19
20
sudah terdapat minyak artinya pemboran sudah berada di zona produksi. Jadi pada
lumpur bor bisa terdapat kadar minyak yang berlebihan atau kadar air yang
berlebihan dalam proses kondensasi tersebut.
22
1 2 3 4 5
Keterangan :
1. Kondensator
2. Insulator Block
3. Gelas Ukur
4. Chamber
5. Wetting Agent
1 2 3
Keterangan :
1. Tube
2. Funnel
3. Sieve (Saringan Ukuran: 200 mesh)
1 2 3
Keterangan :
1. Mixer Hanging
2. Mixer
3. Mixer Cup
3. Retort Kit
a) Menyiapkan lumpur yang akan diuji (sebelumnya sudah disaring
oleh Marsh Funnel untuk melepaskan LCM dan pasir).
b) Mengisi Upper Chamber dengan steel wall.
c) Mengisi Mud Chamber dengan lumpur, lalu tutup dengan Lid,
bersihkan jika ada lumpur yang tumpah dengan kanebo.
d) Pasangkan Mud Chamber dengan Upper Chamber kemudian
tempatkan kembali ke Insulator Block.
e) Menambahkan beberapa tetes (umumnya 3 tetes) Wetting Agent pada
gelas ukur dan tempatkan di bawah Kondensator.
f) Menancapkan kabel Insulator Block agar pemanasan lumpur bisa
dimulai. Menunggu sampai tak terjadi kondensasi lagi yang ditandai
dengan matinya lampu indikator pada Insulator Block.
g) Setelah diperoleh data hasil percobaan bersihkan Mud Chamber dan
ambil sabut baja dari Upper Chamber. Bersihkan kembali alat-
alatnya kemudian letakkan kembali ke dalam box.
3.4.2. Prosedur Percobaan
1. Sand Content
a) Mengisi tabung gelas ukur dengan lumpur pemboran dan tandai.
Menambahkan air pada batas berikutnya. Menutup mulut tabung dan
mengocoknya dengan kuat.
b) Menuangkan campuran tersebut ke dalam saringan. Biarkan cairan
mengalir keluar melalui saringan. Menambahkan air ke dalam
tabung, mengocok dan menuangkan kembali ke dalam saringan.
Mengulangi hingga tabung menjadi bersih. Mencuci pasir yang
tersaring untuk melepaskan sisa – sisa dari lumpur yang masih
melekat.
c) Memasang Funnel tersebut pada sisi atas Sieve. Membalikkan
rangkaian tersebut dengan perlahan – lahan dan memasukkan ujung
Funnel ke dalam gelas ukur. Menghanyutkan pasir ke dalam tabung
dengan menyemprotkan air melalui saringan hinggga semua pasir
30
Kadar
Lumpur Dasar Sand Content Minyak
Minyak
Plug Vol
Bentonite Pasir Minyak
Air (ml) SC (%) minyak
(gr) (gr) (%)
(ml)
Asisten 350 22.5 - - - -
A 350 22.5 3 1,0 5 2
B 350 22.5 4 1,125 7 2,3
C 350 22.5 5 1,2 9 2,7
D 350 22.5 6 1,25 11 3
E 350 22.5 7 1,5 13 3,1
F 350 22.5 8 1,75 15 3,5
G 350 22.5 9 1,8 17 4
H 350 22.5 10 1,85 19 4,2
I 350 22.5 11 2,0 21 4,6
J 350 22.5 12 2,5 23 4,7
K 350 22.5 13 2,75 25 6
L 350 22.5 14 3 30 8
3.5.2. Perhitungan
1. Pengukuran Sand Content
Lumpur dasar = 350 ml air + 22.5 gr bentonite
Lumpur dasar + kontaminan pasir = 350 ml air + 22.5 gr bentonite +
11 gr pasir
Pengukuran sand content =2%
2. Pengukuran Kadar Minyak
Lumpur dasar = 350 ml air + 22.5 gr bentonite
Lumpur dasar + komtamin minyak = 350 ml air +22.5 gr bentonite
+21 ml minyak
Pengukuran volume minyak = 0,46 ml
% Minyak = 4,6 %
32
3.5.3. Grafik
33
34
3.6. PEMBAHASAN
Praktikum Analisa Lumpur Pemboran pada minggu pertama berlangsung 2
acara, yakni acara 1 dan acara 2. Acara yang kedua berjudul “Pengukuran Sand
Content dan Kadar Minyak pada Lumpur Bor”. Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk menentukan kandungan pasir dalam lumpur pemboran, mengetahui
besarnya kadar pasir (%) yang terkandung dalam lumpur pemboran, serta
menentukan kadar minyak dan padatan yang terdapat dalam lumpur pemboran
(emulsi).
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah retort kit, multi mixer,
sand content set, gelas ukur 500 cc, dan timbangan digital. Bahan-bahan yang
digunakan dalam percobaan ini adalah bentonite, air/aquades, wetting agent, oil,
dan pasir. Prinsip kerja yang digunakan dalam pengukuran sand content
menggunakan sand content set adalah prinsip gravitasi, dimana densitas padatan
lebih besar daripada air sehingga padatan (pasir) akan terendapkan di dalam tube.
Prinsip kerja yang digunakan dalam pengukuran kadar minyak menggunakan
retort kit adalah distilasi dan kondensasi. Distilasi merupakan pemisahan dua zat
yang tercampur berdasarkan titik didih, sedangkan kondensasi merupakan proses
pengembunan uap menjadi cairan.
Prosedur percobaan pada pengukuran sand content dimulai dengan
memasukkan lumpur dasar yang telah diberi padatan berupa pasir ke dalam tube
sampai tanda “mud to here”. Kemudian, aquades dimasukkan ke dalam tube
sampai batas atas dimana bertuliskan “water to here”. Setelah itu, tube
digoyangkan sampai kedua bahan tersebut tercampur merata. Selanjutnya,
campuran kedua bahan tersebut dituangkan ke dalam sieve dimana sieve yang
digunakan berukuran 200 mesh. Setelah itu, funnel dipasang pada sieve kemudian
lubang funnel dimasukkan ke tube kembali dan dibilas dengan aquades. Prosedur
percobaan pada pengukuran kadar minyak diawali dengan memasukkan lumpur
dasar yang sebelumnya telah dibuat dengan campuran minyak ke dalam mud
chamber. Setelah itu, mud chamber dipasang pada upper mud chamber yang
sebelumnya telah diberi steel wool. Selanjutnya, menyiapkan gelas ukur yang
telah diberi wetting agent sebanyak 1-2 tetes dan dipasang di bawah kondensator.
35
3.7. KESIMPULAN
1. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kandungan pasir
dalam lumpur pemboran, mengetahui besarnya kadar pasir yang
terkandung dalam lumpur pemboran, dan menentukan kadar minyak serta
padatan yang terdapat dalam lumpur pemboran (emulsi).
2. Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh data :
Sand Content : 2%
Oil Content : 4,6%
3. Prinsip kerja yang digunakan dalam pengukuran sand content adalah
prinsip gravitasi, sedangkan prinsip kerja yang digunakan dalam
pengukuran kadar minyak adalah prinsip distilasi dan kondensasi.
4. Safety factor untuk sand content berkisar 1-2%
5. Aplikasi lapangan dari pengukuran sand content yakni untuk mengetahui
seberapa besar kadar pasir yang terlarut pada lumpur pemboran ketika
disirkulasikan ke dalam sumur, sedangkan aplikasi lapangan dari
pengukuran kadar minyak adalah untuk mengetahui apakah lumpur sudah
mencapai zona produktif atau belum.