mantapkan
kedudukan batang ukur baja, baru diisikan dengan lapisan
kedua

8
Prosedur Pengujian

4. Pencetakan benda uji:


e). Setelah dipadatkan, ratakan permukaan mortar sama
dengan permukaan cetakan menggunakan spatula.
f). Setelah pencetakan mortar selesai, longgarkan pemegang
batang ukur agar benda uji tidak mengalami hambatan
selama penyusutan awal mortar didalam cetakan.
5. Penyimpanan benda uji:
a). Simpan benda uji dan cetakan ditempat lembab (RH 95%)
selama 20 - 24 jam. Suhu berkisar 20-27℃

9
Prosedur Pengujian

5. Penyimpanan benda uji:


b). Setelah 24 jam, lepaskan benda uji dari cetakan dan
rendam dalam air pada suhu ruang selama 15 menit. Suhu
berkisar 23 ± 1,7℃. Pada waktu merendam letakkan benda uji
pada semacam peti berlubang 25 x 25 mm, dengan posisi
berdiri.
c). Angkat benda uji dari rendaman, lap hingga kering
permukaan. Beri tanda pentujuk bagian atas dan bawah agar
waktu pengukuran perubahan posisi benda uji selamanya
sama. Tanda ini harus tahan air, jelas dan tidak mudah hilang.
d). Lakukan pengukuran awal pada benda uji.

10
Prosedur Pengujian
e.) Setelah pengukuran awal, simpan benda uji sampai saat
pengujian pada hari yang ditentukan. Penyimpanan dilakukan
dengan salah satu cara dari berikut ini :
➔ Simpan benda uji dalam air kapur jenuh pada suhu 23 ±
1,7℃ atau suhu normal setempat, sampai saat pengujian.
Setiap akan melakukan pengujian perubahan panjang,
benda uji diambil dari kerendaman air kapur, rendam dalam
air bersih beberapa menit baru diletakkan pada Length
Comparator.
➔ Simpan benda uji di udara terbuka yang bebas debu dan
pengotoran lain. Suhu 23 ± 1,7℃ atau suhu normal setempat
yang diatur agar konstan. Kelembaban udara berkisar 50 ±
4% agar dapat terjadi pengeringan melalui penguapan.

11
Pengujian Bahan
6. Pengukuran benda uji :
a. Lakukan pengukuran awal setelah benda uji berumur 24 ±
0,5 jam, dengan cara :
➔ Pasang benda uji pada Length Comparator sesuai dengan
tanda atas dan bawah yang terdapat pada benda uji.
➔ Atur posisi penunjukan jarum mikrometer dengan cara
memutar benda uji ke segala arah, untuk menempatkan
kedudukan benda uji. Baca angka pada mikrometer sebagai
bacaan awal.
➔ Setelah pembacaan awal dicatat, simpan lgi benda uji
sampai umur-umur pengujian. Length Comaparator harus
dijaga agar tetap ada posisi ukur yang sama.

12
Pengujian Bahan
Selama pelaksanaan pengujian posisi tersebut tidak boleh
berubah.
b. Ukur panjang benda uji dengan ketelitian sampai 0,1 mm.
c. lakukan pengukuran perubahan panjang pada umur-umur
3, 7, 14, 21, 28, 56, 90 hari ataiu sesuai kebutuhan pada Length
Comparator

13
Pengujian Bahan
PERHITUNGAN
Perubahan panjang dinyatakan dalam persen terhadap panjang
benda uji, dihitung sampai 0,001%.

Perubahan panjang = (L1-L0)x skala.dial.(mm) x 100%


Panjang benda uji (mm)
Keterangan :
L1 = pembacaan Length Comparator pada tiap umur pengujian
L0 = pembacaan Length Comparator pada umur 24 jam

14
Thank You
PENGUJIAN
KUAT TEKAN
CHAIRUL LUTFI
ISMI BALZA AZIZATUL HASANAH
LATIVA NURAFNI
Roadmap
DATA HASIL
TEORI PROSEDUR PENGUJIAN
1 3 5

2 4

ALAT & BAHAN PERHITUNGAN

2
TEORI
TEORI
○ Kuat tekan mortar untuk aduk pasangan harus sesuai
dengan konstruksi yang akan dibuat.
○ Jika konstruksinya menahan beban yang relatif kecil, maka
kekuatan mortar juga tidak perlu terlalu tinggi, tapi sebaliknya
jika konstruksi tersebut menahan beban yang relatif besar, maka
mortarnya juga harus memiliki kekuatan yang tinggi. Dalam
ASTM C 270 terdapat standar pemilihan jenis mortar
berdasarkan pemakaiannya.

○ Dengan adanya standar tersebut pekerja dapat menentukan


komposisi bahannya, sehingga pemakaian bahannya bisa efektif
dan tidak terlalu boros. 4
TIPE-TIPE MORTAR
BERDASARKAN KEKUATANNYA
Menurut ASTM C 270

ADUK TIPE M
1. Kuat tekan tinggi

2. Dipakai untuk tembok bata bertulang, tembok pasang pondasi, dan tembok dalam
tanah

3. Dibuat dari campuran1 bagian semen : ¼ bagian kapur padam, pasir

4. Tidak kurang dari 2 ¼ dan tidak lebih dari 3 kali bagian bahan perekat Kuat tekan rata-
ratanya: ± 174 kg/cm²

5
TIPE-TIPE MORTAR
BERDASARKAN KEKUATANNYA
Menurut ASTM C 270

ADUK TIPE S
1. Kuat tekan sedang
2. Dipakai bilamana tidak diisyaratkan menggunakan aduk tipe M, diperlukan daya rekat
yang tinggi, serta adanya pengaruh gaya samping (saluran dinding penahan tanah,
saluran pembuangan air kotor, trotoar)
3. Dibuat dari campuran1 bagian semen : ¼ -½ bagian kapur padam, pasir tidak kurang dari
2 ¼ dan tidak lebih dari 3 kali bagian bahan perekat
4. Kuat tekan rata-ratanya: ± 124 kg/cm²

6
TIPE-TIPE MORTAR
BERDASARKAN KEKUATANNYA
Menurut ASTM C 270

ADUK TIPE N
1. Kuat tekan sedang.
2. Dipakai untuk aduk pasangan terbuka diatas tanah, dinding penahan beban.
3. Dibuat dari campuran1 bagian semen : ½ -1¼ bagian kapur padam, pasir tidak kurang
dari 2 ¼ dan tidak lebih dari 3 kali bagian bahan perekat
4. Kuat tekan rata-ratanya: ± 52 kg/cm²

7
TIPE-TIPE MORTAR
BERDASARKAN KEKUATANNYA
Menurut ASTM C 270

ADUK TIPE O
1. Kuat tekan agak rendah.
2. Dipakai untuk tembok yang tidak menahan beban tekan lebih dari 7 kg/cm², serta
gangguan cuaca tidak terlalu berat.
3. Dibuat dari campuran1 bagian semen : 1¼ -2½ bagian kapur padam,pasir tidak kurang
dari 2 ¼ dan tidak lebih dari 3 kali bagian bahan perekat.
4. Kuat tekan rata-ratanya: ± 24 kg/cm².

8
TIPE-TIPE MORTAR
BERDASARKAN KEKUATANNYA
Menurut ASTM C 270

ADUK TIPE K
1. Kuat tekan rendah.
2. Dipakai untuk dinding partisi yang terlidung, tidak menahan beban, serta tidak ada
persyaratan untuk kuat tekan.
3. Dibuat dari campuran1 bagian semen : 2½ - 4 bagian kapur padam,pasir tidak kurang
dari 2 ¼ dan tidak lebih dari 3 kali bagian bahan perekat.
4. Kuat tekan rata-ratanya: ± 5.25 kg/cm².

9
ALAT & BAHAN
ALAT

01 02
MESIN PENGADUK
MORTAR DAN TIM BANGAN DENGAN
PERLENGKAPANNYA KETELITIAN 1GRAM

HIGH VALUE 1
LOW VALUE 1

03 04
GELAS UKUR STOP W ATCH

LOW VALUE 2
11
ALAT

05 06
CETAKAN KUBUS
BATANG P ENUM BUK
50 X 50 X 50 M M

HIGH VALUE 1
LOW VALUE 1

07 08
SPATULA SENDOK
ADUK

LOW VALUE 2
12
ALAT & BAHAN

09 01
CAWAN
SEMEN PORTLAND

HIGH VALUE 1
LOW VALUE 1

02 03
PASIR AIR

LOW VALUE 2
13
PROSEDUR
PROSEDUR
1. Tentukan terlebih dahulu komposisi adukan sesuai kebutuhan dalam perbandingan
berat. Tentukan jumlah air pencampur sesuai konsistensi normal.
2. Pembuatan benda uji:
 Timbang bahan sesuai dengan komposisi yang direncanakan.
 Masukkan air pencampur ke dalam mangkuk pengaduk.
 Masukkan semen. Jalankan mesin dengan kecepatan rendah (145 ±5 rpm) selama 30
detik.
 Tanpa mematikan mesin masukan pasir perlahan-lahan selama 10 detik.
 Hentikan mesin pengaduk lalu pindah kekecepatan sedang (285 ±5 pm) dan jalankan
selama 30 detik.
 Hentikan mesin pengaduk biarkan mortar dalam mangkuk pengaduk selama 90 detik.
Bersihkan mortar yang menempel pada dinding mangkuk.
 Aduk kembali montar dengan kecepatan sedang selama 60 detik,
Mortar yang menempel pada dinding mangkuk didorong kebawah.
 Tentukan konsistensi normalnya dengan flow table. 15
PROSEDUR
3. Pencetakan benda uji:

 Lumasi cetakan dengan minyak pelumas.

 Mortar yang telah mencapan konsistensi normal segera disikan kedalam cetakan
dalam 2 lapis. Tiap lapis ditumbuk 32x dalam waktu 10 detik, yang terdiri dan 4
keliling dan masing-masing keliling terdiri dari 8 tumbukan. Urutan pemadatan
sama dengan kuat tekan semen.

 Selesaikan 32x tumbukan tersebut baru pindah pada cetakan yang lain.
Tumbukan ini hanya untuk meratakan pengisian mortar didalam cetakan, karena
itu jangan ditumbuk keras-keras.

 Ulangi langkah diatas untuk lapis kedua dari tiap cetakan.

 Ratakan permukaan mortar sama dengan permukaan cetakan dengan


16
menggunakan spatula.
PROSEDUR
4. Penyimpanan benda uji:
 Segera setelah pencetakan benda uji dan cetakannya diletakkan ditempat
lembab. (RH 95 %) selama 20 - 24 jam. Suhu berkisar 20° - 27° C.
 Setelah 24 jam. Lepaskan benda uji dan cetakannya dan rendam dalam air pada
suhu ruang sampai waktu pengujian. Suhu berkisar 23° ± 17° C. Air perendam harus
bebas dari minyak, lumpur, dan bahan kimia/garam yang dapat merusak semen.

17
PROSEDUR
5. Pengujian kuat tekan:
 Pada saat pengujian keluarkan benda uji dari rendaman. Seka air yang berlebihan
dan biarkan benda uji sampai kering udara.
 Ukur rusuk-rusuk kubus dengan teliti dan hitung luas bidang yang akan ditekan.
 Letakkan benda uji pada tengah-tengah bidang landasan (plat) baja penekan
pada mesin tekan lalu atur agar permukaan bidang kubus terjepit antara
dudukan dan landasan penekan mesin tekan.
 Jalankan mesin sehingga memberikan pembebanan yang merata dan terus
menerus pada benda uji dengan kecepatan pembebanan 1,4 - 2,5 kg/cm²/detik,
atau beban maksimum tercapai dalam waktu tidak kurang dari 20 detik. Catat
beban maksimum dalam satuan Newton atau kgf.
 Hitung kuat tekan.
18
PERHITUNGAN
PERHITUNGAN

Kuat Tekan mortar =Pmax N/mm² atau kgf/cm²


A

Keterangan:

Pmax = beban maksimum dalam Newton atau kgf


A = luas bidang tekan benda uji, mm² atau cm²
20
DATA HASIL
PENGUJIAN
DATA HASIL PENGUJIAN

N/mm² atau kgf/cm²


A

22
23
Pengujian Kuat
Lentur
1TKG2
TABLE OF CONTENTS

Tujuan dan Alat dan


01 Kompetensi 03 Bahan

Teori Prosedur
02 04

Perhitungan
05
Tujuan dan
Kompetensi 01
Tujuan Pengujian :
a. Mencari Kuat lentur pada mortar
b. Membandingkan Kuat lentur pada beberapa perbandingan campuran

Kompetensi Khusus :
a. Mahasiswa dapat melakukan prosedur pengujian Kuat Lentur
b. Mahasiswa dapat mengoperasikan peralatan pengujian
c. Mahasiswa dapat menganalisa hasil pengujian
d. Mahasiswa dapat menarik kesimpulan hasil pengujian
Teori 02
Mortar digunakan sebagai bahan perekat dinding. Selain mendapat gaya tekan terkadang
mendapat gaya lentur. Gaya tersebut dapat berupa tekanan angin dari samping atau gaya lentur
lainnya.

Kuat tarik lentur pada mortar adalah kemampuan balok mortar yang diletakkan pada dua
perletakan untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu benda uji, yang diberikan
padanya, sampai benda uji patah dan dinyatakan dalam Mega Pascl (Mpa) gaya tiap satuan luas.
Kaut tarik lentur mempunyai hubungan dengan kuat tekan yaitu semakin besar nilai kuat tekan
maka nilai kuat tarik lentur yang dihasilkan semakin besar pula.

Umumnya dinding di dalam ruangan relatif lebih kecil menahan lentur, karena terjepit oleh Ring
Balk dan juga di dalam ruangan tekanan angin relatif tidak ada, kecuali bangunan tersebut harus
tahan terhadap gempa atau dinding tersebut ditempat terbuka.

Untuk menguji kuat lentur pada mortar, dibuat sampel ukuran 25 x 25 x 100 mm,
kemudian sampel tersebut diuji kuat lenturnya.
Alat dan Bahan 03
Timbangan dengan ketelitian 1 gram

Gelas ukur

Cetakan 25x25x100

Stopwatch

Cawan
Sendok aduk

Spatula

Alat bantu uji lentur

Mesin uji lentur yang dilengkapi dengan


proving ring

Semen Portland Pasir Air


Prosedur 04
1. Tentukan komposisi adukan sesuai kebutuhan dalam perbandingan berat, air
pecampur sesuai dengan konsistensi normal.
2. Pembuatan mortar sama dengan cara pengujian tekan mortar
3. Pencetakan benda uji :
● Lumasi cetakan dengan minyak pelumas
● Mortar yang telah mencapai konsistensi normal segera diisikan
ke dalam cetakan dalam 2 lapisan
● Padatkan setiap lapisan dengan batang penumbuk. Sudut dan
ujung cetakan di padatkan dengan baik dengan jumlah
tumbukan yang sudah di tentukan.
● Isi lapis kedua sampai lebih dari permukaan cetakan, padatkan
seperti langkah sebelumnya.
● Ratakan mortar sama dengan permukaan cetakan dengan
spatula.

Catatan : tinggi jatuh alat pemadat 25mm diatas permukaan mortar dan
pemadatan selesai dalam waktu 15 menit.
Penyimpanan Benda Uji
a. Simpan benda uji dan cetakan di tempat lembap (RH 95%) selama 20-24 jam. Suhu berkisar
20°-27 C
b. Setelah 24 jam, lepaskan benda uji dari cetakannya dan rendam dalam air pada suhu ruang
selama 28 hari dengan suhu 23 +/- 1,7 C
Pengujian Kuat Lentur
a. Pada saat pengujian keluarkan benda uji dari rendaman. Seka air yang berlebihan dan
biarkan benda uji sampai kering udara.
b. Ukur dimensi benda uji dengan teliti
c. Letakkan benda uji pada alat bantu uji lentur. Tempatkan benda uji dan alat bantunya pada
mesin uji lalu atur agar permukaan alat bantu tepat berada dibawah proving ring.
d. Jalankan mesin sehingga memberikan pembebanan yang merata dan terus menerus pada
benda uji dengan kecepatan pembebanan 4-5 kg/cm2/detik. Catat beban maksimum dalam
satuan Newton atau kgf.
e. Hitung kuat lentur.
Perhitungan 05

3𝑃×𝐿
Kuat Lentur mortar = 𝑁Τ𝑚 𝑚𝟐 atau 𝑘𝑔𝑓/cm2
2𝑏ℎ2

Dimana : P = Beban maksimum dalam Newton atau kgf


L = Jarak tumpuan ( cm atau mm )
b = Lebar benda uji ( cm atau mm )
h = Tinggi benda uji ( cm atau mm )
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai