Anda di halaman 1dari 23

Makalah

Bahan sementius dan pengujian semen

Disusun oleh:

Muhammad Arfan Ritonga (2205131006)

TPJJ 2A

Pengujian Bahan I | 4
PEMBAHASAN

2.1 DASAR TEORI

Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus
harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan.Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari
5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-
bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar Lumpur melampaui 5%,
maka agregat harus dicuci
.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar
yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih
tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar
harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat
kering) Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan
0,063 mm. Apabila kadar Lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.

Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk menjadi pelumas antara
butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Untuk memperoleh beton
dengan kekuatan yang maksimal maka penggunaan air harus diperhatikan. Jika nilai
kadar airnya besar dapat mempengaruhi kualitas beton. Selain itu, nilai kadar air juga
dipengaruhi oleh absorpsi material yang digunakan.

Semen adalah hidrolik binder (perekat hidrolis) yaitu senyawa yang terkandung
di dalam semen tersebut dapat bereaksi dengan air dan membentuk zat baru yang bersifat

Pengujian Bahan I | 5
sebagai perekat terhadap batuan. Semen yang digunakan untuk bahan beton adalah semen
Portland atau semen Portland pozzolan. Penggunaan jenis semen disesuaikan dengan
kondisi di lapangan.

PEMBAHASAN

2.2 PENYIAPAN BAHAN BENDA UJI

1. Prosedur Persiapan :
 Peralatan :
A. Ompreng besar
B. Ompreng kecil bentuk segi empat
C. Baskom
D. Spliter agregat halus
E. Spliter agregat kasar
F. Saringan
G. Sekrop
H. Serok
I. Cetok
J. Oven

 Bahan :
Agregat halus (pasir tipe batu pecah) ukuran 0,5 mm
Agregat kasar (kerikil tipe batu pecah) ukuran 20 – 30 mm

Pengujian Bahan I | 6
 Persiapan Bahan Untuk Masing-Masing Kelompok :
Pasir sebanyak 5kg
Kerikil sebanyak 10kg

 Langkah Kerja :
A. Untuk Agregat Kasar (Kerikil)
1. Menuangkan agregat kasar ke dalam ompreng besar
2. Mengaduk agregat kasar, karena agregat kasar terdiri dari dua
karung yang berbeda maka perlu diaduk secara merata.
3. Menyiapkan spliter ukuran 20 – 30 mm . Spliter diletakkan
diantara 2 ompreng besar, (tujuannya supaya agregat kasar
yang dituang melalui splitter jatuh pada 2 ompreng
dibawahnya, sehingga jumlah agregat kasar antara 2 ompreng
tersebut jumlahnya hampir sama)
4. Membagi Agregat kasar dengan menggunakan sekop menjadi
2 bagian dengan cara menuangkan agregat kasar melalui
spliter dan jatuh pada ompreng dibawahnya. Ratakan dengan
cetok supaya agregat tidak jatuh keluar ompreng
5. Membagi 2 agregat diatas masing masing menjadi 4 bagian
menggunakan splitter, sehingga kita mendapat 8 bahan agreat
di 8 ompreng berbeda, karena kita Cuma memerlukan 6
ompreng, maka 2 ompreng yang terdapat agregatnya
dimasukan kembali ke dalam karung dan disimpan untuk
bahan pembuatan beton.
6. Memindahkan agregat kasar dari ompreng persegi ke dalam
baskom bundar
7. Mencuci agregat dengan menggunakan air, jika perlu
gunakan bantuan saringan untuk mencucinya. Pada saat
pencucian agregat tersebut, unsur- unsur lain sepeti pasir,
kotoran, sampah dan debu harus benar- benar hilang,

Pengujian Bahan I | 7
sehingga yang tersisa harus agregat kasar yang benar-benar
bersih.
8. Mengisi baskom yang telah terisi agregat dengan air
secukupnya, lalu diamkan selama 24 jam. Tujauan direndam
supaya seluruh pori terisi oleh air

B. Untuk agregat halus (pasir)


1. Menuangkan agregat halus ke dalam ompreng besar
2. Mengaduk agregat dengan sekop, tujuannya agar tercampur
rata karena agregat terdiri dari 2 karung yang berbeda.
3. Menyiapkan splitter untuk pasir dan diletakkan diatas 2
ompreng berbeda.
4. Menuangkan agregat ke dalam spliter dengan menggunakan
serok sehingga didapat 6 bagian yang berbeda di tiap tiap
ompreng
5. Membagi 1 bagian agregat dari 6 agregat diatas menjadi 3
bagian , ¼ bagian disiapkan untuk di oven (analisa ayakan)
dengan suhu 1100 C , ¼ yang lainnya untuk direndam selama
24 jam (berat jenis) dan sisanya lagi ½ disimpan untuk
persiapan membuat beton. (selama proses pembaian selalu
mengguanakan spliter)
6. Memasukan ¼ bagian pertama kedalam oven dengan suhu
1100 C diamkan selama 24 jam
7. Menaruh ¼ bagian kedua ditaruh di dalam lab yang telah
direndam dan didiamkan selama 24 jam. Tujauan direndam
supaya seluruh pori terisi oleh air

Pengujian Bahan I | 8
PEMBAHASAN

2.3. ANALISA AYAKAN (SIEVE SHAKE)

1. Prosedur Pengujian
 Peralatan :
A. Neraca digital
B. Cetok / Spatula
C. Baskom
D. Wadah bundar
E. Satu set ayakan
F. Kuas pembersih
G. Splitter agregat halus
H. Stopwatch
I. Spidol

 Benda Uji :
± 500 gram agregat halus yang telah di oven selama 24 jam

 Langkah Kerja :
1. Menyiapkan alat alat dan benda uji seperti : agregat halus,
splitter agregat halus, ompreng, wadah bundar, neraca digital,
ayakan serta sieve shake.
2. Mengeluarkan benda uji (agregat halus) dari dalam oven
3. Membagi agregat halus dengan spliter agregat halus sehingga
didapat ± 500 gram. Sisanya disimpan karena tidak digunakan.
4. Menimbang agregat halus dengan menggunakan neraca digital
lalu catat hasilnya.
5. Menyiapkan satu set ayakan lengkap dengan FAN penutup dan
saringannya.

Pengujian Bahan I | 9
6. Mengelap bersih satu set ayakan tersebut dengan menggunakan
kuas hingga bersih sehingga tidak terdapat debu atau kotoran
yang sebelumnya menempel pada ayakan, tujuan dibersihkan
adalah supaya debu/kotoran yang menempel pada ayakan tidak
mempengaruhi hasil penimbangan nanti.
7. Menimbang satu persatu ayakan dari mulai ayakan no 19 sampai
no 0.075 tidak lupa juga ditimbang FAN nya. Lalu catat berat
masing masing ayakan.
8. Menyusun ayakan dari yang no terkecil ke nomor ayakan
terbesar (bawah ke atas) adapun susunannya adalah sbb : FAN,
0.075, 0.150, 0.300, 0.600, 1.180, 2.360, 4.750, 9.500, 19.000
terakhir penutup.
9. Menuangkan agregat halus dari atas ayakan kemudian pasang
ayakan yang telah terisi agregat halus ke alat sieve shake, ikat
ayakan yang telah disusun dan telah terisi agregat halus dengan
kawat. Tujuannya supaya ayakan tidak lepas pada proses
pengocokan
10. Menyiapkan stopwatch yang diatur selama 15 menit, nyalakan
stopwatch bersamaan dengan alat sieve shake nya.
11. Mengangkat ayakan setelah diayak selama 15 menit.
12. Menimbang berat agregat tertahan tiap masing masing ayakan +
berat ayakan, ditimbang mulai ayakan nomor 19 sampai FAN
nya. Catat hasilnya pada table yang telah tersedia.
13. Membersihkan ayakan dari agregat yang tertahan pada tiap-tiap
ayakan dengan menggunakan kuas hingga bersih kemudaian
taruh kembali pada tempatnya.
14. Menyimpan agregat halus yang telah selesai pengujian analisa
ayakan pada wadah kecil kemudian temple plaster dan
cantumkan nama kelompok yang bersangkutan.

Pengujian Bahan I | 10
PEMBAHASAN

2.4 BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT

1. Prosedur Pengujian
 Peralatan (berat jenis agregat halus)
A. Karung
B. Neraca digital
C. Cetok / Spatula
D. Baskom
E. Wadah bundar
F. Toples kaca dan penutupnya
G. Kerucut terpancung dan penumbuknya
H. Alas Kaca
I. Kuas pembersih
J. Sendok plastik
K. Oven

 Peralatan (berat jenis agregat kasar)


A. Neraca Ohaus
B. Wadah bundar
C. Lap kering
D. Ompreng
E. Spliter agregat kasar
F. Oven

 Benda uji :
± 500 gram agregat halus yang telah di rendam 24 jam

Pengujian Bahan I | 11
± 1000 gram agregat kasar yang telah dilap ketika sebelumnya telah
direndam selama 24 jam

 Langkah Kerja Berat Jenis Agregat Halus


1. Menyiapkan agregat halus yang telah direndam selama 24 jam
kemudian tiriskan airnya, saat meniriskan air diusahakan agar
agreagat halus tidak ikut terbuang.
2. Menyiapkan karung untuk alas, taruh karung ditempat yang agak
mereng dan terkena sinar matahari.
3. Menaruh agregat halus yang masih basah diatas karung yang telah
disiapkan sebelumnya, kemudian ratakan dengan cetok / spatula
usahakan supaya merata kesemua bagian alas sehingga didapat
keadaan agregat halus pada keadaan SSD.
4. Mengepal agregat halus untuk mengetahui apakah kira-kira sudah
dalam keadaan SSD, apabila setelah dikepal kepal ternyata hancur
1/3 bagian berarti sudah dapat dilakukan pengujian dengan kerucut
terpancung. Ciri-cirinya adalah terlihat agregat halus seperti
berwarna keputih-putuhan.
5. Menyiapkan alat-alat seperti : Kerucut terpancung serta
penumbuknya, kaca, kuas pembersih / lap, wadah kecil dan cetok
atau spatula.
6. Menata sedemikian rupa sehingga terlihat kerucut terpancung berada
diatas kaca.
7. Memasukkan agregat halus kedalam kerucut terpancung dengan
cetok / spatula sebanyak setengah kerucut lalu tumbuk 10 kali, perlju
diperhatikan saat menumbuk tidak perlu memakai tenaga, melainkan
biarkan penumbuk jatuh bebas menumbuk agregat halus yang
terdapat didalam krucut terpancung, lakukan sekali lagi dengan
dengan mengisi kerucut terpancung hamper penuh lalu tumbuk lagi

Pengujian Bahan I | 12
10 kali, terakhir isi penuh dan tumbuk lagi 5 kalilalu ratakan
ujungnya.
8. Membersihkan area sekitar kerucut terpancung dengan lap atau kuas
9. Mengangkat kerucut terpancung secara vertical lalu amati apabila
agregat halus runtuh bagian pinggir atasnya dan setidaknya masih
berbentuk kerucut berarti berhasil dan kondisi demikian sudah dapat
dikatakan sebgai kondisi agregat halus SSD .
10. Membagi agregat halus dengan splitter sehingga didapat agregat
halus sebanyak ± 500 gram, sisanya disimpan.
11. Menyiapkan ±500 gram agregat halus, neraca digital, toples kaca
serta penutupny, air dan pipet tetes serta lap kain.
12. Meninbang toples kosong beserta penutup kacanya pada neraca
digital lalu catat hasilnya
13. Masukkan agregat halus yang telah pada kondisi SSD kedalam toples
kaca lalu timbang toples kaca yang telah terisi agregat haalus SSD
beserta penutup kaca pada neraca digital. Catat hasilnya pada table
14. Memasukkan air kedalam toples yang telah terisi agregat halus tadi
aduk dengan sendok plastic supaya air tercampur merata dengan
agregat halusnya.
15. Memenuhkan toples yang telah terisi agregat halus dengan air
menggunakan pipet tetes ,tutup dengan penutup kaca sehingga
diusahakan tidak terdapat gelembung udara didalam toples, lab bersih
bagian luar toples dengan lap kering timbang pada neraca digital
kemudian catat hasilnya.
16. Mengeluarkan agregat halus pada poin 15 tadi kemudian tuangkan
kedalam wadah , biarkan kira-kira selama 1-2 jam sehingga
lumpurnya mengendap.
17. Mencuci bersih toples kaca dengan air kemudian isi penuh kembali
dengan air. Tutup toples dengan kaca usahakan tidak ada gelembung
udara yang terperangkap didalamnya, lab bersih bagian luar toples

Pengujian Bahan I | 13
dengan lap kering. Timbang dengan neraca digital kemudian catat
hasilnya.
18. Mengosongkan toples tadi kemudian di lab bersih lalu ditaruh pada
tempatnya.
19. Meniriskan air pada benda uji yang telah didiamkan tadi selama 1-2
jam dengan cara disedot menggunakan pipet tetes, kemudian
masukan ke dalam oven dengan suhu 1100 C oven selama 24 jam.

 Langkah Kerja Berat Jenis Agregat Kasar


1. Menyiapkan agregat kasar yang telah direndam selama 24 jam tadi
beserta alat alat seperti : neraca ohaus, wadah bundar, lap kering dua
buah ompreng serta splitter agregat kasar
2. Mengeringkan agregat kasar dengan menggunakan lab kering, hingga
terjadi kondisi kering permukaan.
3. Membagi agregat kasar yang telah di lap kering permukaan dengan
menggunakan spliter sehingga didapat agregat kasar ± 1000 gram
4. Menyeting neraca ohaus pada posisi nol dengan wadah penampung
agregat kasar.
5. Menimbang berat agregat kasar pada saat diudara, amati lalu catat
hasilnya
6. Menimbang berat agregat kasar didalam air, dengan cara agregat
kasar dimasukkan kedalam keranjang yang berada dibawah neraca
ohaus lalu direndam. Amati kemudian catat hasilnya.
7. Mengeluarkan aregat kasar dari dalam air, kemudian masukan ke
dalam wadah lalu dimasukkan kedalam oven dengan suhu ± 110 0 C.
Diamkan selama 24 jam.

PEMBAHASAN

1.5 VOLUME atau BERAT ISI AGREGAT

Pengujian Bahan I | 14
1. Prosedur Pengujian
 Peralatan Berat Isi Agregat
A. Neraca ohaus
B. Neraca digital
C. Kaca
D. Sekrop
E. Cetok
F. Bejana serta alat peratanya
G. Ompreng besar
H. Ompreng sedang
I. Lap kering

 Benda Uji :
Untuk pengujian berat volume agregat halus,
Untuk pengujian berat volume agregat kasar
Untuk Pengujian berat volume semen

 Langkah Kerja Pengujian Berat Volume Agregat Halus


1. Mengambil agregat halus yang telah dioven sebelumnya selama 24
jam, kemudian timbang pada neraca digital kemudian catat hasilnyan
pada table pemeriksaan berat jenis agregat halus, setelah ditimbang
tuang agregat halus pada ompreng dan campur dengan agregat halus
lainnya.
2. Mengaduk agregat halus yang telah dicampur dengan agregat halus
lainnya pada sebuah ompreng besar menggunakan sekrop. Aduk serta
pastikan semua tercampur rata.
3. Menimbang berat bejana kosong pada neraca digital kemudian catat
hasilnya
4. Menimbang bejana kosong + tutup kaca pada neraca digital
kemudian catat hasilnya

Pengujian Bahan I | 15
5. Menyiapkan bejana kosong, kaca penutup , dan ompreng kecil.
6. Mengisi bejana dengan dengan agregat halus menggunakan cetok
kemudian ratakan permukaan atasnya menggunakan besi perata.
7. Menimbang Bejana + benda uji + tutup kaca , kemudian catat
hasilnya.
8. Menuangkan agregat halus yang telah ditimbang pada ompreng yang
tadi, lalu bersihkan dengan lap atau kuas.
9. Mengisi bejana dengan air + tutup kaca, usahakan supaya tidak
terdapat air pada bejana lalu tutup dengan kaca penutup, dilap
permukaan bejana hingga tidak ada air di bagian luar bejana dan kaca
10. Menimbang bejana + air + kaca penutup pada neraca digital
kemudian catat hasilnya.

 Langkah Kerja Pengujian Berat Volume Agregat Kasar


1. Mengambil agregat kasar yang telah dioven sebelumnya selama 24
jam, kemudian timbang pada neraca ohaus kemudian catat hasilnyan
pada table pemeriksaan berat jenis agregat , setelah ditimbang tuang
agregat kasar pada ompreng dan campur dengan agregat kasar
lainnya.
2. Mengaduk agregat kasar yang telah dicampur dengan agregat kasar
lainnya pada sebuah ompreng besar menggunakan sekrop. Aduk
serta pastikan semua tercampur rata.
3. Karena bejana dan tutup yang digunakan adalah sama, maka tidak
perlu lagi menimbang berat bejana lagi
4. Menngisi bejana dengan agregat kasar kemudian timbang dengan
penutup kacanya, kemudian catat hasilnya.
5. Menuangkan agregat kasar ke ompreng semula.

 Langkah Kerja Pengujian Berat Volume Semen


1. Menuangkan semen pada ompreng besar
2. Mengisi bejana dengan semen kemudian ratakan permukaannya.

Pengujian Bahan I | 16
3. Sama seperti langkah sebelumnya, karena bejana dan tutup yang
digunakan adalah sama, maka tidak perlu lagi menimbang berat
bejananya
4. Menngisi bejana dengan semen kemudian timbang dengan penutup
kacanya, kemudian catat hasilnya.
5. Menuangkan semen ke ompreng semula.
6. Membersihkan alat alat yang telah dipakai kemudian taruh ditempat
semula.

PEMBAHASAN

1.6 PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS

1. Prosedur Pengujian

 Peralatan
A. Tabung Ukur
B. Sekrop / cetok
C. Lap Kering
D. Pipet tetes

 Benda Uji
± 500 ml agregat halus (pasir)

 Langkah Kerja
1. Menyiapkan tabung ukur, besihkan terlebih dahulu
2. Menyiapkan agregat halus pada wadah kecil.
3. Mengisi tabung ukur dengan agregat halus sebanyak ± 500ml,

Pengujian Bahan I | 17
menuangkannya menggunakan sendok khusus, usahakan
supaya tidak tercecer di lantai.
4. Mengisi tabung ukur dengan air kira-kira sebanyak setengan
dari tinggi tabung ukur
5. Mengocok tabung ukur dengan tangan, tujuaanya supaya
agregat halus
tercampur merata dengan air. Usahakan padaa saat
mengocok tidak ada air dan agregat halus yang tumpah
keluar.
6. Mengisi penuh tabung ukur dengan air, kemudian diamkan
selama 24 jam. Tujuannya supaya lumpur mengendap dan
keesokan harinya kita dapat mengukur kadar lumpurnya.

PEMBAHASAN

2.7 PROSES PENCAMPURAN ADUKAN & PEMBUATAN BENDA UJI BETON


15x15X15

1. Prosedur Pengerjaan

 Peralatan :
A. Neraca duduk

Pengujian Bahan I | 18
B. Ompreng besar
C. Cetok
D. Kunci pas
E. Kerucut Abram + alas + besi rojok
F. Roskam
G. Kuas
H. Pelulas
I. 2 buah cetakan beton ukuran 15 x 15 x 15
J. Gelas ukur 2000ml
K. Meteran

 Bahan-Bahan :
Agregat kasar
Agregat halus
Semen
Air

 Langkah Kerja :
1. Menimbang semen sesuai kebutuhan material yang telah
dihitung sebelumnya.
2. Menyiapkan air sesuai kebutuhan material yang telah dihitung
juga.
3. Menyiapkan alat alat yang diperlukan seperti ompreng, setok
4. Menghitung kadar air penyerapan, sehingga didapat total air
yang perlu ditambah adalah 400ml.
5. Mencampur agregat halus, agregat kasar dan semen dalam
ompreng.
6. Menambahkan air dalam campuran adukan hingga terlihat
seperti bubur sumsum.
7. Menyiapkan kerucut abram lengkap dengan alas dan besi
rojoknya

Pengujian Bahan I | 19
8. Memasukan campuran kedalam kerucut hingga 1/3 bagian
dan tumbuk sebanyak 25kali, kembali masukan campuran
kedalam kerucut hingga 2/3 bagian dan tumbuk lagi 25kali,
kemudian isi penuh tumbuk sebanyak 25 kali, serta terakhir
isi penuh dan ratakan.Bersihkan area sekitar kerucut
kemudian tahan Selama 30 detik.
9. Mengangkat kerucut abram, balikan kerucut dan taruh
disamping campuran tadi.
10. Apabila nilai slump kurang dari 7 ml tambahkan air (jumlah
tambahan air harus dicatat)
11. Ulangi kegiatan mengaduk dan ulangi mengukur nilai
slumnya.
12. Mengukur tinggi campuran yang runtuh kemudian catat
hasilnya.
13. Menyiapkan 2 besi cetakan beton da nisi penuh setiap cetakan
dengan campuran tadi.
14. Ratakan permukaan campuran yang telah di dimasukan
kedalam cetakan menggunakan Raskom.
15. Menaruh benda uji ditempat yang teduh dan aman.
16. Membersihkan alat alat yang telah selesai dipakai kemudia
taruh ditempat semula.

PEMBAHASAN

2.8 TEST KUAT TEKAN BETON

1. Prosedur Pengerjaan

 Peralatan :

Pengujian Bahan I | 20
A. Kunci pas
B. Kuas serta oli
C. Cetok
D. Mesin uji kuat tekan beton
E. Kapur

 Benda uji :
Dua buah beton ukuran 15x15x15

 Langkah Kerja :
1. Mengeluarkan beton dari cetakan
2. Membersihkan cetakan dan rapikan
3. Menimbang benda uji kemudian catat hasilnya
4. Menyalakan mesin uji kuat tekan beton kemudian di setting
sedemikian rupa
5. Memasukan satu persatu benda uji kedalam mesin kemudian
pencet tombol mesin
6. Mencatat hasil yang ditunjukan pada layar monitor mesin
7. Menaruh kembali benda uji pada tempatnya dengan rap

PEMBAHASAN

2.9 LAMPIRAN PEKERJAAN

MEMBAGI DAN MEMPERSIAPKAN BAHAN

Pengujian Bahan I | 21
Pengujian Bahan I | 22
PROSES MERENDAM AGREGAT KASAR PROSES PENIRISAN AIR

Pengujian Bahan I | 23
PERSIAPAN PENJEMURAN AG. HALUS PENGERINGAN AG. KASAR
DGN LAP

Pengujian Bahan I | 24
PROSES PENJEMURAN AG. HALUS PERSIAPAN UJI SSD AG.
HALUS

TEST PENGUJIAN SSD AG. HALUS PENGOCOKAN UNTUK UJI K.


LUMPUR

Pengujian Bahan I | 25
Pengujian Bahan I | 26

Anda mungkin juga menyukai