Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN


SAND CONTENT DAN SOLID CONTENT

DISUSUN OLEH :
NAMA : UMBU KERUNG PAMARA
NIM : 113220243
PLUG : R

LABORATORIUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
YOGYAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM ANALISA LUMPUR PEMBORAN
SAND CONTENT DAN SOLID CONTENT

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Analisa Lumpur Pemboran,


Tahun Akademik 2023/2024, Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi
Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

DISUSUN OLEH :

NAMA : UMBU KERUNG PAMARA


NIM : 11322043
PLUG : R

Disetujui untuk Laboratorium


Analisa Lumpur Pemboran
Oleh :
Asisten Praktikum

ALDI MUSLIADI
113200055
SAND CONTENT DAN SOLID CONTENT

A. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini meliputi penetuan kandungan pasir, dalam lumpur
pemboran, mengetahui presentase kandungan pasir yang terkandung dalam lumpu
pemboran dan menentukan kadar minyak dan padatan yang terdapat dalam lumpur
pemboran (emulsi).
B. DASAR TEORI
Kadar pasir (sand content) adalah kandungan pasir yang berasal dari cutting
formasi yang dibawa pada lumpur pemboran. Serpihan–serpihan pemboran yang
biasanya berupa pasir akan menyebabkan abrasi dan dapat mempengaruhi
karakteristik lumpur yang disirkulasikan, dalam hal ini akan menambah densitas
lumpur yang telah mengalami sirkulasi. Alat-alat yang digunakan dalam
memisahkan cutting dari lumpur pemboran disebut conditioning equipment. Alat
tersebut antara lain Shale shaker, Desander, Desilter, dan Degasser.

Prinsip Oil content adalah sebagai indikasi untuk menentukan presentase


kandungan air dengan presentase kandungan minyak dalam suatu reservoir. Hal ini
bertujuan untuk mengukuran kadar minyak pada lumur pemboran yaitu untuk
mengetahui berapa banyak kadar minyak yang terkandung dalam lumpur dan juga
lumpur yang memiliki kadar air dan jika di dalam lumpur sudah terdapat minyak
artinya pemboran sudah berada di zona produksi.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
 Mixer
 Timbangan digital
 Cup
 Retort kit
 Sand content set
 Gelas ukur
2. Bahan
 Air
 Bentonite
 Crude oil
 Wetting agent
 Pasir
D. LANGKAH PERCOBAAN
a. Sand content
Percobaan diawali dengan mengisi tabung gelas ukur dengan lumpur
pemboran dan tandai. Kemudian menambahkan air pada batas
berikutnya. Menutup mulut tabung dan mengocoknya dengan kuat.
Setelah itu tuangkan campuran tersebut ke dalam saringan dan biarkan
cairan mengalir keluar melalui saringan serta menambahkan air ke
dalam tabung, mengocok dan menuangkan kembali ke dalam saringan.
Ulangi hingga tabung menjadi bersih dan jangan lupa mencuci pasir
yang tersaring untuk melepaskan sisa – sisa dari lumpur yang masih
melekat. Selanjutnya pada funnel pada sisi atas sieve dan membalikkan
rangkaian tersebut dengan perlahan – lahan dan memasukkan ujung
Funnel ke dalam gelas ukur dan hanyutkan pasir ke dalam tabung
dengan menyemprotkan air melalui saringan hinggga semua pasir
tertampung ke dalam gelas ukur hingga pasir menegndap. Dari skala
yang sudah ditunjukan pada tabung, baca presentase volume yang
sudah mengendap. Terakhir catat persen volume pada pasir yang
mengendap.
b. Penentuan Oil Content dengan Retort Kit
Percobaan diawali dengan mengambil rangkain retort kit keluar dari
insulator block dan mengeluarkan Mud Chamber dari Retort. Setelah
itu isi Upper Chamber dengan steel wall dan mengisi Mud Chamber
dengan lumpur dan menempatkan kembali penutupnya lalu
membersihkan lelehan lumpur. Hubungkan Mud Chamber dengan
Upper Chamber, kemudian menempatkan kembali ke dalam Insulator
Block. Setelah itu tambahkan setetes wetting agent pada gelas ukur dan
menempatkan di bawah kondensator. Terakhir panaskan lumpur sampai
tidak terjadi kondensasi lagi yang ditandai dengan matinnya lampu
indikator.
E. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
Hasil percobaan pada pratikum kali ini yaitu :

Base Mud Sand Content Oil Content

Air Pasir SC OC
Bentonite (gr) Volume (ml)
(ml) (gr) (%) (%)

341,34 22,5 1 4,5 0,2 2

1. Pengukuran Sand Content


 Lumpur dasar = 341,34 ml air + 22,5 gr bentonite
 Sand Content = 4,5 %
2. Pengukuran Oil Content
 Lumpur Dasar = 350 ml air + 22.5 gr bentonite + 0,2 ml (sampel
lumpur dasar digunakan 12 ml)
 Vo = 0,2 ml
0,2 𝑚𝑙
 % Vo = × 100 %
12 𝑚𝑙

=2%
9,8 𝑚𝑙
 % VW = × 100 %
12 𝑚𝑙

= 81,7 %
𝑉𝑚𝑢𝑑 − 𝑉𝑜𝑖𝑙 − 𝑉𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
 % VPadatan = × 100 %
𝑉𝑚𝑢𝑑
12 𝑚𝑙 − 0,2 𝑚𝑙 − 9,8 𝑚𝑙
= × 100 %
12 𝑚𝑙

= 16,7 %
F. PEMBAHASAN
Pratikum minggu kedua acara pertama bertujuan untuk menentukan
kandungan pasir, dalam lumpur pemboran, mengetahui presentase kandungan pasir
yang terkandung dalam lumpu pemboran dan menentukan kadar minyak dan
padatan yang terdapat dalam lumpur pemboran (emulsi).

Kadar pasir (sand content) adalah kandungan pasir yang berasal dari cutting
formasi yang dibawa pada lumpur pemboran. Serpihan–serpihan pemboran yang
biasanya berupa pasir akan menyebabkan abrasi dan dapat mempengaruhi
karakteristik lumpur yang disirkulasikan, dalam hal ini akan menambah densitas
lumpur yang telah mengalami sirkulasi.

Prinsip kerja alat pada pengukuran sand content adalah dengan prinsip
gravitasi dimana pasir akan terendapkan terlebih dahulu dan berada dibagian paling
bawah. Sedangkan prinsip kerja alat pada pengukuran kadar minyak dengan proses
kondensasi dan destilasi. Kondensasi adalah penguapan sesuai titik didih dimana
air akan menguap terleih dahulu dari minyak karena titik didih air yang lebih
rendah. Lalu destilasi yaitu penyulingan minyak dengan air. Selain hal diatas ada
juga prinsip kerja dari oil content yaitu sebagai indikasi untuk menentukan
presentase kandungan air dengan presentase kandungan minyak dalam suatu
reservoir.

Langkah-langkah percobaan pada pratikum kali ini terdapat dua percobaan


yaitu sand content dan oil content. Sand content diawali dengan mengisi tabung
gelas ukur dengan lumpur pemboran dan tandai. Kemudian menambahkan air pada
batas berikutnya. Menutup mulut tabung dan mengocoknya dengan kuat. Setelah
itu tuangkan campuran tersebut ke dalam saringan dan biarkan cairan mengalir
keluar melalui saringan serta menambahkan air ke dalam tabung, mengocok dan
menuangkan kembali ke dalam saringan. Ulangi hingga tabung menjadi bersih dan
jangan lupa mencuci pasir yang tersaring untuk melepaskan sisa – sisa dari lumpur
yang masih melekat. Selanjutnya pada funnel pada sisi atas sieve dan membalikkan
rangkaian tersebut dengan perlahan – lahan dan memasukkan ujung Funnel ke
dalam gelas ukur dan hanyutkan pasir ke dalam tabung dengan menyemprotkan air
melalui saringan hinggga semua pasir tertampung ke dalam gelas ukur hingga pasir
menegndap. Dari skala yang sudah ditunjukan pada tabung, baca presentase volume
yang sudah mengendap. Terakhir catat persen volume pada pasir yang mengendap.
Sedangkan pada oil content diawali dengan mengambil rangkain retort kit keluar
dari insulator block dan mengeluarkan Mud Chamber dari Retort. Setelah itu isi
Upper Chamber dengan steel wall dan mengisi Mud Chamber dengan lumpur dan
menempatkan kembali penutupnya lalu membersihkan lelehan lumpur. Hubungkan
Mud Chamber dengan Upper Chamber, kemudian menempatkan kembali ke dalam
Insulator Block. Setelah itu tambahkan setetes wetting agent pada gelas ukur dan
menempatkan di bawah kondensator. Terakhir panaskan lumpur sampai tidak
terjadi kondensasi lagi yang ditandai dengan matinnya lampu indikator.

Berdasarkan pengujian dan perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai dari


sand content pada sampel lumpur sebesar 4,5%. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa lumpur pemboran kurang baik karena sand content yang baik
adalah 2%. Sedangkan volume oil content sebesar 0,2 ml, volume air sebesar 9,8
ml dan volume padatan sebesar 16,7 %.

Aplikasi lapangan pada sand content yaitu mencegah terjadinya abrasi dan
mengetahui penanganan dari probelem yang mungkin terjadi dengan lumpur di
bersihkan di conditioning area untuk membersihkan lumpur atau memidahkan
padatan-padatan dan gas yang ikut dalam lumpur pada saat lumpur disirkulasikan
menggunkan conditioning equipment yang meliputi shale shaker, desander,
desilter, dan degasser. Sedangkan pengaplikasian lapangan pada penentuan oil
content untuk mengetahui apakah pemboran sudah mencapai formasi produktif atau
belum.
G. KESIMPULAN
1. Tujuan pratikum kali ini yaitu penetuan kandungan pasir, dalam lumpur
pemboran, mengetahui presentase kandungan pasir yang terkandung
dalam lumpu pemboran dan menentukan kadar minyak dan padatan
yang terdapat dalam lumpur pemboran (emulsi).
2. Kadar pasir (sand content) adalah kandungan pasir yang berasal dari
cutting formasi yang dibawa pada lumpur pemboran.

3. Alat-alat yang digunakan dalam memisahkan cutting dari lumpur


pemboran disebut conditioning equipment. Alat tersebut antara lain
Shale shaker, Desander, Desilter, dan Degasser.
4. Prinsip kerja alat pada pengukuran sand content adalah dengan prinsip
gravitasi dimana pasir akan terendapkan terlebih dahulu dan berada
dibagian paling bawah. Sedangkan oil content yaitu sebagai indikasi
untuk menentukan presentase kandungan air dengan presentase
kandungan minyak dalam suatu reservoir.
5. Berdasarkan pengujian dan perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai
dari sand content pada sampel lumpur sebesar 4,5%. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa lumpur pemboran kurang baik karena sand
content yang baik adalah 2%. Sedangkan volume oil content sebesar 0,2
ml, volume air sebesar 9,8 ml dan volume padatan sebesar 16,7 %.
6. Aplikasi lapangan pada sand content yaitu mencegah terjadinya abrasi
dan mengetahui penanganan dari problem yang mungkin terjadi dengan
lumpur di bersihkan di conditioning area untuk membersihkan lumpur
atau memidahkan padatan-padatan dan gas yang ikut dalam lumpur
pada saat lumpur disirkulasikan menggunkan conditioning equipment
yang meliputi shale shaker, desander, desilter, dan degasser.
Sedangkan pengaplikasian lapangan pada penentuan oil content untuk
mengetahui apakah pemboran sudah mencapai formasi produktif atau
belum.

Anda mungkin juga menyukai