Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BAHAN I

Disusun oleh:
Nama : I Komang Mahardika
No. : 09
NIM : 2015113044
Kelas : 3D D3 Teknik Sipil

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BALI
2021
BAB 1
PENCAMPURAN

1.1 Tujuan Pengujian


Tujuan dari rangkaian tahapan pencampuran adalah untuk mencetak beton serta untuk
mengetahui apakah campuran beton dalam kondisi SSD atau tidak.

1.2 Material Uji


Dalam rangkaian tahapan pencampuran ini, material uji yang diperlukan antara lain:
a. Pasir;
 Jumlah/Berat Material : 50.436 kg
b. Kerikil
 Jumlah/Berat Material : 53.327 kg
c. Semen
 Jumlah/Berat Material : 27.302 kg
d. Air Material SSD;
 Jumlah/Berat Material : 15.262 kg
e. Air Akibat Penyerapan Pasir;
 Jumlah/Berat Material : 1.521 kg
f. Air Akibat Penyerapan Pasir.
 Jumlah/Berat Material : 3.249 kg

1.3 Peralatan yang Digunakan


Dalam proses pengujian analisa ayakan untuk pasir, peralatan yang digunakan antara lain:
a. Wadah, berfungsi sebagai tempat untuk menimbang material sekaligus sebagai
tempat dalam menyimpan material;
b. Wadah Besar, berfungsi sebagai wadah campuran beton setelah proses pencampuran;
c. Timbangan, berfungsi untuk mengukur berat material yang akan digunakan;
d. Sekop, berfungsi untuk memindahkan campuran beton dari mesin molen ke dalam
wadah;
e. Mesin Molen, berfungsi untuk mencampur material menjadi campuran beton;
f. Slump Test Set, berfungsi untuk melakukan uji slump
g. Meteran, berfungsi untuk mengukur jarak antara ujung teratas corong uji slump
dengan ujung teratas campuran beton setelah diuji slump;
h. Kuas, berfungsi untuk melumasi permukaan dalam bekisting dengan oli;
i. Bekisting silinder, berfungsi untuk mencetak benda uji beton silinder.
1.4 Proses Pengujian
1.4.1 Pengujian Slump
Langkah kerja dalam proses pengujian slump test adalah sebagai berikut:
a. Lakukan perhitungan kebutuhan bahan berdasarkan hasil analisa yang telah
diperoleh, meliputi kebutuhan pasir, kerikil, semen, air material SSD, air
akibat penyerapan pasir, dan air akibat penyerapan kerikil;
b. Siapkan material yang diperlukan;
c. Letakkan wadah di atas timbangan untuk memperoleh berat wadah tersebut;
d. Masukkan pasir ke dalam wadah tersebut dengan berat sesuai perhitungan
ditambah dengan berat wadah:
e. Lakukan langkah C dan D secara bertahap pada material kerikil, semen, air
material SSD, dan air akibat penyerapan total (pasir + kerikil);
f. Siapkan mesin molen dan hidupkan mesin molen tersebut;
g. Tuangkan air sedikit demi sedikit ke dalam mesin molen untuk membasahi
permukaan sisi dalam mesin tersebut;
h. Masukkan material secara bertahap ke dalam mesin molen dengan urutan air
material SSD, semen, pasir, dan kerikil;
i. Tunggu hingga semua campuran tercampur, apabila kondisi campuran masih
terlalu kental, tambahkan campuran beton tersebut dengan air akibat
penyerapan total (pasir + kerikil) sedikit demi sedikit hingga tekstur material
mencapai kondisi yang tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair;
j. Siapkan wadah besar, tuangkan perlahan-lahan campuran beton dari dalam
mesin molen ke dalam wadah besar;
k. Siapkan corong, alas, dan penumbuk slump test set;
l. Basahi setiap alat dalam slump test set;
m. Letakkan corong di atas alas lalu berdiri di atas pijakan yang tersedia pada
corong untuk menahan corong agar tidak berubah posisi;
n. Masukkan campuran beton secara bertahap ke dalam corong sampai mengisi
1/3 bagian corong;
o. Tumbuk campuran beton di dalam corong dengan alat penumbuk sebanyak 25
kali dengan ketinggian kira-kira 1/3 bagian corong diukur dari ujung atas
corong;
p. Masukkan kembali campuran beton secara bertahap ke dalam corong sampai
mengisi 2/3 bagian corong;
q. Tumbuk kembali campuran beton di dalam corong dengan alat penumbuk
sebanyak 25 kali dengan ketinggian kira-kira 2/3 bagian corong diukur dari
ujung atas corong;
r. Masukkan kembali campuran beton secara bertahap ke dalam corong sampai
mengisi seluruh bagian corong;
s. Tumbuk kembali campuran beton di dalam corong dengan alat penumbuk
sebanyak 25 kali dengan ketinggian kira-kira sama dengan tinggi corong
diukur dari ujung atas corong;
t. Masukkan kembali campuran beton secara bertahap ke dalam corong sampai
melewati lubang atas corong;
u. Balikkan penumbuk slump test, ratakan permukaan campuran beton hingga
rata dengan ujung atas corong dengan menggunakan penumbuk slump test
tersebut dengan gerakan menggiling;
v. Tunggu selama ± 30 detik
w. Posisikan tangan pada corong slump test, turunkan kaki perlahan-lahan dari
corong;
x. Tarik perlahan-lahan corong secara vertikal;
y. Balikkan dan letakkan corong di samping campuran beton, lalu letakkan
penumbuk di atas corong tersebut;
z. Ukur jarak antara ujung atas campuran beton dengan ujung atas corong
dengan meteran;
aa. Catat jarak yang diperoleh. Campuran beton memenuhi kondisi SSD apabila
jarak yang diperoleh adalah 10 ± 2 cm (8-12 cm);
bb. Setelah diperoleh hasil slump test, pindahkan semua campuran beton dari
wadah besar ke dalam artco.
1.4.2 Pembuatan Benda Uji Beton
a. Pindahkan campuran beton dan siapkan alat-alat untuk mencetak benda uji
beton;
b. Siapkan bekisting dan lumasi permukaan dalam bekisting dengan oli;
c. Masukkan campuran beton secara bertahap ke dalam bekisting sampai
mengisi 1/3 bagian corong;
d. Tumbuk campuran beton di dalam bekisting dengan alat penumbuk sebanyak
25 kali dengan ketinggian kira-kira 1/3 bagian bekisting diukur dari ujung atas
bekisting;
e. Masukkan kembali campuran beton secara bertahap ke dalam bekisting
sampai mengisi 2/3 bagian bekisting;
f. Tumbuk kembali campuran beton di dalam bekisting dengan alat penumbuk
sebanyak 25 kali dengan ketinggian kira-kira 2/3 bagian bekisting diukur dari
ujung atas bekisting;
g. Masukkan kembali campuran beton secara bertahap ke dalam bekisting
sampai mengisi seluruh bagian bekisting;
h. Tumbuk kembali campuran beton di dalam bekisting dengan alat penumbuk
sebanyak 25 kali dengan ketinggian kira-kira sama dengan tinggi bekisting
diukur dari ujung atas bekisting;
i. Masukkan kembali campuran beton secara bertahap ke dalam bekisting
sampai melewati lubang atas bekisting;
j. Ratakan permukaan campuran beton dengan spatula;
k. Simpan benda uji beton selama ± 24 jam ;
l. Setelah ± 24 jam , bekisting dapat dibongkar .
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.4.1
1.4.2
1.4.3 Input Data Hasil Pengujian
Dari proses analisa, untuk slinder ϕ 15 cmdan h=30 cm diperoleh kebutuhan
material per 1 silinder sebagai berikut:
Keterangan Satuan Hasil Analisa
Pasir kg 3.942
Kerikil kg 4.168
Semen kg 2.134
Air Material SSD kg 1.193
Air Akibat Penyerapan kg 0.119
Pasir
Air Akibat Penyerapan kg 0.254
Kerikil
Air Akibat Penyerapan kg 0.373
Total (Pasir + Kerikil)

Dari proses analisa, untuk slinder ϕ 10 cmdan h=20 cm diperoleh kebutuhan


material per 1 silinder sebagai berikut:
Keterangan Satuan Hasil Analisa
Pasir kg 1.168
Kerikil kg 1.235
Semen kg 0.632
Air Material SSD kg 0,353
Air Akibat Penyerapan kg 0.035
Pasir
Air Akibat Penyerapan kg 0.075
Kerikil
Air Akibat Penyerapan kg 0.110
Total (Pasir + Kerikil)

1.4.4 Pengolahan Data Hasil Pengujian


Dari data tersebut, diperoleh pengolahan data sebagai berikut:

Kebutuhan Material untuk Silinder φ15 cm, h = 30 cm


Kebutuhan Kebutuhan
Satua Simbol
Keterangan Hasil Analisa Material untuk Material untuk
n Formula
11 Silinder 11 Silinder + 5%
Pasir kg W1a 3.942 43.362 45.530
Kerikil kg W2a 4.168 45.848 48.140
Semen kg W3a 2.134 23.474 24.648
Air Material SSD kg W4a 1.193 13.123 13.779
Air Akibat Penyerapan
kg W5a 0.119 1.309 1.374
Pasir
Air Akibat Penyerapan
kg W6a 0.254 2.794 2.934
Kerikil
Air Akibat Penyerapan
kg W7a 0.373 4.103 4.308
Total (Pasir + Kerikil)

Kebutuhan Material untuk Silinder φ10 cm, h = 20 cm


Kebutuhan Kebutuhan
Satua Simbol
Keterangan Hasil Analisa Material untuk Material untuk 4
n Formula
4 Silinder Silinder + 5%
Pasir kg W1b 1.168 4.672 4.906
Kerikil kg W2b 1.235 4.940 5.187
Semen kg W3b 0.632 2.528 2.654
Air Material SSD kg W4b 0.353 1.412 1.483
Air Akibat Penyerapan
kg W5b 0.035 0.140 0.147
Pasir
Air Akibat Penyerapan
kg W6b 0.075 0.300 0.315
Kerikil
Air Akibat Penyerapan
kg W7b 0.110 0.440 0.462
Total (Pasir + Kerikil)

Kebutuhan Material untuk Total


Silinder
Kebutuhan
Kebutuhan
Satua Simbol Material untuk
Keterangan Hasil Analisa Material untuk
n Formula Total Silinder +
Total Silinder
5%
W1ab = W1a +
Pasir kg 1.168 48.034 50.436
W1b
W2ab = W2a +
Kerikil kg 1.235 50.788 53.327
W2b
W3ab = W3a +
Semen kg 0.632 26.002 27.302
W3b
W4ab = W4a +
Air Material SSD kg 0.353 14.535 15.262
W4b
Air Akibat Penyerapan W5ab = W5a +
kg 0.035 1.449 1.521
Pasir W5b
Air Akibat Penyerapan W6ab = W6a +
kg 0.075 3.094 3.249
Kerikil W6b
Air Akibat Penyerapan W7ab = W7a +
kg 0.110 4.543 4.770
Total (Pasir + Kerikil) W8b

Dari Hasil Pengujian Slump diperoleh nilai slump campuran beton = 13

Anda mungkin juga menyukai