Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN I

Disusun oleh:
Nama : I Komang Mahardika
No. : 09
NIM : 2015113044
Kelas : 3D D3 Teknik Sipil

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BALI
2021
1. Pendahuluan
Mutu beton disimbolkan dengan f’c (MPa atau N/mm3) untuk benda uji berbentuk silinder
dan f’ck (MPa atau N/mm3) untuk benda uji berbentuk kubus. Contohnya, beton dengan mutu f’c
20 MPa berarti beton tersebut dapat menahan beban sebesar 20 Newton per millimeter persegi.
Mutu beton dapat diuji melalui pengujian kuat tekan pada sampel beton. Untuk membuat beton
dengan mutu beton sesuai dengan yang ditentukan yaitu melalui analisis campuran beton/Mix
Design. Dari perencanaan tersebut diperoleh berat dari masing-masing material penyusun beton
yaitu semen, pasir dan kerikil yang dibutuhkan untuk membuat beton dengan mutu tertentu.
Berat bahan tersebut lalu dikonversi ke satuan volume untuk memudahkan pencampuran bahan
di lapangan, kemudian akan dicari perbandingan antar bahan untuk melakukan Mix Design.
Sebelum memperoleh perbandingan antar bahan, diperlukan pengujian properties pada material
yang akan digunakan melalui pengujian di laboratorium. Data-data yang diperlukan dalam
pengujian properties antara lain:
1. Air
2. Semen
1. Berat Volume (BV).
3. Kerikil
2. Berat Volume (BV);
3. ϕ Max Butir ;
4. Berat Jenis (BJ) pasir dalam kondisi SSD (Saturated Surface Dry);
5. Jenis Kerikil.
4. Pasir
6. Berat Volume (BV);
7. Zone, melalui analisis ayakan/saringan;
8. Berat Jenis (BJ) pasir dalam kondisi SSD (Saturated Surface Dry);
9. Kadar Lumpur, kadar air yang diperbolehkan yaitu ≤5 % .

2. Pengujian
2.1 Persiapan Sampel Material
1. Peralatan
Dalam proses persiapan sampel material, peralatan yang diperlukan antara lain:
1. Sekop;
2. Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang;
3. Sekop Splitter;
4. Sekop Tangan;
5. Ompreng;
6. Wadah;
7. Oven.

2. Bahan
Dalam proses persiapan sampel material, bahan yang diperlukan antara lain:
1. Sampel Pasir;
2. Sampel Kerikil;
3. Air, dengan syarat: tidak berbau, tidak berwarna dan dapat diminum.

3. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam proses persiapan sampel material adalah sebagai berikut:
1. Ambil pasir yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan pada ompreng
secukupnya;
2. Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel yang
diletakkan di sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
3. Ambil dan masukkan sampel pasir sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter dengan
menggunakan bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
4. Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel pasir
tersebut ke dalam dua wadah yang berbeda;
5. Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel pasir dalam ompreng habis dan diperoleh
dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam wadah yang berbeda
dengan pembagian 1/2 dan 1/2;
6. Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2 tersebut dan masukkan kembali ke alat splitter
hingga diperoleh dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam wadah
berbeda. Sampel ini disebut sebagai sampel 1/4 dan 1/4;
7. Ambil salah satu dari sampel ¼ tersebut dan masukkan kembali ke dalam alat splitter
hingga diperoleh dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam wadah
berbeda. Sampel ini disebut sebagai sampel 1/8 dan 1/8. Salah satu dari sampel tersebut
akan digunakan dalam pengujian berat jenis;
8. Ambil satu sampel 1/8 yang tersisa dan masukkan kembali ke dalam alat splitter hingga
diperoleh dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam wadah berbeda.
Sampel ini disebut sebagai sampel 1/16 dan 1/16. Salah satu sampel 1/16 akan digunakan
dalam analisis saringan dan satu sampel lagi akan digunakan dalam pengujian kadar
lumpur;
9. Campurkan salah satu sampel 1/2 dengan salah satu sampel 1/4 yang tersisa dalam satu
wadah dan simpan sampel tersebut, sampel ini akan digunakan dalam pembuatan benda
uji nantinya;
10. Cuci dan rendam sampel 1/8 yang akan digunakan pada pengujian kadar lumpur,
kemudian disimpan;
11. Masukkan sampel 1/16 yang akan digunakan dalam analisis agregat ke dalam oven dan
dibiarkan selama ± 24 jam serta simpan sampel 1/16 yang akan digunakan pada pengujian
kadar lumpur nantinya;
12. Lakukan langkah-langkah yang sama pada sampel kerikil.

2.1 Pengujian Kadar Lumpur


A. Pasir
a. Peralatan
Dalam proses pengujian kadar lumpur, peralatan yang diperlukan antara lain:
Sekop;
Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang;
Sekop Splitter;
Sekop Tangan;
Ompreng;
Wadah;
Oven.
Gelas Ukur Berkapasitas 1000 ml;
Sekop tangan;
Pipet.

b. Bahan
Dalam proses pengujian kadar lumpur, bahan yang diperlukan antara lain:
a. Sampel Pasir;
b. Air.

c. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam proses pengujian kadar lumpur adalah sebagai berikut:
Ambil pasir yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan pada ompreng
secukupnya;
Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel yang diletakkan di
sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
Ambil dan masukkan sampel pasir sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter dengan menggunakan
bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel pasir tersebut ke dalam
dua wadah yang berbeda;
Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel pasir dalam ompreng habis dan diperoleh dua
sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam wadah yang berbeda dengan
pembagian 1/2 dan 1/2;
Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara bertahap hingga
diperoleh sampel dengan komposisi 1/16 dari total sampel awal;
Simpan dan diamkan salah satu sampel pasir 1/16 selama ± 24 jam ;
Setelah didiamkan selama ± 24 jam , masukkan sampel pasir 1/16 ke dalam gelas ukur secara
perlahan-lahan dengan menggunakan bantuan sekop tangan;
Tambahkan air secukupnya hingga permukaan sampel pasir terendam oleh air;
Tutup lubang gelas ukur dengan menggunakan tangan lalu bolak-balikkan gelas ukur hingga seluruh
butiran sampel pasir tercampur dengan air;
Bersihkan sisa-sisa butiran sampel pasir yang menempel pada dinding-dinding gelas ukur hinga
benar-benar bersih dengan menggunakan pipet.
Letakkan gelas ukur pada permukaan yang rata kemudian putar-putar gelas ukur agas permukaan
sampel pasir yang terendam air tersebut menjadi rata;
Simpan gelas ukur yang berisi rendaman pasir tersebut selama ± 24 jam .
Setelah didiamkan selama ± 24 jam , baca pembacaan skala pasir dan skala lumpur pada gelas ukur;
Hitung kadar lumpur benda uji dengan data-data yang telah diperoleh di atas.
Dari hasil pengujian, diperoleh data sebagai berikut:
Keterangan Satuan Hasil Pengujian Sampel
Pembacaan Skala Pasir gr 410
Pembacaan Skala Lumpur gr 460
Kadar Lumpur % ((460-410)/460)*100% = 10.87%

2.2 Pengujian Ayakan


A. Pasir
Peralatan
Dalam proses pengujian ayakan, peralatan yang diperlukan antara lain:
Sekop;
Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang;
Sekop Splitter;
Sekop Tangan;
Ompreng;
Wadah;
Set Ayakan;
Timbangan;
Wadah kosong;
Mesin Pengayak;
Timer.

Bahan
Dalam proses pengujian ayakan, bahan yang diperlukan antara lain:
Sampel Pasir;

Langkah Kerja
Langkah kerja dalam proses pengujian ayakan adalah sebagai berikut:
1. Ambil pasir yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan pada ompreng
secukupnya;
2. Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel yang
diletakkan di sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
3. Ambil dan masukkan sampel pasir sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter dengan
menggunakan bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
4. Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel pasir
tersebut ke dalam dua wadah yang berbeda;
5. Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel pasir dalam ompreng habis dan diperoleh
dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam wadah yang berbeda
dengan pembagian 1/2 dan 1/2;
6. Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara bertahap
hingga diperoleh sampel dengan komposisi 1/16 dari total sampel awal;
7. Masukkan dan diamkan salah satu sampel pasir 1/16 ke dalam oven selama ± 24 jam ;
8. Setelah didiamkan selama ± 24 jam , keluarkan sampel pasir 1/16 dari oven;
9. Siapkan set ayakan, timbang dan catat berat tiap-tiap nomor ayakan;
10. Susun set ayakan sesuai ukurannya dengan urutan dari bawah yaitu: pan, 0.075mm,
0.150mm, 0.300mm, 0.600mm, 1.180mm, 2.360mm, 4.750mm, 9.500mm, 19.00mm, dan
penutup ayakan;
11. Siapkan timbangan, letakkan wadah kosong pada timbangan dan set timbangan ke nol;
12. Tuangkan sampel pasir 1/16 ke dalam wadah kosong. Catat berat awal pasir sebelum
diayak pada form yang telah disediakan. Sampel pasir ini kemudian disebut sebagai
benda uji;
13. Buka penutup set ayakan, masukan benda uji ke dalam set saringan;
14. Tutup kembali set ayakan, goyang set saringan yang telah diisi benda uji;
15. Buka penutup set ayakan, lepas ayakan yang tidak terisi agregat sama sekali;
16. Tutup kembali set ayakan yang tersisa, masukkan ke mesin pengayak;
17. Ayak benda uji dalam set saringan selama 15 menit, gunakan bantuan timer;
18. Setelah 15 menit, buka seluruh set saringan, timbang dan catat berat seluruh benda uji
yang tertahan pada tiap-tiap nomor ayakan;
19. Hitung dan cocokkan kembali berat benda uji setelah pengayakan dengan sebelum
pengayakan. Apabila sesuai atau memenuhi batas toleransi, pengujian lainnya dapat
dilanjutkan.
20. Dari hasil pengujian, diperoleh data sebagai berikut:
No. Ukuran Berat Berat Sampel Sebelum Diayak (gram)
Ayakan Ayakan I II III
(mm) (gram) 1000 953.5 1123
Berat Agregat Tertahan pada Ayakan + Berat Ayakan
1 19.00 407.5 407.5 407.5 407.5
2 9.500 418.5 419.0 418.5 418.5
3 4.750 406.5 421.0 420.0 414.5
4 2.360 285.5 378.0 355.0 376.0
5 1.180 301.0 461.0 439.5 497.0
6 0.600 273.5 420.5 403.5 437.5
7 0.300 279 419.5 390.5 460.0
8 0.150 274.5 502.0 539.5 552.5
9 0.075 264.5 397.5 394.0 385.5
10 Pan 253 338.5 348.0 338.0
Berat Benda Uji Setelah
Diayak (gram) 1000.5 952.0 1123.0
Persentase Agregat Kasar dalam Pasir =
Berat Benda Uji Tertaahan pada Ayakan No. 4.75
x 100 %
Berat Total Benda Uji

14.5
a. x 100 %=1.45 %
1000.5
13.5
b. x 100 %=1.42 %
952.0
8
c. x 100 %=0.71 %
1123.0

B. Kerikil
1. Peralatan
Dalam proses pengukuran berat volume pada kerikil, peralatan yang diperlukan antara lain:
Sekop;
Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang;
Sekop Splitter;
Sekop Tangan;
Ompreng;
Wadah;
Ayakan Ukuran 4.75 mm;
Pan;
Penutup Ayakan;
Timbangan;
Wadah Kosong.

2. Bahan
Dalam proses pengukuran berat volume pada kerikil, bahan yang diperlukan antara lain:
Sampel Kerikil;

3. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam proses pengukuran berat volume pada kerikil adalah sebagai berikut:
Ambil kerikil yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan pada ompreng
secukupnya;
Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel yang diletakkan di
sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
Ambil dan masukkan sampel kerikil sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter dengan menggunakan
bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel kerikil tersebut ke
dalam dua wadah yang berbeda;
Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel kerikil dalam ompreng habis dan diperoleh dua
sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam wadah yang berbeda dengan
pembagian 1/2 dan 1/2;
Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara bertahap hingga
diperoleh sampel dengan komposisi 1/16 dari total sampel awal;
Masukkan dan diamkan salah satu sampel kerikil 1/16 ke dalam oven selama ± 24 jam ;
Setelah didiamkan selama ± 24 jam , keluarkan sampel kerikil 1/16 dari oven;
Letakkan wadah kosong pada timbangan;
Atur timbangan agar dalam kondisi nol;
Masukkan benda uji ke wadah tersebut. Catat berat yang diperoleh;
Turunkan benda uji beserta wadah kosong lalu atur kembali timbangan dalam kondisi nol;
Letakkan ayakan No. 4.75 dan pan secara bergantian pada timbangan. Catat masing-masing berat
yang diperoleh;
Susun set saringan dengan urutan dari bawah: pan, ayakan No. 4.75, dan penutup ayakan;
Buka penutup ayakan dan masukkan benda uji ke dalam set ayakan secara bertahap hingga benda
uji habis;
Goyangkan ayakan untuk mengayak benda uji;
Atur kembali timbangan dalam kondisi nol;
Buka set ayakan, letakkan ayakan yang berisi benda uji tertahan dan pan yang berisi benda uji
lolos ayakan pada timbangan secara bergantian. Catat berat yang diperoleh;
Dari hasil pengujian, diperoleh data sebagai berikut:
No Keterangan Satuan Hasil Penimbangan
.
1 Berat Benda Uji Sebelum Diayak gr 1335.5
2 Berat Ayakan No. 4.75 gr 404.5
3 Berat Pan gr 245.5
4 Berat Ayakan + Benda Uji Tertahan gr 1479.5
5 Berat Pan + Benda Uji Lolos gr 506.5
Ayakan
6 Berat Benda Uji Tertahan (4-2) gr 1074.5
7 Berat Benda Uji Lolos (5-3) gr 261
8 Persentase Agregat Halus dalam % 19.5
Kerikil ((7/8)*100%)

Pengukuran Berat Jenis dalam Kondisi SSD


1. Pasir
b. Peralatan
Dalam proses pengukuran berat jenis pada pasir, peralatan yang diperlukan antara lain:
1. Sekop;
2. Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang;
3. Sekop Splitter;
4. Sekop Tangan;
5. Ompreng;
6. Wadah;
7. Set timbangan;
8. Stoples Kaca;
9. Kaca Penutup;
10. Alas untuk Menjemur;
11. Pipet;
12. Alas Kaca;
13. Kain Lap;
14. Kuas;
15. Corong;
16. Penumbuk;
17. Spatula.

c. Bahan
Dalam proses pengukuran berat jenis pada pasir, bahan yang diperlukan antara lain:
a. Sampel Pasir;
b. Air.

d. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam proses pengukuran berat jenis pada pasir adalah sebagai berikut:
1. Ambil pasir yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan pada ompreng
secukupnya;
2. Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel yang
diletakkan di sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
3. Ambil dan masukkan sampel pasir sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter dengan
menggunakan bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
4. Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel pasir
tersebut ke dalam dua wadah yang berbeda;
5. Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel pasir dalam ompreng habis dan diperoleh
dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam wadah yang berbeda
dengan pembagian 1/2 dan 1/2;
6. Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara bertahap
hingga diperoleh sampel dengan komposisi 1/8 dari total sampel awal;
7. Rendam salah satu sampel pasir 1/8 selama ± 24 jam dengan air ;
8. Ambil sampel pasir yang telah direndam selama ± 24 jam ;
9. Hilangkan sisa air yang tidak berwarna dari perendaman sampel pasir dengan bantuan
pipet hingga habis;
10. Tuangkan sampel pasir yang telah dibuang airnya ke atas alas untuk menjemur, ratakan
dan gemburkan sampel pasir ke seluruh permukaan alas;
11. Jemur sampel pasir di bawah sinar matahari hingga diperkirakan mencapai kondisi SSD
(Saturated Surface Dry). (Sampel pasir dapat diperkirakan telah mencapai kondisi SSD
apabila saat sampel pasir digenggam dengan tangan dan kemudian dilepaskan terdapat
bagian pasir yang runtuh atau tidak menggumpal sepenuhnya);
12. Jika sampel pasir diperkirakan telah mencapai kondisi SSD, dapat dilanjutkan dengan
pengukuran SSD sampel pasir untuk memastikannya;
13. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pengukuran SSD, diantaranya adalah: alas kaca,
kain lap, sekop tangan, corong, dan alat penumbuk;
14. Letakkan alas kaca di atas kain lap dan pada permukaan yang rata agar alas kaca tidak
bergeser saat proses pengukuran;
15. Letakkan corong di atas alas kaca;
16. Masukkan sampel pasir secara bertahap ke dalam corong sampai mengisi 1/3 bagian
corong;
17. Tumbuk sampel pasir di dalam corong dengan alat penumbuk sebanyak 8 kali dengan
ketinggian kira-kira 1/3 bagian corong diukur dari ujung atas corong;
18. Masukkan kembali sampel pasir secara bertahap ke dalam corong sampai mengisi 2/3
bagian corong;
19. Tumbuk kembali sampel pasir di dalam corong dengan alat penumbuk sebanyak 8 kali
dengan ketinggian kira-kira 2/3 bagian corong diukur dari ujung atas corong;
20. Masukkan kembali sampel pasir secara bertahap ke dalam corong sampai mengisi seluruh
bagian corong;
21. Tumbuk kembali sampel pasir di dalam corong dengan alat penumbuk sebanyak 8 kali
dengan ketinggian kira-kira sama dengan tinggi corong diukur dari ujung atas corong;
22. Masukkan kembali sampel pasir secara bertahap ke dalam corong sampai melewati
lubang atas corong;
23. Tumbuk sampel pasir di dalam corong dengan alat penumbuk sebanyak 1 kali;
24. Terakhir, masukkan kembali sampel pasir hingga memenuhi corong, ratakan
permukaannya menggunakan spatula;
25. Bersihkan sisa-sisa butir sampel pasir di sekitar corong dengan menggunakan kuas
hingga benar-benar bersih;
26. Buka corong secara perlahan-lahan dan lihat bentuk sampel pasir yang diperoleh;
27. Apabila diperoleh sampel pasir berbentuk mengikuti bentuk corong secara sempurna,
maka sampel pasir tersebut tergolong basah. Apabila diperoleh sampel pasir runtuh
keseluruhan dan tidak mengikuti bentuk corong, maka sampel pasir tersebut tergolong
kering. Apabila diperoleh sampel pasir berbentuk mengikuti bentuk corong namun
terdapat bagian yang runtuh, maka sampel pasir tersebut tergolong SSD;
28. Apabila sampel pasir tergolong dalam SSD, maka dapat dilanjutkan ke proses
selanjutnya, yaitu pengukuran berat jenis sampel pasir;
29. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pengukuran berat jenis sampel pasir,
diantaranya adalah: stoples kaca, kaca penutup, sekop tangan, pipet, dan set timbangan;
30. Siapkan set timbangan, atur agar ujung timbangan berada pada garis tengah atau dalam
kondisi nol;
31. Timbang berat stoples + kaca penutup;
32. Turunkan kembali stoples, masukkan sampel pasir SSD ke dalam stoples, lalu tutup
kembali dengan kaca penutup;
33. Timbang berat stoples + sampel pasir SSD + kaca penutup. Catat berat yang diperoleh
pada form yang telah disediakan. Sampel pasir ini kemudian disebut sebagai benda uji;
34. Turunkan kembali stoples, isi stoples dengan sampai benda uji terendam oleh air, lalu
tutup kembali stoples dengan kaca penutup;
35. Pegang erat stoples dan kaca penutup kemudian kocok stoples hingga seluruh butiran
benda uji tercampur dengan air;
36. Timbang berat stoples + sampel pasir SSD + air + kaca penutup. Catat berat yang
diperoleh pada form yang telah disediakan;
37. Turunkan kembali stoples, siapkan wadah kosong, tuangkan seluruh benda uji yang telah
bercampur dengan air ke dalam wadah. Cuci seluruh bagian stoples di dalam wadah
sehingga tidak ada butiran-butiran benda uji yang menempel di stoples.
38. Simpan dan diamkan benda uji dalam wadah selama ± 24 jam agar air pada permukaan
benda uji menjadi bening dan tidak bercampur butiran-butiran benda uji;
39. Ambil kembali stoples, isi dengan air hinggap memenuhi stoples;
40. Tutup perlahan menggunakan kaca penutup hingga tidak tersisa gelembung udara, jika
masih terdapat gelembung udara, tambahkan kembali air dengan bantuan pipet hingga
benar-benar tidak tersisa gelembung udara;
41. Lap seluruh permukaan stoples dari tetesan-tetesan air;
42. Timbang berat stoples + air + kaca penutup. Catat berat yang diperoleh pada form yang
telah disediakan;
43. Setelah didiamkan hilangkan selama ± 24 jam seluruh air bening pada permukaan benda
uji dengan bantuan pipet;
44. Masukkan benda uji yang telah dihilangkan airnya ke dalam oven, diamkan selama
± 24 jam agar benda uji benar-benar mencapai kondisi kering. Dari tahapan ini diperoleh
berat benda uji kering dalam oven. Catat berat yang diperoleh pada form yang telah
disediakan;
45. Dari hasil pengujian, diperoleh data sebagai berikut:
Keterangan Satuan Hasil Pengujian Sampel
S.01 S.02 S.03
Berat (Stoples + Kaca gr 669 715 630
Penutup)
Berat (Stoples + Benda Uji gr 1548 1459 1339
SSD + Kaca Penutup)
Berat (Stoples + Benda Uji gr 2314 2289 2197
+ Air + Kaca Penutup)
Berat (Stoples + Air + Kaca gr 1797 1844 1769
Penutup)
Berat Benda Uji Kering gr 852 733 688
Oven

2. Kerikil
1. Peralatan
Dalam proses pengukuran berat jenis pada kerikil, peralatan yang diperlukan antara lain:
1. Sekop;
2. Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang;
3. Sekop Splitter;
4. Sekop Tangan;
5. Ompreng;
6. Wadah;
7. Set timbangan;
8. Lap kering.
2. Bahan
Dalam proses pengukuran berat jenis pada kerikil, bahan yang diperlukan antara lain:
1. Sampel Kerikil;
2. Air.

3. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam proses pengukuran berat jenis pada kerikil adalah sebagai berikut:
1. Ambil kerikil yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan pada ompreng
secukupnya;
2. Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel yang
diletakkan di sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
3. Ambil dan masukkan sampel kerikil sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter dengan
menggunakan bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
4. Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel kerikil
tersebut ke dalam dua wadah yang berbeda;
5. Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel kerikil dalam ompreng habis dan diperoleh
dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam wadah yang berbeda
dengan pembagian 1/2 dan 1/2;
6. Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara bertahap
hingga diperoleh sampel dengan komposisi 1/8 dari total sampel awal;
7. Rendam salah satu sampel kerikil 1/8 selama ± 24 jam dengan air ;
8. Ambil sampel kerikil yang telah direndam selama ± 24 jam ;
9. Buang air rendaman kerikil lalu keringkan permukaan sampel kerikil dengan
menggunakan lap kering untuk mencapai kondisi SSD (Saturated Surface Dry);
10. Siapkan set timbangan, letakkan wadah kosong pada timbangan lalu atur agar ujung
timbangan berada pada garis tengah atau dalam kondisi nol;
11. Masukkan sampel kerikil yang permukaannya telah dilap ke dalam wadah kosong
tersebut. Selanjutnya sampel kerikil tersebut disebut sebagai benda uji;
12. Atur beban pada timbangan sedemikian rupa hingga ujung timbangan berada pada garis
tengah atau dalam kondisi nol. Jika beban yang tersedia pada timbangan tidak mencukupi
untuk mengukur berat kerikil tersebut, timbangan dapat ditambahkan dengan beban
tambahan yang tersedia;
13. Jika ujung timbangan telah berada pada garis tengah atau telah dalam kondisi nol, baca
dan jumlahkan beban yang digunakan dalam menimbang sampel kerikil tersebut. Jumlah
beban yang diperoleh pada proses ini merupakan beban dari benda uji di udara;
14. Setelah penimbangan berat benda uji di udara selesai, pindahkan benda uji ke dalam
keranjang yang tersedia pada bagian bawah timbangan dalam kondisi terendam air;
15. Letakkan kembali wadah kosong yang sebelumnya digunakan dalam pengukuran berat
benda uji di udara pada timbangan.
16. Atur beban pada timbangan sedemikian rupa hingga ujung timbangan berada pada garis
tengah atau dalam kondisi nol. Jika beban yang tersedia pada timbangan tidak mencukupi
untuk mengukur berat kerikil tersebut, timbangan dapat ditambahkan dengan beban
tambahan yang tersedia;
17. Jika ujung timbangan telah berada pada garis tengah atau telah dalam kondisi nol, baca
dan jumlahkan beban yang digunakan dalam menimbang sampel kerikil tersebut. Jumlah
beban yang diperoleh pada proses ini merupakan beban dari benda uji di dalam air;
18. Setelah penimbangan berat benda uji di dalam air selesai, pindahkan benda uji ke dalam
wadah baru, masukkan dan simpan benda uji tersebut ke dalam oven selama ± 24 jam
19. Setelah ± 24 jam , pindahkan kembali benda uji ke dalam wadah kosong yang sebelumnya
digunakan pada penimbangan benda uji di udara dan di dalam air, kemudian letakkan
kembali pada timbangan:
20. Atur beban pada timbangan sedemikian rupa hingga ujung timbangan berada pada garis
tengah atau dalam kondisi nol. Jika beban yang tersedia pada timbangan tidak mencukupi
untuk mengukur berat kerikil tersebut, timbangan dapat ditambahkan dengan beban
tambahan yang tersedia;
21. Jika ujung timbangan telah berada pada garis tengah atau telah dalam kondisi nol, baca
dan jumlahkan beban yang digunakan dalam menimbang sampel kerikil tersebut. Jumlah
beban yang diperoleh pada proses ini merupakan beban dari benda uji kering oven.
22. Catat seluruh hasil penimbangan, meliputi beban dari benda uji di udara, beban dari
benda uji di dalam air, dan beban dari benda uji kering oven pada form yang telah
disediakan.
23. Dari hasil pengujian, diperoleh data sebagai berikut:
Keterangan Satuan Hasil Pengujian Sampel
S.01 S.02 S.03
Berat Benda Uji di Udara gr 1045.5 1351 1918
Berat Benda Uji dalam Air gr 584 746 1085
Berat Benda Uji Kering gr 984 1261 1806
Oven

2.4 Pengukuran Berat Volume


Pasir
1. Peralatan
Dalam proses pengukuran berat volume pada pasir, peralatan yang diperlukan antara lain:
1. Sekop;
2. Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang;
3. Sekop Splitter;
4. Sekop Tangan;
5. Ompreng;
6. Wadah;
7. Timbangan;
8. Mold;
9. Spatula;

2. Bahan
Dalam proses pengukuran berat volume pada pasir, bahan yang diperlukan antara lain:
I. Sampel Pasir;

3. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam proses pengukuran berat volume pada pasir adalah sebagai berikut:
1. Ambil pasir yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan pada ompreng
secukupnya;
2. Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel yang
diletakkan di sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
3. Ambil dan masukkan sampel pasir sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter dengan
menggunakan bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
4. Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel pasir
tersebut ke dalam dua wadah yang berbeda;
5. Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel pasir dalam ompreng habis dan diperoleh
dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam wadah yang berbeda
dengan pembagian 1/2 dan 1/2;
6. Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara bertahap
hingga diperoleh sampel dengan komposisi 1/4 dari total sampel awal;
7. Ambil dan campurkan salah satu sampel 1/2 dengan salah satu sampel 1/4 yang tersisa
dalam satu wadah dan simpan sampel tersebut;
8. Timbang berat mold kosong. Catat berat yang diperoleh pada form yang telah disediakan;
9. Timbang berat mold kosong + kaca penutup. Catat berat yang diperoleh pada form yang
telah disediakan;
10. Data yang diperoleh pada tahapan ke-8 dan ke-9 dapat digunakan seterusnya pada
pengukuran berat volume kerikil dan semen;
11. Masukkan sampel pasir yang telah disimpan sebelumnya ke dalam mold hingga
memenuhi seluruh mold. Ratakan permukaan pasir dengan spatula;
12. Timbang berat mold + benda uji. Catat berat yang diperoleh pada form yang telah
disediakan.
13. Dari hasil pengujian, diperoleh data sebagai berikut:
Keterangan Satuan Hasil Pengujian Sampel
S.01 S.02 S.03
Berat Mold gr 2200 2200 2200
Berat Mold + Benda Uji gr 5900 5800 6000
Berat Mold + Kaca Penutup gr 4500 4500 4500
Berat Mold + Air + Kaca gr 7500 7500 7500
Penutup

Kerikil
Peralatan
Dalam proses pengukuran berat volume pada pasir, peralatan yang diperlukan antara lain:
Sekop;
Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang;
Sekop Splitter;
Sekop Tangan;
Ompreng;
Wadah;
Timbangan;
Mold;
Spatula;

Bahan
Dalam proses pengukuran berat volume pada pasir, bahan yang diperlukan antara lain:
Sampel Kerikil;

Langkah Kerja
Langkah kerja dalam proses pengukuran berat volume pada kerikil adalah sebagai berikut:
Ambil kerikil yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan pada ompreng
secukupnya;
Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel yang diletakkan di
sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
Ambil dan masukkan sampel kerikil sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter dengan menggunakan
bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel kerikil tersebut ke
dalam dua wadah yang berbeda;
Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel kerikil dalam ompreng habis dan diperoleh dua
sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam wadah yang berbeda dengan
pembagian 1/2 dan 1/2;
Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara bertahap hingga diperoleh
sampel dengan komposisi 1/4 dari total sampel awal;
Ambil dan campurkan salah satu sampel 1/2 dengan salah satu sampel 1/4 yang tersisa dalam
satu wadah dan simpan sampel tersebut;
Setelah disimpan, masukkan sampel kerikil ke dalam mold hingga memenuhi seluruh mold. Ratakan
permukaan kerikil dengan spatula, tambal permukaan yang masih berlubang dengan kerikil
sampai serapat mungkin;
Timbang berat mold + benda uji. Catat berat yang diperoleh pada form yang telah disediakan.
Dari hasil pengujian, diperoleh data sebagai berikut:
Keterangan Satuan Hasil Pengujian Sampel
S.01 S.02 S.03
Berat Mold gr 2200 2200 2200
Berat Mold + Benda Uji gr 5900 5900 5800
Berat Mold + Kaca Penutup gr 4500 4500 4500
Berat Mold + Air + Kaca gr 7500 7500 7500
Penutup
Semen
a. Peralatan
Dalam proses pengukuran berat volume pada pasir, peralatan yang diperlukan antara lain:
1. Sekop Tangan;
2. Timbangan;
3. Mold;
4. Kaca Penutup;
5. Spatula;
6. Pipet;
7. Lap.

b. Bahan
Dalam proses pengukuran berat volume pada semen, bahan yang diperlukan antara lain:
2 Semen;
3 Air.

c. Langkah Kerja
Langkah kerja dalam proses pengukuran berat volume pada semen adalah sebagai berikut:
1. Masukkan semen ke dalam mold hingga memenuhi seluruh mold. Ratakan permukaan
kerikil dengan spatula;
2. Timbang berat mold + benda uji. Catat berat yang diperoleh pada form yang telah
disediakan;
3. Ambil kembali mold, isi dengan air hinggap memenuhi stoples;
4. Tutup perlahan menggunakan kaca penutup hingga tidak tersisa gelembung udara, jika
masih terdapat gelembung udara, tambahkan kembali air dengan bantuan pipet hingga
benar-benar tidak tersisa gelembung udara;
5. Lap seluruh permukaan mold dan kaca penutup dari tetesan-tetesan air;
6. Timbang berat mold + air + kaca penutup. Catat berat yang diperoleh pada form yang
telah disediakan;
7. Data yang diperoleh pada tahapan ke-3 sampai ke-6 dapat digunakan seterusnya pada
pengukuran berat volume kerikil dan pasir.
8. Dari hasil pengujian, diperoleh data sebagai berikut:
Keterangan Satuan Hasil Pengujian Sampel
S.01 S.02 S.03
Berat Mold gr 2200 2200 2200
Berat Mold + Benda Uji gr 5800 5800 5800
Berat Mold + Kaca Penutup gr 4500 4500 4500
Berat Mold + Air + Kaca gr 7500 7500 7500
Penutup

Anda mungkin juga menyukai