Anda di halaman 1dari 4

Nama : Imam Arifin

NO.NPM :0519204004
Kelas : A – Reguler B2
Prodi : Teknik Industri

1. Pasir cetakan biasanya terbuat dari pasir silica, coba jelaskan kelebihan dan kekurangan
penggunaan pasir silica.
• Kelebihannya, tahan suhu tinggi tanpa terjadi penguraian, awet, butirannya
mempunyai banyak tingkat kebesaran dan bentuk serta murah biayanya (karena
banyak di temukan di seluruh indonesia).
• Kekurangannya, memiliki angka muai tinggi dan kecenderungan untuk melebur
menjadi satu dengan logam serta dapat membahayakan kesehatan karena
kandungan debunya cukup tinggi.
2. Uraikan bagaimana pengujian pasir.
Pengujian pasir meliputi Uji kadar air, Uji kadar lempung, Uji permeabilitas, Uji
kekerasan, Uji kekuatan (tekan, shear/ potong, tarik, bengkok), dan Uji distribusi besar
butir.
• Prosedur pengujian kadar pada pasir adalah sebagai berikut:
a) Timbang campuran pasir awal 50 gram.
b) Keringkan spesimen dalam tungku pengering pada suhu 110º C selama 1
jam.
c) Kemudian spesimen didinginkan dengan desikator.
d) Timbang kembali berat campuran pasir.
e) Hitung perbedaan berat awal dan akhir dalam satuan prosentase sebagai
kadar air bebas dalam pasir cetak.
Kadar air dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑔𝑟) − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑔𝑟)
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 (%) = 𝑥100
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑔𝑟)

• Uji Kekerasan Pasir sebagai berikut:


a) Siapkan spesimen dari pasir cetak yang telah dipadatkan dengan alat
pemadat standar.
b) Posisikan ujung dengan bola baja alat tersebut secara tegak lurus terhadap
permukaan yang diuji.
c) Tekankan bola baja pada permukaan spesimen sehingga bola baja menekan
kedalam permukaan.
d) Selanjutnya hasilnya akan terbaca pada skala penunjuk kekerasan.
• Uji Kekuatan Pasir sebagai berikut:
a) Untuk persiapan pengujian kekuatan, pasir sebagai sampel cukup
dipadatkan dalam tabung berukuran Ø 50 mm x 50 mm dengan alat
pemadat pasir standar. Selanjutnya specimen diuji kekuatannya dengan
menggunakan Mesin Uji Universal. Pengujian kekuatan yag dilakukan
meliputi uji tekan uji tarik dan uji geser. Kekuatan pasir cetak dapat
menggunakan spesimen basah, dan atau kondisi dikeringkan sesuai
keperluan jenis pengujiannya. Untuk jenis uji kekuatan kering spesimen
harus dikeringkan dahulu dengan alat pengering pada temperatur antara 105
- 110 ºC. Setelah spesimen disiapkan menurut jenis pengujiannya, maka
prosedur pengujian kekuatan harus mengikuti petunjuk operasional mesin
uji sesuai buku manualnya masingmasing. Kekuatan cetakan besarnya
berbeda-beda dan ditentukan oleh variabel jenis dan jumlah bahan pengikat
serta kadar air. Pada kekuatan yang kurang cukup akan menyebabkan
cetakan mudah pecah. Sedang pada kekuatan yang berlebihan akan
mencegah adanya cacat retak akibat susut coran dan pembongkarannya
sulit. Kekuatan tekan basah cetakan 0 –1,0 kg/cm2. Sedang kekuatan kering
cetakan 0 –10 kg/cm
• Uji butiran pasir dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a) Siapkan peralatan ayak dengan ukuran lubang (mesh) bertingkat,
Pengguncang Ro-Tap, Timbangan digital, Alat pengukur waktu.
b) Ambil dan timbang sampel pasir kering dari pengujian kadar lempung yang
dilakukan sebelumnya.
c) Tuangkan semua sampel bahan pasir pada bagian teratas dari alat ayakan
yang tersusun menurut ukuran mesh, ditutup dan digoyangkan selama 15
menit dengan alat pengguncang.
d) Timbang pasir terayak pada tiap-tiap ukuran ayak menurut besar butir pasir.
e) Hitung prosentase dari beratnya tiap ayakan dengan rumus berikut:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑔𝑟)
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%) = 𝑥100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑚𝑒𝑛 (𝑔𝑟)

Nomor kehalusan butir pasir dihitung dengan rumus dibawah ini, dengan
mengalikan berat pasir pada tiap ayakan dengan angka pelipat Sn. Rumus
kehalusan butir pasir adalah
∑(𝑤𝑛 𝑠𝑛 )
𝐹𝑁 =
∑𝑤𝑛

Dimana:
FN = Nomor kehalusan butir pasir
Wn = Berat pasir diperoleh dari tiap ayakan (gram)
Sn = Angka pelipat
• Prosedur pengujian kadar lempung pada campuran pasir cetak adalah sebagai
berikut:
a) Ambil dan timbang pasir cetak seberat 100 gram.
b) Keringkan segera pada suhu 110º C (sampai beratnya tetap).
c) Kemudian dinginkan pasir pada temperatur kamar.
d) Ambil dan timbang 50 gram secara teliti dari pasir cetak kering itu.
e) Kemudian masukkan ke dalam larutan soda koustik konsentrasi 0,1 %.
f) Larutan diputar dan dikocok dengan alat pencuci berputar, lempung akan
terpisah sendiri.
g) Pasir yang tertinggal dikeringkan, kemudian didinginkan sampai
temperatur kamar.
h) Timbang pasir cetak yang telah kering dan dingin.
i) Hitung perbedaan berat awal (50 gram) dan akhir spesimen dalam satuan
prosentase sebagai kadar lempung dalam pasir cetak.
Kadar lempung dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑚𝑒𝑛 (𝑔𝑟) − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑎 (𝑔𝑟)
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 (%) = 𝑥100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑚𝑒𝑛 (𝑔𝑟)

• Prosedur pengujian permeabilitas umumnya dilakukan sebagai berikut:


a) Buat spesimen berukuran Ø 50 mm x 50 mm dengan memadatkan pasir
dalam silinder pemadat ukuran tertentu sebanyak tiga kali dengan alat
pemadat pasir standar.
b) Pasang spesimen tersebut pada alat uji permeabilitas.
c) Lakukan pengujian dengan mengamati dan mencatat perbedaan tekanan
dan waktu yang diperlukan untuk melewatkan 2000 cm3 melewati
spesimen standar diatas.
d) Nilai permeabilitas dihitung dengan rumus berikut.
𝑄. 𝐿
𝑃=
𝑝. 𝐴. 𝑇

Di mana:
P = Nilai permeabilitas pasir
Q = Volume udara yang melewati spesimen = 2000 cm3
L = Panjang spesimen uji = 5 cm
A = Luas penampang spesimen uji = 19,625 cm3
p = Tekanan udara (cm water) dibaca dari Manometer saat penunjuk pada
angka 1000.
T = Waktu yang diperlukan untuk melewatkan volume udara Q melalui
spesimen (menit)
Harga permeabiltas pasir cetak yang baik antara 50 – 170 Cm3 / menit.

3. Uraikan cara pengujian kekerasan cetakan dan inti.


Menggunakan alat pengukur kekerasan cetak. Prinsip kerjanya sederhana: Bola baja 5,08
mm yang terdapat di bawah alat pengukur di tekan ke dalam permukaan cetakan. Per
bergaya 2,3 KN menerimanya. Kedalaman yang di ukur dalam milimeter menjadi indikasi
dari kekerasan. Cetakan dengan pemadatan sedang biasanya mempunyai nilai kekerasan
75.
4. Jelaskan apa yang di maksud dengan inti, jelaskan fungsi dan cara pembuatannya.
• Inti adalah bagian dari cetakan yang dibuat terpisah. Inti lebih dikenal untuk
membuat lubang pada coran. Inti adalah suatu bentuk dari pasir yang di pasang
pada rongga cetakan untuk mencegah penisian pada logam yang seharusnya
berbentuk lubang atau berbentuk rongga dalam suatu coran.
• Fungsi inti adalah untuk membuat profil didalam maupun diluar benda dan bisa
juga untuk pemisah/pembentuk leher riser pada cetakan yang biasa di sebut
“backing core”.
• Pembuatan inti dapat di lakukan dengan menggunakan:
a) Mesin peniup inti.
Udara ditiupkan pada hopper pasir dan pasir inti diisikan dengan udara ke
dalam kotak inti. Udara keluar melalui lubang angin dari kotak inti yang
dikait. Pasir inti tetap dalam kotak inti dan menjadi inti. Kait dilepas dan
inti diambil.
b) Pembuatan inti dengan kotak inti sebagai tempat untuk mencetak inti.
i. Kotak ini ini terbuat dari kayu atau tripleks dan diukir dengan pahat.
Sesuai untuk membuat inti dengan ukuran kecil.
ii. Kotak inti biasa berbentuk persegi dengan permukaan yang terluas
merupakan permukaan tumbuk. Bagian-bagian menonjol terdapat di
samping atau di dasar.
iii. Kotak inti lengkung dipakai untuk membuat inti dengan diameter
besar yang terbagi menjadi beberapa bagian yang sama.
iv. Kotak inti setengah dengan pelat penyapu berupa setengah kotak
dengan sebuah penggeret yang dapat diputar di sekeliling poros
pada kedua ujung kotak.
v. Kotak inti untuk membuat tebal dipakai untuk membuat inti yang
bertebal tetap.
vi. Kotak inti untuk mesin pembuat cetakan digunakan dengan
memasangnya pada mesin pembuat cetakan. Ukurannya harus
cocok dengan ukuran mesin. Di dalam kotak dipasang pola.
Penggunaannya jika benda coran harus mempunyai ketelitian tinggi
atau sukar untuk membuat cetakan dengan tangan.

Anda mungkin juga menyukai