Anda di halaman 1dari 13

Si Petro Experiment: PENGUKURAN DENSITAS DAN SAND CONTENT PADA LUMPUR PEMBORAN

(sharingilmuperminyakan.blogspot.com)
PENGUKURAN DENSITAS DAN SAND CONTENT PADA
LUMPUR PEMBORAN
PENGUKURAN DENSITAS DAN SAND CONTENT PADA LUMPUR
PEMBORAN

1.1  Tujuan Percobaan


1. Mengenal material lumpur pemboran serta fungsi-fungsi utamanya.
2. Menentukan densitas lumpur pemboran dengan menggunakan alat mud balance.
3. Menentukan kandungan pasir dalam lumpur pemboran.
4. Menetukan besarnya kadar pasir (%) yang terkandung dalam lumpur pemboran.

1.2    Teori Dasar
    1.2.1. Densitas lumpur
        Lumpur sangat besar perannya dalam menentukan berhasil tidaknya suatu pemboran,
sehingga perlu perlu diperhatikan sifat-sifat dari lumpur tersebut, seperti densitas, viskositas, gel
strength, atau filtration loss.
        Lumpur pemboran memiliki beberapa fungsi:
1. Mengangkat cutting keatas permukaan
Tergantung dari:
 Kecepatan fluida di annulus
 Kapasitas untuk menahan fluida
2. Mendinginkan dan melumaskan bit dan drill string
Panas dapat timbul karena gesekan bit dan drill string yang kontak langsung dengan formasi.
Dengan adanya aliran lumpur, cukup untuk mandinginkan dan melumasi sistem.

3. Mengontrol tekanan formasi


Tekanan fluida formasi biasanya adalah 0,465 psi/ft kedalaman. Untuk tekanan yang lebih kecil
dari normal, densitas lumpur harus diperkecil agar lumpur tidak masuk ke formasi. Sebaliknya
untuk tekanan yang lebih besar dari normal, maka barite perlu ditambah untuk memperberat
lumpur.
4. Membersihkan dasar lubang bor
5. Membantu dalam evaluasi formasi
6. Melindungi formasi produktif
7. Membantu stabilitas formasi
        Komposisi dan sifat-sifat lumpur sangat berpengaruh terhadap pemboran.
Perencanaan casing, drilling rate dan completion dipengaruhi oleh lumpur yang digunakan pada
saat itu.
        Densitas lumpur bor merupakan salah satu sifat lumpur yang sangat penting, karena
peranannya berhubungan langsung dengan fungsi lumpur bor sebagai penahan formasi. Adanya
densitas lumpur bor yang terlalu besar akan menyebabkan hilangnya lumpur ke formasi (loss
circulation), sedangkan apabila terlalu kecil akan menyebabkan kick (masuknya fluida formasi
kedalam lubang sumur). Maka densitas lumpur harus disesuaikan dengan keadaan formasi.
        Densitas lumpur dapat menggambarkan gradient hidrostatis dari lumpur bor dalam psi/ft
tetapi dilapangan biasa dipakai satuan ppg (pound per gallon).
Asumsi-asumsi:
1. Volume setiap material adalah additive :
Vs + Vml = Vmb  ............................................................................       ( 1 )   
2. Jumlah berat adalah additive, maka :
Ds x Vs + dml x Vml = dmb x Vmb  ……………………………..        ( 2 )
Ket :
Vs        : volume solid, bbl
Vml    : volume lumpur lama, bbl
Vmb     : volume lumpur baru, bbl
ds        : berat jenis solid, ppg
dml    : berat jenis lumpur lama, ppg
dmd    : berat jenis lumpur baru, ppg
dari persamaan 1 dan 2 didapat:
    Vs = (dmb-dml)xVml(ds-dmb)  ……………………………………………….....          ( 3 )
Karena zat pemberat (solid) beratnya adalah:
Ws = Vs x ds
Bila dimasukkan kepersamaan 3:
    Ws = (dmb-dml)(ds-dmb)x (dsxVml)  ………………………………………...        ( 4 )
% volume solid :
    VsVmb x100%= (dmb-dml)(ds-dmb) x 100%  ………………………………......       ( 5 )
% berat solid :
    dsxVxdmbxVmb x100% =    ds(dmb-dml)dml (ds-dml) x 100%
………………………........        ( 6 )
      Maka bila yang digunakan sebagai solid barite dengan SG = 4,3, untuk menaikkan densitas
lumpur lama seberat dml ke lumpur baru sebesar dmb setiap bbl lumpur lama memerlukan
berat solid, Ws sebanyak :
    Ws = 684x (dmb-dml)(35,8-dmb)  …………………………………………….......        ( 7 )
Ket :
Ws : berat solid / berat pemberat, kg barite/bbl lumpur. Sedangkan jika yang digunakan sebagai
pemberat adalah Bentonite dengan SG = 2,5, maka untuk tiap barel lumpur diperlukan :
    Ws = 398x  (dmb-dml)(20,8 -dmb)  ……………………………………………......        ( 8 )
Dimana Ws = kg Bentonite/bbl lumpur lama.

1.2.2    Sand content
        Tercampurnya serpihan-serpihan formasi (cutting) kedalam pemboran akan membawa
pengaruh pada operasi pemboran. Serpiha-serpihan pemboran yang biasanya berupa pasir akan
dapat mempengaruhi karakteristik lumpur yang disirkulasikan, dalam hal ini akan menambah
densitas lumpur yang telah mengalami sirkulasi. Bertambahnya densitas lumpur yang disirkulasi
kepermukaan akan menambah beban pompa sirkulasi lumpur. Oleh karena itu setelah lumpur
disirkulasikan harus mengalami proses pembersihan terutama menghilangkan partikel-partikel
yang masuk kedalam lumpur selama sirkulasi.
    Alat-alat ini yang biasa disebut dengan conditioning equipment, adalah :
 Shale shaker
Fungsinya membersihkan lumpur dari serpihan-serpihan atau cutting yang berukuran besar.
 Degasser
Fungsinya untuk membersihkan lumpur dari gas yang masuk ke lumpur  pemboran.
 Desander
Fungsinya untuk membersihkan lumpur dari partikel-partikel padatan yang berukuran kecil yang
bisa lolos dari shale shaker.
 Desilter
Fungsinya sama dengan desander, tetapi  desilter dapat membersihkan lumpur dari partikel yang
berukuran sangat kecil.
        Penggambaran sand content dari lumpur pemboran adalah merupakan proses volume dari
partikel-partikel yang diameternya lebih besar dari 74 mikron. Hal ini dilakukan melalui
pengukuran dengan saringan tertentu. Jadi rumus untuk menentukan kandungan pasir (sand
content) pada lumpur pemboran adalah :
    N =  VswVm x 100%  ………………………………………………….......        ( 9 )
Dimana:
n    = kandungan pasir
Vs    = volume pasir dari lumpur
Vm= volume lumpur
1.3  Alat dan Bahan
    1.3.1. Alat
 Mud balance
 Multi mixer
 Sand content set
 Gelas ukur 500 cc
    1.3.2. Bahan
 Barite
 Bentonite
 Air tawar (aquadest)

4. Prosedur Percobaan
      1.4.1. Densitas Lumpur
1. Mengkalibrasi peralatan mud mixer sebagai berikut :
 Membersihkan peralatan mud balance.
 Mengisi cup dengan air sampai penuh, lalu ditutup dan dibersihkan bagian luarnya.
Keringkan dengan kertas tissue.
 Meletakkan kembali mud balance pada kedudukan semula.
 Rider ditempatkan pada skala 8,33 ppg.
 Mencek pada level glass, bila tidak seimbang atur calibration screw sampai seimbang.
2. Menimbang beberapa zat yang digunakan sesuai petunjuk asisten.
3. Menakar air 350cc dan dicampur dengan Bentonite 22,5 gr. Caranya air dimasukkan
kedalam bejana, lalu di pasang pada multi mixer dijalankan, selang beberapa menit
setelah dicampur, bejana diambil dan isi cup mud balance dengan lumpur yang telah
dibuat.
4. Cup ditutup dan lumpur yang melekat pada dinding bagian luar dan tutup cup dibersihkan
sampai bersih.
5. Meletakkan arm balance pada kedudukan semula, lalu mengatur rider sampai seimbang.
Baca densitas yang ditunjukkan oleh skala.
6. Langkah 5 diulang sesuai bahan yang diberikan asisten.

2. Sand content
1. Mengisi gelas ukur dengan lumpur pemboran dan tandai. Tambahkan air pada batas
berikutnya, tutup mulut tabung dan kocok dengan kuat.
2. Menuangkan campuran tersebut ke saringan, biarkan cairan mengalir melalui saringan,
tambahkan air kedalam tabung, kocok dan tuangkan kembali ke saringan. Ulangi hingga tabung
menjadi bersih. Mencuci pasir yang tersaring pada saringan untuk melepaskan dari sisa-sisa
lumpur yang melekat.
3. Memasang funnel tersebut pada sisi atas dari sieve. Dengan perlahan-lahan balik
rangkaian peralatan tersebut dan masukkan ujung funnel ke dalam gelas ukur. Hanyutkan pasir
ke dalam tabung dengan menyemprotkan air melalui saringan hingga semua pasir tertampung ke
dalam gelas ukur. Biarkan pasir mengendap.dari skala yang ada pada tabung, baca persen
volume dari pasir yang mengendap.
4. Mencatat sand content dari lumpur dalam persen volume.
6. Perhitungan
    Dik :     Massa bentonite    : 22,5 gr
                  Volume air             : 350 ml
                     ρ air                    : 1,00 grml
                     ρ bentonite        : 2,5 grml
                     ρ barite               : 4,3 grml
    Dit :    ρ teoritis        : …..?   
    Jawab :
        Massa air     = ρ×v
                             = 1,00 grml× 350 ml
                             = 350 gr
1. SAMPEL I
Dik :     V air            = 350 ml
             M air            = 350 gr
   Percobaan ρ lumpur     = 8,6 PPG = 1,03 grml
    Dit :    ρ lumpur….?
    Jawab :
 Volume bentonite
            V    = mρ
                = 22,5 gr2,5 grml
                = 9 ml
 Densitas lumpur
ρ    = Mair +MbentoniteVair +Vbentonite
    = 350 gr +22,5 gr350 ml +9 ml
    = 1,037 grml
    = 1,037 x 8,33
    = 8,638 PPG

 % kesalahan
% kesalahan     = (ρ teoritis – ρ praktikumρ teoritis ) ×100%
                          =  (8,638 PPG – 8,6 PPG8,638 PPG) ×100%
                          = 0,092 %
2. SAMPEL II
Dik :     V air            = 390 ml
            M air            = 390 gr
    Percobaan ρ lumpur     = 8,52 PPG = 1,02 grml
    Dit :    ρ lumpur….?
    Jawab :
 Volume bentonite
            V    = mρ
                 = 22,5 gr2,5 grml
                 = 9 ml
 Densitas lumpur
ρ    = Mair +MbentoniteVair +Vbentonite
    = 390 gr +22,5 gr390 ml +9 ml
    = 1,033 grml
    = 1,033 x 8,33
    = 8,61 PPG

 % kesalahan
% kesalahan     = (ρ teoritis – ρ praktikumρ teoritis ) ×100%
                          =  (8,6048PPG – 8,55 PPG8,048 PPG) ×100%
                          = 0.52 %

3. SAMPEL III
Dik :     V air        = 350 ml
            M air        = 350 gr
          M barite    = 5 gr
    Percobaan ρ lumpur = 8,64 PPG = 1,04 grml
    Dit :    ρ lumpur….?
    Jawab :
 Volume bentonite
            V    = mρ
                = 22,5 gr2,5 grml
                = 9 ml
 Volume barite
            V    = mρ
                = 5 gr4,3 grml
                = 1,162 ml
 Densitas lumpur
ρ    = Mair +Mbentonite +MbariteVair +Vbentonite + Vbarite
    = 350 gr +22,5 gr +5 gr350 ml +9 ml +1,162 ml
    = 1,048 grml
    = 1,04 x 8,33
    = 8,7381 PPG
 % kesalahan
% kesalahan     = (ρ teoritis – ρ praktikumρ teoritis ) ×100%
                          =  (8,7381 PPG – 8,63 PPG8,7381 PPG) ×100%
                           = 1,2 %
 WS     = 684 (dmb– dml35,8-dml)
    = 684 (8,54– 8,6335,8-8,65)
    = 0.5 kg bariteml lumpur
4. SAMPEL IV
Dik :     V air        = 350 ml
            M air        = 350 gr
      M bentonite    = 10 gr
    Percobaan ρ lumpur = 8,73 PPG = 1,05 grml
    Dit :    ρ lumpur….?
    Jawab :
 Volume bentonite
            V    = mρ
                = 22,5 gr2,5 grml
                = 9 ml
 Volume bentonite
            V    = mρ
                = 10 gr4,3 grml
                = 2,35 ml
 Densitas lumpur
ρ    = Mair +Mbentonite +MbariteVair +Vbentonite + Vbarite
    = 350 gr +22,5 gr +10 gr350 ml +9 ml +2,32 ml
    = 1,058grml
    = 1,058 x 8,33
    = 8,81 PPG
 % kesalahan
% kesalahan     = (ρ teoritis – ρ praktikumρ teoritis ) ×100%
                          =  (8,81 PPG – 8,73 PPG8,81 PPG) ×100%
                          = 0,908 %
 WS                   = 684 (dmb– dml35,8-dml)
        = 684 (8,75– 8,6335,8-8,75)
        = 3,034kg bariteml lumpur
5. SAMPEL V
Dik :     V air        = 350 ml
    M air                = 350 gr
    M bentonite    = 15 gr
    Percobaan ρ lumpur = 8,8 PPG = 1,06 grml
    Dit :    ρ lumpur….?
    Jawab :
 Volume bentonite
            V    = mρ
                = 22,5 gr2,5 grml
                = 9 ml
 Volume bentonite
            V    = mρ
                = 15 gr4,3 grml
                = 3,48 ml
 Densitas lumpur
ρ    = Mair +Mbentonite +MbariteVair +Vbentonite + Vbarite
    = 350 gr +22,5 gr +15 gr350 ml +9 ml +3,48 ml
    = 1,069 grml
    = 1,069 x 8,33
    = 8,9 PPG

 % kesalahan
% kesalahan     = (ρ teoritis – ρ praktikumρ teoritis ) ×100%
        =  (8,9 PPG – 8,8 PPG8,9 PPG) ×100%
        = 1,12 %
 WS     = 684 (dmb– dml35,8-dml)
    = 684 (8,9– 8,6335,8-8,9)
    = 6.9 kg bariteml lumpur
6. SAMPEL VI
Dik :     V air        = 350 ml
    M air                = 350 gr
    M CMC           = 5 gr
    Percobaan ρ lumpur = 8,62 PPG = 1,37 grml
    Dit :    ρ lumpur….?
    Jawab :
 Volume bentonite
            V    = mρ
                = 22,5 gr2,5 grml
                = 9 ml
 Volume bentonite
            V    = mρ
                = 5 gr4,3 grml
                = 3,14 ml
 Densitas lumpur
ρ    = Mair +Mbentonite +MbariteVair +Vbentonite + Vbarite
    = 350 gr +22,5 gr +5 gr350 ml +9 ml +3,14 ml
    = 1,042grml
    = 1,042 x 8,33
    = 8,67 PPG
 % kesalahan
% kesalahan     = (ρ teoritis – ρ praktikumρ teoritis ) ×100%
        =  (8,67 PPG – 8,62 PPG8,67 PPG) ×100%
        = 0,57 %
7. SAMPEL VII
Dik :     V air        = 350 ml
    M air        = 350 gr
    M pasir    = 5 gr
    Dit :    n….?
    Jawab :
 Volume bentonite
            V    = mρ
                = 22,5 gr2,5 grml
                = 9 ml
 Volume pasir
            V    = mρ
                = 5 gr2,643 grml
                = 1,89 ml
 Volume lumpur
V lumpur     = Vpasir + Vbentonite + V air
                    = 1,89 ml + 9 ml + 350 ml
                    = 360,89 ml
    n              = VpasirVlumpur ×100%
                    =  1,89 ml360,89 ml ×100%
                                              = 0,52 %
8. SAMPEL VIII
Dik :     V air        = 350 ml
    M air                = 350 gr
    M pasir            = 5 gr
    Dit :    n….?
    Jawab :
 Volume bentonite
            V    = mρ
                = 22,5 gr2,5 grml
                = 9 ml
 Volume pasir
            V    = mρ
                = 10 gr2,643 grml
                = 3,78 ml
 Volume lumpur
V lumpur     = Vpasir + Vbentonite + V air
                    = 3,78 ml + 9 ml + 350 ml
                    = 362,78 ml
    n              = VpasirVlumpur ×100%
                     =  3,78 ml362,78 ml ×100%
                = 1,04 %
9. SAMPEL IX
Dik :     V air        = 350 ml
    M air                = 350 gr
    M pasir            = 15 gr
    Dit :    n….?
    Jawab :
 Volume bentonite
            V    = mρ
                = 22,5 gr2,5 grml
                = 9 ml
 Volume pasir
            V    = mρ
                = 15 gr2,643 grml
                = 5,67 ml
 Volume lumpur
V lumpur     = Vpasir + Vbentonite + V air
                     = 5,67 ml + 9 ml + 350 ml
                      = 364,67
    n    = VpasirVlumpur ×100%
           =  5,67 ml364,67 ml ×100%
                = 1,55 %

1.7.  Pembahasan
    Densitas merupakan salah satu sifat lumpur pemboran yang sangat penting sekali, karena
densitas lumpur akan mempengaruhi fungsi lumpur sebagai  berikut, yaitu:
mengangkat cutting kepermukaan, menjaga kestabilan lubang bor dengan mengontrol tekanan
formasi. Operasi pemboran akan berjalan seimbang dan lancar apabila tekanan formasi sama
atau minimal mendekati dengan tekanan fluida pemboran. Pengontrolan pada fluida pemboran
sangat erat kaitannya dengan densitas lumpur itu sendiri, dimana tekanan hidrostatik lumpur
pemboran = 0.052.ρ.h. sedangkan densitas merupakan massa per volume dari lumpurnya.
Densitas lumpur yang terlalu besar akan menyebabkan lumpur hilang ke formasi (lost
circulation), sedangkan apabila densitas lumpur  terlalu kecil akan menyebabkan kick atau
masuknya fluida formasi ke lubang sumur. Maka densitas harus disesuaikan  dengan keadaan
formasi yang akan dibor.
Sand content  atau kandungan pasir pada lumpur (lumpur yang terkontaminasi setelah
lumpur melewati formasi batuan pasir) juga akan mempengaruhi kinerja dan sifat lumpur, antara
lain ;memperlambat kecepatan bor, merangsang terjadinya jepitan pipa, dan menaikan densitas
lumpur. Jadi kandungan pasir juga harus dikontrol dalam lumpur pemboran .itulah sebabnya
peralatan pembersih (solid control equipment ) seperti shale shaker, desander, desilter,
degasser harus berfungsi maksimal agar program lumpur berhasil . Batas maximum sand
content pada lumpur pemboran adalah ±2%.
Sebagai engineer kita harus bisa mengendalikan sifat – sifat lumpur salah satu caranya
dengan menambahkan bahan-bahan adiktif, sebagai berikut :
1. Bahan pemberat lumpur, seperti bentonite, calcium carbonate, CMC, garam-garam
terlarut dan pasir.
2. Sedangkan untuk menurunkan densitasnya biasanya lumpur ditambahkan  dengan air .
1.7.  Kesimpulan
Berdasarkan percobaaan yang telah kami lakukan  dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Densitas lumpur sangat berpengaruh terhadap kinerja lumpur yaitu sebagai  mengontrol
tekanan   formasi dan mengangkat cutting  ke permukaan.
2. Densitas akan bernilai besar (naik)  dengan adanya kandungan pasir  dalam lumpur.
3. Untuk menaikkan densitas , dapat dilakukan dengan cara menambahkan bahan– bahan
sebagai berikut : bentonite, kalsium karbonat, CMC dan lain-lain.
4. Jika densitas lumpur terlalu tinggi kita bila menambahkan air agar densitasnya turun.
5. Densitas ini sangat erat kaitannya dengan besarnya tekanan hidrostatis dari lumpur itu
sendiri dimana tekanan hidrostatis= 0.052.ρ.h. dan tekanan hidrostatis sangat mempengaruhi
stabilitas suatu pemboran.

1.9. Tugas
1. Dalam suatu komposisi lumpur diketahui massa air 350 gram, massa bentonite 22,5 gram
dan massa bentonite 5 gram dengan volume bentonite 9 cc ( ρ lumpur pengukuran = 8,65 ppg ).
Carilah ρ lumpur teoritis dan % kesalahan.
Jawab : Diketahui :
 massa air    = 350 gram
 m. Bentonite    = 22,5 gram
 m. Bentonite     = 5 gram
 volume bentonite = 9 cc
 ρ lumpur pengukuran = 8,65 ppg
 ρ air = 1 gr/cc
 ρ bentonite = 4,3 gr/cc

volume air=massa ρ
                       =350 gr1grcc
                       =350 cc

volume barite=massa ρ
                             =5 gr4,3grcc
                             =1,16 cc
ρ teoritis=m.air+m.bentonite+m.bariteV.air+Vbentonite+Vbarite
                   =350 gr+22,5 gr+5 gr350cc+9cc+1,16 cc
                   =377,5 gr360,16  cc
                   =1,04grccx8,33
                   =8,73 ppg
% kesalahan= ρteoritis-ρpengukuranρteoritisx100%
                          =8,73 ppg-8,65 ppg8,73 ppg
                          =0,91 %

2. Apa tujuan pengukuran kadar pasir pada lumpur dan bagaimana cara mengatasi masalah
kepasiran pada lumpur pemboran? jelaskan!
Jawab : Agar kita bisa mengontrol densitas lumpur. Karena apabila pasir bercampur dengan
lumpur maka akan menaikkan densitas lumpur. Dan cara menanggulangi masalah kepasiran ini
bisa dilakukan dengan metode gravel pack. Selain itu pada sistem sirkulasi lumpur juga ada
tahap-tahap penyaringan oleh solid control equipment untuk menyaring pasir terutama desander.

3. Jelaskan hubungan densitas dan sand content dalam lumpur pemboran dan bagaimana


cara mengatasi partikel-partikel yang masuk ke dalam lumpur setelah sirkulasi?
Jawab : sand content akan meningkatkan nilai densitas lumpur. Cara mengtasinya yaitu
dengan solid control equipment yang berfungsi menyaring lumpur yaitu terdiri dari shale shaker,
desander, desilter dan degasser.

4. Jelaskan bagaimana cara mengatasi densitas lumpur pemboran yang menagalami


kenaikan dan penurunan saat pemboran berlangsung!
Jawab : untuk menaikkan nilai densitas lumpur kita bisa menambahkan bentonite,
CMC, Calcium Carbonate dan lain-lain. Sedangkan untuk menurunkan nilai densitas kita bisa
menambahkan air.

Anda mungkin juga menyukai